Pendahuluan Redesain Laporan Keuangan Partai Politik yang Akuntabel dan

1341 Untuk konteks Indonesia, bantuan keuangan merupakan salah satu sumber keuangan partai politik 213 dan merupakan bagian dari hak partai politik. 214 Bantuan keuangan kepada Partai Politik digunakan paling sedikit 60 sebagai dana penunjang kegiatan pendidikan politik dan sisanya sebagai operasional sekretariat Partai Politik. Pendidikan politik dapat dilakukan melalui kegiatan seminar, lokakarya, dialog interaktif, sarasehan dan workshop sepanjang berkaitan dengan a pendalaman mengenai 4 empat pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;, b pemahaman mengenai hak-hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia dalam membangun etika dan budaya politik; dan c pengkaderan anggota partai politik secara berjenjang dan berkelanjutan. Sedangkan untuk kegiatan operasional sekretariat partai politik sendiri digunakan untuk a administrasi umum, b berlangganan daya dan jasa, c pemeliharaan data dan arsip, dan d pemeliharaan peralatan kantor. Yang dimaksud dengan administrasi umum antara lain belanja keperluan alat tulis kantor, rapat internal sekretariat Partai Politik, dan ongkos perjalanan dalam rangka mendukung kegiatan operasional sekretariat Partai Politik. Dan yang dimaksud dengan daya dan jasa antara lain telepon, listrik, air minum, jasa pos dan giro, dan surat menyurat. Jika kita ambil secara spesifik untuk Kota Surabaya maka berdasarkan hasil kajian terhadap Laporan Hasil Pemerikasaan BPK perwakilan Provinsi Jawa Timur ditemukan bahwa 28,80 dari Rp.678.484.000,00 dana yang disalurkan oleh Pemerintah Kota Surabaya pada tahun 2014 dikelola sesuai dengan ketentuan yang ada. Hal ini berarti dana yang pengelolaannya dinilai sesuai dengan ketentuan yang ada sebesar Rp. 15.400.274,00 sedangkan yang dianggap tidak sesuai dengan ketentuan yang ada sebesar Rp. 487.128.120,00. Sedangkan untuk tahun 2015, hasil rekapitulasi atas Laporan Hasil Pemeriksaan BPK perwakilan Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa 19,0 dari Rp.732.571.000,00 dana yang disalurkan oleh Pemerintah Kota Surabaya dikelola sesuai dengan ketentuan yang ada. Hal ini berarti dana yang pengelolaannya dinilai sesuai dengan ketentuan yang ada sebesar Rp. 139.639.422,00 sedangkan yang dianggap tidak sesuai dengan ketentuan yang ada sebesar Rp. 592.235.622,00. Berdasarkan tabel di bawah, kita akan dapat melihat bahwa masih ada banyak masalah dalam pengelolaan bantuan keuangan untuk partai politik. Selama ini literatur yang ada lebih terfokus pada kegagalan sistem, termasuk partai politik di dalam mengelola bantuan keuangan yang diberikan oleh Pemerintah, ataupun oleh Pemerintah Daerah. Penulis hampir tidak menemukan adanya literatur yang mengupas Laporan Hasil Pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK, ataupun kantor perwakilannya untuk melihat bagaimana pola pengelolaan bantuan keuangan oleh partai politik, ataupun pola – pola pemeriksaan, atau audit yang dilakukan oleh BPK. Partai 2014 2015 213 Pasal 34 ayat 1 huruf c Undang – undang nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik, sebagaimana dirubah melalui Undang – undang nomor 2 tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang – undang nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik 214 Pasal 12 huruf k Undang – undang nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik, sebagaimana dirubah melalui Undang – undang nomor 2 tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang – undang nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik 1342 Politik Penerimaan Bantuan Keuangan Partai Politik dari APBD Pengeluaran Bantuan Keuangan Partai Politik dari APBD Penerimaan Bantuan Keuangan Partai Politik dari APBD Pengeluaran Bantuan Keuangan Partai Politik dari APBD Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Demokrat 184.862.000 215 44.110.000 140.781.000 101.840.000 216 26.648.500 74.198.589 PDIP 175.301.000 217 12.140.825 163.160.000 251.445.000 218 444.900 251.000.000 PKB 60.074.000 5.190.740 54.883.260 86.937.000 219 87.258.000 Gerindra 54.695.000 33.987.000 20.780.000 103.737.000 220 42.368.879 61.328.121 PKS 48.318.000 21.503.125 26.814.875 50.050.000 19.358.997 30.691.003 PAN 43.706.000 221 43.702.983 - 53.395.000 222 22.395.805 31.000.000 Golkar 41.152.000 223 11.656.052 29.496.000 PPP 30.524.000 224 2.280.000 32.187.000 Hanura 15.442.000 225 11.610.274 3.833.940 46.327.000 226 19.655.841 26.686.159 Nasdem 12.946.000 4.995.975 7.950.025 38.840.000 227 8.766.500 30.073.750 PKNU 11.464.000 228 4.223.300 7.242.020 Tabel 1 Tingkat Kepatuhan Pengelolaan Bantuan Keuangan Partai Politik di Kota Surabaya Situasi inilah yang hendak dilakukan oleh tulisan ini. Dengan melakukan kajian terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan BPK dalam hal ini adalah BPK perwakilan Provinsi Jawa Timur terhadap bantuan keuangan yang diterima oleh partai politik di Surabaya agar kemudian dijadikan pelajaran agar partai politik, yang menerima bantuan keuangan tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama dalam penyusunan laporan pertanggung jawaban, atau bahkan bisa mengelola bantuan keuangan ini menjadi lebih baik. Selain itu, melalui tulisan ini diharapkan muncul identifikasi terhadap perbaikan – perbaikan yang dapat dilakukan oleh BPK, terhadap pemeriksaan yang dilakukannya. Kota Surabaya diambil contoh dalam tulisan ini, setidak – tidaknya atas 2 Dua alasan yaitu penghargaan yang pernah diperoleh kota ini dari KPK terkait 215 Selisih lebih sebesar Rp. 29.000,00 merupakan pengeluaran DPD Partai Demokrat yang dibebankan pada anggaran partai 216 Selisih kurang pertanggung jawaban sebesar Rp. 992.911,00 merupakan bantuan keuangan yang belum digunakan dipertanggung jawabkan oleh DPC Partai Demokrat 217 Selisih kurang pertanggung jawaban sebesar Rp. 175,00 merupakan bantuan keuangan yang belum dipertanggung jawabkandigunakan oleh DPC PDIP 218 Selisih kurang pertanggung jawaban sebesar Rp. 100,00 merupakan bantuan keuangan yang belum digunakandipertanggung jawaban oleh DPC PDI Perjuangan 219 Selisih lebih pertanggung jawaban sebesar Rp. 3210.000,00 merupakan pengeluaran DPC PKB yang dibebankan pada anggaranpartai 220 Selisih kurang pertanggung jawaban sebesar Rp. 40.000,0 merupakan bantuan keuangan yang belum dipertanggung jawabkandigunakan oleh DPC Gerindra 221 Selisih kurang sebesar Rp. 3.017,00 merupakan bantuan keuangan yang belum dipertanggung jawabkan oleh DPD PAN 222 Selisih lebih pertanggung jawaban sebesar Rp. 805,00 merupakan pengeluaran DPD PAN yang dibebankan pada anggaran partai 223 Selisih lebih sebesar Rp. 52,00 merupakan pengeluaran DPD Partai Golkar yang dibebankan pada anggaran partai 224 Selisih lebih sebesar Rp. 3.943.000,00 merupakan pengeuaran DPC PPP yang dibebankan pada anggaran partai 225 Selisih lebih sebesar Rp. 2.214,00 merupakan pengeluaran DPC Hanura yang dibebankan pada anggaran partai 226 Selisih lebih pertanggung jawaban sebesar Rp. 15.000,00 merupakan pengeluaran DPC Hanura yang dibebankan pada angaran partai 227 Selisih lebih pertanggung jawaban sebesar Rp. 250,00 merupakan pengeluaran DPD Partai Nasdem yang dibebankan pada anggaran partai 228 Selisih lebih sebesar Rp. 1.320,0 merupakan pengeluaran DPC PKNU yang dibebankan pada anggaran partai 1343 inisiatif antikorupsi ketagori pemerintah daerah di tahun 2011, serta penghargaan Bung Hatta Anti-Crruption Award di tahun 2015, yang pernah diperoleh Ibu Tri Rismaharini ketika dirinya menjadi Walikota Surabaya. Dengan pengahargaan yang diperoleh Kota, beserta Walikotanya ini diharapkan bahwa perilaku mereka ini juga diikuti oleh partai politik – partai politik di Kota Surabaya. Sedangkan untuk pendidikan politik sendiri, dijadikan fokus karena menjadi salah satu fungsi partai politik sebagai sarana pendidikan politik bagi anggta dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 229 Pendidikan politik sendiri didefinisikan sebagai proses pembelajaran dan peahaman tentang hak, kewajiban dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 230 Selain itu, berbeda dengan pengeluarannya yang lain untuk pendidikan politik ini ada beberapa persyaratannya dalam pengelolaannya. Syarat yang pertama adalah nominal, dimana bantuan Keuangan kepada Partai Politik digunakan untuk melaksanakan pendidikan politik bagi anggota Partai Politik dan masyarakat paling sedikit 60 enam puluh persen 231 . Syarat yang kedua adalah bahwa kegiatan pendidikan politik tersebut harus bertujuan 232 a meningkatkan kesadaran hak dan kewajiban masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; b meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; dan c meningkatkan kemandirian, kedewasaan, dan membangun karakter bangsa dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Syarat yang ketiga adalah bahwa Pendidikan politik berkaitan dengan kegiatan a pendalaman mengenai 4 empat pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b pemahaman mengenai hak-hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia dalam membangun etika dan budaya politik; dan c pengkaderan anggota partai politik secara berjenjang dan berkelanjutan 233 . Syarat keempat adalah bahwa Kegiatan pendidikan politik dilaksanakan dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender untuk membangun etika budaya politik sesuai dengan Pancasila. Dan yang terakhir adalah bahwa Bentuk kegiatan pendidikan politik, antara lain berupa seminar; b lokakarya; c dialog interaktif; d sarasehan; dan e Workshop. 229 Pasal 11 Undang – undang nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik, sebagaimana dirubah melalui Undang – undang nomor 2 tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang – undang nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik 230 Pasal 1 angka 4 Undang – undang nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik, sebagaimana dirubah melalui Undang – undang nomor 2 tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang – undang nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik 231 Pasal 9 ayat 3 Peraturan Pemerintah nomor 83 tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 5 tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik 232 Pasal 23 ayat 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 26 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 23 tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran dan aporan Pertanggung Jawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik 233 Pasal 23 ayat 2 ibid 1344 Secara struktur, tulisan ini akan dibagi menjadi 4Empat bagian. Bagian pertama adalah Pendahuluan, yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum terhadap tulisan ini. Dilanjutkan dengan bagian kedua yang akan menggambarkan bagaimana pengelolaan bantuan keuangan untuk pendidikan politik di Kota Surabaya. Pada bagian ketiga dari tulisan ini akan dipaparkan tentang bagaimana tingkat kepatuhan pengelolaan bantuan keuangan untuk pendidikan politik di Kota Surabaya. Dan yang akan menjadi bagian terakhir adalah kesimpulan serta rekomendasi, yang diharapkan dapat menjawab tujuan daripada tulisan ini sendiri.

F. Pengelolaan Bantuan Keuangan untuk Pendidikan Politik di Kota Surabaya

Sebagaimana sudah dijelaskan di atas, bahwa Bantuan keuangan kepada Partai Politik digunakan paling sedikit 60 sebagai dana penunjang kegiatan pendidikan politik dan sisanya sebagai operasional sekretariat Partai Politik. Pendidikan politik ini sendiri dapat dilakukan melalui kegiatan seminar, lokakarya, dialog interaktif, sarasehan dan workshop sepanjang berkaitan dengan a pendalaman mengenai 4 empat pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;, b pemahaman mengenai hak-hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia dalam membangun etika dan budaya politik; dan c pengkaderan anggota partai politik secara berjenjang dan berkelanjutan. Sepanjang tahun 2014 dan 2015, kesebelas partai politik di Surabaya telah mengelola bantuan keuangan hampir 1,5 Milyar Rupiah. Dana tersebut diserahkan sejumlah lebih dari 650 Juta Rupiah untuk 11 Sebelas partai politik di tahun 2014, dan hampir 750 juta untuk 8 Delapan partai politik di tahun 2015. Dari angka ini, 68,97 dari bantuan keuangan di tahun 2014 telah digunakan oleh partai politik di Surabaya untuk membiayai pendidikan politik. Angka ini sendiri, baik secara angka maupun prosentasenya meningkat di tahun 2015 menjadi 70,50. Penerimaan APBD Pendidikan Politik Operasional Sekretariat 2014 678.484.000 467.931.020 209.177.394 2015 732.571.000 516.479.803 200.985.241 Total 1.411.055.000 984.931.020 401.162.635 Tabel 2 234 Alokasi Pengelolaan Bantuan Keuangan Partai Politik di Kota Surabaya 234 Angka di atas diolah dari Laporan Hasil Pemeriksaan BPK perwakilan Provinsi Jawa Timur terhadap bantuan keuangan partai politik di Kota Surabaya tahun 2014 dan 2015. Sekedar menjadi disclaimer bahwa keuangan yang dikelola oleh partai politik di Surabaya tidaklah selalu sesuai dengan jumlah dana yang ditermanya. 1345 Jika ditelusuri lebih lanjut maka di tahun 2014 prosentase pembiayaan paling besar untuk pendidikan politik ini dilakukan oleh Partai Gerindra yaitu sebesar 83,19 dari total bantuan keuangan yang diterimanya, atau sebesar Rp. 45.500.000,00 Empat Puluh Lima Juta Lima Ratus Ribu Rupiah. Namun demikian dari sisi nominal, angka ini sendiri masih kalah jauh dari yang dikeluarkan oleh Partai Demokrat yaitu sebesar Rp. 129.500.000,00 Seratus Dua Puluh Sembilan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah, atau hanya 70,05 dari total bantuan keuangan yang diterimanya. Partai Politik Pengelolaan Bantuan Keuangan Pendidikan Politik 2014 2015 Demokrat 129.500.000 70,05 64.200.000 63,04 PDI-P 114.000.000 65,03 205.000.000 81,53 PKB 34.974.000 58,22 52.452.000 60,33 Gerindra 45.500.000 83,19 79.960.000 77,08 PKS 34.774.875 71,97 30.691.003 61,32 PAN 32.075.000 73,39 41.300.000 77,35 Golkar 32.004.000 77,77 PPP 22.422.000 73,46 Hanura 10.181.000 65,93 19.571.800 42,25 Nasdem 7.799.525 60,25 23.305.000 60,00 PKNU 4.700.620 41,00 Tabel 3 Pengelolaan Bantuan Keuangan untuk Pendidikan Politik Di Kota Surabaya Berbeda dengan tahun sebelumnya, di tahun 2015 baik untuk nominal maupun prosentase keduanya didominasi oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Di tahun ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mengeluarkan Rp. 205.000.000,00 Dua Ratus Lima Juta Rupiah, atau sebesar 81,53. Lantas bagaimana dengan pengeluaran masing – masing partai politik di Surabaya untuk pendidikan politik ? Berdasarkan tabel di bawah kita melihat bahwa kebanyakan partai politik di Surabaya mengalokasikan kurang lebih 60 - 70 bantuan keuangan, yang diterimanya untuk melakukan pendidikan politik. Jika diambil rata – rata pengeolaan bantuan keuangan, kita akan bisa melihat kalau 11 sebelas partai politik di tahun 2014 mengalokasikan 67,30 dan 8 Delapan partai politik di tahun 2015 mengalokasikan 65,36 untuk pendidikan politik.