Political Recruitment Calon Legislatif Oleh Partai Politik

610 pada sifat memenuhi syarat bagi pencalonan; 2 pencalonan yang mana merupakan proses dua tahap, yaitu inisiatif dan penguatan; dan 3 pemilihan. Jacob telah memperluas model Seligman dengan menambahkan sifat kepribadian dan posisi relevan perekrutan. Perekrutan awal adalah suatu proses dengan mana individu memiliki sifat kepribadian tertentu dan menempati posisi sosial yang dikhususkan dalam masyarakat yang disaring oleh institusi politik selama pemilihan jabatan. Proses rekrutmen menurut Jacob dap at dilakukan secara tertutup , yakni dengan menempatkan organisasi partai politik pada posisi yang kuat untuk mengontrol pada pemilihan kandidat secara terbuka dimana partai-partai adalah lemah dan memiliki sedikit kontrol pada pemilihan kandidat. b. Model Barber Menurut Barber ada tiga dimensi variabel utama rekrutmen, yaitu: motivasi, sumber daya, dan kesempatan. Dampak mereka adalah kumulatif dan mereka tidak dapat dioperasionalkan secara sendiri-sendiri satu sama lain. Kandidat yang potensial perlu dimotivasi untuk mencari jabatan, tapi berbagai motivasi dapat mengarah pada suatu pencalonan, sumberdayanya dapat terdiri dari aset-aset tersebut seperti fleksibilitas pekerjaan dan kemampuan untuk membuat pengorbanan finansial yang diperlukan; akhirnya, kesempatan membandingkan kompatibilitas dengan kriteria pemilihan dari perwakilan perekrutan dan tingkat ketidakpastian mengenai hasil dari pemilihan. Browning 1968, memperkuat model Barber, yang menurutnya perilaku perekrutan ditentukan oleh sindrom motivasional dan pengharapan. Pengharapan diperoleh dalam proses sosialisasi, dan mereka menyalurkan motivasinya pada arena politik, tapi tipe dari para pejabat mencari dan perilaku politikus ditentukan oleh motivasi dominannya. c. Model Snowiss Model Snowiss 1966 sebagaimana dikutip oleh Edinger, mengemukakan model perekrutan politik dengan memusatkan dalam aspek- aspek yang relevan terhadap kebutuhan organisasi. Terdapat empat variabel dalam metode ini: 1 dasar sosial, yang mana untuk partai merupakan hal yang utama dibandingkan elektoral umum; 2 sumberdaya organisasi yang dapat digunakan sebagai insentif untuk memobilisasi pekerjaan partai dan menarik para elite politik, material atau nonmaterial; 3 struktur, hirarki, kepemimpinan tersentral, tidak dapat dipengaruhi oleh dunia luar; 4 etos organisasi. Struktur hirarki dari organisasi partai mempromosikan suatu etos persetujuan politik; partai-partai yang kurang terstruktur mempromosikan orientasi persoalan; dan etos ideologi. d. Model Rush Althoff Menurut Michael Rush dan Philip Althoff model perekrutan politik meliputi lima proses kegiatan yaitu: penyediaan dan permintaan, agensi, kriteria, kontrol, dan tuntutan. Daya penyediaan dan permintaan dipengaruhi oleh berbagai lembaga yang berfungsi sebagai agensi perekrutan politik, kriteria yang mungkin digunakan, dan oleh kadar sejauh mana proses itu dapat dikontrol. Agensi perekrutan politik menetapkan beraneka ragam kriteria, meliputi ciri-ciri dan keterampilan yanag mereka anggap layak dan harus dikuasai oleh calon pejabat yang bersangkutan. Kriteria ini, tentu saja akan mencerminkan permintaan yang merupakan representatif atas tuntutan dan harapan masyarakat, tetapi mereka juga akan 611 mempengaruhi sistem pengadaan, sehingga proses kontrol akan semakin ketat dan kompetitif. Studi Pippa Noris menjelaskan bagaimana melihat rekrutmen para anggota legislatif yang dimulai dari level yang lebih rendah dan kemudian berkarier sebagai anggota parlemen. Dalam prakteknya, politisi tidak memulai langkah- langkahnya dari yang lebih rendah dan kemudian berkarier sebagai anggota parlemen. Ada empat level analisis yang harus dilakukan. Sebagai berikut : 695 a. Sistem hukum, khususnya aturan-aturan legal, sistem kepartaian, dan sistem pemilihan umum yang membuka peluang kesempatan bagi para kandidat di dalam percaturan politik. b. Proses rekrutmen yang secara khusus terkait dengan derajat internal demokrasi didalam organisasi partai dan ketentuan yang mengatur seleksi kandidat. c. Penawaran kandidat yang berkeinginan untuk dipilih menduduki jabatan tertentu sebagai sebagai konsekuensi dari motivasi dan modal politik mereka. d. Tuntutan pendukung atau pimpinan-pimpinan politik yang ikut melakukan seleksi dari sumber kandidat. Selain itu, untuk melahirkan caleg berkualitas dari penyelenggaraan, setidaknya ada beberapa faktor yang harus dipenuhi. Pertama, kaderisasi partai politik yang baik, penyaringan kader parpol dengan indikator integritas, penyelenggaraan pemilu yang berkualitas, pengawasan pemilu yang baik, dan pemilih yang kritis. 696 Pada posisi pertama ialah pola kaderisasi partai politik sebagai titik tolak utama untuk melahirkan calon legislative yang berkualitas, ini berkaitan erat dengan pola rekrutmen dari awal. Paling tidak, pola sederhana dapat dilaksanakan oleh partai politik sebagai berikut : Bagan I Pola Rekrutmen Partai Politik Untuk Calon Anggota Legislatif 695 Fitri Rahmadania, Op. Cit. 696 Mendorong Lahirnya Caleg Berkualitas , Buletin Bawaslu, Edisi , September . 612 Pola tersebut dibangun sebagai upaya untuk menjaga budaya demokratis pada partai politik dengan mendasarkan kepada pembentukan tim independen untuk melaksanakan fit and propertest kepada kandidat calon legislative dan proses penelusuran rekan jejak serta pakta integritas sebagai proses kontrak politik political contract.

D. Penutup

Di Indonesia peran Partai Politik adalah sebagai pilar penyangga demokrasi. Dalam artian bahwa, keberadaan demokrasi tanpa adanya Partai Politik adalah sebuah situasi kekuasaan tanpa legitimasi. Karena begitu pentingnya peran Partai Politik, maka sudah selayaknya jika Partai Politik diharapkan mampu menjamin demokratisasi yang sehat dan efektif. Oleh karena itu budaya demokrasi harus dibangun secara mapan dalam partai politik. Selain budaya demokrasi, maka political recruitment partai politik yang baik. Pola rekrutmen terhadap calon anggota legisltaif perlu disusun dengan memberikan kriteria yang secara ketat, sehingga partai politik dapat menghasilkan calon angota legislative dan anggota legislative yang berkualitas. Proses rekrutmen calon anggota legislative perlu dilaksanakan dengan membentuk tim independen yang secara khusus melaksanakan fit and properstest terhadap seluruh calon anggota legislative dan political contract. DAFTAR PUSTAKA Artis., , Eksistensi Partai Politik Dan Pemilu Langsung Dalam Konteks Demokrasi Di ndonesia , Jurnal Sosial Budaya UIN SUSKA, Volume. 9 Nomor 1 Januari-Juli 2012, Riau : UIN Sultan Syarif Kasim. Asep Nurjaman, http:asepip.staff.umm.ac.idfiles201208ISI-BUKU-PARTAI- POLITIK4.pdf , diakses pada tanggal 28 Mei 2016. 613 Buletin Bawaslu , Mendorong Lahirnya Caleg Berkualitas Edisi , September . Denny, J.A, 2006, Opini Denny J.A. Harian Kompas, Demokrasi Indonesia: Visi dan Praktek, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Didik Sukriono., , Menggagas Sistem Pemilihan Umum Di ndonesia , Jurnal Konstitusi, PKK Universitas Kanjuruhan Malang, Volume. II, Nomor 1, Juni 2009, Malang : Pusat Kajian Konstitusi Universitas Kanjuruhan Malang. Fitri Rahmadania, Rekrutmen Calon Legislatif Pada Pemilu 2014 Studi Kasus Mengenai Rekrutmen Politik PPP di Dapil I dan Vdi Kabupaten Sampang, Jawa Timur, http:journal.unair.ac.iddownload-fullpapers-jpmd3ee8c898cfull.pdf , dikases pada tanggal 20 Mei 2016. endra Sukmana dan Arsiyah., , Model Rekrutmen Calon Anggota Legislatif Oleh Partai Politik Di Dpd Partai Golkar Kabupaten Sidoarjo , Jurnal JKMP Universitas Muhammadiyah Sidoardjo, Volume. 1, Nomor. 2, September 2013, Sidoarjo : Universitas Muhammadiyah Sidoardjo. Ellya Rosana., , Partai Politik Dan Pembangunan Politik , Jurnal TAPIs IAIN Raden Intan, Volume. 8 Nomor 1 Januari-Juni 2012, Lampung : IAIN Raden Intan. endra Sukmana dan Arsiyah., , Model Rekrutmen Calon Anggota Legislatif Oleh Partai Politik Di Dpd Partai Golkar Kabupaten Sidoarjo , Jurnal JKMP Universitas Muhammadiyah Sidoardjo, Volume. 1, Nomor. 2, September 2013, Sidoarjo : Universitas Muhammadiyah Sidoardjo. mam Yudhi Prasetya., , Pergeseran Peran deologi Dalam Partai Politik , Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan, Volume. 1, Nomor 1, Januari 2011, Kepulauan Riau : FISIP Universitas Maritim Raja Ali Haji. Gde Made Metera., , Peran Partai Politik Dalam Mewujudkan Demokrasi Yang Santun Dan Kesejahteraan Rakyat , WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Volume. 10 Nomor 3 April 2011, Bali : Universitas Panji Sakti Singaraja. Musni Umar., , Demokrasi Dan Komunikasi Politik Dalam Pilkada Dki Jakarta , Jurnal Komunikologi Universitas Esaunggul Volume. 4 Nomor. 2, September 2007, Jakarta : Universitas Esa Unggul. Ma’mun Murod Al-Barbasy., , Politik Pasca Pemilu : Pudarnya Politik Aliran , Jurnal Poelitika, Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan, Program Magister Ilmu Politik, Volume 5 Nomor 1 Januari 2009, Jakarta : Universitas Nasional. Muhammad, Zulfan Hakim,. Demokrasi Dalam Pilkada Di Indonesia, http:repository.unhas.ac.idbitstreamhandle1234567894068DEMOKRASI 20DALAM20PILKADA20DI20INDONESIA2028Jurnal20Humanis2 0UNM29.pdf?sequence=1 , dikses pada tanggal 20 Mei 2016.