Batasan dan Pengertian Partai Politik.

865 Partai politik menurut Carl J. Fiederich adalah sekelompok manusia yang terorganisiir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan, berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil maupun materiil. 20 Partai politik menurut Soltau adalah sekelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisir, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan yang – dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih – bertujuan menguasai pemerintahan dan melaksanakan kebijakanaan umum mereka. 21 Partai politik menurut Sigmund Neumann adalah organisasi aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan atau golongan- golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda. 22 Partai politik menurut Ichlasul Amal adalah suatu kelompok yang mengajukan calon-calon bagi jabatan publik untuk dipilih oleh rakyat sehingga dapat mengontrol atau mempengaruhi tindakan-tindakan pemerintah. 23 Partai politik menurut Mark N. Hagopian adalah suatu organisasi yang dibentuk untuk mempengaruhi bentuk dan karakter kebijaksanaan publik dalam kerangka prinsip-prinsip kepentingan ideologis tertentu melalui praktek kekuasaan secara langsung atau partisipasi rakyat ddalam pemilihan. 24 Berdasarkan batasan-batasan mengenai parpol seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa : 1. Dasar sosiologis dari suatu parpol adalah ideologi. 2. Kepentingan dari dibentuknya suatu parpol adalah usaha-usaha untuk memperoleh kekuasaan.

3. Fungsi Partai Politik

Dalam negara demokratis partai politik menyelenggarakan beberapa fungsi 1. Partai sebagai sarana komunikasi politik Salah satu tugas dari partai politik adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat berkurang. Dalam masyarakat modern yang begitu luas, pendapat dan aspirasi seseorang atau sekelompok akan hilang tak berbekas seperti suara di padang pasir, apabila tidak ditampung dan digabung dengan pendapat dan aspirasi orang lain yang senada. Proses ini dinamakan penggabungan kepentingan interest aggregation. Sesudah digabung, pendapat dan aspirasi ini diolah dan dirumuskan dalam bentuk yang teratur. Proses ini dinama kan perumusan kepentingan interest articulation. 2. Partai sebagai sarana sosialisasi politik Partai politik juga bermain peran sebagai sarana sosialisasi politik instrument of political socializatio . Dalam ilmu politik, sosialisasi politik diartikan sebagai proses melalui mana seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap phenomena politik, yang umumnya berlaku dalam 20 Ibid hal 161 21 Loc.Cit 22 Ibid, hlm. 162 23 Ichlasul Amal Editor; Teori-Teori Mutakhir Partai Politik; Yogyakarta PT. Tiara Wacana Yogya, 1996, hlm. xv 24 Loc.Cit 866 masyarakat dimana ia berada. Biasanya proses sosialisasi berjalan dengan secara berangsur-angsur dari masa kenak-kanak sampai dewasa. Di negara-negara baru, partai-partai politik juga berperan untuk memupuk identitas nasional dan integrasi nasional 25 . 3. Partai politik sebagai sarana recruitment politik Partai politik juga bergungsi untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai political recruitment. Dengan demikian partai turut memperluas partisipasi politik. Caranya ialah melalui kontak pribadi, persuasi dan lain- lain. Juga diusahakan untuk menarik golongan muda untuk dididik menjadi kader yang di masa mendatang akan mengganti pimpinan lama selection of leadership 26 . 4. Partai politik sebagai sarana pengatur konflik conflict management. Dalam suasana demokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat merupakan soal yang wajar. Jika sampai terjadi konflik, partai politik berusaha untuk mengatasinya. Dalam praktek politik sering dilihat bahwa fungsi-fungsi tersebut di atas tidak dilaksanakan seperti yang diharapkan. Misalnya informasi yang diberikan justru menimbulkan kegelisahan dan perpecahan dalam masyarakat; yang dikejar bukan kepentingan nasional, akan tetapi kepentingan partai yang sempit dengan akibat pengkontakan politik; atau konflik tidak diselesaikan, akan tetapi malahan dipertajam 27 .

4. Sengketa Internal Partai Politik

Yves Meny dan Andrew Knapp mengemukakan bahwa: A democratic system without political parties or with a single party is impossible or at any rate hard to imagine . 28 Suatu sistem politik hanya dengan satu partai, sulit sekali dibayangkan untuk disebut demokratis, apalagi jika tanpa partai sama sekali. Selanjutnya Yves dan Andrew Knapp mengemukakan 3 tiga parameter derajat kelembagaan partai politik dalam suatu negara demokrasi, antara lain: i its age, ii the personalization of organization, iii organizational differentiation. 29 Partai Politik sebagai sebuah organisasi pasti mengalami siklus dan tahapan perkembangan atau pertumbuhan dari waktu ke waktu. Selayaknya seperti mahluk hidup, semakin tua organisasi partai politik, seharusnya semakin matang. Hal tersebut ditandai dengan ide-ide dan nilai-nilai yang dianut dalam organisasi partai politik tersebut semakin terlembagakan institutionalized menjadi tradisi dalam organisasi. Organisasi partai politik yang kemudian matang karena usia dan telah melalui tahapan perkembangan usia, selayaknya kemudian mengalami proses yang disebut depersonalisasi. Ada pemisahan secara tegas antara institusi lembaga dengan persoalan personal atau pribadi masing-masing individu yang kebetulan menjadi pengurusnya. Meskipun mungkin masih ditemukan organisasi yang memiliki usia sudah sangat tua, akan tetapi belum terbangun tradisi dimana urusan-urusan pribadi 25 Ibid hal 164. 26 Ibid hal 165. 27 Ibid hal 166 28 Yves Meny and Andrew Knapp, Government and Politics in Western Europe: Britain, France, Italy, Germany, Third Edition Oxford University Perss, United Kingdoms, 1998, hlm 86 29 Ibid, hlm 7