Pemeriksaan Fisik Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana Edukasi Prognosis

147 TRANSIENT ISCHEMIC ATTACK TIA 1. Pengertian Episode yang terjadi sementara yang disebabkan oleh iskemia disfungsi neurologis fokal dari serebral, medula spinalis, retina tanpa adanya infark akut.

2. Anamnesis

Ada tidaknya defisit neurologi akut yang terjadi sementara, kemudian pulih sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam Beberapa gejala umum yang terjadi pada TIA meliputi hemiparesis, monoparesis atau hemiparesis bilateral, hilangnya penglihatan monokuler atau binokuler, diplopia, disfagia, disartria, ataksia, vertigo, afasia yang terjaditiba-tiba, namun kembali pulih sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam dan tidak meninggalkan gejala sisa.

3. Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaankegawatan survei primer meliputi : sirkulasi, airway, breathing • Pemeriksaan tanda vital: o Kesadaran o Hemodinamik tekanan darah, nadi, respirasi, saturasi oksigen o Skala nyeri VAS • Pemeriksaan fisik umum : pemeriksaan kepala, leher, kulit, ekstremitas, sistem kardiovaskuler, respirasi, abdomen, sistem urogenital. • Pemeriksaanneurologis : saraf kranial, motorik, sensorik, otonom, tanda-tanda rangsang meningeal. • Pemeriksaan fundus okuli. 4. Kriteria Diagnosis • Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang • Gejala neurologis sembuh total dalam waktu 24 jam • Penilaian tingkat kegawatan dan risiko terjadinya stroke dengan skor ABCD2 0 – 3 : risiko rendah ; 4 – 5 : sedang ; 6 – 7: tinggi

5. Diagnosis Banding

• Epilepsi parsial • Migren klasik • Sinkope • Paroxysmal ataxia familial • RIND Reversible Ischemic Neurological Defisit

6. Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan laboratorium : hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsiginjal ureum, kreatinin, elektrolit natrium, kalium, chlorida, kalsium, magnesium, al 148 bumin, analisis gas darah • Pemeriksaan CT Scan MSCT Scan kepala tanpa kontras gold standard • Pemeriksaan rontgen thoraks • EKG • Pemeriksaan atas indikasi: o Faktor koagulasi APTT, protrombin time, fibrinogen, TAT, INR o CKMB, Troponin T • USG karotis • TCD transcranial doppler • Pemeriksaan fungsi kognitif • Echocardiografi

7. Tatalaksana

• Anti agregasi platelet: aspirin, klopidogrel dosis 75 mg, dipiridamol dosis 200 mg, cilostazol dosis 100 mg • Antikoagulan untuk TIA kardioemboli : warfarin 2 mg • Neuroprotektan • Penatalaksanaan faktor risiko o Anti hipertensi : fase akut stroke dengan persyaratan tertentu o Anti diabetika : fase akut stroke dengan persyaratan tertentu o Antidislipidemia : atas indikasi

8. Edukasi

Penjelasan mengenai TIA dan risiko kejadian stroke dikemudian hari

9. Prognosis

Ad vitam : Bonam Ad functionam. : Bonam Ad sanationam : Penilaian dengan parameter skor ABCD2 untuk menentukan risiko stroke dikemudian hari Faktor Risiko Poin Usia : ≥ 60 tahun 1 Tekanan Darah Sistolik ≥ 140 mmHg ; Diastolik ≥ 90 mmHg 1 Gambaran klinis - Kelemahan unilateral - Gangguan bahasa tanpa kelemahan 2 1 Durasi - ≥ 60 menit - 10 – 59 menit 2 1 Diabetes 1 149 Risiko stroke : 0 – 3 : rendah 4 – 5 : sedang 6 – 7 : tinggi

10. Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan

• Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Semua pasien dicurigai TIA dan stroke akut setelah diberikan penanganan awal ABC, segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf. • PPK 2 RS tipe B dan C : - Pemeriksaan lab, EKG, Ro Thorax, CT Scan, Doppler Carotis, TCDTCCD - Talaksana emergensi dan medis sesuai dengan ketersediaan fasilitas - Rujuk ke PPK 3 bila fasilitas tidak memadai • PPK 3 RS tipe A : - Pemeriksaan penunjang seperti di PPK 2 ditambah MRI, Angiografi, CTAMRADSA, Doppler Carotis dan TCDTCCD - Talaksana emergensi dan medis komprehensif

11. Kepustakaan