Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan elektrodiagnostik Tatalaksana Terapi Pencegahan :

64 oleh refleks patela. Refleks fisiologis pada ekstremitas atas biasanya masih dalam batas normal pada kondisi neuropati diabetika yang ringan. Selain itu, serigkali didapatkan hilangnya modalitas serabut sensoris secara bertahap atau defisit sensoris gloves and stocking. Penurunan fungsi motorik biasanya terjadi setelah adanya abnormalitas pada pemeriksaan sensoris dan refleks. Kelemahan motorik seringkali diawali pada ekstensor jari kaki kemudian diikuti fleksor jari kaki. Fungsi motorik otot-otot proksimal tungkai biasanya masih normal kecuali pada pasien yang telah mengalami neuropati diabetika selama 25-30 tahun. Sekali neuropati diabetika sampai ke level lutut, pasien akan mulai mengeluhkan adanya kelemahan pada tangan. 4. Kriteria Diagnosis Sampai sekarang tidak didapatkan kriteria diagnosis neuropati diabetika yang disepakati secara global lewat konsensus internasional. Neuropati diabetika hars didiagnosis secara komprehensif berdasarkan berbagai manifestasi neurologis dan pemeriksaan penunjang. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam diagnosis neuropati diabetika yaitu: 1. Pasien merupakan penderita diabetes melitus 2. Tidak ada kelainan atau penyakit lain yang menyebabkan gejala neurologis kecuali diabetes melitus 3. Gejala simetris Nyeri spontan, paresthesia, Hipestesia, anestesia 4. Penurunan refleks achiles atau patela 5. Pallestesia kelaian sensasi getar 6. Hasil pemerksaan elektrofisiologi abnormal 7. Adanya gejala neuropati otonom

5. Diagnosis Banding

Neuropati terkait alkohol : Keluhan yang ada biasanya mengenai fungsi sensoris dan motoris. Didapatkan adanya riwayat konsumsi alkohol sebelumnya Chronic Inflamatory Demyelinating Polyradiculoneuropat hy : Gejala neuropati biasanya dimuli dari ekstremitas atas dan menjalar sampai ke atas. Onsetnya kronik Neuropati nutrisional : malnutrisi sedang sampai berat dapat menyebabkan gejala neuropati neuropati toksik : Keracunan berbagai zat seperti logam berat arsenik, timbal, merkuri dan organofosfat dapat memunculkan gejala senosris dan motoris, biasanya bersifat akut, dan didapatkan riwayat paparan toksin sebelumnya. 65 Neuropati karena defisiensi vitamin B12 : Gejala neuropati perifer bercampur dengan tanda-tanda lesi upper motor neuron. neuropati uremikum : Biasanya terjadi pada Gagal Ginjal kronis. Dari pemeriksaan fisik didaptakan peningkatan kadar BUN dan kreatinin darah

6. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan elektrodiagnostik

Pemeriksaan ini berguna pada pasien dengan gejala dan tanda otomom murni atau hanya nyeri radikuler dan nyeri neuropati simetris distal. Walaupun tidak dapat mendeteksi saraf diameter kecil, tetapi pada neuropati diabetika hampir tidak ada yang selektif mengenai serabut saraf diameter kecil. Kelanan tidak patognomonik seperti penurunan hantar saraf sensoris dan motoris, perubahan gelombang F, perubahan amplitudo potensial aksi otot, peningkatan latensi distal. Pada neuropati fokal seperti monoradikulopati, mononeuropati kompresifjebakan, maka pada pemeriksaan elektrodiagnostik mungkin memperlihatkan kelainan yang lebih luas seperi jebakan saraf di tempat lain.

7. Tatalaksana Terapi Pencegahan :

Pencegahan neuropati dianetika dan komplikasinya masih menajadi strategi terapi yang terbaik.Kontrol kadar gula darah yang opttimal menurunkan risiko terjadinya neuropati perifer yang mengakibatkan disabilitas. Kadar HbA1C dipertahankan sekitar 7. Cara ini mencegah komplikasi mikrovaskuler dan memperlambat awitan maupun progresifitas neuropati. Pasien dengan diabetes juga memerlukan konseling tentang perawatan kaki dan perlindungan pada daerah yang hiposensitif untuk mencegah terjadinya ulkus dan menurunkan risiko infeksi. Terapi Farmakologis Terapi farmakologis ditujukan untuk menghilangkan nyeri neuropatik. Pasien diberikan edukasi bahwa target terapi berhasil jika nyeri berkurang 50-70. Analgetika nonopioid berupa obat antiinflamasi nonsteroid berguna pada nyeri inflamasi seperti pada komplikasi muskuloskeletal atau neuroartropati. Penelitian yang sudah ada adalah peberian ibuprofen 200-800mg4-8 jam dan sulindak 200mg12jam. Tramadol, analegik golongan opioid lemah, dan inhibitor reuptake serotonin-noradrenalin dengan dosis awal 50mghari dititrasi dapat sampai 400mghari. Analgetika ajuvan seperti antidepresan, antikonvulsan dan antiaritmia diberikan untuk nyeri neuropatik. Berikut ini adalah ringkasan rekomendasi terapi dan dosis untuk neuropati diabetika berdasarkan American Academy of Neurology: Rekomendasi obat dan dosis Obat tidak direkomendasikan Level A Pregabalin, 300–600 mgd Oxcarbazepine Level B Gabapentin, 900–3,600 mgd Lamotrigine 66 Sodium valproate, 500–1,200 mgd Lacosamide Venlafaxine, 75–225 mgd Clonidine Duloxetine, 60–120 mgd Pentoxifylline Amitriptyline, 25–100 mgd Mexiletine Dextromethorphan, 400 mgd Magnetic field treatment Morphine sulphate, titrated to 120 mgd Low‐intensity laser therapy Tramadol, 210 mgd Reiki therapy Oxycodone, mean 37 mgd Capsaicin, 0.075 QID Isosorbide dinitrate spray Electrical stimulation, percutaneous nerve stimulation 3‐4 minggu

8. Edukasi