Struktur Kepengurusan Partai Politik di Tingkat Pusat dan Daerah

884 Struktur organisasi sebagaimana halnya lingkungan politik yang dapat dikonseptualisasikan sebagai jaringan saling ketergantungan yang pada akhirnya menitikberatkan pada kompleksitas legitimasi sebagai fenomena yang luas melebihi posisi yang sederhana dalam sebuah organisasi tersebut. Legitimasi kewenangan didefinisikan sebagai hak untuk membuat orang lain dengan menunjuk ke dalam skup kewenangan. Hak kewenangan termasuk kreteria latar, alokasi tugas, penilaian kinerja, dan alokasi kerja berdasarkan sanksi. Struktur kepartaian merupakan puncak yang dibentuk dari struktur dasar yang terdiri atas struktur sosial masyarakat. Adapun peran partai politik dalam mewujudkan struktur sosial masyarakat yang sejahtera ialah dengan cara menyerap aspirasi dari masyarakat itu sendiri tetapi dalam banyak contoh kasus tidak sedikit pula partai politik menjadikan konflik dan polemik dalam masyarakat karena adanya tumpang tindih kepentingan satu sama lain. Partai politik mempunyai struktur antara lain adalah Pimpinan pusat, pimpinan daerah, pimpinan cabang, pimpinan kecamatan, pimpinan Kelurahandesa atau yang sering disebut pimpinan ranting. Struktur diatas mempunyai anggota-anggota yang berbeda latarbelakang mulai dari pendidikan, agama, etnis, ekonomi, maupun kelas sosial. Partai politik mempunyai posisi status dan peranan role yang sangat penting dalam setiap sistem demokrasi. Partai memainkan peran penghubung yang sangat strategis antara proses-proses pemerintahan dengan warga negara. Bahkan banyak yang berpendapat bahwa partai politiklah yang sebetulnya menentukan demokrasi, Political parties created democracy . Karena itu, partai merupakan pilar yang sangat penting untuk diperkuat derajat pelembagaannya the degree of institutionalization dalam setiap sistem politik yang demokratis. Namun demikian, banyak pandangan kritis dan bahkan skeptis terhadap partai politik yang menyatakan bahwa partai politik itu sebenarnya tidak lebih daripada kendaraan politik bagi sekelompok elite yang berkuasa atau berniat memuaskan nafsu birahi kekuasaannya sendiri. Partai politik hanyalah berfungsi sebagai alat bagi segelintir orang yang kebetulan beruntung dan berhasil memenangkan suara rakyat yang mudah dikelabui, untuk memaksakan berlakunya kebijakan-kebijakan publik. Dalam suatu negara demokrasi, kedudukan dan peranan setiap lembaga negara haruslah sama-sama kuat dan bersifat saling mengendalikan dalam hubungan checks and balances . Akan tetapi jika lembaga-lembaga negara tersebut tidak berfungsi dengan baik, kinerjanya tidak efektif, atau lemah wibawanya dalam menjalankan fungsinya masing-masing, maka yang sering terjadi adalah partai-partai politik yang rakus atau ekstrim, yang merajalela menguasai dan mengendalikan segala proses-proses penyelenggaraan fungsi- fungsi pemerintahan. Oleh karena itu, sistem kepartaian yang baik sangat menentukan bekerjanya sistem ketatanegaraan berdasarkan prinsip checks and balances dalam arti yang luas. Sebaliknya, efektif bekerjanya fungsi-fungsi kelembagaan negara itu sesuai prinsip checks and balances berdasarkan konstitusi juga sangat menentukan kualitas sistem kepartaian dan mekanisme demokrasi yang dikembangkan di suatu negara. Semua ini tentu berkaitan erat dengan dinamika pertumbuhan tradisi dan kultur berpikir bebas dalam kehidupan bermasyarakat. Tradisi berpikir atau kebebasan berpikir itu pada gilirannya mempengaruhi tumbuh 885 berkembangnya prinsip-prinsip kemerdekaan berserikat dan berkumpul dalam dinamika kehidupan masyarakat demokratis yang bersangkutan. Tentu saja, partai politik adalah merupakan salah satu wadah yang dibangun oleh masyarakat untuk kemajuan dalam berbangsa dan bernegara, pikiran- pikiran, pandangan, dan keyakinan dieksplorasikan bebas dalam masyarakat demokratis. Disamping partai politik, bentuk ekspresi lainnya terjelma juga dalam wujud kebebasan pers, kebebasan berkumpul, ataupun kebebasan berserikat melalui organisasi-organisasi non-partai politik seperti lembaga swadaya masyarakat LSM, organisasi-organisasi kemasyarakatan Ormas, organisasi non pemerintah NGO’s , dan lain sebagainya. Namun, dalam hubungannya dengan kegiatan bernegara, peranan partai politik sebagai media dan wahana tentulah sangat menonjol. Disamping faktor- faktor yang lain seperti pers yang bebas dan peranan kelas menengah yang tercerahkan, dan sebagainya, peranan partai politik dapat dikatakan sangat menentukan dalam dinamika kegiatan bernegara. Pertai politik betapapun juga sangat berperan dalam proses dinamis perjuangan nilai dan kepentingan values and interests dari konstituen yang diwakilinya untuk menentukan kebijakan dalam konteks kegiatan bernegara. Partai politiklah yang bertindak sebagai perantara dalam proses-proses pengambilan keputusan bernegara, yang menghubungkan antara warga negara dengan institusi- institusi kenegaraan. Political Parties, A Sociological Study of the Oligarchical Tendencies of Modern Democracy, Organisasi merupakan satu-satunya sarana ekonomi atau politik untuk membentuk kemauan kolek tif . 45 Dalam hal lain kultur juga sangat menentukan arah pemikiran masyarakat terhadap pilihan partai politik, sehingga partai politik pada awal pendiriannya harus mempunyai prinsip-prinsip tertentu yang sesuai dengan arah pemikiran masyarakat pada umumnya agar dapat meperoleh suara yang banyak. Partai politik juga merupakan elemen bangsa yang sangat efektif dalam memperjuangkan aspirasi dan harapan rakyat, kerana partai politik merupakan jembatan yang dekat dengan pemerintah. Para wakil-wakil politik yang mewakili rakyat di legislatif seharusnya terlebih dahulu memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat, bukan justru terlebih dahulu menperjuangkan aspirasi- aspirasi dan kepentingan-kepentingan individu, kelompok partai ataupun kepentingan-kepentingan penguasa. 46 Permasalahan terakhir telah banyak terjadi, tidak hanya pada lembaga legislatif pusat bahkan juga telah menyebar pada lembaga legislatif di daerah-daerah. Hirarki kewenangan merefleksikan kemampuan individu untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan tugas-tugasnya. Keleluasaan mencerminkan kontrol keputusan, dan meningkatkan kontrol keputusan akan mengarah pada keadilan prosedural yang merupakan perasaan mengenai keadilan kebijakan pengambilan keputusan formal. 47 Persepsi politik organisasi mempengaruhi persepsi bawahan terhadap keadilan prosedural keputusan sumber daya manusia. Prosedur yang digunakan 45 Robert Michels , Partai Politik: Kecenderungan Oligarkis Dalam Birokrasi, Rajwali Press, 1984, hlm. 23 46 Saiman, Reformasi dan Peran Partai Politik Dalam Pembangunan Indonesia, Jurnal Government Edisi 2, 2003, hlm. 2 47 Haris, Politik Organisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006, hlm.178-179. 886 dalam pengambilan keputusan yang digunakan diyakini tidak adil. Persepsi ketidakadilan prosedural langsung diarahkan pada atasan karena hal itu dianggap berhubungan dengan derajat pertanggung jawaban pada lingkungan politik. Disebutkan dalam pasal 19 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang partai politik bahwa kepengurusan partai politik, yaitu: 1. Kepengurusan partai politik tingkat pusat berkedudukan di ibukota negara; 2. Kepengurusan partai politik tingkat provinsi berkedudukan di ibukota provinsi; 3. Kepengurusan partai politik tingkat kabupatenkota berkedudukan di ibukota kabupatenkota; 4. Dalam hal kepengurusan partai politik dibentuk sampai tingkat kelurahandesa atau sebutan lainnya, kedudukan kepengurusan disesuaikan dengan wilayah yang bersangkutan. 48 Secara hirarkis hubungan kepengurusan partai politik di tingkat pusat dan daerah mempunyai hubungan kepengurusan garis vertikal dari tingkat pusat sampai ke kepengurusan partai politik di tingkat provinsi, kabupatenkota sampai ke tingkat desa secara berjenjang. Ketua umum partai politik di tingkat pusat mempunyai kecenderungan lebih otoriter dalam pengambilan keputusan partai. Apabila keputusan yang diambil pengurusan partai di tingkat DPP tidak dilaksanakan oleh pengurusan partai politik yang berada di bawahnya, maka pengurusan DPP berhak memberntikan pengurus partai yang ada di bawahnya atau di tingkat daerah. Sehingga terjadi lah hubungan yang tidak harmonis antara pengurus partai politik di tingkat pusat dengan pengurus partai politik di tingkat daerah.

E. Rekrutmen Kader Anggota dan Pendidikan Politik

Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negera Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. 49 Begitulah pengertian otentik yang termuat dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang partai politik. Realitasnya, kiprah partai politik tidak terbatas pada pengertian singkat tersebut. Namun partai politik memiliki peran strategis yang demikian luas. Keberadaanya tidak berfungsi sebagai infrastruktur politik untuk melengkapi suprastruktur politik, tetapi juga berperan dalam proses demokratisasi. Secara umum dapat dikatakan partai politik adalah satu kelompok yang terorganisir yang anggotanya mempunyai nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik biasanya dengan cara konstitusional untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. Oleh sebab itu partai politik berbeda dengan gerakan Government. 48 Undang-Undang Pemilu Partai Politik 2008. hlm. 224 49 Gunawan Markus, Buku Pintar Calon Anggota Anggota Legislatif, Jakarta: Visimedia, 2008, hlm.8-9. 887 Partai politik adalah A Political party is a group of human baings, satbly organized with the objective of securing of maintaining for its leaders the control a government, with the further objektive of giving to members of the party, throught such control ideal and material benefits and advantages sekelompok menusia yang terorganisir secara stabil dengan cara merebut dan mempertahankan penguasaan terhadap pemerintah bagi pimpinan partainya, dan berdasarkan penguasa ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat materil maupun ideal . 50 Bahwa partai pollitik adalah sekelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisir, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih bertujuan menguasai pemerintah dan melaksanakan kebijaksanaan umum mereka. 51 Adapun gerakan Government adalah suatu gerakan kelompok atau golongan yang ingin mengadakan perubahan pada lembaga politik dan juga ingin menciptakan suatu tatanan masyarakat yang baru sama sekali, dengan memakai cara-cara politik. Dibanding dengan partai politik, gerakan Government mempunyai tujuan yang lebih terbatas dan fundamental yang bersifat ideologi dan bertujuan untuk menumbuhkan suatu identitas kelompok bagi anggotanya interest group. Partai politik berfungsi sebagai sarana pendidikan politik bagi anggota partai dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehdiupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Partai politik juga berperan dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa untuk kesejahteraan masyarakat, sebagai sarana penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara. Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa partai politik sebagai sarana rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi. 52 Rekrutmen politik tersebut antara lain untuk menjadi bakal calon anggpta dewan perwakilan rakyat DPR dan dewan perwakilan rakyat daerah DPRD, bakal calon presiden dan wakil presiden dan bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Tentu saja proses dan mekanisme rekrutmen dilakukan secara demokratis dan terbuka sesuai dengan anggaran dasar AD dan anggaran rumah tangga ART masing-masing parati serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang partai politik pasal 29 dijelaskan bahwa: 1. Partai politik melakukan rekrutmen terhadap warga negara Indonesia untuk menjadi; a anggota partai politik; b bakal calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; c bakal calon Presiden dan Wakil Presiden; d bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. 2. Rekrutmen sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan secara demokratis dan terbuka sesuai dengan ADART serta peraturan perundang-undangan. 50 Cari J. Friedrich, Contitutional Government and democracy: Theory and Practice in Europe and America, Weltham, Mass, Blaisdeil Plublishing Company, 1976, hlm. 419 . 51 Rogert F. Soltau, An Introduction To Polkitics, London, Longmas Green Co, hlm. 199. 52 Markus Gunawan, Buku Pintar Calon Anggota Anggota Legislatif, Jakarta:Visimedia, 2008, hlm.8-9.