PEMBAHASAN A. Korupsi dalam Perkembangan Politik Indonesia

1469 pemberantasan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi KPK: 17 Tabulasi Data Penanganan Korupsi oleh KPK Tahun 2004-2016 per 30 April 2016 Tahun Penindakan Penyelidikan Penyidikan Penuntutan Inkracht Eksekusi 2004 23 2 2 2005 29 19 17 5 4 2006 36 27 23 17 13 2007 70 24 19 23 23 2008 70 47 35 23 24 2009 67 37 32 39 37 2010 54 40 32 34 36 2011 78 39 40 34 34 2012 77 48 36 28 32 2013 81 70 41 40 44 2014 80 56 50 40 48 2015 87 57 62 37 38 2016

28 32

19 17 24 Jumlah 780 500 408 337 357 Berdasarkan tabel di atas, jumlah penindakan per 30 April 2016, pada tahun 2016, KPK melakukan penyelidikan 28 perkara, penyidikan 32 perkara, penuntutan 19 perkara, inkracht 17 perkara, dan eksekusi 24 perkara. Total penanganan perkara tindak pidana korupsi dari tahun 2004-2016 adalah penyelidikan 780 perkara, penyidikan 500 perkara, penuntutan 408 perkara, inkracht 337 perkara, dan eksekusi 357 perkara. Permasalahan korupsi menjadi hal yang luar biasa disebabkan oleh 3 tiga hal yaitu: 18 Pertama, korupsi menyangkut uang rakyat atau harta negara yang harus digunakan sesuai kehendak rakyat atau per aturan perundang- undangan yang dibuat negara. Kedua, korupsi adalah penyakit masyarakat yang menghancurkan sebuah negara bila tidak segera dibendung. Ketiga, korupsi melibatkan orang-orang yang seharusnya menjadi panutan masyarakat. Usaha pemberantasan korupsi tidak mudah. Meskipun demikian pelbagai upaya tetap dilakukan sehingga korupsi dapat dikurangi secara bertahap. 19 Pemberantasan korupsi di Indonesia telah dilakukan sejak 4 17 Sumber Data: http:acch.kpk.go.idstatistik-tindak-pidana-korupsi . 18 Rifyal Ka ’bah, Korupsi di Indonesia Jurnal Hukum dan Pembangunan, ke-37 1 Januari-Maret, 2007 hal. 78-79. 19 Theodora Yuni Shah Putri, Sinergi KPK, Kepolisian dan Kejaksaan dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Depok: Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia MaPPI Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Media Hukum dan Keadilan Teropong Volume III Nomor 12, 2005 hal. 99. 1470 empat dekade silam. 20 Upaya pemberantasan korupsi semakin meningkat akan tetapi masalah korupsi belum dapat segera diatasi. Berdasarkan survey Transparancy International pada tahun 2012, Indeks Persepsi Korupsi Corruption Perception IndexCPI di Indonesia menempati angka 118 dari 176 Negara. Terakhir pada tahun 2014, Indonesia berada pada urutan ke-107 dengan skor 3.4. 21 Indonesia masih termasuk dalam perangkat negara yang yang tingkat korupsinya tinggi di seluruh dunia. Indeks negara hukum Indonesia pada tahun 2014 22 menunjukkan angka pada 5,32 setelah sebelumnya pada tahun 2013 23 berada pada angka 5,12. Tindak pidana korupsi di Indonesia hingga saat ini masih menjadi salah satu penyebab terpuruknya keuangan negara. Hal ini disebabkan karena korupsi di Indonesia terjadi secara sistemik, masif dan terstruktur sehingga bukan saja merugikan kondisi keuangan negara, tetapi juga telah melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas. 24 Korupsi tidak hanya merugikan keuangan negara tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap hak- hak sosial dan ekonomi masyarakat. 25 Dalam Ensiklopedia Indonesia korups i dari bahasa Latin: corruption yaitu penyuapan dan corruptore yang berarti merusak merupakan gejala dimana para pejabat, badan-badan negara menyalahgunakan wewenang dengan terjadinya penyuapan, pemalsuan serta ketidak-beresan lainnya. 26 Menurut Fockema Andreae, kata korupsi berasal dari Bahasa Latin corruptio atau corruptus. Selanjutnya pada awalnya disebutkan berasal dari corrumpere. Bahasa Perancis berupa corrupt, Bahasa Belanda corruptie dan bahasa Inggris corruption. 27 20 Peraturan perundang-undangan tentang pemberantasan korupsi yang ada di Indonesia: 1. Peraturan Penguasa Militer Angkatan Darat dan Laut Nomor PrtPM061957; 2. Peraturan Penguasa Perang Pusat Nomor PRTPEPERPU0131958; 3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Perppu Nomor 24 Tahun 1960; 4. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971; 5. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999; 6. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001. 21 http:riset.ti.or.idcategoryindonesia-corruption-perceptiob-index , diakses pada tanggal 15 Juli 2016. 22 Andri Gunawan, dkk, Indeks Negara Hukum Indonesia 2014 Jakarta: Indonesian Legal Rountable, 2014 hal. 91. 23 Andri Gunawan, dkk, Indeks Negara Hukum Indonesia 2013 Jakarta: Indonesian Legal Rountable, 2013 hal. 71. 24 Gress Gustia Adrian Pah et al, Analisis Yuridis Penjatuhan Pidana Oleh Hakim Dalam Tindak Pidana Korupsi Putusan Nomor : 2031 KPid.Sus2011, e-Journal Lentera Hukum, Vol. I 1 April 2014 hal. 33. 25 Eva Artanti, Tindak Pidana Korupsi Jakarta: Sinar Grafika, 2009 hal. 1. 26 Ibid. 27 Fockema Andreae, Kamus Hukum Terjemahan Bandung: Bina Cipta, 1983 huruf. c. 1471 Menurut Black ’s Law Dictionary: 28 1 Depravity, pervension or taint; an impairment of integrity, virtue, or moral principle, the impairment of a public official ’s duties by bribery. 2 A fiduciary ’s or official’s use of a station or office to procure sure benefit either personally or for someone else, contrary to the rights of others; an act carried out with the intent of giving some advantage inconsistent with official duty or the rights of others. Dalam definisi lain, korupsi juga diartikan: 29 Corruption is depravity or an impairment of a public official ’s duties by briberry, or the act of doing something with an intent to give some advantage inconsistent with official duty and the rights of others. Secara harfiah, korupsi berarti perbuatan jahat, busuk atau kecurangan, oleh sebab itu tindak pidana korupsi dapat diartikan sebagai suatu delik yang merupakan akibat dari perbuatan busuk, jahat, rusak atau suap. 30 Korupsi merusak segi-segi moral sebagai sifat dan keadaan yang busuk, merusak jabatan dalam instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, faktor ekonomi dan politik serta penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatannya. 31 Secara ekonomi dan politik, kata korupsi mengandung makna dan konotasi yang luas. Menurut Shleifer dan Vishny, sebagaimana dikutip oleh Riyanto Isang, dalam konteks ekonomi, korupsi mengandung pengertian penggunaan public office untuk keuntungan pribadi. 32 Selain korupsi dalam konteks ekonomi, juga dikenal korupsi dalam konteks bidang politik. Korupsi dalam pemilihan umum pemilu merupakan salah satu bentuk korupsi politik. Bentuk korupsi pemilu, antara lain melalui sumbangan dari sukarelawan yang tidak ingin identitas dan besar nilai sumbangan diketahui serta dipublikasikan kepada publik. Relawan penyumbang dapat terdiri dari individu, perusahaan-perusahaan komersil, maupun pemegang kepentingan lainnya. Kelemahan ini akan menjadi celah akses untuk dapat mempengaruhi kebijakan publik. Penyumbang dalam hal ini menginvestasikan sejumlah dana dengan motivasi kepentingan tertentu yang mengharapkan keuntungan dan proteksi atas kepentingannya di kemudian hari. Sehingga pada akhirnya korupsi pemilu ini akan menyebabkan kandidat terpilih melakukan korupsi politik yang dilakukan secara berkesinambungan sebagai sebuah siklus. 33 28 Bryan A Garner Ed, Black ’s Law Dictionary Tenth Edition United States of America: Thomson Routers, West Publishing Co, 2014 hal. 422. 29 Martin Basiang, The Contemporary Law Dictionary First Edition Indonesia: Red White Publishing, 2009 hal. 87. 30 Riyanto Isang, et al, Korupsi Dalam Pembangunan Wilayah: Suatu Kajian Ekonomi Politik dan Budaya Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, Vol VIII 2 Januari 2008 hal. 9 31 Ibid. 32 Ibid. 33 Hamdan Zoelva, Op. Cit., hal.2-3. 1472

B. Partai Politik Era Demokrasi

Partai politik dan sistem kepartaian merupakan faktor mutlak akan tetapi tidak cukup bagi berfungsinya sebuah demokrasi perwakilan political parties is necessary but not sufficient for representative democracy for function. 34 Selain partai politik, demokrasi perwakilan akan dapat berfungsi apabila terdapat sejumlah faktor lain, seperti pembagian kekuasaan yang seimbang dan saling kontrol antar lembaga negara, negara hukum, dan pemilu periodik berdasarkan asas-asas pemilihan umum demokratik langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, transparan dan akuntabel. 35 Partai politik dalam menggerakkan demokrasi perwakilan mempunyai dua kontribusi utama, yakni: 36 1. Menyiapkan calon pemimpin dan menawarkannya kepada rakyat melalui pemilihan umum. Dalam menjalankan fungsinya, partai politik melakukan rekrutmen warga negara menjadi anggota partai, melakukan kaderisasi terhadap sejumlah anggota yang memenuhi syarat, dan menominasikan sejumlah kader menjadi calon wakil rakyat ataupun calon kepala pemerintahan dalam pemilihan umum. Dengan demikian alternatif pilihan calon wakil rakyat ataupun calon kepala pemerintahan tidak hanya sudah dipersiapkan oleh partai politik tetapi juga sudah disederhanakan sehingga memudahkan bagi pemilih sebagai rakyat berdaulat untuk menentukan pilihan; 2. Menyiapkan rancangan kebijakan publik berdasarkan aspirasi rakyat dan ideologi partai politik dan menawarkannya kepada rakyat melalui pemilihan umum. Untuk fungsi ini, partai politik mendengarkan dan merumuskan aspirasi konstituen sebagai representasi politik berdasarkan ideologi partai. Dengan demikian alternatif pola dan arah kebijakan publik dalam berbagai isu tidak hanya sudah dipersiapkan oleh partai politik tetapi juga sudah disederhanakan sehingga mudah dipahami dan dipilih oleh pemilih sebagai rakyat yang berdaulat. Pentingnya peran partai politik dalam demokrasi perwakilan dengan menyiapkan calon pemimpin dan menyiapkan rencana pola dan arah kebijakan publik juga ditegaskan dalam UUD 1945. Pasal 6A menentukan bahwa partai politik atau gabungan partai politik berperan dalam mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden. Pasal 22E menempatkan partai politik sebagai peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD KabupatenKota. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-undang juncto perubahannya melalui Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 memberikan peran kepada partai politik untuk mengajukan calon gubernur, bupati dan walikota. Selain itu pengisian hampir semua jabatan politik di Indonesia melibatkan partai politik, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 34 Ramlan Surbakti, Peta Permasalahan dalam Keuangan Politik di Indonesia Jakarta: Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, 2015 hal. 18. 35 Ibid. 36 Ibid., hal. 18-19. 1473 Jabatan politik yang dipilih oleh rakyat berdasarkan hasil Pemilu elected officials adalah Presiden dan Wakil Presiden, dan anggota DPR dan DPD. Penjabat yang diangkat oleh penyelenggara negara hasil Pemilu adalah antara lain para menteri dan penjabat tinggi negara Jaksa Agung dan Pimpinan Lembaga Negara non-kementerian yang diangkat oleh Presiden, hakim agung yang dipilih oleh DPR, hakim konstitusi tiga orang diangkat oleh Presiden, tiga orang diangkat oleh MA dan tiga orang dipilih oleh DPR, Komisi Yudisial yang dipilih oleh DPR, BPK yang dipilih oleh DPR, Direksi Bank Indonesia yang dipilih oleh DPR, dan berbagai komisi negara seperti KPU, Bawaslu, Komnas HAM, KPPU, dan KPI dipilih oleh DPR atas usul Presiden. Partai politik dalam Indonesia sebagai negara demokrasi adalah merupakan hal yang penting. Ini tertuang secara yuridis dalam ketentuan Pasal 28 Undang-undang Dasar RI Tahun 1945 yang pada prinsipnya menjamin atas kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan dan tulisan. Lebih lanjut, dalam ketentuan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011 sebagai perubahan atas undang-undang sebelumnya Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, secara konkrit memberikan definisi partai politik, yakni: 37 Organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Partai politik merupakan organisasi yang disusun secara rapi dan stabil dan dibentuk oleh sekelompok orang secara sukarela dan mempunyai kesamaan kehendak, cita-cita, dan persamaan ideologi tertentu. Partai politik berusaha untuk mencari serta mempertahankan kekuasaan melalui pemilu untuk mewujudkan alternatif kebijakan atau program-program yang telah disusun. 38 Keberadaan partai politik bertujuan untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan dalam NKRI. Hal ini tentunya keberadaan partai politik sangat diperlukan oleh negara, sebagai andil yang memiliki peranan strategis untuk turut serta merealisasikan konsep demokrasi serta bertujuan memelihara keutuhan NKRI. Partai politik membentuk landasan masyarakat demokratis untuk mengumpulkan kepentingan publik, mengartikulasikan dalam bentuk pilihan kebijakan dan memberikan struktur untuk berpartisipasi dalam politik. Selain itu, melatih para pemimpin politik dan melakukan pemilihan umum untuk mencari ukuran kontrol atas lembaga pemerintah. 39 Ketika partai tumbuh menjadi mayoritas, maka partai memberikan basis organisasi untuk 37 Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011, perubahan atas Undang- undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. 38 Komite Pemantau Legislatif Kopel Indonesia, 2013, Pembiayaan Partai Politik Sulawesi Selatan Jakarta: Partnership Kemitraan, hal. 26. 39 Norm Kelly dan Sefakor Ashiagbor, Partai Politik dan Demokrasi dalam Perspektif Teoritis dan Praktis Washington DC: National Democratic Institute for International Affairs, 2011 hal. 3.