Anamnesis Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Stroke Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana

165 CEDERA KEPALA Kode ICD X : S06.9

1. Pengertian

Cedera kepala adalah trauma yang mengenai calvaria dan atau basis cranii serta organ-organ di dalamnya, dimana kerusakan tersebut bersifat non- degeneratif non-kongenital, yang disebabkan oleh gaya mekanik dari luar sehingga timbul gangguan fisik, kognitif maupun sosial serta berhubungan dengan atau tanpa penurunan tingkat kesadaran.

2. Anamnesis

• Sifat kecelakaan. • Saat terjadinya, beberapa jamhari sebelum dibawa ke rumah sakit. • Ada tidaknya benturan kepala langsung. • Keadaan penderita saat kecelakaan dan perubahan kesadaran sampai saat diperiksa. • Bila pasien dapat diajak berbicara, tanyakan urutan peristiwanya sejak sebelum terjadinya kecelakaan, sampai saat tiba di rumah sakit untuk mengetahui kemungkinan adanya amnesia retrograd. • Ada atau tidak adanya muntah • Pasien tidak selalu dalam keadaan pingsan hilang turun kesadarannya, tapi dapat kelihatan bingung disorientasi kesadaran berubah

3. Pemeriksaan Fisik

1. Status fungsi vital a. Airway jalan napas b. Breathing pernapasan c. Circulation nadi dan tekanan darah 2. Status Kesadaran Pemeriksaan GCS 3. Status Neurologis a. anisokor b. paresisparalisis c. refleks patologis 4. Trauma di tempat lain 5. Pemeriksaan orientasi, amnesia, dan fungsi luhur

4. Kriteria Diagnosis

Memenuhi kriteria anamnesis dan pemeriksaan imaging CT Scan atau minimal Rontgen tengkorak

5. Diagnosis Banding Stroke

166

6. Pemeriksaan Penunjang

• Foto Rontgen tengkorak AP Lateral • CT Scan

7. Tatalaksana

Pedoman Resusitasi dan Penilaian Awal • Menilai jalan napas: bersihkan jalan napas dari debris dan muntahan, lepaskan gigi palsu, pertahankan tulang servikal, pasang guedel bila dapat ditolerir. Jika cedera orofasial mengganggu jalan napas, maka harus diintubasi. • Menilai pernapasan: jika pernapasan tidak spontan beri oksigen melalui masker oksigen. Jika pernapasan spontan, selidiki dan atasi cedera dada berat. • Menilai sirkulasi: hentikan semua perdarahan dengan menekan arterinya. Perhatikan adanya cedera intraabdominal atau dada. Ukur dan catat frekuensi denyut jantung dan tekanan darah, pasang alat pemantau dan EKG. Pasang jalur intravena yang besar, ambil darah vena untuk pemeriksaan darah perifer lengkap, ureum, elektrolit, glukosa, dan analisis gas darah arteri. Berikan larutan koloid. • Obati kejang: mula-mula berikan diazepam 10 mg iv perlahan-lahan dan dapat diulangi sampai 3 kali bila masih kejang. Bila tidak berhasil dapat diberikan fenitoin 15 mgKgBB iv perlahan-lahan dengan kecepatan tidak melebihi 50 mgmenit. • Menilai tingkat keparahan cedera kepala Pedoman Umum dan Obat-obatan • Pada semua pasien dengan cedera kepala danatau leher, lakukan foto tulang belakang servikal, kolar servikal baru dilepas setelah dipastikan bahwa seluruh tulang servikal C1-C7 normal. • Pada semua pasien dengan cedera kepala sedang dan berat, lakukan prosedur : - Pasang jalur intravena dengan larutan salin normal NaCl 0,9 atau larutan Ringer Laktat - Lakukan pemeriksaan hematokrit, periksa darah perifer lengkap, trombosit, kimia darah, masa protrombinmasa tromboplastin parsial, skrining toksikologi dan kadar alkohol bila perlu. • Mengurangi edema otak: hiperventilasi, cairan hiperosmolar manitol; 0,5- 1 gKgBB dalam 10-3 menit, kortikosteroid, barbiturat, pembatasan cairan pada 24-48 jam pertama, yaitu 1500-2000 ml24 jam • Obat-obat neurprotektor: piritinol, piracetam, citicholine • Perawatan luka dan pencegahan dekubitus sejak dini • Hemostatik tidak rutin digunakan 167 • Antikonvulsan diberikan bila pasien mengalami kejang atau pada trauma tembus kepala dan fraktur impresi. Fenitoin diberikan dengan dosis awal 1250 mg iv dalam waktu 10 menit diikuti dengan 250-500 mg per infuse selama 4 jam. Setelah itu diberikan 3x100 mghari per oral atau iv. Diazepam diberikan bila terjadi kejang.

8. Edukasi