Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang
5. Diagnosis Banding
Kondisi Karakteristik Nyeri Cardiac Nyeri menjalar pada ekstremitas atas, utamanya pada bahu kiri dan lengan atas, dengan kemungkinan berasal dari jantung Cervical spondylotic myelopathy Perubahan pada cara berjalan, sering jatuh, disfungsi berkemih dan buang air besar, kesulitan menggunakan tangan, kaku ekstremitas, disfungsi seksual dengan temuan upper motor neuron Complex regional pain syndrome reflex sympathetic dystrophy Nyeri dan nyeri tekan pada ekstremitas, sering juga ditemukan tanda lain selain pada ekstremitas; perubahan kulit, fluktuasi vasomotor, atau dysthermia, keluhan sering muncul setelah kejadian pemicu Entrapment syndrome Contohnya, carpal tunnel syndrome n. Medianus atau cubital tunnel syndrome n. Ulnaris Herpes Zoster Inflamasi akut dari ganglion radiks dorsalis menyebabkan nyeri radikulopati dengan sebaran dermatomal Tumor intra dan ekstra spinal Schwannoma, osteochondroma, tumor pancoast, tumor thyroid dan esophageal, lymphoma, meningitis carcinomatous Parsonage-Turner Syndrome Nyeri ekstremitas atas proksimal dengan onset akut, biasanya diikuti dengan kelemahan dan gangguan sensorik, biasanya melibatkan plexus brachial atas Lesi sternotomy post median Terjadi setelah operasi cardiac, radikulopati C8 dapat terjadi karena fraktur dari tulang rusuk pertama yang tidak terdeteksi Rotator cuff pathologi Nyeri bahu dan lengan atas lateral Thoracic outlet syndrome Disfungsi nervus medianus dan ulnaris karena kompresi penyebab vaskular dan neurogenik,6. Pemeriksaan Penunjang
• Pada setiap kasus spinal cervical, sebaiknya dilakukan pemeriksaan foto X-ray polos tiga posisi. • Jika foto X-ray tidak terlalu jelas dilakukan pemeriksaan elektromyografi atau pemeriksaan konduksi saraf. • Magnetic resonance imaging MRI sebaiknya dilakukan untuk mengevaluasi suati herniasi diskus dengan atau tanpa kompresi, dan juga gambaran osteofit spondylitik. • Computed tomographic myelography dapat digunakan sebagai alternatif MRI pada pasien yang menggunakan pacemaker atau alat stainless steel di leher. 79 7. Tatalaksana Tatalaksana pasien dengan radikulopati cervical dengan pilihan non operatif cukup efektif dilakukan. • Immobilisasi: immobilisasi leher pada fase akut dapat mengurangi gejala pada fase inflamatorik. Cervical collar dapat mengurangi namun tidak mengurangi proses penyakit. • Traction: meregangkan foramen neural dan memiliki efek dekompresi pada radiks yang terkena. • Farmakologi: - NSAID dipertimbangkan sebagai agen lini pertama untuk nyeri leher dan nyeri menjalar pada lengan. - Analgetik narkotik, muscle relaxant, anti-depressan, atau antikonvulsan juga berguna pada beberapa pasien. - Walaupun tidak spesifik pada radikulopati cervical, opioid dapat efektif untuk tatalaksana nyeri neuropatik sampai durasi 8 minggu. - Steroid oral tidak terlalu efektif, penggunaan jangka panjang justru berpotensi menyebabkan komplikasi serius. • Terapi fisik dan manipulasi: berguna untuk memulihkan range of motion dan muskulatur leher • Injeksi steroid: injeksi steroid cervical dapat dipertimbangkan. Injeksi cervical perineural epidural translaminar dan transforaminal, blok saraf selektif harus dilakukan dengan radiographic guidance dan hanya dilakukan setelah konfirmasi patologis dari MRI atau CT Scan. 80 Gambar 2. Algoritma untuk tatalaksana non operatif pada pasien dengan radikulopati cervical akut8. Edukasi
Parts
» Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Pengertian Anamnesis Pemeriksaan Fisik
» Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Prognosis
» Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
» Edukasi Prognosis Kepustakaan Pengertian
» Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana Terapi Akut :
» Edukasi Prognosis Kepustakaan Anamnesis
» Pemeriksaan Fisik Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang
» Tatalaksana Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding
» Edukasi Prognosis Kepustakaan Pengertian Anamnesis Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis
» Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang
» Kepustakaan Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Pengertian Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Anamnesis Pemeriksaan Fisik Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Edukasi Prognosis Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan Kepustakaan
» Anamnesis Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis
» Tatalaksana Edukasi Prognosis Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan Kepustakaan
» Anamnesis Pemeriksaan fisik Kriteria diagnosis Diagnosis banding
» Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding
» Pemeriksaan Penunjang Algoritma Manajemen Herpes Zoster Tata Laksana A. Pencegahan:
» Anamnesis Diagnosis Banding Tatalaksana Non invasif:
» Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang
» Edukasi Pengertian Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
» Prognosis Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan • Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
» Pengertian Anamnesis Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Deferensial Diagnosis Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
» Kriteria Diagnosis Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana Algoritma Tatalaksana Bell’s Palsy
» Anamnesis Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Kepustakaan Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, 2015 Pengertian
» Kepustakaan Anamnesis Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Pemeriksaan Fisik Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana Edukasi Prognosis
» Pengertian Anamnesis Diagnosis Banding
» Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana Edukasi
» Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Spondilitis Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
» Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
» Edukasi Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan Kepustakaan Pengertian Anamnesis • Demam
» Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis
» Tatalaksana • Terapi antibiotic empiric: Edukasi
» Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan • Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Kepustakaan
» Pengertian Anamnesis Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang
» Kepustakaan Pengertian Anamnesis Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis
» Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana Prognosis Kepustakaan Pengertian
» Diagnosis Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Prognosis Kewenangan berdasarkan Tingkat Pelayanan: Kepustakaan
» PENGERTIAN ANAMNESIS GAMBARAN KLINIS
» PEMERIKSAAN FISIK KRITERIA DIAGNOSIS DIAGNOSIS BANDING PEMERIKSAAN PENUNJANG TATA LAKSANA
» KOMPLIKASI TERAPI EDUKASI PROGNOSIS KEWENANGAN BERDASAR TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN
» Anamnesis Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana Edukasi Prognosis
» Anamnesis Pemeriksaan Fisik Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana
» Edukasi Prognosis Kepustakaan Pengertian Anamnesis
» Pemeriksaan fisik Kriteria diagnosa Diagnosa banding Pemeriksaan penunjang: Genetik :
» Kepustakaan Pengertian Anamnesis Pemeriksaan Fisik
» Pemeriksaan Fisik dan neurologis PEMERIKSAAN PENUNJANG A. EEG
» Diagnosis Banding Tatalaksana Tata laksana epilepsi dengan obat anti epilepsi OAE di PPK I
» EDUKASI PROGNOSIS Acuan Panduan Praktek Klinis Neurologi – Akreditasi Rumah Sakit V.2012
» Anamnesis Anamnesis secara lengkap dan terarah yang mencakup: Pemeriksaan Fisik
» Diagnosis Diagnosis banding Tatalaksana Edukasi Prognosis
Show more