Fundraising sebagai Sumber Pendanaan yang Potensial Bagi

1331 Fundraising juga dapat diartikan sebagai sebuah proses dalam mempengaruhi masyarakat, baik perseorangan sebagai individu atau perwakilan masyarakat maupun lembaga agar menyalurkan dananya kepada suatu organisasi. 203 Kata mempengaruhi masyarakat mengandung banyak makna: Pertama, dalam kalimat diatas mempengaruhi bisa diartikan memberitahukan kepada mayarakat tentang seluk-beluk keberadaan organisasi yakni dalam hal ini adalah partai politik. Kedua, mempengaruhi dapat juga bermakna mengingatkan dan menyadarkan. Artinya mengingatkan kepada masyarakat, mengenai pentingnya peranan partai politik dalam sistem demokrasi Indonesia. Kesadaran yang seperti ini diharapkan dapat mempengaruhi masyarakat dengan program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh partai politik. Ketiga, mempengaruhi dalam arti mendorong masyarakat, lembaga dan individu untuk menyerahkan sumbangan dana baik berupa materi maupun non materi kepada partai politik. 204 Gambaran-gambaran yang diberikan inilah yang diharapkan bisa mempengaruhi masyarakat sehingga mereka bersedia memberikan sebagian sumbangan baik berupa uang, barang atau jasa yang dimilikinya kepada partai politik. 205 Dalam fundraising, selalu ada proses mempengaruhi. Proses ini meliputi kegiatan memberitahukan, mengingatkan, mendorong, membujuk, merayu atau mengiming-iming, termasuk juga melakukan penguatan stressing, jika hal tersebut memungkinkan atau diperbolehkan. Fundraising sangat berhubungan dengan kemampuan perseorangan, organisasi, badan hukum untuk mengajak dan mempengaruhi orang lain sehingga menimbulkan kesadaran dan kepedulian. Fundraising adalah proses mempengaruhi masyarakat baik perseorangan sebagai individu atau perwakilan masyarakat maupun perusahaan agar menyalurkan dananya kepada sebuah organisasi atau lembaga. Kata mempengaruhi mengandung makna sebagai proses mempengaruhi masyarakat. Mempengaruhi juga dapat diterjemahkan sebagai merayu, memberikan gambaran tentang bagaimana proses kerja, program, dan kegiatan, sehingga menyentuh dasar-dasar nurani seseorang. Gambaran-gambaran yang diberikan inilah yang diharapkan bisa mempengaruhi masyarakat, sehingga mereka bersedia memberikan sebagian dana yang dimilikinya sebagai sumbangan dana, kepada organisasi atau lembaga yang telah merayunya. Dalam melaksanakan kegiatan fundraising, banyak metode dan teknik yang dapat dilakukan. Adapun yang dimaksud metode disini adalah suatu bentuk kegiatan yang khas yang dilakukan oleh sebuah organisasi dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat. Metode ini pada dasarnya dapat dibagi kepada dua 203 Dewi Mayang Sari, Kajian Strategi Fundraising BAZIS DKI Jakarta Terhadap Peningkatan Pengelolaan Dana ZIS, Jakarta: skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2013, hlm. 31. 204 Dewi Mayang Sari, Ibid, hal. 32. 205 April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi Organisasi Pengelola Zakat, Yogyakarta, Sukses, 2009, hlm. 12. 1332 jenis, yaitu langsung direct fundraising dan tidak langsung indirect fundraising. 1 Metode Fundraising Langsung Direct Fundraising Yang dimaksud dengan metode ini adalah metode yang menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang melibatkan partisipasi donatur secara langsung, yaitu bentuk-bentuk fundraising yang proses interaksi dan daya akomodasi terhadap respon donatur bisa seketika langsung dilakukan. Dengan metode ini apabila dalam diri donatur muncul keinginan untuk melakukan donasi setelah mendapatkan promosi dari fundraiser lembaga, maka segera dapat melakukan dengan mudah. Semua kelengkapan informasi yang diperlukan untuk melakukan donasi sudah tersedia. Sebagai contoh dari metode ini adalah: direct mail, kampanye, iklan respon, telemarketing dan presentasi langsung. 2 Metode Fundraising Tidak Langsung Indirect fundraising Metode ini adalah suatu metode yang menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang tidak melibatkan partisipasi donatur secara langsung, yaitu bentuk-bentuk fundraising yang tidak dilakukan dengan memberikan daya akomodasi langsung terhadap respon donatur seketika. Metode ini misalnya dilakukan dengan metode promosi yang mengarah kepada pembentukan citra lembaga yang kuat, tanpa diarahkan untuk transaksi donasi pada saat itu. Sebagai contoh dari metode ini adalah: pemotongan penjualan, produk campuran dan penyelenggaraan event, melalui perantara, menjalin relasi, melalui referensi, dan mediasi para tokoh, dan lain-lain. Adapun tujuan fundraising menurut Ahmad Juwaini adalah: 206 1 Menghimpun Dana Menghimpun dana adalah tujuan fundraising yang paling dasar. Termasuk dalam pengertian dana adalah barang atau jasa yang memiliki nilai material. Tujuan inilah yang paling pertama dan utama. Inilah sebab awal mengapa fundraising itu dilakukan. Bahkan bisa dikatakan bahwa fundraising yang tidak menghasilkan dana adalah fundraising yang gagal, meskipun memiliki bentuk keberhasilan lainnya. Karena pada akhirnya apabila fundraising tidak menghasilkan dana maka tidak ada sumber daya dihasilkan. Apabila sumber daya sudah tidak ada, maka organisasi atau lembaga akan menghilangkan kemampuan untuk terus menjaga kelangsungan programnya, sehingga pada akhirnya lembaga akan melemah. 2 Menghimpun Donatur Tujuan kedua fundraising adalah menghimpun donatur. Organisasi atau lembaga yang melakukan fundraising harus terus menambah jumlah donaturnya. Untuk dapat menambah jumlah donasi, maka ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu 206 Ahmad Juwaini, Panduan Direct Mail untuk Fundraising, Jakarta: Piramedia, 2005, hlm. 5-7. 1333 menambah donasi dari setiap donatur atau menambah jumlah donatur pada saat setiap donatur mendonasikan dana yang tetap sama. Di antara kedua pilihan tersebut, maka menambah donatur adalah cara yang relatif lebih mudah dari pada menaikkan jumlah donasi dari setiap donatur. Dengan alasan ini maka mau tidak mau fundraising dari waktu ke waktu juga harus berorientasi untuk terus menambah jumlah donatur. 3 Menghimpun Sukarelawan dan Pendukung Kadang-kadang ada seseorang atau sekelompok orang yang telah berinteraksi dengan aktivitas fundraising yang dilakukan oleh sebuah LSM, mereka kemudian terkesan, menilai positif dan bersimpati. Akan tetapi pada saat itu mereka tidak memiliki kemampuan untuk memberikan sesuatu misal: dana sebagai donasi karena ketidakmampuan mereka. Kelompok seperti ini kemudian menjadi sukarelawan dan pendukung lembaga meskipun tidak menjadi donatur. Kelompok seperti ini akan berusaha mendukung lembaga dan umumnya secara natural bersedia menjadi promotor atau informan positif tentang lembaga kepada orang lain. Kelompok seperti ini juga diperlukan oleh lembaga sebagai pemberi kabar informal kepada setiap orang yang memerlukan. Dengan adanya kelompok sukarelawan dan pendukung ini, maka kita memiliki jaringan informasi informal yang sangat menguntungkan dalam aktifitas fundraising. 4 Membangun Citra Lembaga Disadari atau tidak, aktivitas fundraising yang dilakukan oleh sebuah lembaga, baik langsung maupun tidak langsung akan membentuk citra lembaga itu sendiri. Fundraising adalah garda terdepan yang menyampaikan informasi dan berinteraksi dengan masyarakat. Hasil informasi dan interaksi ini akan membentuk citra lembaga dalam benak masyarakat. Citra ini bisa bersifat positif, bisa pula bersifat negatif. Dengan citra ini setiap orang akan mempersepsi lembaga, dan ujungnya adalah bersikap atau menunjukkan perilaku terhadap lembaga. Jika citra lembaga positif, maka mereka akan mendukung, bersimpati dan akhirnya memberikan donasi. Sebaliknya kalau citranya negatif, maka mereka akan menghindari, antipati dan mencegah orang untuk melakukan donasi. 5 Memuaskan Donatur Tujuan kelima dari fundraising adalah memuaskan donatur. Tujuan ini adalah tujuan yang tertinggi. Tujuan memuaskan donatur adalah tujuan yang bernilai jangka panjang, meskipun kegiatannya secara teknis dilakukan sehari- hari. Memuaskan donatur sangat penting karena jika donatur puas, maka mereka akan mengulang lagi mendonasikan dananya kepada sebuah lembaga dan mereka akan menceritakan lembaga ini kepada orang lain secara positif. 1334 Secara tidak langsung, donatur yang puas akan menjadi tenaga fundraiser alami tidak diminta, tidak dilantik dan tidak dibayar. Kebalikannya kalau donatur tidak puas, maka ia akan menghentikan donasi tidak mengulang lagi dan menceritakan kepada orang lain tentang lembaga secara negatif. Karena fungsi pekerjaan kegiatan fundraising adalah lebih banyak berinteraksi dengan donatur, maka secara otomatis kegiatan fundraising juga harus bertujuan untuk memuaskan donatur. Kegiatan fundraising berbeda dengan membangun usaha. Sebagaimana diketahui, hampir semua negara melarang partai politik untuk mempunyai usaha, menanamkan usaha di perusahaan atau memiliki saham di perusahaan-perusahaan untuk mencegah adanya konflik kepentingan antara partai dengan dunia usaha. Jika dicermati lebih lanjut, program fundraising jika diterapkan pada partai poltik, akan memiliki banyak manfaat antara lain: 1 Menghasilkan sumber dana baru bagi partai Jika program fundraising berjalan lancar, tidak menutup kemungkinan menghasilkan sumber dana baru. Sasaran yang dikenakan program fundraising secara sukarela akan menyumbangkan danabarangjasa yang dimiliki bagi partai yang menurut mereka dapat dipercaya. Kepercayaan ini tumbuh saat mereka melihat dan mengetahui visi, misi dan program kerja partai pada saat program fundraising dilaksanakan. 2 Menghemat biaya kampanye Pelaksanaan program fundraising pada intinya memiliki kesamaan dengan program kampanye. Dimana didalamnya termuat pengenalan partai yang meliputi: visi, misi dan program kerja partai. Lebih dari itu, pemahaman terhadap partai akan berujung pada ajakan atau himbauan untuk bergabung bersama partai tersebut. Dengan demikian, apabila masyarakat tidak memberikan sumbangan dana berupa uang, setidaknya dengan program fundraising masyarakat yang terpengaruh dan meyakini percaya dengan partai tersebut, telah mampu menghemat biaya kampanye pada musim pemilu yang akan datang. 3 Sarana sosialisasi mendekatkan partai dengan masyarakat Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dalam program fundraising terdapat berbagai kegiatan yang meemaparkan mengenai visi, misi dan program partai kepada masyarakat. Dengan demikian, tentu akan dapat membangun kedekatan antara partai dengan masyarakat. 4 Sarana mencetak kader partai 1335 Selama ini yang terjadi, partai cukup kesulitan dalam menghasilkan kader partai yang mumpuni. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kader partai yang diambil secara kasar dan terkesan pragmatis, seperti artis, penyanyi atau publik figur yang dikenal publik melalui media televisi. Hal ini tentu amatlah disayangkan. Mekanisme internal dalam kaderisasi partai tidak berjalan sebagaimana mestinya. Melalui program fundraising dapat membuka peluang dalam memberikan pembelajaran dengan melatih para kader partai bersosialisasi dengan masyarakat dan loyal terhadap partai. Dengan demikian, akan dapat menumbuhkan kader yang siap mental dan loyal terhadap partai. 5 Pendidikan politik kepada masyarakat Pendidikan politik yang diamanatkan oleh Undang- Undang jarang sekali dilaksanakan oleh partai politik. Melalui program fundraising diharapkan menjadi salah satu sarana pendidikan politik kepada masyarakat dengan mengenal fungsi dan peranan partai politik dalam membangun sistem ketatanegaraan di Indonesia. Program fundraising bagi partai politik juga telah dilakukan di Negara Jepang. Konsekuensi dari kegiatan tersebut, partai politik wajib melaporkan penerimaan dalam kegiatan fundraising yang dilakukan secara berkala setiap tahun pada 31 Desember lengkap dengan rincian identitas penyumbang yang memberikan sumbangan di atas 50.000 yen pada tahun tersebut.

C. Redesain Sumber Pendanaan Partai Politik

1 Sumber Dana Sebagaimana telah diatur dalam Pasal 34 ayat 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 mengenai sumber keuangan partai politik yang terdiri dari 3 iga komponen, yakni: iuran anggota, sumbangan yang sah menurut hukum dan bantuan keuangan dari APBNAPBD, dapat juga mencoba untuk menerapkan program fundraising. Selain dapat menjadi alternatif sumber dana baru diluar ketiga komponen yang telah ditetapkan Undang-Undang, program fundraising juga dapat bermanfaat sebagai sarana sosialisasi partai, pengkaderan partai dan kampanye partai kepada masyarakat. 2 Batasan Belanja Partai Politik Selain memikirkan sumber pendanaan baru bagi partai politik, penting juga untuk memberikan pengaturan mengenai batasan belanja partai. Ketentuan ini belum pernah digunakan sama sekali di Indonesia. Jika dapat mengontrol dan membatasi belanja partai, tentu kebutuhan akan sumber dana juga dapat di kontrol. Pembahasan terhadap belanja partai politik, sebenarnya bukanlah hal baru. Di Negara Eropa Barat, selain melakukan pembatasan terhadap jumlah sumbangan juga 1336 dilakukan pembatasan terhadap belanja partai politik. Hal ini tentu sangatlah baik dalam mengontrol partai agar tidak boros. 3 Batasan Biaya Kampanye Pembatasan biaya kampanye juga akan mengurangi beban pendanaan bagi partai maupun kader yang akan menyalonkan diri dalam pemilu. Selama ini biaya pemilu sangatlah besar, sehingga menyebabkan banyaknya dana illegal yang digunakan dalam kampanye. Pembatasan biaya kampanye akan meminimalisir adanya money politic. Selain itu, pemodal besar yang memiliki kepentingan dalam pemilu akan sedikit terpinggirkan perannya sebagai donatur partai. Kontestasi politik juga akan lebih fair, dimana kader dan partai yang minim modal memiliki kesempatan yang hampir sama dengan kader atau partai yang memiliki modal besar.

2. Redesain Laporan Keuangan Partai Politik yang Akuntabel dan

Transparan Pasal 34A Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 memberikan kewajiban bahwa partai politik wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran yang bersumber dari dana bantuan APBN dan APBD kepada Badan Pemeriksa Keuangan BPK secara berkala 1 satu tahun sekali untuk di audit paling lambat 1 satu bulan setelah tahun anggaran berakhir. Audit laporan dilakukan 3 tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir. Hasil audit atas laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran disampaikan kepada partai politik paling lambat 1 satu bulan setelah diaudit. Pasal 39 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011 mengatur pengelolaan keuangan partai politik dilakukan secara transparan dan akuntabel. Pengelolaan keuangan partai politik di audit oleh akuntan publik setiap 1 satu tahun dan diumumkan secara periodik. Partai politik wajib membuat laporan keuangan untuk keperluan audit dana yang meliputi: laporan realisasi anggaran partai politik, laporan neraca dan laporan arus kas. Namun kenyataannya, berbagai ketentuan yang telah ditetapkan di dalam Undang-Undang tidak dilaksanakan dengan baik oleh partai politik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penataan ulang, meliputi: 1 Ketentuan Publikasi Berkala Di Amerika Serikat melalui The Federal Election Commission FEC, partai politik menyerahkan laporan keuangannya. FEC kemudian melakukan pengkajian dan mempublikasikannya, sehingga masyarakat dapat mengetahui kondisi keuangan partai. Berbeda dengan di Kanada, partai politik yang lolos verifikasi memiliki kewajiban untuk membuat laporan audit aset dan keuangan dalam waktu 6 enam bulan setelah verifikasi. Selain laporan audit aset, terdapat juga kewajiban dalam membuat audit tahunan pajakfiskal, laporan tiga bulanan pendapatan partai dan