84 2. Nyeri leher dapat diperburuk oleh keadaan yang meninggikan tekanan
intradiskal seperti batuk, bersin dan mengejan, atau manuver valsava. Posisi berbaring supinasi dapat mengurangi keluhan.
3. Kelemahan dapat muncul, namun tidak selalu. Kelemahan dapat bersifat monoparesis superior flaksid bahkan tetraparesis flaksid jika terjadi
myelopathy servikal. 4. Didapatkan provokasi test : Tes Lhermitte +, Tes Valsava +, Tes Nafziger
+, Tes Spurling + 5. Radikulopati servikal kadang disertai temuan klinis atipikal seperti kelemahan
pada deltoid, scapular winging, kelemahan otot intrinsik tangan, nyeri area dada atau bagian dalam payudara
6. Pemeriksaan radiologis menunjukkan kelainan struktural yang mendukung : cervical spine instability,
osteofit, fraktur, spondylosis spurring, penyempitan rongga diskus, penyempitan foraminal
5. Diagnosis Banding ‐ Hernia Nukleus Pulposus servikal
‐ Spondilosis spondilolistesis servikal ‐ Stenosis canalis spinalis
‐ Nyeri miofasial ‐ Fibromyalgia
‐ Brachial plexopathy ‐ Mononeuropati perifer
‐ Nyeri kepala servikogenik
‐ Arthropathy sendi facet servikal ‐ Proses degenerasi di medula spinalis lainnya: spondiloartrosis, spondilosis,
spondilolisthesis, skoliosis, kyphosis, ankylosing, osteoporosis, degenerasi diskus
‐ Kelainan sistemik: neuropati diabetika ‐ Gangguan otonom: Complex Regional Pain Syndrome CRPS
‐ Proses tumor di medula spinalis. ‐ Kelainan struktur tulang vertebra : osteoporosis, fraktur kompresi
‐ Trauma pada vertebra, strain jaringan musculoskeletal
85 ‐ Proses infeksi : spondilitis tuberkulosis
‐ Proses inflamasi vertebra dan paravertebra, misalnya arthritis, tendinitis, atau bursitis.
6. Pemeriksaan Penunjang
• laboratorium : pemeriksaan darah rutin, gula darah sewaktu, studi koagulasi CTBT, PTAPTT, fibrinogen, INR, RFT, LFT atas indikasi. Kalsium
serum, alkali fosfatase, tumor marker atas indikasi • Radiologis atas indikasi: X-foto vertebra, CT Scan, MRI , ENMG, USG
atas indikasi Karena dermatomal nyeri pada daerah lengan tidak spesifik untuk mengidentifikasi
tinggi lesi pada pasien dengan radikulopati servikal, evaluasi lebih lanjut termasuk CT, CT myelography, atau MRI disarankan untuk tindakan lebih lanjut.
7. Tatalaksana a. Medikamentosa
1. Non-steroidal anti-inflammatory drugs NSAIDs : Asam Mefenamat 500-650 mg setiap 4 jam dengan dosis maksimal 4g sehari atau Ketorolac 10-30 mg
setiap 4-6 jam dengan dosis maksimal 120 mg per hari, atau Diklofenak 25- 50mg setiap 8-12 jam dengan dosis maksimal 150 mg per hari, Ibuprofen
400mg setiap 4 jam dengan dosis maksimal 1200 mg per hari. 2. Proton pump inhibitors atau misoprostol untuk pasien dengan peningkatan
gastrointestinal bleeding 3. Sucralfate untuk pasien dengan peningkatan resiko gastrointestinal bleeding
4. H2 blockers untuk pasien dengan peningkatan resiko gastrointestinal bleeding 5. Pasien dengan penyakit kardiovaskular yang diketahui atau faktor risiko untuk
penyakit kardiovaskular harus mengetahui risiko dan manfaat terapi NSAID untuk nyeri. Acetaminophen 500-1000 mghari hingga 4 ghari atau aspirin
325-650 mg setiap 3-4 jam dengan dosis maksimal 3,6 g per hari sebagai terapi lini pertama tampaknya yang paling aman digunakan pada pasien.
6. Acetaminophen 500-1000 mghari hingga 4 ghari untuk cervicothoracic pain dengan atau tanpa gejala radicular, terutama bagi mereka dengan
kontraindikasi untuk NSAID
86 7. Norepinephrine reuptake inhibitor antidepressants TCAs dan reuptake
inhibitors SNRIs – seperti amitriptyline dosis 12,5-25 mg setiap 8-12 jam dengan dosis maksimal 150 mg per hari., imipramine, nortriptyline,
maprotiline, doxepin, duloxetine, venlafaxine 8. Antikonvulsan seperti Carbamazepine sebagai lini terapi keempat atau kelima
untuk nyeri radikuler kronis setelah mencoba perawatan lain - seperti, NSAIDs yang berbeda, latihan aerobik dan latihan lain. Carbamazepine 200
mg setiap 12 jam dengan dosis maksimal 1,6g per hari, atau Gabapentin 100 mg setiap 8 jam dengan dosis maksimal 3,6g per hari, atau Phenytoin 100mg
setiap 8 jam dengan dosis maksimal 600mg. 9. Glukokortikosteroid untuk sindrom nyeri radikuler akut berat
10. Muscle relaksan sebagai lini kedua atau ketiga untuk sindrom nyeri radikular yang akut dan berat : Muscle relaksan dapat diberikan : Eperisone HCl 50mg
setiap 8 jam, Tizanidine 2-4mg setiap 6-8 jam, Diazepam 2 mg setiap 8-12 jam
b. Rehabilitasi :
1. Program edukasi 2. Massage untuk sindrom radikuler kronik
c. Terapi Intervensi dan Operative
Indikasi : 1. Didapatkan ganguan otonom BAB dan BAK
2. Didapatkan deficit neurologis yang berat 3. Didapatkan nyeri yang mengganggu penderita
Dapat dilakukan
1. Injeksi Transforaminal, interlaminal atau epidural blok steroid sebagai terapi untuk akut atau subakute radicular pain syndromes
2. Cervical discectomy dengan fusi pada pasien dengan kompresi saraf, nyeri yang signifikan dan terbatasnya pergerakan setelah paling tidak diberikan
terapi non operatif yang adekuat dalam waktu 6 minggu
87 3. Thoracic discectomy pasien dengan kompres saraf, nyeri yang sifgnifikan dan
terbatasnya pergerakan paling tidak setelah diberikan terapi non operative yang adekuat selama 3 bulan
4. Artificial disc replacement untuk subacute atau chronic radiculopathy
8. Edukasi
1. Diagnosis penyakit 2. Rencana pemeriksaan penunjang dan terapi
3. Faktor risiko dan pencegahan rekurensi 4. Komplikasi
5. Faktor yang mempengaruhi kegagagalan dalam tatalaksana nyeri
9. Prognosis
Ad vitam : Ad bonam
Ad sanam : tergantung derajat keparahan
Ad fungsionam : tergantung derajat keparahan
10. Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan • Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
- Skrining diagnostik - Tatalaksana nyeri sederhana dan merujuk ke dokter spesialis saraf
• PPK 2 RS tipe B dan C :
Talaksana medis dan intervensi invasif minimal sesuai dengan ketersediaan fasilitas
• PPK 3 RS tipe A :
Talaksana medis komprehensif, intervensi invasif minimal, dan operatif
11. Kepustakaan