PENGERTIAN ANAMNESIS GAMBARAN KLINIS

237 Sindroma Restless Legs RLS No. ICD X . G.25, 81

1. PENGERTIAN

Restless legs syndrome RLS atau sindroma Ekbon adalah suatu gangguan neurologis yang sangat umum atau wajar, tetapi sering tidak dikenali atau tidak terdiagnosis. RLS adalah adanya fenomena sensorik yang tidak diharapkan disestesia pada tungkai , dapat juga pada lengan atau pada bagian badan lain yang bertambah berat selama tidak beraktifitas , beristirahat, duduk atau berbaring. Disestesia dapat berupa rasa cacing dibawah kulit, rasa menggelikan yang menjalar, mirip aliran air, sensasi seperti ditarik-tarik atau aliran listrik. Disestesia cukup mengganggu, sehingga menimbulkan dorongan yang tidak tertahankan untuk selalu mengerakkan tungkai, lengan atau bagian- bagian lain dan setelah itu penderita merasa lebih nyaman. Disestesia memburuk pada sore dan malam hari.

2. ANAMNESIS

RLS diklasifikasikan berdasar penyebab RLS primer dan sekuder dan gejala ringan, sedang dan berat. Prevalensi RLS primer dipengaruhi usia, gender dan riwayat keluarga usia kurang 45 tahun RLS Sekunder timbul akibat keadaan penyakit lain faktor predisposisi : kehamilan, anemia, gagal ginjal, neuropati pada diabetes militus, fibromialgia, gangguan tiroid dan rematoid arthritis, obat-obat tertentu Trisiklik anti depresanTCA , anti histamin, dopamin agonis, merokok, kopi dan alkohol. Pada anak-anak RLS dihubungkan dengan Attention Deficit hyperactive disorders ADHD. Berdasarkan gejala RLS dibagi dalam RLS ringan, RLS sedang dan RLS berat.

3. GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinis RLS adalah akibat disestesia, menyebabkan adanya dorongan yang tidak tertahankan untuk menggerakan tungkai yang bertambah buruk selama tidak aktif , duduk atau berbaring. Gambaran gerakan tungkai 238 terjadi dalam keadaan sadar dan terjaga. Saat sedang tidur penderita sering melontarkan tungkai atau bangkit dari tidur. Gejala tersebut memberat pada sore dan malam hari. Dampak terhadap kualitas hidup, 30 menit to get to sleep, terjaga lebih tiga kali tiap malam sehingga menimbulkan gangguan energi, penurunan libido dan depresi. Dampak terhadap kehidupan sosial pada pekerjaan, ketidak nyamanan duduk selama perjamuan, peningkatan tekanan darah dan penyakit jantung, gangguan nutrisi sepanjang sore malam hari sehingga menimbulkan gangguan tidur.

4. PEMERIKSAAN FISIK