Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan • Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Kepustakaan Pengertian
7. Tatalaksana Non invasif:
Farmakologis ‐ Antikonvulsan: ‐ Karbamazepine 200-1200 mghari yang secara bertahap dapat ditambah hingga rasa sakit hilang atau mulai timbul efek samping,selama periode remisi dosis dapat dikurangi secara bertahap. ‐ Oxkarbazepine 600-3000 mghari yang secara bertahap ditingkatkan untuk mengontrol rasa sakitnya. ‐ Gabapentine 300-3600 mghari dan ditambah hingga dosis maksimal. ‐ Phenitoin 100-200 mg hari ‐ Phenobarbital 50-100 mg hari ‐ Clobazam 10 mg hari ‐ Topiramate 100 – 400 mg hari ‐ Pregabaline 50-75 mg hari ‐ Mecobalamine 500 – 1000 mcghari Non Farmakologik: Rehabilitasi medik Minimal invasif: Atas indikasi - Ganglion Gasserian Radiofrekuensi Ablasi - Glycerol rhizolisis Konsul bedah saraf : bila terapi farmaka adekuat gagal dan ditemukan lesi sinkenesis atau penekanan N. trigeminus Terapi kausal : pada neuralgia trigeminal simtomatik 8. Edukasi Neuralgia trigeminal bersifat eksaserbasi dan remisi 9. Prognosis Ad vitam = ad bonam Ad sanationam = dubia ad malam Ad fungsionam = dubia ad malam10. Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan • Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Skrining diagnostik 75 • PPK 2 RS tipe B dan C : Talaksana medis sesuai dengan ketersediaan fasilitas • PPK 3 RS tipe A : Talaksana medis komprehensif, minimal invasive dan surgikal11. Kepustakaan
1. PenatalaksanaanNyeriNeuropatik. PokdiNyeri PERDOSSI. 2011 2. Sharav Y, 2002, Orofacial Pain : Dental Vascular Neuropathic, In: Pain- An Updated Review, Seattle, IASP Press, Hal: 440-2 3. Martin SA, Allan RH. Samuel’s manual of neurologic therapeutic. Lippincott williamswilkins. 2012 4. Siccoli MM, Bassetti CL, Sándor PS. Facial pain: clinical differential diagnosis. Lancet Neurology 2006; 5: 257-67 5. Delzell JE, Grelle AR. Trigeminal neuralgia. New treatment options for a well-known cause of facial pain. Arch Fam Med. 1999;83:264–268. 6. Zundert JV, Patijn J, Hartrick CT, et al editors. Evidence-based Interventional Pain Medicine: According to clinical diagnosis. Wiley- Blackwell 7. Machikanti L, Abdi S, Athuri S, et al. An Update of Comprehensive Evidence-Based Guidelines for Interventional Techniques in Chronic Spinal Pain. Part II: Guidance and recommendation. Pain Physician 2013; 16:S49-S283. 8. Ravin, Antieri, Pasquarello. Principles of Prolotherapy. 2008. 9. Raj PP, Lou L, Erdine S, et al. Interventional Pain Management: Image- Guided Procedures. 2nd ed. Philadelphia: Saunders-Elsevier. 2008 76 CERVICALGIA CERVICAL SYNDROME Kode ICD 10: G54.21. Pengertian
Nyeri leher cervicalgia dapat terjadi sebagai akibat dari abnormalitas dari jaringan lunak seperti otot, ligamen, saraf; juga tulang ataupun diskus dari vertebra. Nyeri leher yang berasal dari vertebra cervical karakteristiknya dipicu oleh gerakan dan disertai oleh nyeri tekan fokal dan keterbatasan gerak. Nyeri leher yang terkait dengan spondylosis umumnya bilateral sedangkan nyeri leher yang dikaitkan dengan radikulopati umumnya menunjukkan gejala unilateral. Radikulopati cervical dapat menyebabkan nyeri yang terjadi pada leher dan nyeri menjalar pada lengan sesuai dengan distribusi dari radiks saraf yang spesifik. Keluhan radikulopati sangat mungkin diikuti dengan keluhan motorik dan sensorik. Syndrom cervical merupakan pengelompokan dari kondisi yang menyebabkan suatu iritasi dari radiks cervical.2. Anamnesis
Parts
» Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Pengertian Anamnesis Pemeriksaan Fisik
» Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Prognosis
» Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
» Edukasi Prognosis Kepustakaan Pengertian
» Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana Terapi Akut :
» Edukasi Prognosis Kepustakaan Anamnesis
» Pemeriksaan Fisik Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang
» Tatalaksana Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding
» Edukasi Prognosis Kepustakaan Pengertian Anamnesis Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis
» Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang
» Kepustakaan Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Pengertian Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Anamnesis Pemeriksaan Fisik Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Edukasi Prognosis Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan Kepustakaan
» Anamnesis Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis
» Tatalaksana Edukasi Prognosis Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan Kepustakaan
» Anamnesis Pemeriksaan fisik Kriteria diagnosis Diagnosis banding
» Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding
» Pemeriksaan Penunjang Algoritma Manajemen Herpes Zoster Tata Laksana A. Pencegahan:
» Anamnesis Diagnosis Banding Tatalaksana Non invasif:
» Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang
» Edukasi Pengertian Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
» Prognosis Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan • Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
» Pengertian Anamnesis Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Deferensial Diagnosis Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
» Kriteria Diagnosis Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana Algoritma Tatalaksana Bell’s Palsy
» Anamnesis Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Kepustakaan Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, 2015 Pengertian
» Kepustakaan Anamnesis Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Pemeriksaan Fisik Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana Edukasi Prognosis
» Pengertian Anamnesis Diagnosis Banding
» Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana Edukasi
» Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Spondilitis Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
» Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
» Edukasi Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan Kepustakaan Pengertian Anamnesis • Demam
» Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis
» Tatalaksana • Terapi antibiotic empiric: Edukasi
» Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan • Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Kepustakaan
» Pengertian Anamnesis Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang
» Kepustakaan Pengertian Anamnesis Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis
» Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana Prognosis Kepustakaan Pengertian
» Diagnosis Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Prognosis Kewenangan berdasarkan Tingkat Pelayanan: Kepustakaan
» PENGERTIAN ANAMNESIS GAMBARAN KLINIS
» PEMERIKSAAN FISIK KRITERIA DIAGNOSIS DIAGNOSIS BANDING PEMERIKSAAN PENUNJANG TATA LAKSANA
» KOMPLIKASI TERAPI EDUKASI PROGNOSIS KEWENANGAN BERDASAR TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN
» Anamnesis Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana Edukasi Prognosis
» Anamnesis Pemeriksaan Fisik Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
» Edukasi Prognosis Kepustakaan Pengertian Anamnesis
» Pemeriksaan fisik Kriteria diagnosa Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang: Genetik :
» Kepustakaan Pengertian Anamnesis Pemeriksaan Fisik
» Pemeriksaan Fisik dan neurologis PEMERIKSAAN PENUNJANG A. EEG
» Diagnosis Banding Tatalaksana Tata laksana epilepsi dengan obat anti epilepsi OAE di PPK I
» EDUKASI PROGNOSIS Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Anamnesis Anamnesis secara lengkap dan terarah yang mencakup: Pemeriksaan Fisik
» Diagnosis Diagnosis banding Tatalaksana Edukasi Prognosis
Show more