Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan • Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Kepustakaan Pengertian

74 Nyeri wajah atipikal 6. Pemeriksaan Penunjang ‐ MRI kepala ‐ MRA pada nervus trigeminal dan brain stem

7. Tatalaksana Non invasif:

Farmakologis ‐ Antikonvulsan: ‐ Karbamazepine 200-1200 mghari yang secara bertahap dapat ditambah hingga rasa sakit hilang atau mulai timbul efek samping,selama periode remisi dosis dapat dikurangi secara bertahap. ‐ Oxkarbazepine 600-3000 mghari yang secara bertahap ditingkatkan untuk mengontrol rasa sakitnya. ‐ Gabapentine 300-3600 mghari dan ditambah hingga dosis maksimal. ‐ Phenitoin 100-200 mg hari ‐ Phenobarbital 50-100 mg hari ‐ Clobazam 10 mg hari ‐ Topiramate 100 – 400 mg hari ‐ Pregabaline 50-75 mg hari ‐ Mecobalamine 500 – 1000 mcghari Non Farmakologik: Rehabilitasi medik Minimal invasif: Atas indikasi - Ganglion Gasserian Radiofrekuensi Ablasi - Glycerol rhizolisis Konsul bedah saraf : bila terapi farmaka adekuat gagal dan ditemukan lesi sinkenesis atau penekanan N. trigeminus Terapi kausal : pada neuralgia trigeminal simtomatik 8. Edukasi Neuralgia trigeminal bersifat eksaserbasi dan remisi 9. Prognosis Ad vitam = ad bonam Ad sanationam = dubia ad malam Ad fungsionam = dubia ad malam

10. Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan • Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

Skrining diagnostik 75 • PPK 2 RS tipe B dan C : Talaksana medis sesuai dengan ketersediaan fasilitas • PPK 3 RS tipe A : Talaksana medis komprehensif, minimal invasive dan surgikal

11. Kepustakaan

1. PenatalaksanaanNyeriNeuropatik. PokdiNyeri PERDOSSI. 2011 2. Sharav Y, 2002, Orofacial Pain : Dental Vascular Neuropathic, In: Pain- An Updated Review, Seattle, IASP Press, Hal: 440-2 3. Martin SA, Allan RH. Samuel’s manual of neurologic therapeutic. Lippincott williamswilkins. 2012 4. Siccoli MM, Bassetti CL, Sándor PS. Facial pain: clinical differential diagnosis. Lancet Neurology 2006; 5: 257-67 5. Delzell JE, Grelle AR. Trigeminal neuralgia. New treatment options for a well-known cause of facial pain. Arch Fam Med. 1999;83:264–268. 6. Zundert JV, Patijn J, Hartrick CT, et al editors. Evidence-based Interventional Pain Medicine: According to clinical diagnosis. Wiley- Blackwell 7. Machikanti L, Abdi S, Athuri S, et al. An Update of Comprehensive Evidence-Based Guidelines for Interventional Techniques in Chronic Spinal Pain. Part II: Guidance and recommendation. Pain Physician 2013; 16:S49-S283. 8. Ravin, Antieri, Pasquarello. Principles of Prolotherapy. 2008. 9. Raj PP, Lou L, Erdine S, et al. Interventional Pain Management: Image- Guided Procedures. 2nd ed. Philadelphia: Saunders-Elsevier. 2008 76 CERVICALGIA CERVICAL SYNDROME Kode ICD 10: G54.2

1. Pengertian

Nyeri leher cervicalgia dapat terjadi sebagai akibat dari abnormalitas dari jaringan lunak seperti otot, ligamen, saraf; juga tulang ataupun diskus dari vertebra. Nyeri leher yang berasal dari vertebra cervical karakteristiknya dipicu oleh gerakan dan disertai oleh nyeri tekan fokal dan keterbatasan gerak. Nyeri leher yang terkait dengan spondylosis umumnya bilateral sedangkan nyeri leher yang dikaitkan dengan radikulopati umumnya menunjukkan gejala unilateral. Radikulopati cervical dapat menyebabkan nyeri yang terjadi pada leher dan nyeri menjalar pada lengan sesuai dengan distribusi dari radiks saraf yang spesifik. Keluhan radikulopati sangat mungkin diikuti dengan keluhan motorik dan sensorik. Syndrom cervical merupakan pengelompokan dari kondisi yang menyebabkan suatu iritasi dari radiks cervical.

2. Anamnesis