Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Tatalaksana

11 NYERI KEPALA TIPE TEGANG TENSION TYPE HEADACHE KODE ICD X : G44.2

1. Pengertian

Tension Headache atau Tension Type Headache TTH atau nyeri kepala tipe tegang adalah bentuk sakit kepala yang paling sering dijumpai dan sering dihubungkan dengan jangka waktu dan peningkatan stres. Nyeri kepala memiliki karakteristik bilateral, rasa menekan atau mengikat dengan intensitas ringan sampai sedang. Nyeri tidak bertambah pada aktifitas fisik rutin, tidak didapatkan mual tapi bisa ada fotofobia atau fonofobia. Patofisiologi tension type headache TTH belum begitu jelas, tetapi diduga banyak faktor yang berperan. Mekanisme perifer sangat berperan pada patofisologi Episodik TTH ETTH, sedangkan mekanisme sentral berperan dalam kronik TTH KTTH. Faktor muskulus otot sangat berperan dalam mekanisme perifer. Pada penderita dengan ETTH maupun KTTH dijumpai peningkatan ketegangan otot miofsial baik saat nyeri kepala maupun setelah bebas nyeri kepala . Nyeri kepala ini lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki dengan perbandingan 3:1. TTH dapat mengenai semua usia, namun sebagian besar pasien adalah dewasa muda yang berusia sekitar antara 20-40 tahun.

2. Anamnesis

• Nyeri tersebar secara difus, intensitas nyerinya mulai dari ringan sampai sedang. • Waktu berlangsungnya nyeri kepala selama 30 menit hingga 1 minggu penuh. Nyeri timbul sesaat atau terus menerus. • Lokasi nyeri pada awalnya dirasakan pasien pada leher bagian belakang kemudian menjalar ke kepala bagian belakang selanjutnya menjalar ke bagian depan. Selain itu, nyeri ini juga dapat menjalar ke bahu. • Sifat nyeri kepala dirasakan seperti berat di kepala, pegal, rasa kencang pada daerah bitemporal dan bioksipital, atau seperti diikat di sekeliling kepala. Nyeri kepalanya tidak berdenyut. • Pada nyeri kepala ini tidak disertai mual ataupun muntah. • Pada TTH yang kronis biasanya merupakan manifestasi konflik psikologis yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi. Faktor Risiko : -

3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik umum dan neurologis dalam batas normal

4. Kriteria Diagnosis

Kriteria diagnosis TTH Episodik Infrekuen: 12 A. Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata rata1hrbln 12hrthn, dan memenuhi kriteria B-D. B. Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari. C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas: 1. Lokasi bilateral. 2. Menekanmengikat tidak berdenyut. 3. Intensitasnya ringan atau sedang. 4. Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga. D. Tidak didapatkan: 1. Mual atau muntah bisa anoreksia. 2. Lebih dari satu keluhan: foto fobia atau fonofobia. E. Tidak ada yang lebih sesuai dengan diagnosis lain dari ICHD-3. Disebut sebagai nyeri kepala TTH Episodik frekuen bila terjadi sedikitnya 10 episode yang timbul selama 1–14 haribulan selama paling tidak 3 bulan 12– 180 haritahun atau TTH kronik bila nyeri kepala timbul 15 hari per bulan, berlangsung 3 bulan ≥180 haritahun. Dapat disertaitidak adanya nyeri tekan perikranial pericranial tenderness yaitu nyeri tekan pada otot perikranial otot frontal, temporal, masseter, pteryangoid, sternokleidomastoid, splenius dan trapezius pada waktu palpasi manual, yaitu dengan menekan secara keras dengan gerakan kecil memutar oleh jari-jari tangan kedua dan ketiga pemeriksa. Hal ini merupakan tanda yang paling signifikan pada pasien TTH.

5. Diagnosis Banding

1. Migren 2. Nyeri Kepala Klaster 3. Nyeri kepala penyakit lain: THT, gigi mulut, mata, hipertensi, infeksi, toksik, gangguan metabolikelektrolit, anemia, gagal ginjal, gagal hati. 4. Nyeri kepala servikogenik 5. Psikosomatis

6. Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium: darah rutin, elektrolit, kadar gula darah,dll atas indikasi untuk menyingkirkan penyebab sekunder • Radiologi : atas indikasi untuk menyingkirkan penyebab sekunder.

7. Tatalaksana

Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 hariminggu, yaitu dengan: Analgetik: 1. Aspirin 1000 mghari, 2. Asetaminofen 1000 mghari, 3. NSAIDs Naproxen 660-750 mghari, Ketoprofen 25-50 mghari, asam mefenamat, ibuprofen 800 mghari, diklofenak 50-100 mghari. 4. Kafein analgetik ajuvan 65 mg. 5. Kombinasi: 325 aspirin, asetaminofen + 40 mg kafein. Sedangkan pada tipe kronis, adalah dengan: 13 1. Antidepresan Jenis trisiklik: amytriptiline, sebagai obat terapeutik maupun sebagai pencegahan tension-type headache. 2. Antiansietas Golongan benzodiazepin dan butalbutal sering dipakai. Kekurangan obat ini bersifat adiktif, dan sulit dikontrol sehingga dapat memperburuk nyeri kepalanya. Terapi Nonfarmakologis Terapi nonfarmakologis pada tension-type headache pilihannya adalah: 1. Kontrol diet 2. Terapi fisik 3. Hindari pemakaian harian obat analgetik, sedatif dan ergotamin 4. Behaviour treatment Pengobatan Fisik 1. Latihan postur dan posisi. 2. Massage, ultrasound, manual terapi, kompres panasdingin. 3. Akupuntur TENS transcutaneus electrical stimulation.

8. Edukasi