Diagnosis Banding Tatalaksana Tata laksana epilepsi dengan obat anti epilepsi OAE di PPK I

284 • Bangkitan yang hanya terjadi jika ada gangguan metabolik akut keadaan toksik oleh berbagai faktor, diantaranya alkohol, obat- obatan, eklamsia, hiperglikemia nonketotik

6. Diagnosis Banding

Benign myoclonus Sandifer’s syndrome Hyperekplexia Breath-holding attack Night terrors Masturbatory episodes Alternating hemiplegia Syncope Migraine Shuddering attacks Movement syndrome Parasomnias Inattention daydreaming

7.. Tatalaksana Tata laksana epilepsi dengan obat anti epilepsi OAE di PPK I

Obat anti epilepsi lini pertama diberikan sesuai dengan jenis bangkitan epilepsi. Tabel 1. Pemilihan OAE berdasarkan bentuk bangkitan OAE Bangkitan fokal Bangkitan umum sekunder Bangkitan tonik klonik Bangktan Lena Bangkitan mioklonik Fenitoin +A +A +C - - Kabamazepin +A +A +C - - Fenobarbital +C +C +C - ?+ Asam Valproat +B +B +C +A +D Level of confidence : A: efektif sebagai monoterapi; B: sangat mungkin efektif sebagai monoterapi; C: mungkin efektif sebagai monoterapi; D: berpotensi untuk efektif sebagai monoterapi. Tabel 2. Dosis dan frekuensi pemberian OAE pada anak Jenis OAE Dosis awal mgkgBBhari Dosis rumatan mgkgBBhari Frekuensi pemberianhari Fenobarbital 3 3-5 1-2 Carbamazepine 4 10-20 2-3 Fenitoin 5 4-10 2 Asam valproate 10 15-40 2-3 Levetiracetam 5 20-60 2 Topiramate 0,5-1 2-10 2 Oxcarbazepine 5-10 30-50 2-3 Lamotrigine monoterapi 0,5 2-10 2 285 Lamotrigine dengan asam valproat 0,15 1-5 2 Clonazepam 0,05 0,1-0,2 2-3 Gabapentin 5-10 20-100 2-3 Tabel 3. OAE yang memperburuk sindrom tertentu AED Sindrom epilepsi bentuk bangkitan Carbamazepine, Vigabatrin, Tiagabine, Phenytoin Childhood absence epilepsy Juvenileabsence epilepsy Juvenile myoclonic epilepsy Vigabatrin Clonazepam Lamotrigine Absenceabsence status GTCpada Lennox-Gastaut Sindrom Dravet Juvenile myoclonic epilepsy PENGHENTIAN Obat Anti Epilepsi Klinis: bebas bangkitan minimal 2 tahun Cara penurunan: secara bertahap 6 minggu sd 6 bulan. Jika dalam penurunan dosis, bangkitan timbul kembali, OAE diberikan kembali dengan dosis terakhir yang sebelumnya dapat mengontrol bangkitan Tata laksana epilepsy dengan OAE di PPK 1 Untuk dokter di PPK 1, jika diagnosis epilepsi sudah ditegakkan, dapat mulai dengan OAE lini pertama dan jika tidak berhasil mengatasi bangkitan dengan monoterapi lini pertama, maka dirujuk ke PPK 2. Tata laksana epilepsi dengan OAE di PPK 2 Pasien ditangani oleh dokter Spesialis Saraf atau dokter Spesialis Anak. Apabila pasien sudah diberi OAE lini pertama sampai dosis maksimal dan belum dapat mengatasi bangkitan maka mulai dengan OAE yang kedua, sedangkan OAE yang pertama diturunkan bertahap.OAE yang kedua memiliki cara kerja yang berbeda dari OAE yang pertama. Jika tidak berhasil dengan OAE yang kedua selanjutnya pasien dirujuk ke PPK 3. Tata laksana epilepsi di PPK 3 286 Di PPK 3 pasien ditangani oleh Spesialis Saraf Anak dari Departemen Neurologi atau dari Departemen IK. Anak. Penanganan pasien sesuai dengan Sindrom Epilepsi yang diderita pasien.

8. EDUKASI