1253
kewenangannya kepada publik masyarakat.
79
Pada dasarnya prinsip pengelolaan keuangan di Indonesia khususnya dalam pengelolaan keuangan partai politik ada dua
prinsip, yaitu prinsip transparansi dan akuntabilitas.
80
4.1. Prinsip Transparansi
Keterbukaan informasi atas laporan keuangan partai politik sangat penting bagi kelangsungan demokrasi, karena banyak pihak yang berkepentingan atas
laporan keuangan partai politik tersebut, mulai dari pengurus partai politik, anggota partai politik, lembaga pengawas partai politik, pemerintah, penyumbang, kreditur,
dan publik atau masyarakat luas terutama konstituen partai politik.
Oleh karena itu maka partai politik harus menerapkan prinsip transparansi dalam melakukan pengelolaan keuangan partai politik. Prinsip transparansi adalah
salah satu cara yang bisa di gunakan partai politik untuk menjaga kepercayaan baik internal maupun ekternal publik atas penerimaan dan pengeluaran untuk jalannya
kegiatan partai politik pada setiap tahunnya. Oleh karena itu untuk menjamin transparansi penerimaan dan pengeluaran partai politik disclousur regulation maka
partai politik harus melakukan pelaporan keuangannya baik dalam penerimaan dan pengeluaran partai politik.
Selain itu bahwa transparansi partai politik dalam pengelolaan keuangan memliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan pemerintahan karena sumber
dana terbesar yang digunakan untuk membiyai kegiatan operasional berasal dari penyumbang, maka informasi mengenai keuangan partai politik perlu diungkapkan
kepada masyarakat. Hal ini untuk mencegah adanya penyalahgunaan wewenang ketika partai politik menyusun kebijakan dalam pemerintahan karena terdapat
prioritas kepentingan penyumbang
Adapun hal-hal yang harus terdapat dalam laporan keuangan partai politik untuk dapat menjamin terlaksananya prinsip transparansi diantaranya sebagai
berikut :
81
a. Identitas lengkap setiap sumber penerimaan seperti nama, tempat, tempat tanggal lahir, alamat domisili, nomor telepon, pekerjaan, jabatan dalam
pekerjaan, alamat tempat kerja, nomor telepon tempat kerja, jika perusahaan go publik baik nasional maupun transnasional maka harus disebutkan siapa-
siapa saja yang menjadi pemilik sahamnya;
b. Jumlah dari setiap jenis dan bentuk sumbangan uang, barang, jasa, potongan harga, pinjaman, hadiah, dan lain sebagainya;
c. Rincian program pengeluaran partai dan jumlah setiap jenis dan bentuk pengeluaran;
d. Pihak ketiga seperti organisasi, forum, perkumpulan, kelompok, partai politik ataupun individu yang melakukan kegiatan kampanye untuk mendukung atau
menentang partai politik tertentu atau pasangan calon tertentu tetapi tidak terdaftar sebagai bagian dari pelaksana kampanye P4 atau pasangan calon
tertentu, wajib melaporkan seluruh jenis penerimaan dan pengeluaran kegiatan kampanyenya kepada institusi yang ditentukan;
79
Lihat pasal 7 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
80
Lihat pasal 39 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
81
Ramlan Subakti dan Didik Supriyanto, Pengendalian Keuangan Partai Politik, seri demokrasi elektoral buku 10, Jakarta: Kemitraan Bagi Pembaharuan Tata Pemerintahan, 2011,
hlm. 92-93.
1254
e. Kewajiban kepada setiap pengurus partai politik tingkat nasional, provinsi dan tingkat kabupaten kota, untuk menyerahkan laporan penerimaan dan
pengeluaran partai kepada kantor akuntan publik yang ditetapkan sesuai dengan format yang ditentukan. Kemudian lembaga yang berwenang
menindaklanjuti hasil audit terhadap laporan penerimaan dan pengeluaran partai tersebut baik dengan mengumumkannya kepada publik melalui
website dan media massa maupun dengan melakukan penyelidikan lebih lanjut bila ditemukan bukti awal penyimpangan dalam hasil audit tersebut.
f. Partai politik peserta pemilu dalam pemilu harus melakukan : Secara periodik melakukan pelaporan kepada publik melalui KPU setiap
sumbangan yang diterima untuk kegiatan kampanye pemilu baik yang dalam bentuk uang, barang, jasa, potongan harga, hadiah, atau pinjaman,
yang bernilai sekurang-kurangnya Rp. 10 juta. Kemudian lembaga yang berwenang wajib mengumumkan laporan kepada publik baik melalui
media massa maupun website.
Melakukan pelaporan penerimaan dari pihak yang dilarang oleh undang- undang kepada lembaga negara yang berwenang dan menyetorkan dan
tersebut kepada kas Negara Melakukan pelaporan terhadap penerimaan dan pengeluaran dana
kampanye pemilu menurut jadwal dan format yang di tetapkan g. Setiap P4 Partai Politik Peserta Pemilu untuk setiap tingkatan wajib :
Membuka rekening khusus dana kampanye di bank yang sama Seluruh uang masuk dan keluar dari partai politik harus tergambar pada
rekening khusus dana kampanye pemilu Memberikan izin kepada kantor akuntan publik membuka rekening
khusus dana kampanye h. Setiap laporan yang disampaikan kepada publik harus dalam format yang
mudah diakses easily accessible format dan dalam bentuk yang mudah dibaca dan dipahami oleh publik in user-friendly.
Transparansi pengelolaan keuangan partai politik tersebut dapat diartikan sebagai sebuah pengelolaan keuangan dengan cara-cara terbuka. Sehingga
masyarakat dapat dengan mudah melihat atau menerima informasi, dan tentunya partai politik dalam hal ini tidak boleh menyembunyikan informasi-informasi yang
diminta dan dibutuhkan oleh masyarakat tentang keuangannya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Political Communication Institute bahwa mayoritas publik sudah
tidak mempercayai patai politik. Jika dalam presentase, publik yang tidak percaya lagi dengan partai politik sebesar 58,2 persen, kemudian yang menyatakan percaya 26,3
persen, dan yang menyatakan tidak tahu sebesar 15,5 persen. Tingkat kepercayaan publik ini dipengaruhi oleh krisis yang dialami sejumlah partai politik. Bahwa
kepercayaan publik yang menurun drastis terhadap partai politik dikarenakan begitu banyak kader partai yang beberapa tahun terakhir terlibat kasus korupsi. Selain itu,
menurut direktur eksekutif Polcomm Political Communication Institute menyatakan bahwa kepercayaan publik yang menurun adalah dikarenakan konflik internal partai
politik yang sering terjadi.
82
Terkait dengan kasus korupsi bahkan banyak petinggi partai politk yang tersangkut kasus korupsi, seperti Luthfi Hasan Ishaq, Anas
Urbaningrum, Surya Dharma Ali, yang ketiganya merupakan petinggi partai politik,
82
Dian Maharani, Survei Mayoritas Publik Tak Percaya Partai Politik, 2014, tersedia pada situs
http:nasional.kompas.comread201402091551505Survei.Mayoritas.Publik.Tak.Percaya. Partai.Politik
. Diakses pada tanggal 14 Juli 2016.
1255
bahkan pada saat terjerat kasus korupsi tersebut masih menjabat sebagai ketua umum partai politik.
83
4.2. Prinsip Akuntabilitas
Pertanggungjawaban sebagai akuntabilitas accountability merupakan suatu istilah yang pada awalnya digunakan untuk mengukur apakah dana publik telah
digunakan secara tepat untuk tujuan dimana dana publik tersebut ditetapkan dan tidak digunakan secara ilegal. Kemudian dalam perkembangannya akuntabilitas juga
digunakan untuk melihat akuntabilitas efisiensi ekonomi program. Upaya-upaya tersebut adalah suatu upaya untuk mencari dan menemukan apakah ada
penyimpangan atau tidak, efisien atau tidak, dan sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditentukan atau tidak.
84
Akuntabilitas accountability merupakan sebuah prinsip dari konsep good corporate governance, yaitu sebuah konsep tata kelola pemerintahan baru yang
diadopsi oleh berbagai negara berkembang di dunia sebagai salah satu prinsip dari konsep good corporate governance. Menurut Dykstra Clarence dalam The Quest For
Responsibility bahwa prinsip akuntabilitas accountability akan selalu berkaitan dengan segala sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan responsibility, yang
dapat dipertanyakan answerability, yang dapat dipersalahkan blameworthiness, dan yang mempunyai ketidak-bebasan liability.
85
Akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan partai politik dapat diartikan sebagai sebuah keadaan dimana keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan kepada
para pengurus, masyarakat yang memberikan mandat kepadanya dan kepada negara sebagai bentuk akuntabilitas publik. Artinya bahwa pertanggungjawaban atas
pengelolaan keuangan partai politik wujud pertanggungjawaban partai politik terhadap internal dan eksternal partai politik.
Lemahnya akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan partai politik tentu saja akan menyebabkan sejumlah pengeluaran partai politik tidak tercatat dengan baik
dalam pembukuan partai. Oleh karena itu sudah seharusnya partai politik memiliki standar akuntansi yang baik dan informasi yang dapat diakses oleh publik atau
masyarakat luas. Hal ini supaya kendali masyarakat terhadap partai politik dapat berjalan, sehingga secara tidak langsung proses demokratisasi berjalan dengan baik,
tidak hanya dalam tataran internal partai politik, melainkan juga masyarakat luas.
4.3. Transparansi dan Akuntabilitas sebagai dasar pengelolaan
keuangan partai
Prinsip transparansi dan akuntabilitas di era keterbukaan informasi saat ini adalah untuk menciptakan suatu tata kelola pemerintahan yang bersih dan bebas dari
segala bentuk kecurangan, yang dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya korupsi. Prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan
merupakan harga mati bagi suatu lembaga maupun institusi lainnya di sektor publik, terutama yang bersinggungan langsung dengan kepentingan masyarakat. Partai
83
Rizky Nugraha, Daftar Tangkapan Terbesar KPK, 2015 tersedia pada situs http:www.dw.dedaftar-tangkapan-terbesar-kpka-18214980
diakses pada 14 Juli 2016.
84
Joko Widodo, Good Governance Telaah dan Dimensi Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi Pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Surabaya: Insan Cendekia, 2001,
hlm. 148.
85
Tim Peneliti Kementerian Hukum dan Ham RI, Akuntabilitas Pendanaan Partai Politik dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011, Jakarta: Kementerian Hukum dan HAM RI,
2014, hlm. 12-13.
1256
politik adalah organisasi penggerak roda pemerintahan di negeri ini, merupakan organisasi yang bergerak di sektor publik, serta bersinggungan langsung dengan
kepentingan masyarakat.
Oleh karena itu maka prinsip transparansi dan akuntabilitas harus dijalankan oleh setiap partai politik, karena harus diingat bahwa partai politik merupakan
institusi atau badan publik yang mempunyai peran besar dalam menjaga demokrasi dan penyelenggaraan pemerintah yang bersih, jujur, dan bebas korupsi. Kemudian
yang terpenting dalam operasionalisasi dari prinsip transparansi dan akuntabiltas terhadap pengelolaan keuangan partai politik adalah untuk membuka ruang bagi
anggota partai politik dan masyarakat umum supaya dapat mengetahui siapa-siapa yang telah memberikan sumbangan dan berapa besaran jumlah sumbangan tersebut,
sehingga mereka bisa efektif dalam mengawasi perilaku partai politik untuk memastikan bahwa dalam penyusunan kebijakan partai politik tetap mendasarkan
pada kepentingan anggota partai politik dan masyarakat umum, bukan berdasarkan pada kepentingan para penyumbang besar.
Selain itu, dengan menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam laporan keuangan partai politik, dapat menghindari terjadinya politik uang Money
Politics karena setiap pemasukan dan pengeluaran keuangan akan tercatat dan diinformasikan dengan jelas. Akibatnya, para pelaku politik tidak akan bisa
mengalokasikan uang partai politik untuk tujuan-tujuan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan atau yang melawan peraturan dan perundangan yang
berlaku. Kemudian dengan menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas juga dapat digunakan sebagai dasar untuk membangun demokrasi yang berkredibilitas.
Demokrasi berkredibilitas merupakan dasar terciptanya pemerintah yang solid dan berwibawa, yang tentu saja bebas dari korupsi.
5. DEMOKRASI INTERNAL DALAM TATA KELOLA KEUANGAN PARTAI
Suatu sistem demokrasi mengharuskan semua partai politik untuk selalu menerapkan demokrasi internal, oleh karena itu maka harus ada aturan tertulis
dalam internal partai politik, hal ini karena supaya partai politik tidak hanya bergantung pada kemauan baik goodwill dari pemimpin atau segelintir orang yang
ada dalam internal partai politik, apabila tidak tentunya demokrasi dalam partai politik akan terancam.
Menurut Prof. Thomas Meyer bahwa demokrasi internal menjamin adanya dialog terbuka dalam proses pembentukan kehendak politik.
86
Tentu saja proses pembentukan kehendak politik tidak hanya menyangkut proses pemilihan pimpinan
partai politik saja, melainkan juga mencakup masalah-masalah lain seperti aturan- aturan yang bisa membawa partai politik lebih baik kedepannya termasuk
mekanisme pendanaan, dan penyusunan program-program partai politik kedepan untuk demokratisasi baik internal maupun eksternal. Demokratisasi dalam parpol
internal democracy yang berjalan dengan baik tentu saja akan mampu menjaga struktur organisasi agar tetap terbuka terhadap segala kontrol demokratis dan
mampu menciptakan partisipasi anggotanya, dan untuk turut serta memberikan kepada masyarakat dalam kemajuan partai politik kedepannya.
Kemudian menurut Prof. Firmanzah bahwa demokrasi dalam parpol internal democracy merupakan strategi internal dalam menghadapi persaingan positioning
ideologi politik. Menurutnya bahwa dunia politik tidak jauh berbeda dengan dengan dunia bisnis, berpolitik berarti bersaing. Demikian pula dengan dengan positioning
ideologi di hadapan masyarakt. Bahwa semua pihak berkehendak untuk menang dan
86
Thomas Meyer, Peran Partai Politik dalam Sebuah Sistem Demokrasi: Sembilan Tesis, Jakarta: Friedrich Ebert Shiftung FES Perwakilan Indonesia, 2012, hlm. 34.
1257
mendapatkan dukungan serta pengikut terbesar dalam positioning ideologi.
87
Strategi internal ini di fokuskan pada usaha-usaha pembenahan untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi dalam tubuh partai politik. Hal ini karena peta persaingan ke depannya akan masuk sampai ke ruang-ruang struktur dan budaya oganisasi partai
politik. Hal ini harus disadari bahwa kualitas hasil partai politik yang nantinya ditawarkan kepada masyarakat akan sangat bergantung pada kualitas proses internal
partai politik.
88
6. ENUTUP
6.1. Kesimpulan
Bahwa sumber keuangan partai politik sesuai dengan ketentuan yang berlaku berasal dari tiga sumber, yaitu: iuran anggota, sumbangan resmi, dan bantuan
keuangan dari dana APBN APBD. Namun sumber keuangan partai politik masih banyak mengalami permasalahan. Adapun permasalahan yang terjadi ialah tidak
berjalannya iuran dari anggota partai politik, sumbangan dari pihak ketiga yang tidak terkontrol dengan baik, dan bantuan keuangan dari APBN APBD yang jumlahnya
masih jauh dari harapan.
Permasalahan keuangan partai politik tentu saja dapat mempengaruhi gerak jalan parti politik kedepannya, dimana permasalahan keuangan partai politik
tersebut dapat menjadi perusak ideologi partai politik, yang awalnya partai politik disibukkan dengan mendorong dan menyusun kebijakan publik. Kini partai politik
hanya disibukkann dengan bagaimana caranya untuk mendapatkan uang, guna memenuhi kebutuhan dalam keseharian partai politik tanpa memperhatikan prinsip-
prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaannya.
Oleh karena itu untuk mengembalikan partai politik kepada arah ideologi pembentukan partai politik, maka perlu adanya pola kebijakan baru, yaitu dengan
menumbuhkan ideologi para anggotanya terhadap perjuangan partai politik, dengan menguatnya ideologi anggota terhadap partai politik diharapkan iuran anggota bisa
dilaksanakan dengan efektif, sehingga demokrasi internal dalam hal pendanaan partai dapat terlaksana dengan baik, dan tentu saja akan membawa dampak yang positif,
dimana dalam hal kepemimpinan partai politik tidak terjadi sistem oligarki hanya karena salah seorang yang terlalu banyak menyumbang dan kemudian dipilih.
Kemudian, untuk mengembalikan partai politik kepada ideologi partai politik, maka perlu adanya pembatasan sumbangan dari pihak ketiga individu dan kelompok
swasta serta mengoptimalkan subsidi finansial yang berasal dari dana APBNAPBD. Dengan melakukan pembatasan sumbangan dari pihak ketiga dan mengoptimalkan
subsidi finansial dari negara, maka diharapkan mampu untuk memotong mata rantai yang terjadi antara partai politik dengan kepentingan pihak ketiga yang itu semua
berdampak pada kepentingan masyarakat umum.
Kemudian dalam hal pengelolaan keuangan partai politik tentu saja harus dilakukan pengelolaan yang baik dan sesuai dengan peraturan. Bahwa pada dasarnya
pengelolaan yang baik terhadap keuangan partai politik adalah dengan menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Penegakan prinsip transparansi dan
87
Firmanzah, Mengelola Partai Politik Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011, hlm. 361.
88
Ibid., hlm. 379.