Tingkat Kepatuhan Pengelolaan Bantuan Keuangan untuk Pendidikan
1235
Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK perwakilan Provinsi Jawa Timur, ada penurunan tingkat kepatuhan baik dari sisi prosentase, nominal, ataupun jumlah
partai politik pengelola bantuan keuangan untuk pendidikan politik di tahun 2014 dan 2015.
Dari sisi prosentase, jika di tahun 2014 setidak- tidaknya masih ada 30,25 dari keseluruhan dana untuk pendidikan politik masih digunakan sesuai dengan
ketentuan yang ada. Hal ini pun masih ada 2 Dua partai politik yang tingkat kesesuaiannya dengan ketentuan mencapai 100, yaitu Partai Amanat Nasional
dan Partai Hati Nurani Rakyat. Sedangkan di tahun 2015, hanya ada 18,51 yang dianggap sesuai dengan ketentuan yang ada dan di tahun ini, satu
– satunya partai yang tingkat kesesuaiannya tertinggi adalah Partai Demokrat, itupun
hanya 88,32 dari total bantuan keuangan yang diterimanya untuk pendidikan politik.
2014 2015
Total Sesuai
Total Sesuai
Demokrat 30.099.500 30.000.000
64.200.000 56.700.000 PDIP
114.000.000 - 205.000.000
- PKB
34.974.000 -
52.452.000 -
Gerindra 45.500.000
25.500.000 81.960.000 28.965.000
PKS 34.774.875
7.960.000 30.691.000
- PAN
32.075.000 32.075.000
41.300.000 10.300.000 Golkar
32.004.000 2.750.000
- -
PPP 22.422.000
- -
- Hanura
10.181.000 10.181.000
19.571.800 -
Nasdem 7.799.525
- 23.305.000
- PKNU
4.700.620 3.028.600
- -
Tabel 4 Tingkat Kesesuaian Pengelolaan Bantuan Keuangan untuk Pendidikan Politik di
Kota Surabaya Untuk nominal, maka di tahun 2014 masih ada Rp. 111.494.600,00 Seratus
Sebelas Juta Empat Ratus Sembilan Puluh Empat Enam Ratus Rupiah. Sedangkan di tahun 2015 hanya Rp. 95.965.000,00 Sembilan Puluh Lima Juta
Sembilan Ratus Enam Puluh Lima Ribu Rupiah yang dinilai oleh BPK telah digunakan sesuai dengan ketentuan yang ada.
Walaupun demikian, jika di tahun sebelumnya nominal yang paling besar digunakan sebagaimana ketentuan, atau dalam hal ini dilakukan oleh Partai
Amanat Nasional adalah Rp. 32.075.000,00 Tiga Puluh Dua Juta Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah akan tetapi di tahun 2015, kedudukan Partai Amanat
Nasional digantikan oleh Partai Demokrat, yang bahkan menggunakan nominal yang lebih banyak dari tahun sebelumnya yaitu Rp. 57.700.000,00 Lima Puluh
Tujuh Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah Dan terakhir, dari sisi partai politiknya sendiri, kita bisa melihat jika di 2014 ada
4 dari 11 Partai Politik penerima bantuan keuangan yang pengelolaan pendidikan politiknya sama sekali tidak sesuai, atau tidak sesuai peruntukannya
sebagaimana ketentuan yang ada. Realtas ini ini terjadi dalam pengelolaan bantuan keuangan untuk pendidikan politik yang dilakukan oleh Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Nasional Demokrat.
1236
Kenyataan di atas pun semakin memburuk ketika di tahun 2015 ada 5 dari 8 partai politik yang pengelolaan pendidikan politiknya sama sekali tidak sesuai,
atau tidak sesuai peruntukannya sebagaimana ketentuan yang ada. Selain keempat partai, yang sudah disebutkan sebelumnya maka di tahun ini Partai
Keadilan Sejahtera menjadi bagian dari partai yang pengelolaan bantuan keuangan untuk pendidikan politiknya sama sekali tidak sesuai dengan
ketentuan yang ada padahal di tahun sebelumnya, partai ini berhasil mengelola 22,89 atau Rp. 7.960.000,00 Tujuh Juta Sembilan Ratus Enam Puluh Ribu
Rupiah dari Rp. 34.004.000,00 Tiga Puluh Empat Juta Tujuh Ratus Tujuh Puluh Empat Ribu Delapan Ratus Tujuh Puluh Lima Rupiah.
Ketidak Lengkapan Bukti DalamPengelolaan Bantuan Keuangan untuk Pendidikan Politik
2014 2015
Total Tidak Lengkap
Total Tidak Lengkap
Demokrat 30.099.500
99.500 64.200.000
7.500.000 PDIP
114.000.000 114.000.000 205.000.000
- PKB
34.974.000 34.974.000
52.452.000 17.452.000
Gerindra 45.500.000
20.000.000 81.960.000
2.000.000 PKS
34.774.875 26.814.875
30.691.000 30.691.000
PAN 32.075.000
- 41.300.000
- Golkar
32.004.000 6.306.000
- -
PPP 22.422.000
11.132.000 -
- Hanura
10.181.000 -
19.571.800 17.551.800
Nasdem 7.799.525
7.799.525 23.305.000
23.305.000 PKNU
4.700.620 1.672.020
- -
Tabel 5 Tingkat Ketidak Lengkapan Bukti Dalam Pengelolaan Bantuan Keuangan
untuk Pendidikan Politik di Kota Surabaya Di sisi yang lain, berdasarkan data di atas maka kita akan bisa melihat bahwa
baik dari nominal, maupun prosentase partai politik yang menerima bantuan keuangan di Kota Surabaya semakin menunjukkan perbaikan dalam hal
kelengkapan penyerahan bukti pengeluaran atas pendidikan politik yang dilakukannya. Hal ini bisa dilihat, dari nominal yang sebelumnya mencapai Rp.
222.797.920,00 Dua Ratus Dua Puluh Dua Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Tujuh Ribu Sembilan Ratus Dua Puluh Rupiah, atau 60,46 dari total bantuan
yang digunakan untuk pendidikan politik pun turun menjadi hanya Rp. 98.499.800,00 Sembilan Puluh Delapan Juta Empat Ratus Sembilan Puluh
Sembilan Ribu Delapan Ratus Rupiah, atau 19 dari total bantuan yang digunakan untuk pendidikan politik.
Jika kita lihat kembali Laporan Hasil Pemeriksaan BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur, maka setidak
– tidaknya kita akan menemukan bahwa ketidak lengkapan tersebut terjadi karena pemberian dana pembinaan yang tidak disertai dengan
bukti kegiatan yang memadai, pengeluaran untuk konsumsi yang seharusnya juga dilengkapi dengan undangan dan daftar hadir, tidak digunakannya materai
untuk pengeluaran yang nominalnya di atas 1 Satu Juta Rupiah, tidak adanya tanggal pada kuitansi, hingga pertanggung jawaban yang hanya mengandalkan
kuitansi internal.
1237
Pengeluaran yang Tidak Sesuai Peruntukan Dalam Pengelolaan Bantuan Keuangan Kegiatan Pendidikan Politik
2014 2015
Total Tidak Sesuai
Peruntukan Total
Tidak Sesuai Peruntukan Demokrat
30.099.500 -
64.200.000 -
PDIP 114.000.000
- 205.000.000 205.000.000
PKB 34.974.000
- 52.452.000
35.000.000 Gerindra
45.500.000 -
81.960.000 50.995.000
PKS 34.774.875
- 30.691.000
- PAN
32.075.000 -
41.300.000 31.000.000
Golkar 32.004.000
22.948.000 -
- PPP
22.422.000 11.290.000
- -
Hanura 10.181.000
- 19.571.800
2.020.000 Nasdem
7.799.525 -
23.305.000 -
PKNU 4.700.620
- -
Tabel 6 Tingkat Pengeluaran yang Tidak Sesuai Peruntukan Dalam Pengelolaan Bantuan
Keuangan Kegiatan Pendidikan Politik Berbeda dengan lengkap tidaknya bukti pengeluaran yang diserahkan oleh partai
politik, tampak ada penurunan untuk kesesuaian peruntukkan pengeluaran pada bantuan keuangan untuk pendidikan politik di Kota Surabaya. Jika sebelumnya,
BPK perwakilan Provinsi Jawa Timur menilai nominal bantuan keuangan untuk pendidikan politik yang digunakan tidak sesuai peruntukan sebesar
Rp.34.238.000,00 Tiga Puluh Empat Juta Dua Ratus Tiga Puluh Delapan Ribu Rupiah, atau hanya 9,29 dari total dana yang digunakan untuk pendidikan
politik akan tetapi di tahun 2015 jumlah ini ternyata menjadi Rp. 324.015.000,00 Tiga Ratus Dua Puluh Empat Juta Lima Belas Ribu Rupiah, atau sebesar
62,49 dari total dana yang digunakan untuk pendidikan politik. Ketidak sesuaian peruntukkan di atas tampaknya disebabkan oleh 2 Dua hal,
yaitu kegiatan atau pengeluarannya yang dinilai oleh BPK perwakilan Provinsi Jawa Timur tidak sesuai dengan peruntukkan. Jika dilihat dari Laporan Hasil
Pemeriksaan di tahun 2014 dan 215, maka beberapa kegiatan yang dianggap tidak sesuai peruntukannya adalah Buka puasa , Pembinaan persiapan
pemilukada, Persiapan HUT Partai, ataupun Tasyakuran atas penganugerahan pahlawan nasional dan Hari Nasional. Sedangkan pengeluaran, yang dinilai oleh
BPK perwakilan Provinsi Jawa Timur tidak sesuai dengan peruntukkan adalah Sewa Panggung, Pemberian tunai ke masing
– masing kecamatan, Dana recrutmen saksi, Pembelian bunga papan, banner dan spanduk untuk ucapan
selamat kepada Ketua Terpilih.