BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
53 KirikeKanan•
Left to Right 1. Ahdi Jumhari Luddin
Direktur Kepatuhan Compliance Director
2. Darmadi Sutanto
Direktur Konsumer Retail Consumer Retail Banking Director
3. Sutanto
Direktur Enterprise Risk Management Enterprise Risk Management Director
4. Gatot M. Suwondo
Direktur Utama President Director Chief Executive Officer
CEO
5. Adi Setianto
Direktur Tresuri FI Treasury Financial Institution Director
6. Yap Tjay Soen
Direktur Keuangan Chief Financial Officer CFO
7. Suwoko Singoastro
Direktur Operasi Teknologi Informasi Operations Information Technology Director
8. Felia Salim
Wakil Direktur Utama Vice President Director
9. Krishna R. Suparto
Direktur Business Banking Business Banking Director
10. Honggo Widjojo Kangmasto
Direktur Jaringan Layanan Network Services Director
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
54
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
2010 Strategic Policy
3
rd
Policy ImplementCustomer
CentricOperatingModel tostructurallyImprove
ProductivityandEficiency
Sustainable Financial
Growth
Deepeningthe QualityofAsset
1
st
Policy AggressiveLow
CostFunding 2
nd
Policy
4
th
Policy AcceleratetheValue-
ChainBusiness tostrengthenBNI
Incorporated 5
th
Policy StrengthenCapital
Structure
Pembahasan Rencana Strategi
Tujuan strategi jangka panjang BNI adalah untuk memperkuat posisi pasar BNI di Indonesia dan
merubah BNI dari bank dengan pendekatan “product centric” menjadi bank dengan pendekatan
”customer centric” kelas dunia. Pendekatan “customer centric” tersebut menjadi dasar dalam
melakukan transformasi bisnis yang dimulai dalam tahun 2010. Proses transformasi ini memerlukan
modifikasi pada model operasional yang dimiliki oleh BNI, dimana akan dilakukan konfigurasi ulang pada
portofolio bisnis kepada dua bidang utama dimana BNI memiliki keunggulan kompetitif, yaitu Business
Banking
dan Consumer and Retail Banking. Hal ini dilakukan agar BNI dapat melayani para nasabah dan
dapat menjadikan BNI sebagai penyedia jasa solusi keuangan pilihan. BNI berupaya untuk melayani
berbagai jenis segmen nasabah, mulai dari konsumen, pengusaha individu, usaha skala kecil dan menengah,
hingga nasabah perusahaan besar.
Kebijakan Strategis di Tahun 2010
Sepanjang tahun 2010, pertumbuhan bisnis BNI bertumpu kepada lima kebijakan strategis yang
secara berkesinambungan mendorong optimalisasi dalam mendukung strategi jangka panjang. Kelima
Discussion on Strategy Planning
The purpose of BNI long-term strategy is to strengthen its market position in Indonesia and
to transform BNI from a “product centric” bank into a “customer centric” world class bank. The
“customer centric” approach forms the basis for the transformation of our banking business starting
in 2010. This transformation process requires modification of the existing operational model, in
which BNI will reconfigure its business portfolio in the two key areas where BNI has a competitive
advantage, namely in Business Banking and in Consumer and Retail Banking. This will enable
BNI to provide better services to customers as the financial solution services provider of choice. BNI
intends to serve different customer segments, from individual consumer and entrepreneurs, to small and
medium scale businesses, and up to large corporate customers.
2010 Strategic Policies
During 2010, the growth of BNI business relies on five strategic policies that encourage continuous
optimization in support of long-term strategy. The five strategic polices are: i deepening the
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
55
kebijakan strategi tersebut adalah: i pertumbuhan kualitas aset yang lebih baik, ii pertumbuhan dana
murah yang lebih agresif, iii implementasi ‘customer centric operating model
’ untuk secara struktural meningkatkan produktivitas, efisiensi dan profitabilitas,
iv mempercepat ‘value chain business model’ untuk memperkuat BNI Incorporated, v memperkuat
struktur modal.
Pertumbuhan Kualitas Aset yang Lebih Baik
Pertumbuhan aset dilaksanakan dengan tetap memperhatikan kualitas aset khususnya kredit agar
lebih baik dengan melaksanakan ekspansi kredit yang lebih selektif dan prudent dengan memperkuat
manajemen risiko, Good Corporate Governance GCG dan internal control serta meningkatkan
penyelesaian NPL. Strategi ini dilaksanakan di seluruh segmen kredit yang terdiri dari segmen kredit yang
terdiri dari segmen kredit korporasi, internasional, menengah, kecil dan konsumer. Pencapaian sasaran
yang mendukung perbaikan kualitas aset dapat dilihat dari pertumbuhan pinjaman yang mencapai 12,8,
Coverage ratio
mencapai 120,6, recovery kredit memperoleh Rp 2,2 triliun, angka gross NPL mencapai
4,3 dan Net NPL sebesar 1,1.
Pertumbuhan Dana Murah yang Lebih Agresif
Dalam meningkatkan pertumbuhan dana murah yang lebih agresif dilaksanakan optimalisasi outlet-outlet
BNI, implementasi cash management dan optimalisasi marketing communication
. Optimalisasi outlet BNI dilaksanakan secara konsisten meliputi cabang dan
seluruh sentra usaha bisnis lainnya dengan melakukan sinergi pengelolaan nasabah dengan produk-produk
BNI yang lengkap dan didukung layanan e-banking yang optimal. Kinerja pertumbuhan dana murah dapat
dilihat pada pertumbuhan CASA yang mencapai 10,2 dengan CASA Ratio mencapai 58,9.
Implementasi ‘Customer Centric Operating Model’ untuk Secara Struktural Meningkatkan
Produktivitas, Efisiensi dan Profitabilitas Pendekatan pelayanan nasabah yang lebih ‘customer
centric ’ dilaksanakan dengan melaksanakan
perubahan business model yang mencakup sinergi seluruh unit yang didukung dengan optimalisasi
IT. Perubahan tersebut memberikan value kepada nasabah yang pada akhirnya akan meningkatkan
engagement
nasabah kepada BNI. Kinerja Peningkatan produktivitas, efisiensi dan profitabilitas bisa dilihat
dari pencapaian CIR sebesar 51,3, BOPO sebesar 76,0, NIM sebesar 5,8 dengan ROA dan ROE
mencapai 2,5 dan 24,7. quality of assets, ii aggressive low-cost funding,
iii implementation of ‘customer centric’ operating model to structurally improve productivity, efficiency,
and profitability, iv accelerating ‘value chain’ business to strengthen BNI Incorporated,
v strengthening capital structure.
Deepening the Quality of Assets
Asset growth was pursued while improving the quality of assets and especially of our loan assets,
by implementing a more selective and prudent loan expansion strategy with emphasis on strengthening
risk management, good corporate governance GCG and internal control, and the resolution of NPLs.
This strategy was implemented in all loan segments consisting of international corporate, medium,
small and consumer loan segments. Achievement of targets in support of the improvement of asset
quality can be seen from the loan growth that reached 12.8, a coverage ratio of 120.6, loan
recovery of Rp 2.2 trillion, as well as gross NPL and net NPL of 4.3 and 1.1, respectively.
Aggressive Low-Cost Funding
To aggressively increase the growth of low cost funds, BNI engaged in outlet optimization,
implementation of cash management, and optimization of marketing communication. Outlet
optimization is undertaken consistently at all branches and other business centers by creating
synergy of customer management with our comprehensive products array and supported by
optimum e-banking services. Growth performance of low-cost funds can be seen from the 10.2 growth
in CASA, with CASA ratio of 58.9.
Implementation of ‘Customer Centric’ Operating Model to Structurally Improve Productivity,
Efficiency, and Profitability A more ‘customer centric’ approach in customer
service is carried out by implementing changes in business models involving synergies of all units
and supported by the optimization of IT. These changes provide value to customers that will
ultimately increase customer engagement with BNI. The performance level of improved productivity,
efficiency and profitability can be seen from the achievement of CIR of 51.3, ratio of operating
costs to operating revenues BOPO of 76.0, NIM of 5.8, as well as ROA and ROE of 2.5 and
24.7, respectively.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
56
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Dalam mendukung implementasi “customer centric operating model
”, BNI memiliki strategi-strategi usaha untuk meningkatkan kemampuan ekspansi bisnis yang
berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan nasabah. Adapun strategi usaha yang dilakukan BNI adalah
sebagai berikut: • Dengancermatmengembangkanbisnismelalui
fokus dan spesialisasi dalam industri unggulan yang ada pada setiap wilayah geografis di Indonesia
• Menyediakanprodukdanlayananyangtepatdi seluruh tahap kehidupan nasabah ritel kami
• Aktifmengelolaportofoliokreditdengan memperkuat infrastruktur perkreditan dengan
sasaran peningkatan kualitas kredit • Meningkatkantatakelolaperusahaandan
kemampuan manajemen risiko secara berkelanjutan.
• Peremajaan,pelatihandanpengembangansumber daya manusia secara berkelanjutan
Mempercepat Implementasi ‘Value Chain Business Model’ untuk Memperkuat BNI Incorporated
Peningkatan optimalisasi potensi bisnis BNI dilaksanakan dengan mempercepat pelaksanaan value
chain business model dengan membangun operating
model yang efektif dan efisien, menyeleraskan
IT sesuai kebutuhan bisnis dan meningkatkan kapabilitas SDM. Optimalisasi bisnis nasabah tersebut
mengedepankan pemenuhan kebutuhan nasabah dan keterkaitannya dengan seluruh aspek kebutuhan
keuangan dan layanan jasa perbankan yang meliputi pendekatan ke sektor hulu dan hilir proses bisnis
nasabah. Dengan melakukan optimalisasi potensi bisnis diharapkan mampu meningkatkan fee based
income
BNI. Pencapaian fee based income BNI pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 7,1 triliun termasuk
pendapatan recovery.
Memperkuat Struktur Modal
Dalam mendukung seluruh inisiatif bisnis BNI, dirasa perlu memperkuat struktur modal dengan inisiatif
melaksanakan rights issue. Perkuatan struktur modal tersebut meningkatan kemampuan ekspansi
dan merealisasikan kebijakan strategis yang telah direncanakan. BNI telah sukses melakukan rights
issue
pada November 2010 sehingga CAR Tier 1 + Tier 2 menjadi 18,6 dan Tier 1 Capital menjadi
16,6.
Strategi Bisnis Unit
Sejalan dengan Kebijakan Strategis BNI tersebut unit-unit bisnis BNI menetapkan dan melaksanakan
langkah strategis sebagai berikut: In support of the implementation of the “customer
centric” operating model, BNI also implemented business strategies that enhance the ability of
business expansion, which is oriented to meet customer needs. BNI engaged in the following
business strategies: •Diligentbusinessdevelopmentthroughfocusand
specialization in selected leading industries in each geographic region in Indonesia
•Providingtherightproductsandservicesatalllife stages of retail customers
•Activelymanagetheloanportfolioby strengthening credit infrastructure to improve the
quality of loans •Improvecorporategovernanceandrisk
management capabilities on an ongoing basis •Rejuvenation,traininganddevelopmentofhuman
resources in a sustainable manner
Accelerating ‘Value Chain’ Business to Strengthen BNI Incorporated
Increased optimization of BNI business potential is implemented by accelerating the value chain
business model to create an effective and efficient operating model, aligning IT to business needs, and
enhancing human resource capabilities. Optimization of customer business emphasizes fulfillment of
customer needs and linkages in all areas of financial needs and banking services, involving an integrated
approach to the upstream and downstream business processes of customers. Optimization of business
potential is expected to increase fee-based income for BNI. In 2010, BNI booked fee-based income of
Rp 7.1 trillion including recovery income.
Strengthening Capital Structure
In support of all of BNI business initiatives, it was necessary to strengthen the capital structure through
a rights issue. Strengthening the capital structure improved capability for business expansion as well
as the implementation of the strategic policies that have been planned. BNI conducted a successful
rights issue in November 2010, resulting in increasing CAR Tier 1 + Tier 2 to 18.6 and Tier 1
Capital to 16.6.
Strategies for Business Units
In line with those strategic policies, business units at BNI have formulated and implemented strategic
activities as follows:
Kebijakan Strategis 2010
2010 Strategic Policy
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
57
• PerbankanKorporasi Divisi Perbankan Korporasi BNI menawarkan
berbagai produk pembiayaan dan pendanaan dan juga berbagai layanan jasa yang memberikan nilai
tambah value-added services, seperti jasa trade finance
, pasar uang dan jasa cash management. Produk pembiayaan BNI meliputi fasilitas kredit
modal kerja, kredit investasi, kredit sindikasi dan fasilitas kredit non-kas seperti bank garansi dan LC.
BNI memberikan layanan kepada nasabah korporasi melalui para relationship manager
dan banking account manager yang berada di kantor pusat dan kantor cabang. Relationship
manager BNI memiliki keahlian khusus dalam produk pembiayaan dan berfokus untuk membina
hubungan serta menyediakan solusi keuangan yang dirancang khusus untuk memenuhi seluruh
kebutuhan perbankan peminjam korporasi. BNI memiliki hubungan baik yang terjalin sejak lama
dengan beberapa BUMN, instansi Pemerintah dan perusahaan swasta besar di Indonesia.
BNI menyediakan jangkauan produk dan jasa yang lebih luas untuk para nasabah korporasi
dan melakukan diversifikasi pada bisnis korporasi untuk meningkatkan pendapatan dari jasa-jasa
perbankan yang bersifat fee-based, yang diyakini dapat memberikan tingkat pengembalian rate of
return
yang lebih tinggi setelah disesuaikan dengan tingkat risiko yang terkait. BNI telah melakukan
integrasi antara sistem pemasaran dan penjualan produk dan jasa, langkah integrasi tersebut melalui
i Inisiatif pengembangan bisnis baru, termasuk pengembangan produk baru ii Penetapan harga
pricing dan kegiatan co-branding, antar lain dengan melakukan co-branding dengan dengan nasabah
korporasi melaui kartu debit dan kartu kredit iii Kegiatan promosi penjualan, antara lain dengan
mengkombinasikan kartu kredit dan kartu debit untuk nasabah korporasi tertentu iv Layanan purna
jual, yaitu dengan menyediakan tim pelayanan khusus untuk menjawab pertanyaan dari nasabah
serta untuk melayani keluhan nasabah. BNI juga memperkenalkan program loyalitas nasabah dengan
fitur-fitur khusus yang ditujukan untuk kepentingan nasabah korporasi dan institusi. Produk yang
ditawarkan kepada nasabah korporasi adalah kredit sindikasi Syndicated Loan, jasa cash management
yang meliputi jasa penagihan, pembayaran manajemen likuiditas dan investasi pada berbagai
instrumen.
• CorporateBanking BNI Corporate Banking Division offers a variety of
lending and funding products as well as various value-added services such as trade finance,
money market and cash management services. BNI’s lending products include working capital
loans, investment loans, syndicated loans and non-funded credit facilities such as bank guarantee
and Letter of Credit LC.
BNI provides services to corporate customers through relationship managers and account
managers at the head office and branch offices. BNI’s relationship managers have special expertise
in financing products and are focused on fostering relationships and providing financial solutions
specifically tailored to meet the banking needs of corporate borrowers. Over the years, BNI has
fostered good relationships with a number of state enterprises, government agencies and large
private corporations in Indonesia.
BNI provides a comprehensive array of products and services for its corporate customers and
also strives to diversify its corporate business to provide more services that generate fee-based
revenue, which is believed to provide a higher rate of return after adjusting for the level of
risk involved. BNI has integrated the marketing and sales of products and services through i
new business development initiatives, including new product development ii product pricing
and co-branding activities, among others by doing co-branding with the corporate customers
through debit card and credit card products, iii sales promotion activities, such as by combining
credit cards and debit cards for certain corporate customers, and iv after-sales service, namely
by providing a special service team for customer inquiries and customer complaints. BNI also
introduced a customer loyalty program with special features for the benefit of corporate
and institutional customers. Products offered to corporate clients include syndicated loans
and cash management services comprising billing services fund collection, payment
disbursement, liquidity management and investments in various financial instruments.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
58
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
• PerbankanKomersial BNI memberikan jasa perbankan komersial melalui
i Divisi Usaha Kecil small business division, yang menangani pemberian kredit sampai dengan
Rp 10 miliar untuk nasabah individu dan sampai dengan Rp 15 miliar untuk nasabah Grup dan ii
Divisi Usaha Menengah medium business division yang menangani pemberian kredit diatas Rp 10
miliar sampai dengan Rp 100 miliar untuk nasabah individu atau diatas Rp 15 miliar sampai dengan
Rp 150 miliar untuk nasabah Grup. Divisi usaha kecil dan menengah BNI membangun dan
mengelola hubungan dengan nasabah perbankan komersial.
Dalam rangka meningkatkan ekspansi bisnis yang berkualitas di segmen komersial, BNI
telah melakukan re-focusing bisnis dimana pengembangan bisnis Menengah dan Kecil mulai
difokuskan pada sektor-sektor unggulan di masing- masing Wilayah dengan mempertimbangkan
mitigasi risikonya.
Nasabah komersial mendapatkan pelayanan melalui kantor pusat, jaringan ekstensif yang meliputi
kantor cabang, Sentra Kredit Kecil dan Menengah yang tersebar di seluruh Indonesia. BNI memiliki,
12 Sentra Kredit Konsumen, 20 Sentra Kredit Menengah dan 51 Sentra Kredit Kecil dan 74 Kantor
Cabang Stand Alone untuk memberikan layanan kepada nasabah Komersial. Nasabah BNI dilayani
oleh relationship manager komersial yang terlatih dalam memberikan solusi terbaik dalam memenuhi
kebutuhan nasabah usaha kecil dan menengah di tiap-tiap sektor industri dan wilayah.
BNI menawarkan deposito dan giro kepada nasabah institusi Institusi Pemerintah dan perusahaan
swasta, termasuk kepada nasabah perbankan internasional.
BNI juga menawarkan direct deposit services yang memungkinkan karyawan dari nasabah
untuk langsung menyimpan gajinya di rekening BNI. Layanan ini telah memperkuat hubungan
BNI dengan nasabah dan memungkinkan BNI untuk memanfaatkan hubungan tersebut untuk
mengembangkan basis simpanan BNI.
• ConsumerandRetailBanking BNI menawarkan berbagai layanan produk dan
layanan bagi nasabah konsumer, antara lain produk pinjaman dan simpanan, asuransi, investasi dana
pensiun, kartu kredit dan kartu debit. BNI melayani nasabahnya melalui jaringan kantor cabang,
• CommercialBanking BNI provides commercial banking services
through the i Small Business Division, for loans up to Rp 10 billion for individual and Rp 15 billion
for group debtor and the ii Medium Business Division, for loans from Rp 10 billion up to Rp 100
billion for individuals and from Rp 15 billion up to Rp 150 billion for group debtors. The Small and
Medium Business Division maintains relationships with commercial customers.
As part of business expansion in the commercial segment, BNI has refocused business
development in small and medium commercial segments to high potential industry sector in
each respective region with consideration of risk mitigation.
Services to commercial customers are delivered through BNI headquarters as well as an extensive
network of 74 Stand Alone Branch Offices, 12 Consumer Loan Centers, 20 Medium Loan
Centers and 51 Small Loan Centers, located throughout Indonesia. These loan centers
specifically cater to the needs of our commercial customers. BNI’s commercial customers are
served by experienced relationship managers who are trained in providing the best solutions to
meet the needs of small and medium business customers in every industrial sector and region.
BNI offers deposit and current accounts to institutional clients government institutions and
private companies, including international banking customers.
BNI also offers direct deposit services that allow employees of commercial customers to directly
save a paycheck in BNI account. This service has strengthened relationships with customers
and enabled BNI to utilize these relationships to develop the deposit base.
• ConsumerandRetailBanking BNI offers a variety of service products and
services for consumer customers, including loan and deposit products, insurance, pension
fund investments, credit cards and debit cards. BNI serves its customers through a network of
Kebijakan Strategis 2010
2010 Strategic Policy
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
59
tim penjualan cabang dan penjualan langsung. Consumer and Retail Banking
juga memiliki Divisi Wealth Management
yang fokus untuk memberikan layanan perbankan yang komprehensif kepada high
net worth individual .
Dari sisi pengembangan produk konsumer, BNI fokus kepada empat hal, yaitu: 1 Produk dan jasa
yang bersifat transaksional seperti giro, tabungan dan kartu debit; 2 Produk-produk pembiayaan
seperti kredit konsumer dan kartu kredit; 3 Produk- produk investasi termasuk dana pensiun dan produk
tabungan pendidikan; serta 4 Produk-produk wealth-protection
seperti bancassurance. BNI melakukan fokus atas upaya pemasaran dan
pengembangan usaha yang dilakukan di 9 kota besar di Indonesia, dimana terdapat konsentrasi
nasabah berpenghasilan tinggi. BNI juga melakukan upaya pengembangan usaha di ibukota propinsi di
seluruh Indonesia, dengan meningkatkan efisiensi operasional kantor-kantor cabang dan melakukan
pengembangan produk-produk perbankan yang dirancang khusus untuk melayani kebutuhan
segmen nasabah berpenghasilan rendah dan keluarga-keluarga di daerah miskin di Indonesia.
BNI juga melakukan upaya untuk meningkatkan pendapatan fee-based dengan menggunakan
jaringan nasabah korporasi dan komersialnya dengan cara menjalin kerja sama untuk melakukan
cross-selling atas produk dan jasa layanan Bisnis
Konsumer kepada karyawan dari nasabah-nasabah tersebut, termasuk produk reksa dana dan asuransi.
BNI mengembangkan proses implementasi sistem informasi nasabah yang memungkinkan BNI dapat
mengelola dan memanfaatkan informasi nasabah, yang dapat mendukung aktivitas cross-selling
produk dan jasa layanan.
BNI menawarkan beragam jaringan akses perbankan melalui kantor-kantor cabang, mesin
ATM, layanan elektronik, telephone banking, SMS banking, mobile banking, internet banking
dan tim pemasaran personal banking. BNI juga melakukan upaya peningkatan jaringan layanan
dengan mengembangkan layanan telephone banking
, layanan internet banking, menambah jumlah merchant yang menggunakan jaringan
BNI dan menambah jumlah mesin ATM dan deposit machines
. BNI juga meningkatkan kemampuan penjualan kantor-kantor cabang
dengan menciptakan aliansi dengan pengembang perumahan, dealer kendaraan bermotor dan
perusahaan pembiayaan. BNI juga melakukan branch offices, branch sales team and direct sales.
Consumer and Retail Banking also has a Wealth Management Division that focuses on providing
comprehensive banking services to high net worth individuals.
In terms of consumer product development, BNI focused on four areas, namely: 1 transactional
products and services such as current accounts, savings accounts and debit cards, 2 financing
products such as consumer loans and credit cards, 3 investment products including pension funds
and education savings products, and 4 wealth- protection products such as bancassurance.
BNI focuses on marketing and business development efforts carried out in 9 major cities in
Indonesia, where there are concentrations of high- income customers. BNI also conducts business
development efforts in all provincial capitals in Indonesia, by improving the operational efficiency
of branch offices to develop banking products designed specifically to serve the needs of low-
income customer segments and families in poor areas in Indonesia.
BNI also makes efforts to increase fee-based income by using a network of corporate and
commercial clients to create a partnership and conduct the cross-selling of products and
services to employees of Consumer Business clients, including of mutual funds and insurance
products. BNI has developed an information system implementation process that enables BNI
to manage and utilize customer information and data, which can support the cross-selling of BNI
products and services.
BNI offers a variety of banking access through the branch offices, ATM machines, electronic banking
channel, telephone banking, SMS banking, mobile banking, Internet banking and personal
banking marketing teams. BNI also strives to improve its service network by developing
telephone banking, internet banking services, increasing the number of merchants who use
the BNI network and increasing the number of ATMs and cash deposit machines. BNI also has
improved the ability of sales at branch offices by creating alliances with property developers, motor
vehicle dealers and finance companies. BNI also make efforts to cross-sell to customers through
a direct mailing program, telemarketing sales
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
60
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
upaya cross-selling kepada nasabah konsumer menggunakan program direct mailing, tenaga
pemasaran telemarketing dan menjalin kerja sama dengan agen penyedia tenaga pemasaran,
terutama untuk memasarkan kartu kredit. Seiring dengan langkah tersebut, aktivitas atau program
promosi juga secara intensif dan konsisten terus dikembangkan terutama yang berkaitan dengan
corporate image
, product brand image dan implementasi program customer loyalty.
BNI melakukan penataan jaringan distribusi dalam upaya untuk mendukung pertumbuhan bisnis
yang berkelanjutan. Penataan jaringan distribusi ini diarahkan pada peningkatan Point of Sales
BNI Customer Centric Model, memperluas coverage
area service BNI, menjaga service level, peningkatan daya saing, serta penataan span of
control yang lebih optimal. Untuk mewujudkan
sasaran dimaksud, telah dilakukan optimalisasi dan revitalisasi outlet melalui program penambahan,
relokasi, perubahan status dengan prioritas lokasi outlet
yang memiliki potensi bisnis yang tinggi, strategis dan representatif serta merupakan blank
spot area.
BNI membedakan layanan yang diberikan kepada nasabah dengan jumlah saldo tabungan yang tinggi
“affluent” melalui segmen ”Layanan Prima” dan BNI Emerald, sehingga nasabah pada segmen
tersebut menerima layanan dari customer service yang sudah diberikan pelatihan-pelatihan khusus
untuk melayani nasabah di segmen ini. BNI memiliki 36 outlet Layanan Prima yang berlokasi di kantor
cabang dan 24 outlet BNI Emerald.
BNI menawarkan empat macam produk kredit konsumen dalam mata uang Rupiah, yaitu; Kredit
Kepemilikan Rumah KPR, Kredit Multi Guna, Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor dan
Kredit Tanpa Agunan. BNI menawarkan berbagai produk pendanaan, antara lain deposito berjangka,
tabungan dan giro. Simpanan nasabah menyediakan pendanaan dengan biaya yang rendah dan sumber
dana yang stabil serta merepresentasikan potensi pertumbuhan yang dapat meningkatkan sumber
pendanaan BNI secara keseluruhan. BNI berusaha untuk meningkatkan pendanaan secara keseluruhan
sesuai dengan basis nasabah yang dimiliki, dengan menawarkan tingkat suku bunga yang kompetitif,
jaringan yang nyaman, pembayaran tagihan, serta pemberian hadiah secara periodik. BNI menawarkan
berbagai akses jaringan untuk menyimpan, menarik force and partnerships with third-party providers
of sales agents, primarily to market credit card products. Along with these initiatives, activities
or promotional programs are also intensively and consistently developed in line with the corporate
image, product brand image and implementation of customer loyalty programs.
BNI has restructured its distribution network to support sustainable business growth. This
restructuring is aimed at improving BNI Points of Sales Customer Centric Model, expanding the
coverage area of our services, maintaining service levels, improving competitiveness, as well as
optimizing the span of control. Accordingly, BNI has engaged in a program of outlet optimization
and revitalization through the addition, relocation and change of status of service outlets. This
is done with a priority on outlets in locations that have high business potential, strategic and
representative, and represent blank spot areas.
BNI distinguishes between services provided to the affluent customer segment with large savings
account balances through the “Prima Services” and BNI Emerald services, so that customers in
these segments receive services from customer service personnel who have been given special
training to serve customers in these segments. BNI operates 36 Prima Service outlets located in
branch offices and 24 BNI Emerald outlets.
BNI offers four kinds of consumer loan products denominated in Rupiah, namely: Mortgage
Loans KPR, Multi Purpose Loans, Motor Vehicle Loans, and Unsecured Personal Loans. BNI
offers a variety of funding products such as time deposits, savings accounts and demand deposit
accounts. These customer deposit products represent low-cost and stable funding sources,
providing BNI with growth potential to increase its overall funding. BNI strives to increase overall
funding from its existing customer base by offering competitive interest rates, a convenient
access network, service features such as bill payment service, and periodic promo programs
with attractive prizes. BNI maintains a number of convenient channels with which customers can
Kebijakan Strategis 2010
2010 Strategic Policy
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
61
dan melakukan transfer dana, antara lain melalui ATM, kartu debit, phone banking dan mobile
banking.
Divisi Wealth Management memberikan prioritas layanan perbankan kepada individu berpenghasilan
tinggi berdasarkan kebutuhan masing-masing nasabah. BNI memberikan layanan personal
advisory , perencanaan keuangan, personal
investment dan personal asset and debt
management melalui outlet-outlet BNI Emerald.
Sebagai bagian dari rencana strategis untuk mengembangkan produk dan jasa layanan yang
lebih luas kepada nasabah konsumer dan untuk meningkatkan pendapatan berbasis fee, BNI
menawarkan jasa bancassurance yang berfokus kepada kebutuhan investasi dan asuransi melalui
jaringan distribusi yang dimiliki
• PerbankanInternasional Saat ini BNI memiliki jaringan 5 kantor cabang luar
negeri: Singapura, Hong Kong, Tokyo, London, New York, 8 representative di 5 negara, dan untuk
mendukung jasa international remittance BNI telah mengembangkan 52 Virtual Office di 11 negara.
Dalam melakukan kegiatan usaha perbankan internasional, BNI juga didukung oleh 1.457 bank
koresponden di luar negeri di 81 negara, 75 bank koresponden dalam negeri, serta sejumlah aliansi
strategis dengan lembaga internasional lainya.
Dalam rangka meningkatkan bisnis perbankan internasional BNI mengembangkan bisnis trade
finance , international remittance, dan optimalisasi
peran Financial Institution sebagai salah satu profit center
. Upaya tersebut didukung oleh keberadaan kantor cabang luar negeri BNI sebagai salah satu
channel distribution dalam menjembatani bisnis
nasabah BNI untuk mengakses pasar global.
• BisnisSyariah BNI Unit Usaha Syariah menawarkan produk
pembiayaan dan pendanaan yang sejalan dengan prinsip syariah. BNI telah melakukan spin-off
terhadap Unit Usaha Syariah-nya menjadi PT Bank BNI Syariah yang berdiri pada bulan Juni tahun
2010. Saat ini BNI merupakan salah satu dari 10 Bank domestik yang memiliki Bank Syariah dengan
layanan penuh dan 23 bank di Indonesia yang memiliki Divisi Syariah dan menawarkan produk
perbankan Syariah. BNI berkeyakinan memiliki pangsa pasar ketiga terbesar di Indonesia dalam
make cash deposits, withdraw cash or transfer funds, including through ATM, debit card, phone
banking and mobile banking services.
The Wealth Management Division gives priority banking services to high-income individuals based
on the needs of each customer. BNI provides personal advisory services, financial planning,
personal investment and personal asset and debt management through BNI Emerald outlets. As
part of a strategic plan to develop products and services to a broader base of customers as well
as to increase fee-based income, BNI also offers bancassurance services through its distribution
networks, that focus on the needs for investment and insurance services.
• InternationalBanking Currently, BNI operates an overseas service
network comprising 5 branch offices Hong Kong, London, Singapore, Tokyo and New York,
8 representative offices in 5 countries, and as 52 ‘virtual offices’ in 11 countries that provide
international remittance services.
In conducting its international banking business, BNI cooperates with 1,457 overseas
correspondent banks located in 81 countries, 75 domestic correspondent banks, and strategic
alliances with a number of international institutions.
BNI seeks to enhance the international banking business by developing its trade finance and
international remittance services as well as by optimizing the Financial Institution unit as a profit
center. These efforts are supported by BNI’s overseas network as the distribution channel in
bridging the businesses of BNI’s customers to the global market.
• ShariaBusiness BNI’s Syariah Business Unit offers financial
products and financing that conform with Islamic principles. BNI has spinned-off its Syariah
Business Unit to become the separate PT Bank BNI Syariah established in June of 2010.
Currently, BNI is one of 10 domestic banks which have a fully-fledged Sharia Bank and 23 banks in
Indonesia which have a Sharia Division offering sharia banking products. BNI believes that it has
the third largest market share in Indonesia in terms of Sharia deposits and the fourth largest
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
62
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
hal simpanan dan pangsa pasar keempat terbesar dalam hal pembiayaan syariah. BNI menawarkan
layanan perbankan syariah melalui 58 outlet khusus di Indonesia, yang terdiri dari 27 kantor cabang
syariah yang berdiri sendiri stand alone dan 31 kantor cabang pembantu syariah yang merupakan
bagian dari kantor cabang dalam negeri BNI dan 787 outlet channeling
syariah pada kantor-kantor BNI konvensional untuk menawarkan akses yang lebih
baik pada nasabah syariah BNI. Produk dan jasa layanan syariah BNI meliputi Kartu Syariah BNI yang
dilengkapi dengan SMS banking, internet banking, phone banking
dan dapat pula digunakan sebagai kartu debit. Untuk melengkapi produk dan layanan
perbankan syariah yang telah dimiliki oleh BNI, BNI berencana untuk menawarkan produk dan layanan
baru termasuk perbankan korporasi, trade finance dan produk pasar modal dengan rekan strategis.
BNI telah memperkenalkan segmen “Layanan Prima” yang didedikasikan untuk menyediakan
produk dan layanan Syariah kepada nasabah syariah individual yang masuk ke dalam golongan nasabah
berpenghasilan tinggi. BNI juga memperkenalkan produk dan layanan perbankan Syariah yang
baru antara lain jasa konsultan kepada bank lain khususnya mengenai prinsip-prinsip perbankan
Syariah. BNI juga melakukan fokus pada upaya cross-selling
produk-produk Syariah. Sebagai contoh, BNI juga menawarkan produk dan layanan
Syariah kepada nasabah Divisi Wealth Management yang masuk ke dalam golongan nasabah
berpenghasilan tinggi.
Produk Pembiayaan Jasa Perbankan Syariah BNI berfokus pada produk-produk pembiayaan industri
agribisnis, perdagangan, manufaktur, otomotif dan perumahan. Produk Syariah andalan BNI adalah BNI
Griya Syariah. BNI menawarkan beberapa produk pembiayaan syariah lainnya, terutama pembiayaan
Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, Ijarah dan Qard.
market share in terms of Sharia financing. BNI offers Sharia banking services through 58 special
outlets in Indonesia, which consist of 27 stand- alone branch offices and 31 Sharia sub-branches
that are part of BNI’s domestic branches, as well as 787 Sharia channeling outlets in BNI’s
conventional branches, enabling BNI to offer better access to customers of BNI Sharia. Sharia
products and services include BNI Syariah Card which is equipped with SMS banking, internet
banking, phone banking and can also be used as a debit card. To complement the existing Sharia
banking products and services, BNI plans to develop and offer new products and services
including corporate banking, trade finance and capital market products, in collaboration with
strategic partner.
BNI has introduced a segment “Prima Services” which is dedicated to providing products and
services to individual Sharia customers in the high- income category. BNI has also introduced new
Sharia banking products and new services such as consulting services to other banks, especially
regarding the principles of Islamic banking. BNI is also focused on the cross-sell of Sharia products.
For example, BNI offers Sharia products and services to customers of the Wealth Management
Division in the high-income customer category.
BNI Sharia financing products are focused on financing products for agribusiness, trading,
manufacturing, automotive and housing sectors. Its leading product is the BNI Griya Sharia. BNI
also offers a variety of other Sharia financing products including Murabahah, Mudharabah,
Musyarakah, Ijarah and Qard financing.
Kebijakan Strategis 2010
2010 Strategic Policy
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
63
• Treasury The Treasury Division engages in treasury
trading and investment activities in order to optimize profits and manages liquidity and foreign
exchange positions. BNI Treasury Division also provides services in treasury products such as
money market products, capital markets and foreign exchange advisory services, foreign
exchange transaction service, hedging products and brokerage services as well as banknotes
transaction. BNI Treasury Division has the following main activities: Money Market Trading,
Foreign Exchange Trading, Sales of Treasury products, Capital Market services, Liquidity
Monitoring, and Market Research activities in support of Treasury business.
Prospects and Strategic Plan 2011
The encouraging growth of Indonesia’s economy in 2010 is expected to continue into 2011, along with
predictions of continuing positive macroeconomic indicators such as stable interest rates and currency
exchange rates as well as controlled inflation. These predictions for 2011 provides great
opportunities for BNI to continue to improve its performance. The growth targets in loans and in
customer deposits are 15-20 and 12-15, respectively, with a Net Interest margin of around
5.5-6. The LDR is expected to reach above 70 while maintaining asset quality. Profitability is
expected to improve further with ROA in excess of 2.5 and ROE in excess of 20, with a relatively
stable CAR of around 16-19.
BNI has formulated a strategic policy with an emphasis on achieving a condition of ‘Sustainable
Financial Growth’, through sustainable and consistent profit growth, maintaining quality asset
growth to achieve competitive and better financial ratios, and improve service quality.
BNI strategic policies in 2011 are as follows: •Sharpeningfocusofthebusinessportfolio
segments in Business Banking and Consumer Retail Banking
•Increaseandimprovethequalityofearningassets •Aggressivegrowthonlow-costfundingand
diversification of fee income •Improveoperationaleficiency
•Improvethe‘CustomerExperience’ •StrengthenBNIIncorporated.
• Tresuri Divisi Tresuri melakukan kegiatan trading dan
investasi dengan tujuan untuk mengoptimalkan laba serta pengelolaan posisi likuiditas dan posisi
valuta asing. Divisi Tresuri BNI juga memberikan jasa layanan terhadap produk-produk tresuri seperti
produk pasar uang, pasar modal dan valuta asing jasa advisory, jasa transaksi valuta asing dan
sebagai perantara dalam produk-produk lindung- nilai serta transaksi banknotes. Divisi Tresuri
BNI memiliki aktivitas utama, yaitu; Perdagangan Pasar Uang Money Market Trading, Perdagangan
Valuta Asing Foreign Exchange Trading, Penjualan Sales produk-produk Treasury, Capital Market,
Pemantauan Likuiditas dan Market Research untuk mendukung bisnis Treasury.
Prospek Usaha dan Rencana Strategis 2011
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi di tahun 2010 diperkirakan akan berlanjut di tahun 2011
beserta indikator-indikator makroekonomi yang juga terus positif seperti tingkat suku bunga dan nilai tukar
Rupiah yang stabil serta tingkat inflasi yang terkendali.
Prakiraan kondisi tahun 2011 tersebut memberikan peluang besar bagi BNI untuk terus meningkatkan
kinerja. Pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga ditargetkan mencapai masing-masing 15-20
dan 12-15, dengan Marjin Bunga Bersih sekitar 5,5-6. LDR diperkirakan di atas 70 dengan
kualitas aset yang tetap terjaga. Perolehan laba diharapkan terus membaik dengan ROA di atas 2,5
dan ROE di atas 20, sementara CAR diperkirakan stabil di kisaran 16-19.
BNI telah menyusun rencana strategis yang lebih diarahkan untuk mencapai kondisi ‘Sustainable
Financial Growth ’, dengan meningkatkan laba secara
konsisten dan berkelanjutan, mempertahankan pertumbuhan aset yang berkualitas untuk mencapai
rasio-rasio keuangan yang semakin baik dan kompetitif, serta meningkatkan kualitas layanan.
Kebijakan strategis BNI di tahun 2011 adalah: •PenajamanfokusportofoliobisnisBNIpadasegmen
Business Banking dan Consumer Retail Banking
•Peningkatandanperbaikankualitasasetproduktif •Pertumbuhandanamurahyanglebihagresifserta
diversifikasi pendapatan fee •Peningkataneisiensioperasional
•Perbaikan‘Customer Experience’ •MemperkuatBNIIncorporated.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
64
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI Reformasi
Dalam rangka meningkatkan kemampuan BNI dalam memberikan solusi kebutuhan perbankan kepada
nasabah dan untuk memperkuat daya saing serta fokus bisnis BNI di kancah perbankan nasional, BNI
meluncurkan program transformasi bisnis yang mengarah kepada customer-centric.
Program transformasi yang lebih dikenal dengan sebutan Program BNI Reformasi merupakan suatu
program jangka panjang yang berisi program- program pengembangan dan perbaikan business
strategy
dan operating model dengan tujuan akhir berupa penyampaian produk, service dan solusi yang
memuaskan nasabah. Program ini dimulai dengan kick
-off pada tanggal 1 Desember 2009, diikuti dengan penyusunan blueprint di semester 1-2010. Setelah
fase blueprint dilalui, BNI secara bertahap melakukan perubahan dengan scope, skala, area dan fase-fase
implementasi yang dirancang secara sistematis agar memberikan hasil yang optimal dan tidak mengganggu
kelancaran operasional bisnis.
Pada fase awal, fokus program diarahkan untuk membangun capabilities terutama dari aspek IT,
People dan Process, sehingga belum akan segera
tercermin pada dampak finansial. Setelah BNI operating model
yang baru berjalan dengan stabil, BNI akan menikmati akselerasi manfaat financial.
Program Reformasi mencakup 8 delapan workstream besar, masing-masing Business Banking, Consumer
Retail, Information Technology Strategic Planning, Enterprise
Risk Management, Planning Budgeting, Human
Capital, Cost Optimization dan Journey
Kebijakan Strategis 2010
2010 Strategic Policy
Capabilities Development
Financial Benefit
2010 2011
2012 2013
2014
“StartSmall” “ThinkBig”
“Energize,mobilizeandstart generatingtransformation
beneits” “Fixthebasics”
“Competewithlocalleaders” “Differentiatefromthepack andbethebest”
Beneit
BNI Reformasi
In order to improve the ability of BNI in providing solutions to customers’ banking needs and to
strengthen its competitiveness and business focus in the domestic banking industry, BNI has initiated a
transformation towards a customer-centric business.
The transformation program called BNI Reformasi Program represents a long-term program with
a number of initiatives in the development and improvement of business strategy and operating
model, with the ultimate goal of delivering products, services and solutions to the satisfaction of
customers. The program started with a kick-off on 1 December 2009, followed by the formulation of
program blueprint in the first semester of 2010. After finishing with the program blueprint, BNI then
started to implement the transformation in stages. The scope, scale and areas of transformation in
each of these stages are systematically designed for optimum results while maintaining the smooth
running of business operations.
The early stage of the transformation focused on building capabilities in terms of IT, People and
Process, and accordingly the results were not readily apparent in our financial performance. However,
once the new BNI operating model is firmly in place, BNI will enjoy accelerated financial growth.
The Reformasi 1.0 Program includes 8 eight major workstream, comprising Business Banking,
Consumer Retail, Information Technology Strategic Planning, Enterprise Risk Management, Planning
Budgeting, Human Capital, Cost Optimization
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
65
Management . Masing-masing workstream selanjutnya
dijabarkan menjadi rangkaian proyek dan inisiatif yang dirancang untuk menjawab BNI Strategic Objectives
sehingga mampu memberikan benefit baik berupa Revenue
Uplift, NPL Reduction maupun Cost Reduction
. Selama tahun 2010, BNI telah menjalankan beberapa
program yang tercakup dalam Immediate Quick Wins dan Capability Quick Wins, seperti Simple Product
Bundling BNI Ibu Bijak, Community Lending, Loan
Remedial Recovery, Regional Desk Collection dan
Cross -selling. Dari program tersebut, BNI memperoleh
beberapa manfaat finansial sekaligus berupa pengujian model dan keberhasilan awal untuk menjaga
momentum reformasi.
Sebagai komponen terpenting dalam suatu program transformasi, BNI bertekad mengembangkan sumber
daya manusia agar berkemampuan global Global Capability
dan berkinerja unggul. Peningkatan kualitas daya saing SDM tersebut dilakukan secara top-down,
mulai dari Top 100 Senior Management, kemudian diikuti dengan 1000 Future leaders melalui program-
program pengembangan kepemimpinan Leadership Development
Program.
2014
5YearsProgram Implementation
15 April 2011
KickOffPilotingT-1, SteeringCommittee
28March2011
28 January 2011
KickOffPrototypeT-1, SteeringCommittee
24December2011
1 September 2010
KickOffT-0
June 2010
Implementationroadmap, SteeringCommittee
12 May 2010
GMS,Reformation MandateforthenewBOD
12 May 2010
FormulationofTOMBluePrint, SteeringCommittee
April2010
1 December 2009
KickOffbyBOD
and Journey Management. Each workstream is subsequently translated into a series of projects and
initiatives, designed towards achieving BNI Strategic Objectives that will provide benefits in the form of
Revenue Uplift, NPL Reduction and Cost Reduction.
During 2010, BNI has already implemented a number of programs in the category of Immediate
Quick Wins and Capability Quick Wins, such as the Simple Product Bundling BNI Ibu Bijak, Community
Lending, Loan Remedial Recovery, Regional Desk Collection, and Cross-selling. From these
programs, BNI has gained some real benefits, while also serving as a test model and early success to
maintain the momentum of reforms.
As an important component in the transformation program, BNI is committed to develop its human
resources towards Global Capability and superior performance. Increasing competitiveness of quality
human resources is done from the top and down, starting from the Top 100 Senior Management,
followed by the 1000 Future Leaders through the Leadership Development Programs.
REFORMA TION JOURNEY
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
66
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Dengan landasan keuangan yang kokoh, BNI di tahun 2010 terus meningkatkan
kinerja unit-unit bisnis menuju ke pencapaian pertumbuhan keuangan
yang berkelanjutan.
With a solid financial foundation, BNI in 2010 strives towards improved
performance of its business units in order to achieve sustainable financial growth.
Analisa Pembahasan Manajemen atas
Kinerja Perseroan
Management Discussion Analysis on Company
Performance
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
67
ModalEkuitas Equity
Laba Bersih NetProit
Pinjaman Loan
12.8 73.0
65.1
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
68
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Financial Review
In 2010, BNI continued the tradition and recorded a high growth in net profit of 65.1, well above the national banking industry average growth of 26.7.
PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA DI 2010
Perekonomian Indonesia memperlihatkan kinerja yang baik di 2010 dan tumbuh sebesar 6,1. Dibandingkan
negara-negara berkembang lainnya, Indonesia relatif mampu bertahan terhadap perlambatan ekonomi
global dalam dua tahun terakhir ini. PDB per kapita tumbuh 30 menjadi sekitar USD 3.000. Ekspor
meningkat pesat sehingga di akhir tahun, surplus neraca pembayaran tercatat sebesar USD 35,5 miliar
dan cadangan devisa sebesar USD 96,2 miliar.
Akibatnya, Indonesia menjadi semakin menarik bagi aliran masuk modal asing. Aliran dana jangka
pendek telah meningkatkan likuiditas di pasar uang, dan berdampak pada menguatnya nilai tukar Rupiah
sebesar 4,5 menjadi Rp 8.978 per US Dolar di akhir tahun. Dana-dana jangka panjang dalam bentuk
investasi asing langsung juga terlihat meningkat secara signifikan. Kekhawatiran mengenai tekanan
inflasi akibat derasnya aliran dana masuk diredam oleh
Pada tahun 2010, BNI terus melanjutkan tradisi mencetak pertumbuhan laba
yang tinggi, yaitu sebesar 65,1 yang melampaui pertumbuhan laba rata-rata
industri perbankan sebesar 26,7.
INDONESIA’S ECONOMIC DEVELOPMENT IN 2010
The Indonesian economy performed well in 2010 with growth reaching 6.1. For the last two years,
the country - compared to other emerging market economies - has been able to withstand the global
economic slowdown. GDP per capita grew 30 to about USD 3,000. Exports grew such that the balance
of payments surplus reached USD 35.5 billion. As a result, the country’s foreign exchange reserves grew
to USD 96.2 billion by year-end.
As a result, Indonesia attracted rising interest, leading to increased foreign capital inflows. This helped fuel
economic growth, with the shorter term funds raising liquidity in the money markets and, in the process,
strengthening the Rupiah to close the year at Rp 8,978 per USD, an appreciation of 4.5. Longer-
term funds, in the form of foreign direct investment also saw a significant rise. However, there were
also rising concerns of inflationary pressures, but
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
69
Pemerintah melalui penerbitan surat utang negara di pasar uang dan kebijakan-kebijakan lain dalam rangka
pengendalian inflasi.
Bank Indonesia mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI pada 6,5 sepanjang tahun, yang
berdampak positif pada marjin bunga dan profitabilitas sektor perbankan. Selain itu, BI juga melakukan
kebijakan pengetatan likuiditas dengan menaikkan tingkat giro wajib minimum.
Kinerja Sektor Perbankan 2010
Di tahun 2009, sektor perbankan nasional masih melakukan pemulihan dari dampak krisis keuangan
global tahun 2008 dan mencatat pertumbuhan kredit sebesar 10,0. Secara keseluruhan, sektor perbankan
relatif terisolasi dari krisis tersebut dengan tingkat permodalan yang lebih kuat setelah krisis Perbankan
2008. Untuk tahun 2010, kredit sektor perbankan tercatat tumbuh 22,8, sementara profitabilitas,
diukur dari pengembalian atas aktiva, membaik menjadi 2,9 dari 2,6 setahun sebelumnya.
Pesatnya pertumbuhan kredit yang melampaui tingkat pertumbuhan dana pihak ketiga menyebabkan
LDR rata-rata perbankan naik melampaui 75, dan beberapa bank mencapai hampir 100.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
the Government has so far been able to sterilize the inflows by issuing government notes in the money
markets and containing inflation.
During the year, Bank Indonesia kept its BI rate low at 6.5, which helped the banking sector’s interest
margins and ultimately their profitability. Aside from this, the Central Bank has adopted a policy of
‘quantitative tightening’ where it raised bank reserve requirements.
Banking Sector Performance in 2010
In 2009, banks were still recovering from the after effects of the 2008 global financial crisis and growing
their loans at around 10.0. Indonesian banks were more immune to the crisis, thanks to stronger capital
levels, having experienced its own painful 1998 crisis. However, in 2010, the industry’s loan growth doubled
to 22.8, while profits, in the form of return on assets, nudged up to 2.9 from 2.6, a year earlier.
The high growth rate of loans in excess of the growth rate of third party funds resulted in the increase of
average LDR in the banking sector to more than 75, with several banks recording levels of almost 100.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
70
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Tinjauan Keuangan
Financial Review
Sebagai konsekuensi pertumbuhan kredit yang pesat tersebut mengakibatkan CAR perbankan mengalami
penurunan. Selain dikarenakan pertumbuhan kredit, penurunan CAR perbankan juga disebabkan adanya
implementasi Surat Ketentuan Bank Indonesia No. 113DPNP, tanggal 27 Januari 2009 mengenai
Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Operasional yang diterapkan secara bertahap di tahun
2010-2011. CAR perbankan sebesar 18,3 di bulan Juli 2010 turun menjadi 17,2 di bulan Desember 2010
dengan memperhitungkan beban risiko operasional.
Penerapan PSAK No. 50 Revisi 2006 dan PSAK No. 55 Revisi 2006
BNI telah menerapkan PSAK No. 50 Revisi 2006 dan PSAK No. 55 Revisi 2006 sejak Januari 2010,
dan merupakan bank pertama di Indonesia yang menerbitkan Laporan Keuangan Konsolidasian sesuai
dengan PSAK No. 50 Revisi 2006 dan PSAK No. 55 Revisi 2006 untuk posisi September 2010.
Implementasi kedua standar akuntansi tersebut berpengaruh pada penetapan kebijakan akuntansi yang
diterapkan terkait dengan pengakuan dan pengukuran serta penyajian dan pengungkapan instrumen
keuangan. Perubahan kebijakan akuntansi tersebut diungkapkan pada Laporan Keuangan Konsolidasian
catatan nomor 2.c.
Penerapan awal PSAK No. 50 Revisi 2006 dan PSAK No. 55 Revisi 2006 berpengaruh pada:
1. Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi yang diperoleh sebelum dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010.
2. Penghentian pengakuan instrumen keuangan. Instrumen keuangan yang sudah dihentikan
pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali untuk menentukan apakah
penghentian pengakuannya memenuhi ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK No 55 Revisi
2006.
3. Penentuan instrumen keuangan majemuk yang ada pada tanggal 1 Januari 2010 harus dipisahkan antara
komponen kewajiban dengan komponen ekuitas berdasarkan paragraf 11 PSAK No. 50 Revisi 2006,
dimana pemisahan tersebut ditentukan berdasarkan sifat, kondisi, persyaratan, dan hal lainnya dari
instrumen keuangan tersebut pada tanggal 1 Januari 2010.
4. Penentuan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada tanggal 1 Januari 2010.
Selisih antara penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada awal tanggal 1 Januari 2010.
As a result of the high growth rate of loans, average CAR levels in the banking sector declined. In addition
to the impact of loan growth, the decline in CAR was also due to the implementation of Bank Indonesia
Regulation No. 113DPNP dated 27 January 2009 concerning the Calculation of Risk Weighted Assets
with Operational Risk Charges that was phased into effect in stages during 2010-2011. While the CAR
in the banking sector was 18.3 in July 2010, it came down to 17.2 in December 2010 with the
calculation of operational risk charges.
Implementation of PSAK No. 50 2006 Revision and PSAK No. 55 2006 Revision.
BNI adopted SFAS No. 50 2006 Revision and SFAS No. 55 2006 Revision in January 2010,
and was the first bank in Indonesia to publish a Consolidated Financial Statements conforming with
SFAS No. 50 2006 Revision and SFAS No. 55 2006 Revision as at September 2010. Implementation
of the two accounting standards impacted on accounting policies related to the recognition and
measurement as well as presentation and disclosure of financial instruments. Changes in accounting
policies are disclosed in Note No. 2c in Notes to the Consolidated Financial Statements.
The early adoption of SFAS No. 50 2006 Revision and SFAS 55 2006 Revision impacted the following:
1. The calculation of effective interest rates of financial instruments as measured at amortized
costs that were acquired prior to and still carry a balance at 1 January 2010.
2. Derecognition of financial instruments. Financial instruments that had been derecognized prior
to 1 January 2010 were not re-evaluated to determine whether they would meet the
derecognition criteria under SFAS No. 55 2006 Revision.
3. Determination of compound financial instruments as at 1 January 2010 that are segregated
into liability and equity components based on paragraph 11 SFAS No. 50 2006 Revision. The
segregation is based on the nature, condition, requirements and other issues related to the
respective financial instruments as at 1 January 2010.
4. Determination of impairment on the value of financial instruments based on conditions as at
1 January 2010. The difference with the value as determined by the previously accepted
accounting principles are accommodated directly into the beginning balance of retained earnings at
1 January 2010.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
71
Dampak keuangan yang terjadi akibat penerapan PSAK tersebut disajikan pada Laporan Keuangan
Konsolidasian tahun 2010 catatan nomor 45.
KINERJA BNI DI 2010
Pada tahun 2010, BNI terus melanjutkan tradisi mencetak pertumbuhan laba yang tinggi, yaitu sebesar
65,1 yang melampaui pertumbuhan laba rata-rata industri perbankan sebesar 26,7.
Pertumbuhan laba yang signifikan tersebut diperoleh melalui perbaikan kualitas aset, menurunkan biaya
bunga dan meningkatkan pendapatan non bunga termasuk pendapatan dari aset yang telah dihapus
buku.
Selain pencapaian di atas, pada tahun 2010 BNI juga telah memperkuat struktur permodalan melalui
penawaran saham umum terbatas rights issue yang berhasil mendapatkan tambahan dana sebesar
Rp 10,5 triliun bruto sehingga tercatat sebagai ”The Biggest Indonesian Capital Market Deal in
2010”. Neraca
Balance Sheet
2009 2010
YOY Rp billion
Rp billion Total Aset
227,497 248,581
9.3 Total Assets
Kas, Giro dan Penempatan Net 49,915
58,775 17.8
Cash, Current Account, Placement Net Surat-surat Berharga
19,198 13,181
-31.3 Marketable Securities
Pinjaman yang Diberikan Bruto 120,843
136,357 12.8
Loans Gross Obligasi Pemerintah
31,040 32,556
4.9 Government Bonds
Penyertaan Net 51
24 -52.9
Investment Net Simpanan Nasabah
188,469 194,375
3.1 Customer Deposits
Pinjaman yang Diterima dan Surat Berharga yang diterbitkan
6,831 6,901
1.0 Borrowing and Marketable Securities
Issued Subordinated Debt
Total Kewajiban 208,322
215,431 3.4
Total Liabilities Hak Minoritas
31 30
-3.2 Minority Interest
Ekuitas 19,144
33,120 73.0
Equity
Laba Rugi Profit Loss
2009 2010
YOY Rp billion
Rp billion Pendapatan Bunga Bersih
11,133 11,721
5.3 Interest Income
Fee Income 4,295
7,061 64.4
Fee Income Pendapatan Operasional
15,428 18,782
21.7 Operating Income
Beban Operasional 7,991
9,643 20.7
Operating Expense Beban Penyisihan Kerugian
4,051 3,629
-10.4 Provision for Possible Losses
Pendapatan Operasional Bersih 3,386
5,509 62.7
Net Non Operational Income Laba Sebelum Pajak Penghasilan
3,444 5,485
59.3 Income Before Tax
Pajak Penghasilan 957
1,382 44.4
Income Tax Laba Bersih setelah Pajak Penghasilan
2,487 4,103
65.0 Net Income After Tax
Hak Minoritas 3
1 -66.7
Minority Interest Laba Bersih
2,484 4,102
65.1 Net Income
The financial impact resulting from the implementation of the aforementioned SFAS is
disclosed in Note No. 45 of Notes to the 2010 Consolidated Financial Statements.
BNI PERFORMANCE IN 2010
In 2010, BNI continued the tradition and recorded a high growth in net profit of 65.1, well above the
national banking industry average growth of 26.7.
The significant increase in net profit growth was obtained though improving asset quality, lowering
interest expense and increasing non interest income including income from asset write off.
In addition to the aforementioned achievement, in 2010 BNI has also strengthened its capital structure
through a rights issue which raised additional funds amounting to Rp 10.5 trillion gross and was
recorded as “The Biggest Indonesian Capital Market Deal in 2010”.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
72
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
PERHITUNGAN LABA RUGI Pendapatan Bunga Bersih
Marjin bunga bersih menurun dari 6,0 di tahun 2009 menjadi 5,8 di tahun 2010. Meskipun margin
bunga turun, BNI mengalami peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 5,3 dari Rp 11,1 triliun di 2009
menjadi Rp 11,7 triliun di tahun 2010 karena aktiva produktif BNI terus meningkat. Pendapatan bunga di
tahun 2010 menurun 3,1 dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 19,4 triliun menjadi Rp 18,8 triliun di tahun
2010. Penurunan pendapatan bunga di tahun 2010 diikuti dengan penurunan beban bunga yang lebih
besar yaitu sebesar 14,4 dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 8,3 triliun menjadi Rp 7,1 triliun di tahun
2010. Penurunan beban bunga tersebut sejalan dengan komitmen manajemen dalam meningkatkan
porsi dana murah di tahun 2010.
Pendapatan bunga di tahun 2010 didominasi oleh pendapatan bunga dari pinjaman sebesar 75,6,
obligasi pemerintah sebesar 13,4 dan surat berharga sebesar 3,9, sedangkan beban bunga didominasi
oleh beban bunga dana pihak ketiga sebesar 91,4.
Pertumbuhan Pendapatan Bunga dan Syariah Growth in Interest and Sharia Income
Sumber Pendapatan Bunga 2009
2010 Pertumbuhan
Growth Sources of Interest Income
Rp billion Rp billion
Rp billion Pinjaman
14,138 14,246
108 1.0
Loans Margin, pendapatan bagi hasil
dan bonus syariah 496
678 182
36.7 Margin, profit-sharing revenue
and sharia bonus Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 567
471 96
16.9 Placement with BI Other
Banks Obligasi Pemerintah
3,174 2,516
658 20.7
Government Bonds Surat Berharga
1,006 735
271 26.9
Marketable Securities Wesel ekspor dan tagihan
lainnya 26
91 65
250.0 Export bill and other
receivables Lain-lain
40 99
59 147.5
Others TOTAL
19,447 18,837
610 3.1
TOTAL Pendapatan bunga pinjaman di tahun 2009 sudah termasuk pendapatan provisi dan komisi sebesar Rp 568 miliar.
Interest Income on Loans in 2009 included Rp 568 billion in fees and commission on loans.
Beban Bunga, Bonus dan Beban Pembiayaan Lainnya Interest Expense, Bonus and Other Financing Charges
2009 2010
Pertumbuhan Growth
Rp billion Rp billion
Rp billion Simpanan Nasabah dari
bank lain 7,616
6,502 1,114
14.6 Deposits from customers and
other banks Pinjaman yang diterima
359 236
123 34.3
Borrowings Surat Berharga
135 131
4 3
Marketable Securities Lain-lain
204 247
43 21.1
Others TOTAL
8,314 7,117
1,197 14.4
TOTAL
PROFIT AND LOSS Net Interest Income
Net interest margin declined from 6.0 in 2009 to 5.8 in 2010. However, BNI recorded an increase in
net interest income that grew by 5.3 from Rp 11.1 trillion in 2009 to Rp 11.7 trillion in 2010
due to the continuing increase in productive assets. Interest income in 2010 declined by 3.1 compared
to 2009 figure of Rp 19.4 trillion to Rp 18.8 trillion in 2010. The decline in interest income in 2010
however is compensated by a higher decline in interest expense of 14.4, from Rp 8.3 trillion
in 2009 to Rp 7.1 trillion in 2010. The decline in interest expense was in line with management’s
commitment to increase the amount of low-cost funds in 2010.
Interest income in 2010 was dominated by interest income from loans of 75.6, while government
bonds contributed 13.4 and marketable securities 3.9. Meanwhile, interest expense was dominated
interest expense on third-party funds that accounted for 91.4.
Tinjauan Keuangan
Financial Review
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
73
Pendapatan Operasional Lainnya
Pendapatan operasional lainnya tumbuh 64.4 dari Rp 4,3 triliun di tahun 2009 menjadi Rp 7,1
triliun di tahun 2010. Hal tersebut didorong oleh peningkatan pada hampir semua komponen
pendapatan operasional lainnya, yang didominasi oleh peningkatan dari penerimaan kembali aset yang telah
dihapusbukukan.
Pendapatan Operasional Lainnya Other Operating Income
2009 2010
Pertumbuhan Growth
Rp billion Rp billion
Rp billion Provisi dan Komisi
2,231 2,386
155 7.0
Fees and Commissions Penerimaan kembali aset yg
telah dihapusbukukan -
1,821 1,821
100.0 Recovery off asset
written off Pendapatan Premi Asuransi
1,027 1,328
301 29.3
Insurance Premium Income Keuntungan yg belum
direalisasi dari penurunan kenaikan nilai wajar surat-surat
berharga 19
234 215
1,131.6 Unrealized gain on marketable
securities and Government Bonds
Keuntungan penjualan Surat Berharga dan Obligasi
Pemerintah 405
727 322
79.5 Gain on sales of marketable
securities Laba selisih kurs – bersih
262 177
85 32.4
Net foreign exchange gains Lainnya
351 387
36 10.3
Miscellaneous TOTAL
4,295 7,061
2,766 64.4
TOTAL Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.1211DPNP tanggal 31 Maret 2010 Perubahan Kedua atas SE BI No.330DPNP tanggal
14 Desember 2001 mengenai Laporan Keuangan Publikasi, penerimaan kembali aset dihapus buku masuk dalam kategori pendapatan operasional lainnya. Nominal tersebut merupakan realisasi recovery atas aset yang dihapus buku sebelum tahun 2010, sedangkan recovery
atas aset yang dihapus buku pada tahun 2010 sebesar Rp 358 miliar diakui di pos penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan non keuangan.
In accordance with Circular Letter SE of Bank Indonesia BI No. 1211DPNP dated 31 March 2010, Second Amendment on SE BI No. 330DPNP dated 14 December 2001 concerning Published Financial Statements, income from recovery of written-off assets is
classified as other operational income. The amount represents recovery of assets written-off prior to 2010, while recovery of assets written- off in 2010 of Rp 358 billion is recognized in the account for provision for impairment of asset value.
Other Operating Income
Other Operating Income grew by 64.4 from Rp 4.3 trillion in 2009 to Rp 7.1 trillion in 2010. This
was driven by increases in almost all components of other operating income, which is dominated by
an increase in revenue from assets which had been previously written off.
2009 2010
PenjabaranPendapatanBunga Breakdown of Interest Income
Pinjaman Loans
PenempatanpadaBank IndonesiadanBanklain
Placement with BI Other Banks
Obligasipemerintah Government Bonds
SuratBerharga Marketable Securities
Margin,pendapatanbagi hasilbonussyariah
Margin, profit-sharing revenue and sharia bonus
Lain-lain Others
69.8 2.9
16.3 5.2
2.6 3.2
Pinjaman Loans
PenempatanpadaBank IndonesiadanBanklain
Placement with BI Other Banks
Obligasipemerintah Government Bonds
SuratBerharga Marketable Securities
Margin,pendapatanbagi hasilbonussyariah
Margin, profit-sharing revenue and sharia bonus
Lain-lain Others
75.6 2.5
13.4 3.9
3.6 1.0
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
74
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Beban Operasional Lainnya
Beban operasional lainnya tumbuh 20,7 menjadi Rp 9,6 triliun di tahun 2010. Namun demikian, Rasio
Beban terhadap Pendapatan membaik menjadi 76,0 dari 84,9 di tahun sebelumnya.
Beban gaji dan tunjangan sedikit meningkat sebesar 19,3 menjadi Rp 4,1 triliun, sedangkan beban umum
dan administrasi meningkat sebesar 19,4 di akhir tahun 2010. Beban underwriting asuransi tumbuh
sebesar 31,4 dari Rp 1,0 triliun di tahun 2009 menjadi Rp 1,3 triliun di tahun 2010.
Beban Operasional Lainnya Other Operating Expenses
2009 2010
Pertumbuhan Growth
Rp billion Rp billion
Rp billion Beban Gaji dan Tunjangan
3,460 4,127
667 19.3
Personnel Expenses Umum dan Administrasi
2,312 2,761
449 19.4
General Administrative Underwriting Asuransi
1,022 1,343
321 31.4
Underwriting Insurance Beban Promosi
427 675
248 58.1
Promotion Expenses Premi Penjaminan
334 364
30 9.0
Guarantee Premiums Lain-lain
435 373
62 14.2
Miscellaneous TOTAL
7,991 9,643
1,652 20.7
TOTAL
Laba Bersih
Laba bersih mencapai Rp 4,1 triliun, meningkat 65,1 dibanding kinerja 2009 sebesar Rp 2,5 triliun.
Peningkatan signifikan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih, terutama dari pendapatan
bunga kredit, penurunan beban bunga simpanan nasabah serta peningkatan pendapatan operasional
lainnya dari penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan.
NERACA Aset
Aset BNI meliputi aset produktif dan aset non produktif. Aset produktif BNI terdiri dari penempatan
pada bank lain dan Bank Indonesia, surat-surat berharga, pinjaman, obligasi pemerintah, berbagai
tagihan dan penyertaan saham. Sedangkan aset non produktif meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, aset
tetap dan aset lain-lain.
Di akhir 2010, total aset tumbuh 9,3 menjadi Rp 248,6 triliun dari Rp 227,5 triliun di tahun 2009,
yang didorong oleh penempatan di bank lain dan BI meningkat 17,6 dari Rp 45,3 triliun di tahun 2009
menjadi Rp 53,3 triliun di tahun 2010, peningkatan portofolio pinjaman sebesar 12,8 dari Rp 120,8 triliun
di tahun 2009 menjadi Rp 136,4 triliun di tahun 2010.
Other Operating Expenses
Other Operating Expenses grew by 20.7 to Rp 9.6 trillion in 2010. However, the ratio of expenses to
revenue has improved to 76.0 from 84.9.
Salaries and Benefits Expenses slightly increased by 19.3 to Rp 4.1 trillion, while General and
Administrative Expenses increased by 19.4 at the end of 2010. Insurance underwriting expenses grew
by 31.4 from Rp 1.0 trillion in 2009 to Rp 1.3 trillion in 2010.
Net Profit
Net Profit reached Rp 4.1 trillion, an increase of 65.1 compared to 2009 performance that amounted to
Rp 2.5 trillion. The increase was significantly driven by the growth in net interest income, mainly from loan
interest income, decreased third party funds interest expense and increased other operating income from
assets which had been previously written off.
BALANCE SHEET Assets
BNI’s assets include productive assets and non productive assets. BNI productive assets consist
of placements in other banks and Bank Indonesia, securities, loans, government bonds, various receivables
and investments in shareownership. While the non- productive assets include cash, demand deposits at
Bank Indonesia, fixed assets and other assets.
At the end of 2010, total assets grew by 9.3 to Rp 248.6 trillion from Rp 227.5 trillion in 2009, driven
by placements in other banks and Bank Indonesia which increased by 17.6 from Rp 45.3 trillion in 2009 to Rp
53.3 trillion in 2010, an increase in the loan portfolio of 12.8 from Rp 120.8 trillion in 2009 to Rp 136.4 trillion
in 2010.
Tinjauan Keuangan
Financial Review
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
75
Pinjaman
Seiring dengan kebijakan strategi manajemen di tahun 2010 yang memprioritaskan kualitas aset,
pertumbuhan pinjaman selama tahun 2010 mencapai 12,9 dari Rp 120,8 triliun di tahun 2009 menjadi
Rp 136,4 triliun pada tahun 2010. Pertumbuhan pinjaman yang moderat tersebut dikarenakan BNI
memfokuskan pertumbuhan pinjaman pada segmen konsumer dan korporasi. Sedangkan pada segmen
kecil dan menengah BNI lebih mengutamakan perbaikan kualitas pinjaman dibandingkan pertumbuhan
yang agresif.
Sebagai hasil penerapan kebijakan strategi manajemen, BNI berhasil meningkatkan kualitas pinjaman dengan
rasio pinjaman bermasalah perusahaan induk, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia yang membaik
dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari 4,7 menjadi 4,3 di tahun 2010. Keberhasilan menurunkan rasio
pinjaman bermasalah tersebut, tetap didukung dengan konsistensi rasio pencadangan pinjaman bermasalah
yang tetap terjaga di atas 121.
Faktor komposisi pinjaman mengalami pergeseran sesuai dengan implementasi kebijakan strategis
selama 2010, dimana fokus pertumbuhan pada segmen korporasi dan konsumer membuat komposisi
segmen ini meningkat dibanding segmen kecil menengah. Hal tersebut terlihat dengan menurunnya
pangsa pasar segmen usaha kecil dan menengah dari 44,4 di tahun 2009 menjadi 39,6 ditahun 2010,
sedangkan untuk segmen korporasi meningkat menjadi 36,1 di tahun 2010 dibandingkan tahun sebelumnya
33,7 dan segmen konsumer meningkat dari 15,3 di tahun 2009 menjadi 17,5 ditahun 2010.
Komposisi Pinjaman berdasarkan Jenis Debitur Loan Composition by Type of Debtors
2009 2010
Rp billion Rp billion
Korporasi 40,717
33.7 49,194
36.1 Corporate
Kecil Menengah 53,612
44.4 53,997
39.6 Small Medium
Konsumer 18,515
15.3 23,872
17.5 Consumer
Internasional 4,734
3.9 5,723
4.2 International
Syariah 3,265
2.7 3,571
2.6 Sharia
Total Pinjaman 120,843
100 136,357
100.0 Total Loans
Jika dilihat berdasarkan pinjaman per sektor ekonomi, terjadi pergeseran fokus pertumbuhan di beberapa
sektor, sektor pertambangan tumbuh sebesar 92,8, konstruksi sebesar 63,1 dan sektor lain-lain yang
didominasi oleh sektor konsumer tumbuh sebesar 40,5. Hal tersebut berdampak pada penurunan
di beberapa sektor, diantaranya sektor manufaktur, perdagangan, restoran hotel.
Loans
In accordance with the strategic policies of management in 2010 that gives priority to asset
quality, loans have grew by 12.9 from Rp 120.8 trillion in 2009 to Rp 136.4 trillion in 2010. The
moderate loan growth was due to BNI’s focus on loan expansion in the consumer and corporate
segments. In the small and medium segment, meanwhile, BNI is more focused on improving loan
quality rather than pursuing aggressive loan growth.
As a result of the implementation of strategic management policy, BNI managed to improve its
loan quality whereby the ratio of non performing loan parent company, based on PBI has improved
from the previous year’s figure of 4.7 to 4.3 in 2010. The success of improving the ratio of non
performing loans is supported by the consistency of the provisioning ratio of non performing loans which
is maintained above 121.
The composition of loans has shifted in line with the implementation of our strategic policy in 2010,
with the focus of loan expansion in the corporate and consumer segments resulting in increased loan
proportions from these segments as compared with the small medium segment. Thus, loan
contribution from the small medium segment declined from 44.4 in 2009 to 39.6 in 2010.
On the other hand, the loan contribution from the corporate segment increased to 36.1 in 2010 from
33.7 previously, and those from the consumer segment increased from 15.3 in 2009 to 17.5 in
2010.
In terms of loan distribution by economic sector, the focus of growth has shifted to sectors such as
mining with a growth of 92.8, construction with 63.1, and others with 40.5, mainly contributed
by consumer sector. These have resulted in the decline in other sectors, such as manufacturing,
trading, restaurants and hotels.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
76
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Pinjaman berdasarkan Sektor Ekonomi Loan by Economic Sector
2009 2010
Pertumbuhan Growth
Rp billion Rp billion
Manufaktur 28,226
23.4 27,075
19.9 4.1
Manufacturing Perdagangan, Restoran
Hotel 24,464
20.2 23,721
17.4 3.0
Trading, Restaurant Hotel
Pertanian 7,784
6.4 9,834
7.2 26.3
Agriculture Pelayanan Bisnis
13,428 11.1
12,733 9.3
5.2 Business Service
Konstruksi 5,732
4.7 9,349
6.9 63.1
Construction Transportasi Komunikasi
8,496 7.0
9,378 6.9
10.4 Transportation
Communication Pelayanan Sosial
1,411 1.2
1,052 0.8
25.5 Social Service
Pertambangan 3,828
3.2 7,380
5.4 92.8
Mining Listrik, Gas Air
6,857 5.7
6,869 5.0
0.2 Electricity, Gas Water
Lain-lain 20,617
7.1 28,967
21.2 40.5
Others Total Pinjaman
120,843 100
136,357 100
12.9 Total Loans
Obligasi Pemerintah
Total obligasi pemerintah yang dimiliki BNI sebesar Rp 32,6 triliun di tahun 2010, meningkat 4,9
dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 31,0 triliun. Obligasi pemerintah menyumbang 13,1 total aset
BNI, terdiri dari 50,9 atau sebesar Rp 16,6 triliun dengan tingkat bunga tetap sedangkan sisanya
sebesar 49,1 merupakan obligasi dengan tingkat bunga mengambang.
Obligasi Pemerintah Government Bonds
2009 2010
Pertumbuhan Growth
Rp billion Rp billion
Rp billion Nilai wajar melalui
laporan laba rugi 121
0.4 375
1.2 254
209.9 Fair value through
profit loss Tersedia untuk Dijual
22,889 73.7
25,163 77.3
2,274 9.9
Available for Sale Dimiliki hingga Jatuh
Tempo 8,029
25.9 7,018
21.6 1,011
12.6 Held to Maturity
TOTAL 31,040
100.0 32,556
100.0 1,517
4.9 TOTAL
KEWAJIBAN Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun dari simpanan masyarakat dalam bentuk giro, tabungan
dan deposito.
Total dana pihak ketiga tumbuh 3,1 dari Rp 188,5 triliun menjadi Rp 194,4 triliun. Pada tahun 2010, BNI
memfokuskan pada peningkatan dana murah, yaitu Giro dan Tabungan, serta menekan pertumbuhan
Government Bonds
Total government bonds owned by BNI amounted to Rp 32.6 trillion in 2010, an increase of 4.9 when
compared to the 2009 figure of Rp 31.0 trillion. Government bonds accounted for 13.1 of BNI’s total
assets, consisting of 50.9 or Rp 16.6 trillion fixed coupon bonds while the remaining 49.1 are floating
rate bonds.
LIABILITIES Third Party Funds
Third party funds are funds raised from the public in the form of demand deposits, savings and time
deposits.
Total third party funds grew by 3.1 from Rp 188.5 trillion to Rp 194.4 trillion. In 2010, BNI is more
focused on increasing the amount of low-cost funds, i.e. demand deposits and savings, as well as to
Tinjauan Keuangan
Financial Review
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
77
Deposito. Upaya ini dilakukan untuk memperbaiki struktur biaya dana yang efisien. Hasilnya tercermin
dengan meningkatnya porsi dana murah dari 55,1 menjadi 58,9 di tahun 2010. Tabungan tumbuh
sebesar 12,6 menjadi Rp 66,2 triliun dari Rp 58,8 triliun di tahun 2009. Giro tumbuh 7,1 menjadi
Rp 48,3 triliun dari Rp 45,1 triliun di tahun sebelumnya. Sedangkan Deposito mengalami penurunan sebesar
5,5 dari Rp 84,6 triliun di tahun 2009 menjadi Rp 79,9 triliun di tahun 2010.
Simpanan Rupiah tumbuh 6,4 dari Rp 153,8 triliun menjadi Rp 163,7 triliun, sedangkan simpanan
mata uang asing turun menjadi Rp 30,7 triliun dari Rp 34,7 triliun. Pada tahun 2010, simpanan Rupiah
menyumbang sebesar 84,20 total dana pihak ketiga BNI.
Komposisi Simpanan Nasabah Composition of Customer Deposits
2009 2010
Pertumbuhan Growth
Rp billion Rp billion
Rp billion Giro
45,088 23.92
48,278 24.8
3,190 7.1
Current Accounts Rupiah
35,678 18.93
34,616 17.8
1,062 -3.0
Rupiah Mata Uang Asing
9,410 4.99
13,662 7.0
4,252 45.2
Foreign Currencies Tabungan
58,821 31.21
66,215 34.1
7,394 12.6
Savings Deposits Rupiah Rupiah
58,794 31.20
65,986 33.9
7,192 12.2
Rupiah Mata Uang Asing
27 0.01
229 0.1
202 748.1
Foreign Currencies Total Giro dan
Tabungan 103,909
55.13 114,493
58.9 10,584
10.2 Total Current and
Saving Accounts Deposito
84,560 44.87
79,881 41.1
4,679 -5.5
Time Deposits Rupiah
59,330 31.48
63,057 32.4
3,727 6.3
Rupiah Mata Uang Asing
25,230 13.39
16,824 8.7
8,406 -33.3
Foreign Currencies Total Simpanan
Nasabah 188,469
100.00 194,375
100.0 5,905
3.1 Total Customer
Deposit Rupiah
153,801 81.61
163,659 84.2
9,857 6.4
Rupiah Mata Uang Asing
34,668 18.39
30,715 15.8
3,952 -11.4
Foreign Currencies
Ekuitas
Pada tahun 2010, BNI melakukan penerbitan saham baru terbatas sebanyak 3.374.715.948 lembar saham
dengan harga jual per lembar saham sebesar Rp 3.100 sehingga BNI mendapatkan aliran dana atas
penerbitan saham baru sebesar Rp 10,5 triliun bruto. Dengan tambahan modal serta pencapaian laba yang
signifikan, mengakibatkan total ekuitas meningkat sebesar 73,0 menjadi Rp 33,1 triliun dari Rp 19,1
triliun di tahun sebelumnya. suppress the growth of time deposits. The effort
was conducted to improve the efficiency of funding cost structure. The results are reflected in the
increasing amount of low cost funds from 55.1 to 58.9 in 2010. Savings grew by 12.6 to
Rp 66.2 trillion from Rp 58.8 trillion in 2009. Demand Deposits grew by 7.1 to Rp 48.3 trillion from
Rp 45.1 trillion in the previous year. While Time Deposits declined by 5.5 from Rp 84.6 trillion in
2009 to Rp 79.9 trillion in 2010.
Rupiah Savings grew by 6.4 from Rp 153.8 trillion to Rp 163.7 trillion, while foreign currency savings
fell to Rp 30.7 trillion from Rp 34.7 trillion. In 2010, Rupiah savings accounted for 84.20 of total third
party funds at BNI.
Equity
In 2010, BNI issued new shares as many as 3,374,715,948 shares at a price of Rp 3,100 per
share that lead to BNI receiving Rp 10.5 trillion gross from the new shares issuance. With the
additional capital and significant profit achievement, total equity has increased by 73.0 to Rp 33.1
trillion from Rp 19.1 trillion in the previous year.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
78
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
RASIO-RASIO KEUANGAN Rasio Kecukupan Modal
Dengan tambahan modal dari penerbitan saham baru di 2010, Rasio Kecukupan Modal CAR menjadi
18,6 dari 13,8 di tahun sebelumnya, jauh di atas persyaratan minimum Bank Indonesia sebesar 8,
yang merefleksikan ketahanan modal BNI untuk menahan dampak kerugian. Modal inti meningkat
menjadi 16,6 dari 10,3 di tahun sebelumnya.
Permodalan Capital
2009 2010
Pertumbuhan Growth
Modal Inti Tier I Capital 10.1
16.6 6.5
Tier I Capital Modal Pelengkap Tier 2 Capital
3.7 2.0
1.7 Tier 2 Capital
CAR setelah memperhitungkan beban risiko pinjaman dan risiko pasar
13.8 18.6
4.8 CAR after adjustments for credit
and market risks
Rasio CAR untuk tahun 2010 sudah memperhitungkan beban risiko pinjaman, risiko pasar dan risiko
operasional.
Pinjaman Bermasalah NPL
NPL pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp 5,8 triliun. Jumlah tersebut termasuk di dalamnya pinjaman
dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus yang mengalami penurunan nilai. Keberhasilan
menjaga pinjaman bermasalah tersebut dan ekspansi pinjaman di tahun 2010, menyebabkan rasio NPL
gross
perusahaan induk berdasarkan Peraturan Bank Indonesia, menurun dari 4,7 di tahun 2009 menjadi
4,3. Cadangan kerugian yang dibentuk pada tahun 2010 relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya
yaitu sebesar Rp 7,0 triliun dan porsi cadangan kerugian untuk pinjaman bermasalah NPL dengan
kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet mengalami penurunan dikarenakan estimasi arus kas
yang membaik sehingga rasio NPL netto meningkat dari 0,8 pada tahun 2009 menjadi 1,1 pada tahun
2010.
Rasio Kecukupan Cadangan Kerugian terhadap NPL
BNI berkomitmen untuk mempertahankan rasio kecukupan cadangan kerugian terhadap pinjaman NPL
berdasarkan PBI pada kisaran 120. Hal tersebut ditunjukkan dengan rasio cadangan kerugian terhadap
NPL sebesar 120,6 di tahun 2010 dan 120,1 pada tahun sebelumnya. Ke depan BNI akan terus
mempertahankan rasio kecukupan cadangan kerugian terhadap NPL di level yang memadai, sesuai dengan
penerapan prinsip kehati-hatian.
FINANCIAL RATIOS Capital Adequacy Ratio
With additional capital from the issuance of new shares in 2010, the Capital Adequacy Ratio CAR has
increased to 18.6 from 13.8 in the previous year, well above Bank Indonesia’s minimum requirement of
8, which reflects BNI capital resilience to withstand losses. Core capital has increased to 16.6 from
10.3 in the previous year.
In 2010, the CAR ratio had taken into account loan risk, market risk and operational risk.
Non Performing Loan NPL
NPL in 2010 was recorded at Rp 5.8 trillion. The amount includes impaired loans with current
and special mention collectibility. The success to maintain the level of non performing loan and credit
expansion in 2010, have caused gross NPL ratio parent company, based on PBI, to decline from
4.7 in 2009 to 4.3. Loss reserve is relatively stable in 2010 when compared to the previous
year amounting to Rp 7.0 trillion and the portion of non performing loan loss reserve for substandard,
doubtful, and loss collectibility has decreased due to improved estimated cash flows that lead to an
increase in net NPL ratio from 0.8 in 2009 to 1.1 in 2010.
NPL Loss Reserve Adequacy Ratio
BNI is committed to maintaining reserve adequacy ratio of loan losses to NPL based on PBI in the
range of 120. This is indicated by the ratio of loss reserve to NPL that amounted to 120.6 in 2010
and 120.1 in the previous year. In the future, BNI will continue to maintain NPL loss reserve adequacy
ratio at an adequate level, in accordance to the implementation of prudence principle.
Tinjauan Keuangan
Financial Review
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
79
Rasio Laba terhadap Aset
Rasio Laba terhadap Aset ROA meningkat dari 1,7 menjadi 2,5 di tahun 2010, hal ini didorong
oleh peningkatan laba yang signifkan di tahun 2010. Meningkatnya ROA ini menunjukkan bahwa BNI
mampu meningkatkan profitabilitas asetnya dalam menghasilkan laba yang tinggi.
Rasio Laba terhadap Ekuitas
Rasio Laba terhadap Ekuitas ROE juga meningkat dari 16,3 menjadi 24,7 di tahun 2010. Walaupun
terjadi peningkatan ekuitas akibat penerbitan saham terbatas namun adanya peningkatan laba bersih
yang signifikan yaitu sebesar 65,1 maka mampu meningkatkan ROE di tahun 2010.
Marjin Bunga Bersih
Marjin Bunga Bersih NIM turun dari 6,0 di tahun 2009 menjadi 5,8 di akhir 2010.
Rasio Beban terhadap Pendapatan
Rasio Beban terhadap Pendapatan CIR membaik menjadi 51,3 dari 51,8 di tahun 2009 yang
menunjukkan bahwa BNI mampu menekan seluruh beban operasional dengan di-cover oleh pendapatan
yang sangat memadai baik yang berasal dari pendapatan bunganya maupun dari pendapatan non
bunga. Hal ini juga menunjukkan bahwa BNI mampu menjalankan operasional perbankan secara lebih
efisien dibanding tahun sebelumnya. Tentunya BNI terus berupaya untuk melakukan efisiensi secara
menyeluruh agar mampu memperkecil angka CIR tersebut di tahun-tahun mendatang.
Rasio Pinjaman terhadap Simpanan
Rasio Pinjaman terhadap Simpanan LDR meningkat dari 64,1 menjadi 70,2 di tahun 2010, seiring
dengan meningkatnya pinjaman.
Rasio Keuangan Key Financial Ratios
Permodalan 2009
2010 Capital
CAR dengan memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko Operasional
13.9 18.8
CAR with adjustment for Credit Risk and Operational Risk
CAR dengan memperhitungkan Risiko Kredit, Risiko Operasional dan Risiko Pasar
13.8 18.6
CAR with adjustment for Credit Risk, Operational Risk, Market Risk
Aset Tetap terhadap Modal 18.8
12.7 Fixed Assets to Capital
Kualitas Aset Earning Assets
Aset Produktif Bermasalah 2.8
3.0 Non-Performing Earning Assets
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN Aset Keuangan terhadap Aset Produktif
3.6 3.5
Impairment Provision on Financial Assets to Earning Assets
Pemenuhan CKPN Aset Produktif 130.7
136.9 Requirement for Provision of Earning Assets
Pemenuhan PPA Non Produktif 170.6
175.0 Requirement for Provision of Non-Earning Assets
Non Performing Loans NPLs
4.7 4.3
Non Performing Loans NPLs Net Non Performing Loans
Net NPLs 0.8
1.1 Net Non Performing Loans Net NPLs
Return on Assets
Return on Assets ROA has increased from 1.7 to 2.5 in 2010 which was driven by significant
increase in net profit in 2010. The increase in ROA shows that BNI was able to increase the profitability
of its assets to generate high amount of profit.
Return on Equity
Return on Equity ROE has also increased from 16.3 to 24.7 in 2010. Although there was an
increase in equity due to rights issue, a significant increase in net income by 65.1 has increased ROE
in 2010.
Net Interest Margin
Net Interest Margin NIM has declined from 6.0 in 2009 to 5.8 at the end of 2010.
Cost to Income Ratio
Cost to Income Ratio CIR has improved to 51.3 from 51.8 recorded in 2009 which indicate that
BNI was able to control all operating expenses to be covered by a very sufficient income derived from
both interest income as well as from non-interest income. This also shows that BNI was able to
operate more efficiently than the previous year. BNI has certainly continue to make overall efficiency to
be able to improve Cost to Income Ratio CIR in the years ahead.
Loan to Deposit Ratio
Loan to Deposit Ratio LDR has increased from 64.1 to 70.2 in 2010, along with increased loan.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
80
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Permodalan 2009
2010 Capital
Likuiditas Liquidity
Loan to Deposit Ratio LDR
64.1 70.2
Loan to Deposit Ratio LDR
Kepatuhan Compliance
Persentase pelanggaran BMPK -
- Percentage of Violations Against
Legal Lending Limit Pihak Terkait
- -
Related Parties Pihak Tidak Terkait
- -
Third Parties Persentase Pelampauan BMPK
- -
Percentage on Excess of Legal Lending Limit Pihak Terkait
- -
Related Parties Pihak Tidak Terkait
- -
Third Parties Giro Wajib Minimum GMW Rupiah
5.5 8.2
Reserve Requirement in Rupiah Giro Wajib Minimum GMW USD
1.0 1.1
Reserve Requirement in US Dollar Posisi Devisa Netto PDN
6.3 4.4
Net Open Position
PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN Struktur Modal
Pada tanggal 25 November 2010, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB,
Pemegang Saham telah memutuskan antara lain untuk menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan
disetor melalui penawaran umum saham terbatas. Realisasi masuknya dana hasil penawaran umum
saham terbatas tersebut terjadi pada bulan Desember 2010 dengan tambahan modal disetor sebesar Rp 1,2
triliun dan tambahan agio saham sebesar Rp 9,0 triliun.
Tambahan modal tersebut direncanakan untuk membiayai ekspansi Pinjaman sebesar 80,
pengembangan infastruktur terdiri atas teknologi informasi, mesin ATM dan Cabang sebesar 15 dan
penguatan struktur modal dan bisnis perusahaan anak sebesar 5.
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen BNI ditetapkan dengan persetujuan rapat umum pemegang saham. Di tahun 2007 dan
2008, pembayaran dividen adalah sebesar 50 dari laba bersih tahun sebelumnya. Pada tahun 2009,
untuk memperkuat permodalan, pemegang saham menyetujui pembayaran dividen setara dengan
10 laba bersih tahun 2008. Di tahun 2010, rasio pembayaran dividen adalah 35 dari laba bersih tahun
2009.
Dampak dari Perubahan Regulasi
Mulai November 2010, Bank Indonesia mewajibkan bank-bank nasional untuk memelihara tingkat giro
wajib minimum primer setara dengan 8,0 dari dana pihak ketiga dalam Rupiah. Kebijakan tersebut tidak
mempengaruhi kinerja Bank secara material.
OTHER DISCLOSURES Capital Structure
On 25 November 2010, in an Extraordinary General Meeting of Shareholders EGM, the shareholders
decided among other things, to increase the issued and paid-up capital through a limited public offering
of shares. Proceeds from the limited public offering were realized in December 2010, and provided
additional capital of Rp 1.2 trillion and an additional surplus paid up capital amounting to Rp 9.0 trillion.
The additional capital is planned to finance loan expansion by 80, infrastructure development
consisting of information technology, ATM machines and branch offices by 15 and strengthening the
capital structure and subsidiaries’ businesses by 5.
Dividend Policy
BNI’s dividend policy is subject to approvals at the annual general meeting of shareholders. Earlier,
in 2007 and 2008, the dividend payout ratio was 50 of the previous year’s net income. In 2009,
shareholders approved a dividend payment equal to 10 of 2008 net income to strengthen the Bank’s
capital base.More recently, in 2010, the dividend payout ratio was 35 of 2009 net income.
Impact of Regulatory Changes
Starting in November 2010, Bank Indonesia regulations required Indonesian banks to maintain
primary statutory reserves equal to at least 8.0 of Rupiah-denominated deposits from customers.
This has not materially impacted the Bank’s financial performance.
Tinjauan Keuangan
Financial Review
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
81
Capacity for Debt Servicing
Throughout 2010, BNI maintained adequate levels of liquidity in Rupiah and in foreign currencies to cover
all of its short-term and long-term liabilities. Total maturing debts in 2010 amounted to USD 150 million
in foreign currencies, and were settled in full by BNI.
Liquidity
In liquidity management, BNI strives at all times to maintain optimum levels of liquidity by keeping excess
liquidity at a minimum, while also ensuring adequate levels of liquidity to support day to day operations as
well as in complying with Bank Indonesia mandatory minimum reserves requirements.
In 2010, BNI maintained an average Rupiah mandatory minimum reserves GWM of 5.6 and average
foreign currency GWM of 1.06, while the Net Open Position as at end of December 2010 was 6.3.
Impact of Changes in Interest Rates and Business Volume on Bank Revenues
Throughout 2010, the Rupiah benchmark interest rate was kept constant, and therefore there was
no impact on the structure of Rupiah cost of funds. Meanwhile, the benchmark interest rates for foreign
currencies and particularly for USD currency were also constant. There was some movements in inter-bank
money market interest rates, for instance for 1 month interest rates that range between 5.8 - 6.6 for
Rupiah and 0.3 - 0.8 for USD. However, these in general have no significant impact on the Bank’s
revenues. The increase in our revenues was more the result of increased business volume and the growth
of our earning assets.
Capital Expenditures
The following are realized capital expenditures in 2009 and 2010 along with the budgeted amounts for the
respective periods:
Material Obligation in Capital Expenditures
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
Kemampuan Membayar Hutang
Selama periode tahun 2010, BNI mempunyai tingkat likuiditas yang cukup, baik dalam mata uang Rupiah
maupun valuta asing sehingga BNI dapat memenuhi seluruh kewajiban jangka pendek maupun jangka
panjang. Hutang yang jatuh tempo pada tahun 2010 sebesar USD 150 juta dalam valuta asing dan telah
diselesaikan pembayarannya oleh BNI dengan baik.
Likuiditas
Dalam pengelolaan likuiditas, BNI selalu menjaga posisi likuiditas yang optimum dengan meminimalisasikan
kelebihan likuiditas serta juga menjaga tingkat kecukupan likuiditas untuk mendukung operasional
harian dan memenuhi ketentuan pencadangan minimum dari Bank Indonesia.
Pada tahun 2010, BNI telah menjaga posisi likuiditas berupa rata-rata GWM Rupiah sebesar 5,6 dan mata
uang asing sebesar 1,06, sedangkan untuk Posisi Devisa Netto pada akhir Desember 2010 mencapai
6,3.
Dampak Perubahan Suku Bunga dan Volume Bisnis terhadap Pendapatan Bank
Sepanjang tahun 2010 tidak terdapat perubahan benchmark
suku bunga Rupiah sehingga tidak mempengaruhi struktur biaya dana Rupiah. Sementara
itu untuk benchmark suku bunga mata uang valuta asing khususnya USD juga tidak mengalami
perubahan. Meskipun suku bunga pasar uang antar bank mengalami sedikit pergerakan, misalnya untuk
jangka waktu 1 bulan berada di kisaran 5,8 - 6,6 untuk Rupiah dan 0,3 - 0,8 untuk USD, namun
hal tersebut secara umum tidak banyak berpengaruh pada pendapatan Bank. Dengan demikian maka
peningkatan pendapatan Bank lebih banyak disebabkan oleh kenaikan volume bisnis dan pertumbuhan aset
produktif BNI.
Belanja Barang Modal
Berikut ini realisasi belanja modal untuk tahun 2009 dan 2010 beserta anggarannya masing-masing periode:
Keterangan 2009
2010 Description
Budget Rp billion
Realization Rp billion
Budget Rp billion
Realization Rp billion
Bangunan Gedung 272,077
221,712 81.5
353,217 166,241
47.1 Buildings
Tanah 47,020
35,693 75.9
15,776 6,261
39.7 Land
Perabotan Otomasi 463,605
321,004 69.2
574,036 276,650
48.2 Automation Equipment
Perabotan Non Otomasi
115,423 84,321
73.1 169,879
118,934 70.0
Non Automation Equipment
Kendaraan 31,346
14,534 46.4
7,665 4,407
57.5 Vehicles
TOTAL 929,471
677,264 72.9
1,120,573 572,493
51.1 TOTAL
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
82
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Ikatan Material atas Barang Modal
BNI memiliki belanja barang modal terkait dengan pembangunan gedung kantor cabang serta pengadaan
perlengkapan komputer dan ATM masing-masing yang belum direalisasikan sampai dengan tanggal
31 Desember 2010 dan 2009 sebesar Rp 26,7 miliar dan Rp 105,7 miliar. Sumber dana untuk investasi
barang modal berasal dari penyusutan aktiva tetap dan alokasi laba tahun-tahun lalu. BNI tidak melakukan
transaksi investasi barang modal dalam mata uang asing.
Transaksi Benturan Kepentingan
Selama tahun 2009 dan 2010, BNI tidak memiliki transaksi yang bersifat berbenturan kepentingan.
Transaksi dengan Pihak Afiliasi
Dalam kegiatan normal usaha, BNI melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa karena hubungan kepemilikan danatau kepengurusan. Semua transaksi dengan
pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah dilakukan dengan kebijakan dan syarat yang telah
disepakati bersama secara wajar. Berikut ini pihak- pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan
BNI:
Jenis Hubungan Hubungan Istimewa
Related Parties Type of Relationship
Anak perusahaan PT BNI Multifinance
Subsidiary Anak perusahaan
PT BNI Securities Subsidiary
Anak perusahaan PT BNI Life Insurance
Subsidiary Anak perusahaan
BNI Remittance Ltd. Subsidiary
Anak perusahaan PT Bank BNI Syariah
Subsidiary Kepemilikan melalui hak minoritas
Anak Perusahaan PT Mitrayasa Sarana Informasi
Ownership through Subsidiary’s minority interest
Pendiri dan Direksi Koperasi Swadarma
Founder and Board of Directors Dibawah kendali Direksi BNI
PT Finansia Multifinance Under control of BNI’s Director
Kepemilikan melalui Dana Pensiun BNI PT Asuransi Tripakarta
Ownership through BNI Pension Fund Kepemilikan melalui Dana Pensiun BNI
PT Swadharma Duta Data Ownership through BNI Pension Fund
Kepemilikan melalui Dana Pensiun BNI PT Swadharma Sara Informatika
Ownership through BNI Pension Fund Kepemilikan melalui Dana Pensiun BNI
PT Citanduy Perkasa Ownership through BNI Pension Fund
Kepemilikan melalui Dana Pensiun BNI PT Swadharma Kerrysatya
Ownership through BNI Pension Fund Pendiri dan Direksi
Dana Pensiun BNI Founder and Board of Directors
Kepemilikan melalui Dana Pensiun BNI PT Swadharma Propertindo
Ownership through BNI Pension Fund Pendiri dan Direksi
Yayasan Danar Dana Swadharma Founder and Board of Directors
Kepemilikan melalui Dana Pensiun BNI PT Swadharma Garis Dinamika
Ownership through BNI Pension Fund Kepemilikan melalui PT BNI Multifinance
PT Swadharma Surya Finance Ownership through PT BNI Multifinance
BNI has unrealized capital expenditure obligations related to construction of branch offices and
procurement of computers and ATM equipment that amounted to Rp 26.7 billion and Rp 105.7
billion, respectively, at 31 December 2010 and 2009. Funding for capital expenditure is derived from
depreciation of fixed assets and retained earnings from prior years. BNI did not conduct any investment
in capital goods in foreign currency.
Transactions with Conflict of Interest
During 2009 and 2010, BNI did not engage in any transactions with conflict of interest.
Transactions with Related Parties
In the normal course of business, BNI conduct transactions with related parties with ownership
andor management relationships with BNI. All transactions with related parties are conducted
based on fair and agreed upon terms and conditions. Following are details of related parties of BNI:
Tinjauan Keuangan
Financial Review
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
83
Adapun rincian transaksi dengan pihak afiliasi terdiri dari:
2009 2010
Saldo Rp miliar Balance
Rp billion persentase terhadap
konsolidasi to consolidated
Saldo Rp miliar Balance
Rp billion persentase terhadap
konsolidasi to consolidated
Pinjaman 530.2
0.2 513.0
0.2 Loan
Simpanan Nasabah 1,017.3
0.5 75.0
0.0 Customer Deposit
Hutang Nasabah -
- 1.5
0.0 Customer Debt
Garansi Bank 76.5
0.7 4.0
0.0 Bank Guarantee
Irrevocable LC -
- 0.7
0.0 Irrevocable LC
Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi atau Restrukturisasi Hutang
Selama tahun 2010, BNI tidak melakukan kegiatan investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi atau
restrukturisasi hutang.
Informasi Keuangan yang Mengandung Kejadian Luar Biasa
Selama tahun 2010, terdapat kejadian luar biasa yang berpengaruh terhadap keuangan BNI terdiri dari:
1. Implementasi PSAK No. 50 Revisi 2006 dan PSAK No. 55 Revisi 2006
2. Penerbitan Saham Umum Terbatas III.
Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca
Tidak terdapat kejadian penting setelah tanggal neraca yang berpengaruh terhadap posisi keuangan BNI per
tanggal 31 Desember 2010.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang Direvisi
Dewan Standar Akuntansi Keuangan DSAK telah menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
PSAK yang relevan untuk Bank, yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2011 dan 1 Januari 2012
dengan ikhtisar sebagaimana diungkapkan pada Laporan Keuangan Konsolidasian Catatan No. 50 -
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang Direvisi. Bank dan Perusahaan Anak sedang mengevaluasi
dampak dari Standar yang direvisi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan
keuangan konsolidasiannya.
Investment, Expansion, Divestment, Acquisition or Debt Restructuring
Throughout 2010, BNI did not engage in any material investment, expansion, divestment, acquisition or
debt restructuring activities.
Financial Information Related to Extraordinary Events
In 2010, there were a number of extraordinary events that impacted on BNI financial condition, as follow:
1. Implementation of SFAS No. 50 2006 Revision and SFAS No. 55 2006 Revision
2. Rights Issue III
Subsequent Events
There were no significant events occurring post balance sheet date that have a material impact on
BNI’s financial position as at 31 December 2010.
Revised Statements of Financial Accounting Standards
The Financial Accounting Standards Board DSAK issued Statements of Financial Accounting Standards
SFAS which are relevant to the Bank, which will be effective on 1 January 2011 and 1 January 2012
with summary as stated in Consolidated Financial Statements Notes 50 - Revised Statements of
Financial Accounting Standards.
The Bank and its Subsidiaries are presently evaluating and have not yet determined the effects
of these revised Standards on their consolidated financial statements.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
Details transaction with affiliated parties are as follow:
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
84
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Perbankan Konsumer
Consumer Banking
Sepanjang tahun 2010, Perbankan Konsumer BNI memfokuskan pada aktivitas
untuk memperkuat kapabilitasnya dalam mendukung tercapainya pertumbuhan yang
berkelanjutan. Melalui aktivitas tersebut, berbagai pencapaian penting berhasil diraih
selama tahun 2010.
Business Review
Throughout 2010, BNI Consumer Banking concentrated on strengthening its capability in support of sustainable growth. A variety of significant achievements
were made during the year as a result of focused activities in this endeavour.
45.3
PertumbuhanKreditPemilkanRumah Growth of Housing Loan
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
85
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
86
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Kinerja Penting
Sepanjang tahun 2010, Perbankan Konsumer BNI memfokuskan pada aktivitas untuk memperkuat
kapabilitasnya dalam mendukung tercapainya pertumbuhan yang berkelanjutan. Melalui aktivitas
tersebut, berbagai pencapaian penting berhasil diraih selama tahun 2010. Dana pihak ke tiga tumbuh
sebesar Rp 9,1 triliun dari kinerja tahun 2009 sebesar Rp 90,6 triliun menjadi Rp 99,7 triliun, didorong
pertumbuhan jumlah rekening dari 9,7 juta di tahun 2009 menjadi 11,3 juta rekening di 2010.
Kredit konsumer mengalami pertumbuhan sebesar 28,9, dari Rp 18,5 triliun di 2009 menjadi Rp 23,8
triliun di tahun 2010. Kredit perumahan melalui BNI Griya tumbuh sebesar 45,3 menjadi Rp 12 triliun
dan tetap menjadi penyumbang terbesar yaitu 50,2 dari total kredit konsumer. Sisa dari portofolio berasal
dari kredit otomotif kepemilikan mobil dan sepeda motor melalui BNI Oto sebesar Rp 6,2 triliun atau
26,0 dari total portofolio; kredit tanpa agunan melalui BNI fleksi sebesar Rp 0,5 triliun atau 2,4 total kredit;
dan Kartu Kredit sebesar Rp 3,0 triliun atau 12,8 dari keseluruhan kredit.
Performance Highlights
Throughout the year 2010 the Bank’s Consumer Banking business focused its activities to strengthen
its foundation so that it can support the Bank’s aggressive targets of sustainable and profitable
growth. Through such efforts, in 2010 the Bank is pleased to deliver encouraging results. Third party
funds TPF has demonstrated solid growth of Rp 9.1 trillion from 2009 position of Rp 90.6 trillion to become
Rp 99.7 trillion this year, mainly backed by increases in the number of TPF accounts from 9.7 million accounts
in 2009 to 11.3 million account this year.
Consumer loans, on the other hand, grew 28.9 from Rp 18.5 trillion in 2009 to Rp 23.8 trillion in 2010.
Housing loans through BNI Griya grew 45.3 up to Rp 12 trillion, remain the majority of the Bank’s
consumer loans, comprising 50.2 of the total. The remainders of the portfolio are Automotive car and
motorcycle ownership loans through BNI Oto, totaling Rp 6.2 trillion or 26.0 of the total; Unsecured loans
through BNI Fleksi of Rp 0.5 trillion or 2.4 of the total; and Credit Cards of Rp 3.0 trillion or 12.8 of
total loans.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
87
Selain itu, BNI juga berhasil terus mengembangkan usaha Wealth Managementnya. Asset Under
Management AUM tumbuh positif sebesar 13,0
dari Rp 26,4 triliun di 2009 menjadi Rp 29,6 triliun. Portofolio AUM terdiri atas dana pihak ketiga sebesar
Rp 26,1 triliun 88 dari total AUM; investasi Rp 3,0 triliun 10 dari total AUM; dan bancassurane
sebesar Rp 0,48 triliun 2 dari total AUM.
Simpanan Nasabah Individu
BNI senantiasa menawarkan berbagai pilihan produk agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah yang
beragam. Selain menawarkan produk Tabungan dan Deposito berjangka, BNI juga menawarkan pilihan-
pilihan inovatif untuk melayani segmen nasabah spesifik. Bagi para pegawai perusahaan misalnya,
BNI memberikan produk TAPPA, atau Taplus Pegawai dan Anggota, yang telah digunakan di lebih dari 100
korporasi dan institusi. Sedangkan produk Tabungan Bisnis, atau Taplus Bisnis, dirancang khusus bagi para
wirausaha, yang kian menjadi salah satu segmen penting dalam peta usaha nasional.
BNI juga terus meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan perbankannya, agar dapat memberikan
pengalaman transaksi perbankan yang lebih mudah dan nyaman bagi nasabah. Selain melalui jaringan
cabang, BNI terus melakukan perluasan jaringan In other developments, BNI continued to nurture
growth in the Wealth Management business. Assets Under Management AUM posted a strong increase
of 13.0 from Rp 26.4 trillion in 2009 to Rp 29.6 trillion this year. The AUM portfolio consists of third
party funds TPF amounting to Rp 26.1 trillion 88 of total AUM; investments of Rp 3.0 trillion 10 of total
AUM; and bancassurance of Rp 0.48 trillion 2.
Individual Customer Deposits
BNI continued to provide a wide variety of value- added products to fulfill the needs of its diversified
customer base. Besides the basic savings and time deposits accounts, BNI also offers innovative products
designed to serve specific customer segments. For corporate employees, for instance, BNI provides
TAPPA, or Taplus Pegawai dan Anggota, that has reached over 100 corporations and institutions.
While the Bank’s Tabungan Bisnis, or Taplus Bisnis, is especially dedicated to entrepreneurs, a rapidly
growing force in Indonesia’s business landscape.
In addition to its extensive product variety, BNI also continued to enhance the quality and accessibility of
its banking services, making it even easier and more convenient for the customers to do their banking
transactions. Besides the long-standing brick-and-
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
88
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
layanan elektroniknya, melalui pilihan-pilihan Internet Banking, Phone Banking, SMS Banking
dan outlet- outlet
ATM. Hal ini juga diikuti dengan peningkatan jumlah transaksi melalui layanan electronic banking
misalnya melalui SMS Banking dimana jika dilihat dari jumlah transaksi per detiknya maka dari 1,0 transaksi
per detik di 2009 meningkat menjadi 1,2 transaksi per detik di 2010. BNI juga menambah 1.001 mesin ATM
baru, sehingga total jaringan mencapai lebih dari 5.000 mesin ATM di seluruh nusantara. Selain itu, dengan
dukungan dari jaringan Link dan ATM Bersama, para nasabah juga dapat menikmati kemudahan akses
melalui lebih dari 16.000 ATM Link dan lebih dari 25.000 ATM bersama di seluruh Indonesia.
Layanan BNI Layanan Gerak adalah layanan inovatif lainnya yang bersifat mobile untuk lebih mendekatkan
nasabah dengan layanan BNI yang dilengkapi Staf Teller dan layanan nasabah, serta dilengkapi fasilitas
ATM dan Internet Banking. Hingga akhir tahun 2010, BNI telah mengoperasikan sebanyak 46 unit BNI
Layanan Gerak.
Kredit Konsumer
Di sektor usaha kredit konsumer, BNI terus memfokuskan pada ekpansi berbasis nasabah
dan peningkatan kualitas proses bisnis agar dapat meningkatkan kecepatan layanan tanpa mengabaikan
prinsip-prinsip perbankan yang berhati-hati. Upaya perluasan basis nasabah dilaksanakan melalui
program-program promosi seperti BNI Griya Ibu Bijak, BNI Griya Angsuran Bijak dan event-event strategik
untuk meraih nasabah di segmen menengah-atas seperti BNI Gelegar Expo di pusat-pusat perbelanjaan
di kota-kota besar Indonesia. Selain itu, BNI juga terus memperluas kemitraan dengan berbagai partner usaha
seperti perusahaan multifinance dan pengembang properti.
Perbankan Konsumer
Consumer Banking
mortar branch network, BNI has been expanding its electronic channels, through the full array of
Internet Banking, Phone Banking, SMS Banking and ATM outlets. Amongst the improvements achieved
in 2010 is the enhanced transaction frequency in SMS banking, from 1.0 transactionsecond in 2009
to become 1.2 transactions per second this year. During the year, BNI also added 1,000 ATMs, making
a total of more than 5,000 ATMs spread throughout Indonesia. In addition, with the support of the Link
network and ATM Bersama, our customers can also enjoy the ease of access through more than 16,000
ATMs Link and more than 25,000 ATMs Bersama across Indonesia together.
Another innovative channel is the mobile e-Gallery units called “BNI Layanan Gerak”, which enable our
customers to interact directly with our tellers and customer service officers, as well as to perform
banking transactions using the ATMs and internet banking facilities provided in the mobile banking units.
Through the end of 2010, BNI has operated 46 mobile banking units.
Consumer Loans
In the Consumer Loan business, BNI has been focusing its efforts to expand its customer base and
improve the quality business process to make it faster yet with maintaining prudent banking principles.
Expanding the customer base was conducted through mass promotional programs such as BNI Griya Ibu
Bijak, BNI Griya Angsuran Bijak and strategic events to reach the upper-segment customers through BNI
Gelegar Expo held at strategic shopping malls in major cities throughout the country. In addition, the Bank
also continued to foster stronger relationships with various business partners that include multifinance
companies and property developers.
PertumbuhanKartuKredit
BNIFlexi BNIOTO
BNIGriya KartuKredit
KreditKonsumer
JumlahRekeningribu Number of Accounts thousand
SaldoRpmiliar Balance Rp billion
Tabungan Savings Account
2008 2009
2010 66,215
58,821 51,139
10,745 9,361
10,965
Deposito Time Deposits
2008 2009
2010 30,925
29,248 26,184
274 260
259
Giro Current Account
2008 2009
2010 4,749
4,162 3,797
62.2 63.7
69
Profile Simpanan Nasabah Individu Individual Profile of Third Party Fund
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
89
Disamping itu BNI juga ditunjuk oleh pemerintah untuk menyalurkan kredit kepemilikan rumah dengan
angsuran ringan dan tetap sampai dengan jangka waktu kredit melalui program Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan FLPP yang dikeluarkan oleh kementerian perumahan rakyat.
Kartu Kredit Di era ekonomi global dan pola hidup nasabah
yang mobile, para penerbit kartu kredit selalu harus menghadapi tantangan inovasi produk yang dapat
memenuhi dinamika kebutuhan nasabah. BNI menjawab tantangan tersebut dengan pengembangan
berbagai varian kartu kredit, seperti Kartu Kredit BNI Style Titanium, Kartu Kredit BNI Affinity, Kartu Kredit
BNI Corporate dan Kartu Kredit BNI Private Label.
BNI Style Titanium adalah kartu yang didesain khusus untuk segmen muda yang mapan. Sedangkan
BNI Affinity Card adalah produk kartu kredit yang diluncurkan melalui kerja sama dengan institusi
pendidikan universitas atau institusi lainnya seperti Kamar Dagang Indonesia KADIN dan Real Estate
Indonesia
REI. Selain manfaat layanan Kartu Kredit BNI dengan akseptasi global, para pemegang Kartu
Kredit BNI Affinity juga bisa memanfaatkan kartu ini sebagai sarana untuk memberikan kontribusi kepada
almamater atau institusinya dari setiap transaksi yang dilakukannya.
BNI was also appointed by the government to be the agent for affordable, fixed payment housing loans
through the Housing Loan Program FLPP initiated by the Ministry of Housing Affairs.
Credit Cards
In this era of a borderless economy and dynamic lifestyle, credit card providers are challenged to
provide innovative products to fulfill the dynamic needs of its customers. BNI responded to such
challenge by developing new variants of its credit card products, including the BNI Style Titanium, BNI
Affinity Cards, BNI Corporate Cards and Private Label Cards.
BNI Style Titanium is specially geared for young and professionals, while BNI Affinity Cards are credit
cards issued in partnership with universities and other institutions such as the Indonesian Chamber
of Commerce KADIN and Real Estate Indonesia REI. Besides access to BNI’s credit card services
with global acceptance, BNI Affinity Cards also offer opportunities for holders to channel contributions to
their almamater or institutions with each transaction made using the cards.
PertumbuhanKartuKreditribu Growth of Credit Card thousand
2008 2009
2010 1,378
1,542 1,878
303 317
584
BNIFlexi BNI Flexi
4,601 4,869 6,217
BNIOTO BNI OTO
7,028 8,243
11,974
BNIGriya BNI Griya
2,598 2,488 3,048
KartuKredit Credit Card
Outstanding KreditKonsumerRp miliar
Outstanding Consumer Credit Rp billion
2008 2009
2010 JumlahRekeningribu
SaldoRpmiliar
Tabungan Deposito
Giro “Fasilitas yang lengkap dan prosedur
yang mudah serta pelayanan yang ramah dan cepat telah menjadikan Bank
BNI sebagai bank pilihan keluarga kami. Perkembangan Bank BNI dari tahun
ke tahun tidak statis, konservatif, tapi berkembang mengikuti perubahan-
perubahan jaman, lebih dinamis dan mengerti kebutuhan-kebutuhan
nasabah-nasabahnya mulai dari yang remaja hingga yang mapan dewasa.
Kami berharap Bank BNI dapat terus meraih sukses dan tetap menjadi bank
andalan keluarga Indonesia”. Debitur BNI Griya sejak tahun 2007
Harris Thajeb
Direktur Utama President Director
PT Dentsu Indonesia “Our family choose Bank BNI for its
comprehensive facilities, convenient procedures and fast and friendly service.
Over the years, instead of being a static and conservative bank, Bank BNI has
developed and adapted to the dynamics of a changing era, showing better
understanding of the needs of customers at every stage of life, from youths to the
more mature persons. We hope that Bank BNI will continue to be successful
and remain as the bank of choice for families in Indonesia”. BNI Griya
customer since 2007
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
90
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Up to year end 2010, BNI has issued 14 affinity cards, making it the largest issuer of affinity cards in
Indonesia. Besides UI, ITB, UGM, IPB, KADIN, and other universities, in 2010, BNI issued UNSRI CARD,
ANDALAS CARD, KAGAMA CARD, ILUNI FE-UI CARD AND IKA-ITS CARD.
BNI Corporate Cards, on the other hand, are credit cards issued in cooperation with Indonesia’s leading
corporations. With this cooperation, BNI provides extensive services to support its clients’ needs,
including transactions for business, travel and entertainment.
For our commercial segment, on the other hand, BNI has launched Private Label Cards such as
the Gasoline Card, which is designed to enable convenient and speedy transactions between gas
stations and Pertamina. Since its launching, more than 50 Gas Stations have become partners of the
Gasoline Card, with sales volume of about Rp 70 billion in 2010 alone. Besides issuing Gasoline
Cards, BNI also issues private label cards specifically tailored for Travel Agencies as well as Petrokimia
Gresik Employees and Families Cooperation.
Perbankan Konsumer
Consumer Banking
PertumbuhanBisnisMerchant Growth of Merchant Business
PerkembanganTransaksiKartuKredit Growth of Credit Card Transaction
2008 2008
2009 2009
2010 2010
20,108 6,323
21,995 7,366
27,346 9,542
Merchantribu Merchant thousand
JumlahTransaksijuta Total Transaction million
VolumePenjualanRpmiliar Sales Volume Rp billion
VolumePenjualanRpmiliar Sales Volume Rp billion
EDCribu EDC thousand
26
15 28
31 21
20 13
14 16
BNI adalah bank yang telah terbukti nyata membantu program peningkatan
mutu pendidikan nasional sebagai modal peningkatan daya saing bangsa.
Sebagai pemegang Kartu Kredit BNI Platinum, saya sangat puas dengan
layanan dan fasilitas yang diberikan Kartu Kredit BNI. Tentunya ke depan
kinerja ini dapat lebih ditingkatkan dan disempurnakan.
Anies R. Baswedan Ph.D.
Rektor Universitas Paramadina, Jakarta
BNI has made real contributions towards improving the quality of
education as a key driver to improve the competitiveness of the nation.
I use a BNI Platinum Credit Card and I am happy with the quality services and
facilities that I get from BNI Platinum. I hope that I will continue to receive
better and better services going forward.
Hingga kini BNI telah menerbitkan 14 empat belas Kartu Kredit BNI Affinity sehingga menjadikan BNI
sebagai penerbit affinity card terbesar di Indonesia. Selain UI, ITB, UGM, IPB, KADIN dan beberapa
universitas lain, affinity card yang diterbitkan selama tahun 2010 antara lain UNSRI CARD, ANDALAS
CARD, KAGAMA CARD, ILUNI FE-UI dan IKA ITS.
BNI Corporate Card adalah kartu kredit yang diluncurkan dengan menggandeng perusahaan-
perusahaan korporasi terkemuka. Melalui kerja sama ini, BNI memberikan layanan untuk menunjang segala
aktivitas bisnis nasabah korporasi untuk transaksi keperluan bisnis, travel dan entertainment.
Sedangkan untuk segmen Komersial, BNI juga telah mengembangkan kartu kredit berbasis Private Label,
salah satunya adalah Gasoline Card, kartu yang dikhususkan untuk memudahkan transaksi pembelian
bahan bakar minyak antara SPBU dengan Pertamina. Sejak diluncurkan sampai saat ini telah lebih dari 50
SPBU di seluruh wilayah Indonesia menjadi partner Gasoline Card
dengan sales volume mencapai kurang lebih 70 miliar di tahun 2010. Selain Gasoline
Card , BNI juga menerbitkan kartu private label yang
dirancang khusus untuk kebutuhan Travel Agent dan Koperasi Keluarga Pegawai Petrokimia Gresik.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
91
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
Selain inovasi produk dan pengembangan fitur, BNI secara konsisten memberikan berbagai kemudahan dan
privilege untuk bertransaksi di seluruh dunia, seperti
kurs rendah untuk transaksi di luar negeri, cicilan ringan untuk belanja di mana saja, Buy 1 Get 2 untuk music
performance seperti Java Jazz Festival, tiket bioskop
atau tiket pertunjukan lainnya, diskon sampai dengan 50 di berbagai restoran di seluruh Indonesia, privilege
untuk berbagai fashion branded dan masih banyak lagi.
Inisiatif-inisiatif tersebut berhasil meraih kinerja positif, di mana jumlah kartu kredit meningkat 21,8 menjadi
1.878.403 kartu dengan peningkatan pangsa pasar dari 10,6 di tahun sebelumnya menjadi 11,8 di akhir
2010. Kinerja ini kian memperkokoh posisi BNI sebagai salah satu penerbit kartu kredit terbesar di Indonesia.
Total tagihan kartu kredit tumbuh sebesar 22,5 dari Rp 2,5 triliun menjadi Rp 3,1 triliun dengan peningkatan
pangsa pasar dari 6,5 ditahun sebelumnya menjadi 8,0 di akhir 2010. Total volume transaksi tumbuh
sebesar 29,8 dari Rp 7,4 triliun menjadi Rp 9,5 triliun dengan peningkatan pangsa pasar dari 5,4 ditahun
sebelumnya menjadi 5,9 di akhir 2010. Pendapatan operasional juga meningkat 13 dari Rp 993,2 miliar
menjadi Rp 1.125,7 miliar di 2010.
Di sektor bisnis merchant, BNI melanjutkan upaya ekpansi jaringannya guna mendukung peningkatan
layanan nasabah. Saat ini, jaringan merchant BNI terdiri atas lebih dari 20.000 merchant dan 30.000 mesin
Electronic Data Capture
EDC di seluruh Indonesia. Volume transaksi tumbuh 24,3 dari Rp 22,0 triliun di
tahun sebelumnya menjadi Rp 27,3 triliun, sedangkan transaksi per EDC juga tumbuh sebesar 15,2.
Akibatnya pendapatan dari Merchant Discount Rate MDR tumbuh positif sebesar 42,7, mencapai
Rp 96,7 miliar di akhir 2010.
Sejak tahun 2003, layanan kartu kredit BNI telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 dari Lloyd’s
Register Indonesia, yang ditinjau dan diperpanjang seiap dua tahun. Pada tahun 2010, sertifikasi ISO 9001:2000
telah ditingkatkan menjadi standar ISO 9001:2008, yang berlaku sampai Juni 2012.
In addition to product innovations and feature developments, BNI continued to offer convenience
and privilege for making transactions around the world, including low exchange rate for overseas transactions,
affordable payment plans, Buy 1 Get 2 for movie tickets, entertainment programs, music performance
such as Java Jaz Festival, 50 discounts in many restaurants throughout Indonesia as well as privileges
in various branded fashion outlets.
All these efforts has led to BNI to post solid results as the number of credit cards in circulation increased
21.8 to become 1.878.403 cards and its market share increased from 10.6 in 2009 to become 12
in 2010. This allowed BNI to secure its position as the Big 4 credit card issuer in Indonesia. On the business
side, the credit card outstanding balance rose 22.5 from Rp 2.5 trillion in 2009 to become Rp 3.1 trillion this
year, which caused market share to increase from 6.5 last year to become 8 this year. Transaction volume
also rose by 29.8 from Rp 7.4 trillion to Rp 9.5 trillion with an increase in market share from 5.4 to 5.9
at the end of this year. Accordingly, operating revenues increased by 13 from Rp 993.2 billion in the previous
year to become Rp 1,125.7 billion in 2010.
In the merchant business, BNI also continued to expand its network in order to serve customers better.
Currently, BNI manages over 20,000 merchants and 30,000 Electronic Data Capture EDC devices in
Indonesia. As a result, transaction volume increased by 24.3 from Rp 22.0 trillion last year to become
Rp 27.3 trillion in 2010, while EDC usage also grew 15.2. Finally, earnings from the Merchant Discount
Rate MDR enjoyed a 42.7 increase compared to the previous year’s performance, reaching Rp 96.7 billion by
the end of 2010.
Since 2003, BNI credit card services have been certified for ISO 9001:2008 standard by Lloyd’s
Register Indonesia, which has been reviewed and extended every two years. In 2010, the ISO 9001:2000
certification has been upgraded to ISO 9001:2008 standard, valid until June 2012.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
92
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI Contact Center
BNI Contact Center memiliki peran penting dalam menjalankan salah satu misi BNI yaitu “Memberikan
layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh nasabah, dan selaku mitra pillihan
utama the bank of choice”. Untuk mewujudkan misi tersebut, BNI memberikan kemudahan kepada
setiap nasabahnya untuk memperoleh informasi, bertransaksi, serta menyampaikan keluhan melalui
layanan “BNI Call” yang beroperasi 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu. Layanan BNI Call
didukung oleh BNI Call Officer yang berkualitas dan juga mesin penjawab otomatis atau IVR Interactive
Voice Response
. Di samping layanan telepon, BNI Contact Center juga memberikan layanan kepada
nasabah BNI melalui email, fax dan surat non calls. BNI Contact Center saat ini berada di bawah arahan
Direktur Sektor Jaringan Layanan dan tidak hanya sebagai “point of contact” tetapi juga sebagai
sentralisasi penanganan keluhan yang menindaklanjuti dan memonitor keluhan nasabah dari cabang maupun
e-channel
BNI lainnya. BNI Call memiliki 3 jenis layanan yaitu Perbankan,
Kartu Kredit dan Premium Call yang khusus melayani nasabah Titanium, Platinum dan Emerald.
BNI Contact Center selain memberikan layanan kepada nasabah, juga mendukung pencapaian target
Sales Volume , Sales Acquisition, dan Retention
Program untuk produk konsumer dan ritel umumnya serta Kartu Kredit BNI khususnya.
Adapun kinerja yang berhasil dicapai pada tahun 2010 meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Sales Volume dari penawaran fitur kartu kredit BNI melalui channel Telesales mencapai hingga Rp 714
miliar atau 121,43 dari total target, meningkat 36,26 dari tahun 2009.
BNI Contact Center
BNI Contact Center plays instrumental roles in realizing BNI mission of “Providing excellent services
and value added solutions to all customers and to become the bank of choice”. Along these lines, BNI
provides “BNI Call” that enables the customers to have 24 hours a day, 7 days a week service to
obtain information, make transactions or forward complaints. Behind this 247 services are trained and
professional BNI Call Officers and a reliable Interactive Voice Response IVR system. Besides phonebanking
services, BNI Contact Center also provide various communication channels such as email, fax and
regular mail.
Managed under the Director of Network and Services, BNI Contact Center is not only “a point of contact”,
but a center to monitor and follow-up to complaint resolution as centralized complaint handling, which
usually involves BNI’s other branches and other e-channels.
Presently, BNI offers 3 channels, namely the Banking, Credit Card and Premium Call channels, with the
latter specially designated for Titanium, Platinum and Emerald customers.
Another important responsibility assigned to BNI Contact Center is to achieve Sales Volume, Sales
Acquisition and Retention Program for consumer and retail products, particularly for BNI Credit Cards.
During 2010, the performance records include: 1. Sales Volume through the Telesales channel, sales
of BNI Credit Card features reached Rp 714 billion, representing a 36.26 increase from 2009 figures
and 121.43 above target.
Perbankan Konsumer
Consumer Banking
“Terima kasih kami berkembang berkat dukungan BNI. Kami berhubungan
dengan BNI sejak tahun 1978. Selama 33 tahun, kami telah mengikuti
dan menyaksikan transformasi dan peningkatan profesionalisme terus
menerus di BNI. Dan siap untuk berkembang bersama”. Debitur
pembiayaan multifinance sejak tahun 2004
Henry Kanadi
Komisaris Utama President Commissioner
PT Nusa Surya Ciptadana
“Our business has grown thanks to the support from BNI. We have banked
with BNI since 1978, and in the 33 years since, we have seen continuing
transformation and progress towards improved professionalism at BNI. Trully,
we are ready now to grow together”. Customer of multifinance financing
since 2004
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
93
2. Sales Volume dari penawaran fitur kartu kredit BNI melalui inbound call center credit card team
mencapai Rp 487 miliar, meningkat 14 dari tahun sebelumnya.
3. Kontribusi BNI Contact Center terhadap retention rate
Kartu Kredit BNI antara lain Anti Attrition Rate mencapai 56 dari total incoming closed account
dan Pro Activation Rate mencapai 78. 4. Total transaksi perbankan yang dilakukan nasabah
baik melalui BNI Call Officer maupun melalui IVR di tahun 2010 ini mencapai Rp 666 miliar dengan
potensi fee based income hingga Rp 973 juta.
Data dalam tabel di bawah ini menunjukkan kinerja BNI Contact Center selama 3 tahun terakhir.
Data Kinerja BNI Call BNI Call Performance Data
2008 2009
2010
Transaksi Perbankan dan Kartu Kredit Rp miliar
1,515 1,740
1,868
Banking and Credit Card Transactions Rp billion
Rata-rata Penyelesaian Keluhan
88.69 89.34
90.71
Average Complaint Resolution
Sebagai hasil dari komitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanannya adalah dengan adanya prestasi yang
diperoleh dari beberapa penghargaan eksternal seperti: • Excellence Performance for Category Banking
Peringkat ke-4 dari Call Center Award for Service Excellence 2010
CARRE • Excellence Performance for Category Credit Card
Peringkat ke-7 dari Call Center Award for Service Excellence
2010 CARRE • Peringkatke-7Banking Service Excellence Award
dari Marketing Research Indonesia. Selanjutnya, dalam upayanya untuk terus meningkatkan
kualitas layanannya, di tahun 2010 BNI melakukan sosialisasi internal penggunaan nomor single access
BNI Call baru 500046. BNI Call 500046 memudahkan nasabah di seluruh Indonesia dalam mengakses layanan
phonebanking
dengan satu nomor yang mudah diingat dan menggunakan pulsa lokal.
2. Sales Volume through inbound call center credit card team, sales of BNI Credit Card features
amounted to Rp 487 billion, representing a 14 increase from the previous year’s figures.
3. The contribution of BNI Contact Center to BNI Credit Card, amongst other, are Anti Attrition Rate
of 56 from incoming closed accounts and Pro Activation Rate of 78.
4. Total sales volume of banking transactions performed through BNI Call Officer or IVR in
2010 up to Rp 666 billion with potential fee based income of Rp 973 billion.
Data in the table below shows BNI Contact Center performance in the last 3 years.
Along with continuing efforts to improve service quality, BNI was honored with a number of awards,
including: • ExcellencePerformanceforCategoryBanking
4thRank from Call Center Award for Service Excellence 2010 CARRE
• ExcellencePerformanceforCategoryCreditCard 7th Rank from Call Center Award for Service
Excellence 2010 CARRE • 7thRankinBankingServiceExcellenceAward
from Marketing Research Indonesia. Furthermore, in the quest for continuous
improvement, in 2010 BNI internally socialized a new single access number, 500046, for its BNI Call phone
banking service. BNI Call 500046 facilitates access for customer all over Indonesian through a single easily
memorized number and local call rates.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
94
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Rencana kedepan BNI Contact Center akan senantiasa melakukan continuity improvement untuk perbaikan
kualitas layanan kepada nasabah dan mengacu pada konsep ‘one stop solution’, sehingga cukup dengan
satu kali call maka permintaan dan pengaduan nasabah dapat diselesaikan dengan baik first call resolution.
Wealth Management
BNI Wealth Management dikembangkan untuk melayani kebutuhan khusus para nasabah premium.
BNI Wealth Management merupakan layanan perbankan eksklusif khusus bagi para nasabah high net
worth
. BNI Wealth Management menawarkan berbagai varian produk, seperti produk-produk simpanan umum
dengan manfaat tambahan, serta beragam produk investasi dari obligasi, reksa dana sampai produk
bancassurance dan produk terstruktur lainnya.
Di tahun 2010, BNI Wealth Management terus berhasil meraih tanggapan pasar yang positif dengan
pertumbuhan nasabah sebesar 15,4, dan nilai Asset Under Management
AUM meningkat dari Rp 26,6 triliun di awal tahun menjadi Rp 29,6 triliun
di akhir 2010. Total dana pihak ketiga juga mengalami peningkatan sebesar 12 mencapai Rp 26,1 triliun dari
sebanyak 9.758 nasabah.
Para nasabah BNI Wealth Management dapat menikmati layanan eksklusif kartu BNI Emerald
yang dapat berfungsi sebagai kartu ATM maupun sebagai kartu identitas. Kartu BNI Emerald memberi
kemudahan layanan tarikan tunai ATM hingga Rp 25 juta melalui ribuan mesin ATM di Indonesia dan di luar
negeri, serta layanan tarik tunai cuma-cuma di setiap cabang BNI di Indonesia dan Singapura. Kartu BNI
Emerald juga dapat dimanfaatkan untuk menikmati akses ke berbagai kemudahan seperti fasilitas ruang
rapat di layanan BNI Emerald, executive lounge di bandara, fasilitas Save deposit box dan paket-
paket diskon di berbagai outlet merchant di seluruh Indonesia.
Hingga akhir 2010, BNI Wealth Management telah mengoperasikan sebanyak 24 layanan BNI Emerald
di seluruh Indonesia. Para nasabah BNI Wealth Management dapat menikmati layanan transaksi
perbankan eksklusif serta solusi-solusi yang sesuai dengan kebutuhan finansialnya. Untuk itu, BNI Wealth
Management telah menyiapkan staf Relationship Manager
yang khusus dilatih tidak saja untuk melayani transaksi perbankan, tetapi juga memberikan
layanan di bidang investasi dan pasar modal agar dapat memberikan advis dan solusi keuangan yang
komprehensif. Moving ahead, BNI Contact Center reaffirms its
commitment for continuous improvements in providing excellent services using a ‘one stop solution concept’,
whereby services can be obtained and complaints can be forwarded using only 1 call first call resolution.
Wealth Management
In order to fulfill the unique needs of its premium customers, BNI provides them with BNI Wealth
Management premium banking services. BNI Wealth Management is a premier, privileged banking service
dedicated to the high net worth customers. BNI Wealth Management offers a wide variety of products,
including standard liability products with added benefits and various investment products ranging from bonds,
mutual funds as well as bancassurance and structured products.
In 2010, BNI Wealth Management continued receiving encouraging market responses as the number of
customers grew at 15.4 clip; and its Assets Under Management AUM has grown from Rp 26.6 trillion
in the opening year to become Rp 29.6 trillion in 2010. Third party funds also grew by 12 reaching Rp 26.1
trillion from 9,758 customers.
Privileged customers receive BNI’s exclusive BNI Emerald card, which functions both as an ATM and
as identity card. Using the card, customers can perform ATM cash withdrawals up to Rp 25 million through
thousands of ATMs in Indonesia and abroad, as well as free cash withdrawals in any BNI branch in Indonesia
and Singapore. BNI Emerald cards can also be used to access various other conveniences, including, free
meeting rooms in Emerald branches, free executive lounges at the airports, free deposit box service, and
special discount packages from many merchants all over Indonesia.
Until the end of 2010, BNI Wealth Management operated 24 Emerald branch offices throughout
Indonesia. In each of these lounges, customers of BNI Wealth Management are provided with exclusive
services that enable them to conveniently perform their banking transactions, as well as to obtain solutions
that are catered to their financial requirements. For this purpose, BNI Wealth Management provides
its customers with Relationship Managers that are specially trained not only in performing banking
transactions, but also in the areas of investments and the capital market, to be able to provide the customers
with comprehensive financial advice and solutions.
Perbankan Konsumer
Consumer Banking
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
95
On another front, BNI Wealth Management also continuously forges partnerships with leading financial
institutions, to ensure that its customers enjoy access to their premium products such as mutual funds and
bancassurance. For investment products, BNI Wealth Management is supported by Schroder Investment,
Bahana TCW Investment and Danareksa, while its bancassurance products are supported by AIA
Financial, Cigna Insurance and Sun Life.
Besides the above programs, BNI Wealth Management also provides keen support in the
government’s issuance of Government Bond 007 series and Government Syariah Bond 002 series
Retail Sukuk. As a result of BNI’s persistent efforts as selling agent, BNI was awarded as one of the best
selling agents in the Bank category for the issuance of Government Syariah Bond SR-002, with sales of
Rp 450 billion.
To further enhance the quality of service to its premium customers, in 2010 BNI launched BNI
Wealth Management Call 021-7515187, providing wide variety of premium services such as Concierge
Services, Travel Assistance services, and International Domestic Medical Assistance Services.
Strategy and Plans Going Forward
Going into 2011, BNI intends to maintain its growth momentum and further develop its consumer banking
business. The core of its strategy are: the expansion of customer base through competitive and innovative
product developments; enhancing the quality of the lending portfolio through business process
enhancement and improved risk management; and increase e-channel usage. Through these efforts, we
believe it will move BNI much closer to becoming a leading national bank that is recognized at the
international level. BNI Wealth Management juga terus membangun
kemitraan dengan berbagai institusi keuangan terkemuka agar dapat terus menawarkan produk-produk
premium seperti produk reksa dana dan bancassurance. Untuk produk investasi, BNI Wealth Management
didukung oleh Schroder Investment Management Indonesia, Bahana TCW Investment dan Danareksa
Investment, sedangkan untuk produk bancassurance, BNI Wealth Management bekerja sama dengan AIA
Financial, Cigna Insurance dan Sun Life.
BNI Wealth Management juga secara khusus aktif dalam mendukung inisiatif pemerintah dalam
memasarkan Obligasi Negara Retail seri 007 dan Surat Berharga Syariah Negara sukuk negara ritel
seri 002. Keseriusan BNI Wealth Management dalam menjual Obligasi Negara Retail dan sukuk retail berbuah
pengakuan dari pemerintah dengan ditetapkannya Bank BNI sebagai salah satu agen penjual terbaik kategori
Bank untuk penerbitan dan penjualan Sukuk Negara Ritel seri SR-002, dimana kontribusi penjualan Bank BNI
sebesar Rp 450 miliar.
Untuk lebih mempermudah nasabah menikmati layanan di luar produk dan layanan perbankan, pada tahun
2010 BNI Wealth Management meluncurkan BNI Emerald Call 021-7515187 yang menyediakan layanan;
Concierge Services, Travel Assistance services
, dan International Domestic Medical Assistance Services
.
Strategi dan Rencana Ke Depan
Di tahun 2011, BNI akan melanjutkan momentum pertumbuhan yang telah dicapai dan terus
mengembangkan layanan perbankan konsumernya. Strategi utama terdiri atas: perluasan basis nasabah
melalui pengembangan produk yang kompetitif dan inovatif; peningkatan kualitas portofolio kredit nasabah
melalui penyempurnaan proses bisnis dan pengelolaan risiko; dan upaya peningkatan penggunaan layanan
e-channel
. Melalui berbagai inisiatif ini, BNI akan dapat terus melangkah maju menjadi bank nasional yang
dikenal secara internasional.
Memiliki Taplus Bisnis memudahkan saya dalam mengelola keuangan
usaha, karena Taplus Bisnis BNI menyediakan SMS notifikasi
saat ada transfer masuk. Di buku tabungan terdapat rincian transaksi
dan total transaksi debit maupun kredit di setiap akhir bulannya. Satu
keuntungan lagi, saya mendapatkan bebas biaya administrasi.
Azmal
Pengusaha Konveksi Pedagang Pasar Cipulir Garment Manufacturee Trader at Cipulir Market
BNI Taplus Bisnis really helps with the financial management
of my business. It provides SMS notification of incoming
fund transfers, and an account statement containing detailed
list of transactions as well as monthly total debit and credit
transactions.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
96
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Commercial Banking
Di tengah persaingan yang semakin ketat, Perbankan Komersial BNI
memperlihatkan kinerja yang cukup stabil di tahun 2010 baik dari sisi
volume penyaluran kredit ke sektor usaha menengah dan usaha kecil
maupun perolehan pendapatan bunga dan pendapatan
fee-based.
Despite tightening competition, the performance of BNI Commercial Banking was relatively stable throughout 2010, in terms of loan disbursements to the medium and
small scale business sectors as well as interest income and fee-based income.
39.6
PortofolioKreditSMEdariTotalKreditBNI SME Loan Portfolio from BNI Total Loans
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
97
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
98
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Perbankan Komersial
Commercial Banking
Performance Highlights
In the Commercial Banking sector, BNI ended the year with a stable performance amidst an
increasingly competitive market. Total loans to this sector increased slightly, from Rp 53,545 billion
last year to Rp 53,997 billion in 2010. Loans to Small-scale Businesses amounted to
Rp 29,626 billion or 54.9 of total Commercial Loans, while
the remainder of Rp 24,371 billion or 45.1 was channeled to Medium-scale Businesses.
Medium Scale Business
The medium sized enterprise segment continued to extend its position to become an increasingly
influential sector in Indonesia’s growing economy. BNI maintained its firm commitment to this sector
through provision of loans and transactional banking products catered to fulfill their financing
requirements.
Kinerja Penting
Di bidang Perbankan Komersial, BNI mengakhiri tahun 2010 dengan kinerja yang cukup stabil di tengah
perkembangan pasar yang semakin kompetitif. Total nilai pinjaman yang diberikan untuk sektor ini sedikit
meningkat, dari Rp 53.545 miliar pada tahun lalu, menjadi Rp 53.997 miliar pada tahun 2010. Pinjaman
kepada Usaha Kecil berjumlah Rp 29.626 miliar atau 54,9 dari total Pinjaman Komersial, sementara
sisanya, yaitu Rp 24.371 triliun atau 45,1 berasal dari sektor Usaha Menengah.
Usaha Skala Menengah
Sektor Usaha Menengah terus memperkuat posisinya sebagai salah satu sektor yang berpengaruh besar
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. BNI meneguhkan komitmennya di sektor ini melalui
penyediaan berbagai produk pinjaman dan perbankan transaksional yang dirancang khusus untuk memenuhi
kebutuhan keuangannya.
29.6
Rp
trillion
KreditkepadaUsahaKecildiTahun2010 Loan to Small Scale Business in 2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
99
During 2010, loans to the Medium-scale Business segment amounted to Rp 24,371 billion, channeled
in the form of Working Capital Loan KMK and Investment Credit KI. Working Capital Loans remained
the majority, which amounted to Rp 18,004 billion, representing 73.9 of total loans to Medium-scale
Businesses. The remainder, which amounted to Rp 6,367 billion, or 26.1, was channeled as
Investment Loans.
The manufacturing sector still dominated the Bank’s loan portfolio with a share of 40.2 of total loans,
followed by Trading 22.0, Construction 13.6 and Business Services 11.8 sectors. During the
year, BNI worked to expand its loan portfolio to other sectors that have yet to deliver significant contributions,
including Mining, Transportation Warehouse and Electricity, Gas Water sectors. As a result, loans in
Electricity, Gas and Water grew 71.0; while loans in the Mining and Construction sectors grew 35.6 and
5.2, respectively. Selama tahun 2010, pinjaman kepada Sektor Usaha
Menengah UMN berjumlah Rp 24.371 miliar, yang disalurkan dalam bentuk Kredit Modal Kerja KMK
dan Kredit Investasi KI. KMK masih mendominasi portofolio dengan nilai sebesar Rp 18.004 miliar, atau
73,9 dari total pinjaman UMN. Sedangkan sisanya, sebesar Rp 6.367 miliar atau 26,1 merupakan KI.
Sektor Perindustrian masih tetap dominan dengan pangsa yang mencapai 40,2 dari total pinjaman,
diikuti dengan sektor Perdagangan 22,0, Konstruksi 13,6 dan Jasa-Jasa Dunia Usaha 11,8. Selama
tahun lalu, BNI juga memberikan perhatian khusus kepada sektor-sektor yang nilai portofolionya masih
relatif kecil, seperti sektor Pertambangan, Transportasi Pergudangan, serta Listrik, Gas dan Air. Sebagai
hasilnya, pinjaman pada sektor Listrik, Gas dan Air tumbuh 71,0; sementara pertumbuhan pinjaman di
sektor Pertambangan dan Konstruksi tercatat masing- masing sebesar 35,6 dan 5,2.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
100
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
With lower loans to Medium Scale Businesses in 2010 11.0 lower than the previous year’s figure,
Net Interest Income decreased by 15.6 to become Rp 3,085 billion. On the other hand Fee-based income
slightly increased from Rp 44 billion in 2009 to become Rp 46 billion.
In line with our loan portfolio development efforts, improvements in business process and organizational
areas have also been implemented throughout the year. Amongst the highlights was a new lending
model for heavy equipment industry, which allows the Bank to review credit proposals more accurately and
prudently, whilst maintaining processing time within an acceptable standard. BNI has also established
dedicated centers for handling non-performing loans, so that the existing Loan Centers will be able to focus
on better serving customers and further increasing their loan portfolios.
Seiring dengan penurunan kinerja pinjaman UMN menurun 11,0 dibanding kinerja di tahun
sebelumnya, Pendapatan Bunga Bersih turun 15,6 menjadi Rp 3.085 miliar. Sementara itu, Pendapatan
Fee
sedikit meningkat, dari Rp 44 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 46 miliar.
Sejalan dengan upaya pengembangan portofolio kredit, BNI juga melakukan berbagai inisiatif pada
tahun 2011, termasuk penyempurnaan proses bisnis dan pengembangan organisasi. Salah satu program
yang telah dilaksanakan adalah lending model untuk industri alat berat, sehingga proses evaluasi proposal
kredit dapat dilakukan secara lebih akurat dan hati-hati, namun tetap memperhatikan agar waktu pemrosesan
tetap sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Selain itu, BNI juga telah membentuk sentra-sentra
penanganan kredit bermasalah sehingga Sentra Kredit yang ada dapat lebih fokus pada penyediaan layanan
nasabah dan peningkatan portofolio kredit.
Perbankan Komersial
Commercial Banking
Berkat dukungan BNI yang profesional dan memberikan
pelayanan prima, PT Aditec Cakrawiyasa telah tumbuh
sebesar 800 selama 4 tahun.
Ir. Rawono Sosrodimulyo, MBA
Direktur UtamaPresident Director PT Aditec Cakrawiyasa
Entrepreneur of The Year 2010, Category: Manufacture Innovation Award Thanks to the support of BNI that
is provide excellent service, PT Aditec Cakrawiyasa has
grown by 800 over 4 years. KreditUsahaMenengahberdasarkanSektor
Medium Size Loan by Sector
Pertambangan Mining
Perindustrian Manufacturing
Listrik,GasAir Electricity, Gas Water
Konstruksi Construction
Perdagangan,RestoHotel Trade, Resto Hotel
TransportasiPergudangan Transportation Warehouse
Jasa-JasaDuniaUsaha Business Services
Jasa-JasaSosial Social Services
Pertanian Agriculture
2 40
1 14
22 2
12 2
5
KreditUsahaKecilberdasarkanSektor Small Size Loan by Sector
Pengangkutan,Pergudangan Komunikasi
Transportation, Warehouse Communication
Jasa-JasaDuniaUsaha Business Services
Jasa-JasaSosialMasyarakat Social Services
Pertanian,Perburuan SaranaPertanian
Agriculture, Animal Husbandry Agriculture Facilities
Pertambangan Mining
IndustriPengolahan Manufacturing
Listrik,GasAir Electricity, Gas Water
Konstruksi Construction
Perdagangan,RestoranHotel Trade, Restaurant Hotel
2.4 19.1
2.7 5.4
0.6 9.5
0.2 7.0
53.1
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
101
Small Scale Business
BNI serves small scale businesses through its network of small business loan centers SKC,
totaling 51 centers and 74 stand alone branches in Indonesia’s major cities, including Jakarta, Surabaya,
Medan, Balikpapan and Makassar. Until today, the Bank has served as many as 54,015 small
businesses, with total loans of Rp 29,626 billion, comprising working capital loans of Rp 25,356 billion
and investment loans of Rp 4,270 billion.
In 2010, total loans posted a 13.1 increase from Rp 26,198 billion a year earlier. Based on loan types,
General Loans remained dominant, which posted end of year result of Rp 20,475 billion or 69.1 of
total Small Business Loans. BNI Entrepreneurship Loans BWU reached Rp 3,798 billion 12.8; Loan
Channeling KKLK Rp 3,576 billion 12.1; and Small Business Loans KUR Rp 1,777 billion 6.0
respectively.
Usaha Skala Kecil
BNI melayani sektor Usaha Skala Kecil melalui jaringan Sentra Kredit Kecil SKC yang berjumlah 51 dan
Kantor Cabang Stand Alone STA yang berjumlah 74 dengan lokasi yang tersebar di berbagai kota besar
termasuk Jakarta, Surabaya, Medan, Balikpapan dan Makassar. Hingga saat ini, BNI melayani tidak kurang
dari 54.015 nasabah bisnis, dengan total nilai pinjaman Rp 29. 626 miliar, terdiri dari Kredit modal kerja KMK
Rp 25.356 miliar dan Kredit Investasi KI Rp 4.270 miliar.
Nilai pinjaman tersebut naik 13,1 dibandingkan nilai pinjaman tahun 2009 sebesar Rp 26.198 miliar.
Jika dilihat berdasarkan jenis pinjaman, Kredit Umum masih mendominasi portofolio kredit, dengan nilai
Rp 20.475 miliar atau 69,1 dari total kredit UKM, diikuti dengan kredit BNI Wira Usaha BWU sebesar
Rp 3.798 miliar 12,8; Kredit Kepada Lembaga Keuangan KKLK dengan nilai Rp 3.576 miliar 12,1;
dan Kredit Usaha Rakyat KUR sebesar Rp 1.777 miliar 6,0.
PortepelPinjamanUsahaKecilperWilayah Small Loan Portfolio by Region
PortepelKURPerWilayah Small Business Loan Portfolio by Region
Medan Padang
Palembang Bandung
Semarang Surabaya
Makassar Denpasar
Banjarmasin Manado
JakartaKemayoran Senayan
JakartaKota JakartaBSD
7 10
23 9
10 10
6 3
8 3
7 1
1 2
Medan Padang
Palembang Bandung
Semarang Surabaya
Makassar Denpasar
Banjarmasin Manado
JakartaKemayoran Senayan
JakartaKota JakartaBSD
8 8
8 10
14 11
9 4
8 5
6 2
3 4
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
102
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Perbankan Komersial
Commercial Banking
Divisi Usaha Kecil memusatkan upayanya pada pertumbuhan kredit yang sehat dan peningkatan
kualitas kredit. Pengembangan kredit diupayakan melalui pertumbuhan anorganik dengan terus
mengembangkan kerja sama dengan berbagai perusahaan pembiayaan terkemuka, pengembangan
program kemitraan dengan Bank Perkreditan Rakyat BPR, serta peningkatan kapasitas Bank melalui alih-
daya tenaga pemasaran.
Hasilnya, portofolio kredit tumbuh 13,1 dari Rp 26.198 miliar pada tahun 2009 menjadi
Rp 29.626 miliar pada tahun ini. Pertumbuhan kredit tersebut dimotori oleh pertumbuhan pada sektor
Listrik, Gas dan Air yang tumbuh 220,5, diikuti oleh sektor pertambangan, Minyak Gas Bumi 64,7,
Pertanian 56,7 dan Jasa-Jasa Dunia Usaha 35,8. Sedangkan dari sisi pemberian kredit, sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran masih mendominasi portofolio tahun 2010, dengan total nilai kredit sebesar
Rp 15.559 miliar atau 53,1 dari total kredit, diikuti oleh sektor Jasa-Jasa Dunia Usaha Rp 5.588 miliar,
atau pangsa kredit 19,1 dan Industri Pengolahan Rp 2.800 miliar, atau pangsa kredit 9,6.
Sejalan dengan meningkatnya penyaluran kredit, Pendapatan Bunga Bersih yang diperoleh Bank naik
9,33 menjadi Rp 3.629 miliar. Disamping itu, Fee Based Income
juga naik sebesar 5,30 menjadi Rp 58,70 miliar, terutama sebagai hasil dari program
pemasaran yang lebih agresif dan cross-selling kepada nasabah yang telah ada.
Activities within the BNI Small Scale Business Division were focused in the areas of achieving
healthy growth of its loan portfolio and improving the quality of the loans. Loan expansion was pursued
through inorganic growth by developing partnerships with multi-finance companies and linkage programs
with People’s Credit Bank BPR; as well as developing the Bank’s capacity through outsourcing
of the sales-force.
As a result, loans expanded 11.95 from Rp 26,198 billion in 2009 to Rp 29,626 billion this
year. The primary driver of such growth was from Electricity, Gas and Water sectors with 220.5
growth, followed by Mining and Oil Gas 64.7, Agriculture 56.7 and Business Services 35.8
respectively. The distribution of loans in 2010, however, remained dominated by the Trading, Hotel
and Restaurant sector with total loans of Rp 15,559 billion or 53.1 of total loans, followed by
Business Services Rp 5,588 billion, or 19.1 share and Processing Industry Rp 2,800 billion, or 9.6
share.
Along with growth in lending, Net Interest Income increased by 9.39 to Rp 3,629 billion. Fee Based
Income also improved by 5.30 to Rp 58.70 billion, primarily as the result of more aggressive marketing
and cross-selling activities to existing customers.
PortepelBWUPerWilayah Enterpreneurship Loan Portfolio by Region
Medan Padang
Palembang Bandung
Semarang Surabaya
Makassar
11 4
6 13
16 11
9
Denpasar Banjarmasin
Manado JakartaKemayoran
Senayan JakartaKota
JakartaBSD
9 8
4 6
2 2
4
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
103
Rencana dan Strategi ke Depan
Ke depan, kegiatan Perbankan Komersial BNI akan difokuskan pada 2 hal pokok. Di satu sisi, BNI akan
terus mengupayakan pertumbuhan kredit yang sehat, melalui pengembangan sektor-sektor potensial di
setiap wilayah yang dikelola oleh 20 Sentra Kredit Menengah, 51 Sentra Kredit Kecil dan 74 Kantor
Cabang Standalone di seluruh Indonesia. Selain itu, BNI juga terus meningkatkan kemitraan dengan
perusahaan-perusahaan korporasi, sehingga dapat memberikan layanan yang lebih baik dan menyeluruh,
termasuk pelanggan, pemasok dan pegawai dari perusahaan korporasi tersebut.
Di sisi lain, strategi bisnis BNI juga difokuskan pada peningkatan kualitas aset. Seiring dengan
tumbuhnya portofolio kredit, sangatlah penting untuk mengimbangi pertumbuhan tersebut dengan
penerapan prinsip-prinsip kehati-hatian. Hal ini dilakukan melalui penyempurnaan berbagai sistim
kerja dan prosedur, termasuk prosedur pemantauan kinerja pinjaman dan penanganan pinjaman
bermasalah. Selain itu, BNI juga terus berupaya meningkatkan kompetensi pegawai, sehingga mereka
mampu menangani kredit bermasalah, termasuk keahlian dalam negosiasi dan pemecahan masalah.
Future Plans and Strategies
Going forward, BNI’s Commercial Business activities will focus on two major areas. At one front, BNI will
continue its pursuit for healthy loan expansion. This will be achieved by fostering potential sectors in each
region as covered by 20 Commercial Loan Centers, 51 Small Loan Centers and 74 Standalone branch
offices throughout the country. Equally important, BNI will further intensify building relationships with
corporate partners so that it can better serve not only the corporate partners, but also their supporting
companies within the value chain, including their respective suppliers, customers, and employees.
The second area of BNI’s strategy is efforts launched to improve asset quality. Along with lending growth,
it is important that such growth is balanced with prudent practice of asset quality management. This
will be conducted through enhancements in systems and procedures to monitor loan performance and
handle non performance loans NPLs. In addition, further human resource competence development
will continue, so that they will have not only sufficient knowledge on resolving NPLs, but also the capabilities
to negotiate and solve problems.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
104
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Corporate Banking
Bisnis Perbankan Korporasi tumbuh dengan baik di tahun 2010, didukung
oleh keberhasilan penyaluran kredit secara selektif ke delapan sektor industri
unggulan serta peningkatan kontribusi dari layanan pengelolaan kas bagi
korporasi berskala besar.
Corporate Banking recorded encouraging growth in 2010, supported by a successful selective lending growth strategy to eight leading industry sectors and increased
contribution from cash management services to large corporate customers.
20.6
PertumbuhanBisnisPerbankanKorporasi Growth of Corporate Banking Business
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
105
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
106
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Sepanjang tahun 2010 Bisnis Perbankan Korporasi melanjutkan fokusnya dalam memberikan solusi
keuangan terpadu bagi perusahaan-perusahaan skala besar dan terdepan di Indonesia. Kendati
perekonomian makro Indonesia cukup kondusif di tahun 2010, BNI tetap melaksanakan strategi
pertumbuhan kredit korporasi yang selektif, dan mengarahkan pada industri-industri unggulan yaitu
Pertambangan dan Migas, Informasi dan Komunikasi, Kimia, Pertanian, Makanan Minuman, Retail
Perdagangan besar, Listrik, Teknik Konstruksi. Dengan cara ini diharapkan agar kualitas kredit akan
terjaga sehingga mendukung terciptanya kinerja keuangan yang solid di masa depan.
Pencapaian Penting 2010
Di tahun 2010, kredit korporasi tumbuh sebesar 20,6 dari Rp 45.518 miliar di tahun 2009 menjadi
Rp 54.917 miliar di tahun 2010. Pertumbuhan ini dipicu oleh sektor pertambangan yaitu sebesar 16,5,
diikuti oleh sektor pertanian sebesar 13,2 dan sektor Listrik sebesar 10,4.
Sementara itu, berdasarkan jenis kredit, mayoritas kredit korporasi disalurkan dalam bentuk kredit modal
kerja, yaitu mencakup 62,0 dari total kredit Rp 54.917 miliar.
Termasuk di dalam kredit investasi adalah pendanaan untuk pembangunan infrastruktur seiring dengan
komitmen Bank untuk mendukung pembangunan perekonomian Indonesia. Khusus untuk kredit
infrastruktur ini, BNI tidak hanya menyalurkan kredit secara langsung kepada debitur namun juga melalui
proses sindikasi.
Perbankan Korporasi
Corporate Banking
Throughout 2010, BNI’s Corporate Banking Business unit continued to focus on providing integrated
financial solutions to some of Indonesia’s leading and largest corporations. Even though the Indonesian
macroeconomic environment was quite favorable in 2010, BNI persisted in pursuing a selective
lending growth strategy, targeting eight leading industries, namely Oil and Mining, Information and
Communications, Chemicals, Agribusiness, Food Beverage, Retail Wholesale Trading, Electricity,
Engineering Construction. Through this strategy, loan quality could be maintained, which in turn will
lead to strong financial performance in the future.
2010 Key Results
In 2010, BNI’s corporate loans expanded by 20.6 from Rp 45,518 billion in 2009 to Rp 54,917 billion in
2010. This growth stemmed from the mining sector at 16.5, followed by agriculture at 13.2 and
manufacturing industry at 10.4.
Meanwhile, based on loan type, the majority of corporate loans were extended in forms of working
capital loans, representing 62.0 of total loans of Rp 54,917 billion.
Included in investment loans were loans to finance infrastructure development projects in line with the
Bank’s commitment to support Indonesian economic growth. For infrastructure financing, BNI not only
extended loans directly to the debtors, but also through a syndication process.
Oil, Gas Mining
Information Communication
Engineering Construction
Retail Wholesalers
Food Beverage
Electricity Agriculture
Others Chemical
16.5 13.2
8.1 5.9
10.4 6.9
25.5
8.7 4.8
KomposisiKreditKorporasiberdasarkan8SektoralFokus Corporate Loans Composition in 8 Sectors Focus
KreditKorporasi–berdasarkanJenisKreditRpmiliar Corporate Loans – by Credit Type Rp billion
PorsiKMK KMK Portion
KI KI
KMK KMK
PorsiKI KI Portion
57.6 57.1
62.0
2008 2009
2010 42.4
42.9 38.0
25,227 25,980
34,026
18,563 19,537
20,892
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
107
PerkembanganSyndicatedLoanRpmiliar Growth of Syndicated Loan Rp billion
2008 2009
2010 10,199
10,370 10,592
KomposisiPortofolioBUMNterhadapLoanKorporasi Composition of BUMN Portfolio to Corporate Loan
terhadapLoanKorporasi to Corporate Loan
LoanBUMN BUMN Loan
LoanKorporasi Corporate Loan
2008 2009
2010 11,676
14,714 23,829
43,790 26.7
45,518 32.3
54,917 43.4
UndisbursedKreditInfrastruktur2010 Undisbursed Credit Infrastructure 2010
TollRoad,Construction Transportation
PowerPlant Telecommunication
OilGas
51.5 18.6
8.4 21.5
PortofolioKreditInfrastrukturRptriliun Portfolio of Credit Infrastructure Rp trillion
Plafond Plafond
Realisasi Realization
24.8
12.0 7.0
7.1 4.9
13.9 8.2
Toll Road, Construction
Transportation Telecommunication Migas
Power Plant
11.0 Total Undisbursed
Rp 26,7 trillion
“Profesionalisme kerja dan pelayanan prima BNI membuat
kami semakin yakin untuk melangkah yang lebih baik bagi
institusi dan keluarga besar Arwana”
Tandean Rustandy
CEO PT Arwana Citramulia Tbk
“Professionalism and excellent service of BNI work makes us
increasingly confident to move better for institutions and large
family of Arwana”
Peran BNI dalam pembiayaan secara sindikasi telah memperoleh pengakuan baik secara Nasional maupun
Internasional antara lain memperoleh Bloomberg Award 2010 sebagai No. 1 Loan Mandated Arranger
Indonesia Syndicated Loans
dan No. 1 Loan Book Runner Syndicated Loans
serta memperoleh Ifrasia Awards 2010 sebagai No. 2 Top Mandated Arranger
Indonesia Syndicated Loans dan No. 2 Top Bookrunner
Indonesia Syndicated Loans .
BNI’s participation in syndicated loans has been recognized at the domestic as well as international
level. Such accolades include the Bloomberg Award 2010 as No. 1 Loan Mandated Arranger Indonesia
Syndicated Loans and No. 1 Loan Book Runner Syndicated Loans, and the Ifrasia Awards 2010 as
No. 2 Top Mandated Arranger Indonesia Syndicated Loans and No. 2 Top Bookrunner Indonesia Syndicated
Loans.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
108
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Selain menawarkan kredit korporasi, BNI juga aktif menawarkan layanan transactional banking
kepada nasabah korporasi, khususnya di bidang pengelolaan kas cash management. Dengan tujuan
meningkatkan “Customer Service Experience”, BNI terus meningkatkan layanan yang disesuaikan
dengan kebutuhan bisnis nasabah, antara lain melalui keunggulan layanan e-banking berbasis web dengan
fitur yang setara dengan bank internasional terkemuka.
“Integrated Cash Management Solution merupakan solusi bagi nasabah yang mengharapkan peningkatan
efisiensi dalam pengelolaan transaksi keuangannya. Layanan cash management membantu nasabah
Perbankan Korporasi
Corporate Banking
Apart from offering corporate loans, BNI also actively offered transaction banking services to
corporate customers, particularly in forms of cash management solutions. With an objective to improve
the “Customer Service Experience”, BNI continued to improve its services to meet customers’ business
needs through reliable web-based e-banking with features comparable to leading international banks.
Integrated Cash Management Solution is the solution for customers who are looking for more efficient
management of their financial transactions. Cash management services assist customers in mapping
TransaksiE-banking E-banking Transaction
2009 2010
JumlahTransaksi000 Transaction items 000
VolumeTransaksi Rptriliun
Transaction Volume Rp trillion
631 51
1,697 164
KliendanTransaksiRptriliun Clients and Transaction Rp trillion
2008 2009
2010
Internet Banking Internet Banking
PengelolaanLikuiditas Liquidity Management
JasaCollection Collection Services
JasaCollection Host to Host Host to Host Collection Services
JasaPembayaranPajak,Tagihan,dll Payment Service Tax, Billing, etc
Virtual Account Virtual Account
JasaPayroll Payroll Service
JasaAccount Monitoring Account Monitoring Service
47 23
11 18
41 71
5 201
57 30
31
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
109
out their needs in cash management, recommending and providing suitable solutions, helping customers
at each stage of the implementation process, and supporting customers through the contact center
facility.
Services provided to customers in their transactions are also facilitated by a dedicated service action
team to help resolve problems encountered by customers and manage all information related to the
transactions.
Cash management services managed to grow transaction volume by Rp 113 trillion in 2010,
particularly concentrated on large corporate customers engaged in the oil and gas, energy,
chemical, retail and transportation sectors.
From an IT perspective, BNI Direct was the latest e-Banking service specifically designed to assist
corporate customers in performing their daily banking activities.
BNI’s Cash Management services have been widely recognized as reflected with the award “Asia Money
Cash Management Pool Award 2010“ for “Best Local Cash Management Bank in Indonesia as
voted by Large-sized Corporate” and “Best Local Cash Management Bank in Indonesia” as voted by
Medium-Sized Corporate.
BNI has been chosen by leading corporations in major growth industries, to serve their growing
transactional banking service needs. We are well poised to continue on this growth momentum.
memetakan kebutuhkan solusi cash management, memberikan rekomendasi dan menyediakan solusi
yang sesuai, mendampingi nasabah tahap demi tahap dalam fase implementasi hingga dukungan layanan
contact center
bagi nasabah. Pelayanan bagi nasabah dalam bertransaksi didukung
pula oleh service action team yang berdedikasi untuk memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang
dihadapi nasabah serta menampung informasi terkait transaksi.
Layanan manajemen kas berhasil mencatat pertumbuhan volume transaksi sebesar Rp 113
triliun di tahun 2010 terutama terkonsentrasi di perusahaan korporasi berskala besar yang bergerak
di sektor minyak dan gas, energi dan kimia, ritel, dan transportasi.
Dari sisi teknologi, BNI Direct merupakan layanan e-Banking terbaru yang dirancang khusus untuk
membantu nasabah korporasi dalam menjalankan aktivitas perbankan sehari-hari.
Layanan Cash Management dari BNI telah mendapatkan pengakuan secara luas dengan
diperolehnya “Asia Money Cash Management Pool Award 2010
’ untuk “Best Local Cash Management Bank in Indonesia As Voted by Large-Sized
Corporates ” dan “Best Local Cash Management Bank
in Indonesia As Voted by Medium-Sized Corporates ”.
BNI telah dipilih oleh perusahaan-perusahaan terkemuka di sektor-sektor potensial untuk
melayani kebutuhan yang semakin meningkat akan layanan perbankan transaksional. BNI siap untuk
memanfaatkan momentum pertumbuhan ini.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
“Sebagai perusahaan di sektor energi dengan mayoritas usaha di bidang
minyak dan gas bumi, kami menyadari bahwa bidang usaha tersebut
mengandung risiko yang relatif tinggi namun terukur. BNI merupakan salah
satu bank lokal pertama yang bersedia bekerja sama dengan kami dalam
pembiayaan proyek-proyek minyak dan gas bumi, di mana pembiayaan tersebut
memberikan dampak signifikan terhadap kinerja keuangan kami. Selain itu,
produk yang ditawarkan juga memiliki keunggulan dengan fitur-fitur yang
mampu bersaing dengan bank asing.”
Darwin Cyril Noerhadi
CFO PT Medco Energi Internasional Tbk
As an energy company with core businesses in the oil and
gas sector, we are exposed to relatively higher, albeit measurable,
business risks. BNI is one of the first local banks willing to
undertake the financing of oil and gas projects, which is key to our
financial performance. In addition, BNI’s financing products also
have features that make them very competitive compared with
overseas banks.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
110
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Corporate Customer Deposits
Disamping layanan manajemen kas, BNI juga menawarkan produk rekening deposito dan giro
kepada para nasabah institusi. Per 31 Desember 2010, Total simpanan dari nasabah institusi mencapai
Rp 89,3 triliun atau mencakup 46 dari total DPK. Nasabah BUMN dan lembaga pemerintah
menyumbang sebanyak Rp 33 triliun dari total simpanan dari nasabah institusi sementara sisanya
berasal dari institusi swasta.
Di dalam segmen korporasi, BNI juga memiliki unit kerja yang menangani bisnis custody dan fund
administration Total aset yang dikelola oleh unit ini
mencapat lebih dari Rp 50,6 triliun di tahun 2010 dengan jumlah nasabah sebanyak 215. Selain custody
dan fund administration, unit kerja ini juga memberikan layanan wali amanat dan pelayanan agen pembayaran
escrow
yang mencakup penyimpanan dana ASR abandonment and site restoration untuk kontraktor
minyak dan gas bumi sesuai dengan regulasi dari BP Migas. Keseluruhan aktivitas ini mendukung perolehan
pendapatan fee BNI.
Layanan lainnya yang ditawarkan oleh unit kerja ini yang dapat menghasilkan pendapatan fee
adalah pengelolaan administrasi proses kredit yang berasal dari pemerintah luar negeri untuk
perusahaan-perusahaan Indonesia yang mengelola proyek pembangunan. Kredit ini berada di bawah
pengelolaan Kementerian Keuangan dan digunakan untuk membiayai proyek pembangunan di Indonesia.
Kegiatan administrasi yang dilakukan oleh bank mencakup pencairan kredit ke rekening debitur dan
pencatatan pembayaran yang dilakukan oleh debitur sesuai jadual yang telah ditetapkan.
Perbankan Korporasi
Corporate Banking
Corporate Customer Deposits
Besides cash management services, BNI also offers time deposits and current account products to its
institutional customers. As of December 31, 2010, total deposits from institutional customers reached
Rp 89.3 trillion, or representing 46 of BNI’s total third party deposits. State Owned Enterprises and
Government institutions contributed Rp 33 trillion of total customer deposits, while the remaining was
derived from private institutions.
In the corporate segment, BNI also has dedicated unit that manages custody and fund administration
services. Total assets under management was over Rp 50.6 trillion in 2010 from 215 clients. In addition
to custody and fund administration, this unit also offers trustee and payment escrow agency services
which include the holding of ASR abandonment and site restoration funds for oil and gas contractors as
required by BP Migas. All these activities contributed to the bank’s fee based income.
The unit also offers other services that generate fee-based income, such as administration of
loans from foreign governments to Indonesian companies engaged in development projects.
These loans are managed by the Ministry of Finance to finance development projects in Indonesia.
Loan administration services by the Bank cover the transfer of funds to debtor’s account and
documentation of payments by debtor in the agreed schedule.
KomposisiDanaPihakKetiga Third Party Liability Composition
DPKKonsumer Third Party Liability Consumer
DPKInstitusi Third Party Liability Corporate
54 46
KomposisiDepositoGiro Time Deposit Current Account Composition
Deposito Time Deposit
Giro Current Account
52 48
Rp 89,225 billion Rp 194.375 trillion
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
111
Improvement of Non-Performing Loans
In 2010, improvement in the macroeconomic condition enabled BNI to improve its loan
quality, which was carried out by adopting more comprehensive approach in loan monitoring and
recovery as well as improving NPL settlement and recovery.
Loan restructuring and NPL management for corporate loans was carried out through various
initiatives including reduction of interest rates, rescheduling of principal loan payments, collaboration
with strategic investors, sale of loan collateral and non-productive assets, either voluntarily or through
auctions.
As a result, BNI was able to reduce the amount of Corporate NPL by Rp 403 billion in 2010.
In 2011, we will continue to implement the strategy conducted in 2010 with reference to the condition
of our NPLs. Efforts on NPL settlement will include collaboration with strategic investors, liquidation of
loan collateral and sale of debtor’s non-productive assets in order to reduce outstanding loans, and
execution of Personal Guarantees as well as Corporate Guarantees.
Perbaikan Kredit Bermasalah
Di tahun 2010, perbaikan kondisi perekonomian makro mendukung BNI untuk memperbaiki kualitas kredit
bermasalah antara lain dilakukan melalui peningkatan pemantauan dan penyelamatan kredit restrukturisasi
secara lebih komprehensif serta meningkatkan penyelesaian NPL Non Performing Loan dan
recovery
. Restrukturisasi dan penurunan NPL debitur korporasi
dilakukan dengan berbagai cara seperti penurunan suku bunga, penjadualan kembali angsuran pokok,
kerja sama dengan investor strategis, penjualan jaminan dan aktiva tidak produktif secara sukarela atau
lelang.
Sebagai hasilnya, BNI berhasil menurunkan NPL Korporasi sebesar Rp 403 miliar pada tahun 2010.
Di tahun 2011, implementasi strategi yang telah dilakukan tahun 2010 akan tetap dilakukan sesuai
dengan kondisi permasalahan kredit NPL Non Performing Loan
yang dihadapi. Upaya penyelesaian kredit bermasalah akan meliputi kerja sama dengan
para investor strategis, likuidasi jaminan kredit dan penjualan aset non produktif milik debitur untuk
mengurangi kewajiban debitur, serta eksekusi jaminan pribadi maupun jaminan perusahaan.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
112
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
International Banking Treasury
Melalui berbagai upaya perbaikan dan pengembangan di sisi produk,
pemasaran, infrastruktur dan sumber daya, kinerja layanan
trade inance dan
international remittance kembali memperlihatkan peningkatan yang
signiikan di tahun 2010.
As a result of improvement and development initiatives in terms of products, marketing, infrastructure and resources, the performance of trade finance and
international remittance services have shown a significant improvement in 2010.
39.2
PertumbuhanVolumeTradeFinance2010 Trade Finance 2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
113
BNICabangLondon BNILondonBranch
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
114
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Perbankan Komersial
Commercial Banking
Perbankan Internasional
Divisi Internasional menawarkan berbagai layanan perbankan internasional antara lain bisnis trade finance
dan international remittance serta transaksi perbankan lainnya melalui jaringan kantor cabang luar negeri
Singapura, Hong Kong, Tokyo, London, New York dan representative yang berlokasi di Kuala Lumpur,
Sabah, Taipei, Jeddah, Riyadh, Abu Dhabi, Dubai, Doha, Muscat, dan Kuwait City. Kemudahan akses
bagi nasabah BNI terhadap pasar internasional juga didukung oleh jaringan internasional yang dimiliki BNI
terdiri dari 1.457 bank koresponden di luar negeri di 81 negara serta 75 bank koresponden dalam negeri,
serta sejumlah aliansi strategis dengan lembaga internasional lainya.
International Banking
BNI’s International Banking unit provides a rich range of international banking services, covering trade
finance and international remittance along with other transactional banking services through the Bank’s
overseas branches Singapore, Hong Kong, Tokyo, London, New York and representatives in Kuala
Lumpur, Sabah, Taipei, Jeddah, Riyadh, Abu Dhabi, Dubai, Doha, Muscat, and Kuwait City. BNI provides
convenient access to the global market through the Bank’s international network of 1,457 correspondent
banks in 81 countries, 75 correspondent banks in Indonesia, as well as through strategic partnership
with various international institutions.
47.1
PertumbuhanTransaksiInternational Remittance GrowthofInternationalRemittanceTransaction
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
115
2010 menjadi tahun yang menggembirakan bagi aktivitas perbankan internasional BNI dimana Divisi
Internasional mencatat peningkatan kinerja yang signifikan di semua lini bisnisnya meliputi trade
finance
, international remittance, dan bisnis kantor cabang luar negeri. Pencapaian ini tidak lepas dari
upaya-upaya yang dilaksanakan di tahun 2010 meliputi:
A. Pengembangan Produk Baru
1. Peluncuran produk Hospital Guarantee di kantor luar negeri Singapore yang memberikan
kemudahan pembayaran bagi pemegang BNI Taplus yang akan melakukan perawatan kesehatan
di rumah sakit yang berada di Singapura dan Malaysia
2. Peluncuran BNI Forfaiting sebagai aktivitas bisnis yang mendorong peningkatan bisnis trade finance
baik di dalam negeri maupun kantor-kantor cabang luar negeri.
B. Pengembangan Layanan
1. Implementasi Payment versus Payment dengan bank koresponden yang memungkinkan nasabah
BNI untuk mengirimkan uang ke penjuru dunia dalam mata uang lokal negara tujuan.
2. Memperluas fleksibilitas layanan BNI Smart Remittance dengan peningkatan kerja sama
dengan koresponden-koreksponden baru termasuk di dalamnya PT Pos Indonesia, Singpost, 7-eleven
ministore, serta perusahaan-perusahaan penyedia jasa remittance di luar negeri
3. Kerja sama strategis dengan Garuda Indonesia dalam penerapan Visa on ArrivalImmigration
on Board untuk penerbangan dari Jepang ke
Indonesia 4. Kerja sama dengan The Commodity Credit
Corporation CCC, U.S. Department of Agriculture
untuk dalam bentuk program kredit ekspor GSM-102 yang memungkinkan nasabah BNI
memperoleh fasilitas dalam melakukan impor produk-produk pertanian dari Amerika Serikat.
5. Kerja sama dengan The Export-Import Bank of the United States
US Eximbank dalam bentuk kredit ekspor kepada nasabah BNI untuk memanfaatkan
pembiayaan jangka panjang atas produk yang berasal dari Amerika Serikat
6. Pengembangan layanan pemrosesan dokumen transaksi Trade Finance dengan standar layanan
yang tinggi. 2010 was in many ways a positive year for BNI’s
international banking activities, the significant achievements in all line businesses, including trade
finance, international remittance and the Bank’s overseas branches. These achievements were
contributed by various 2010 initiatives as follows:
A. New Product Development
1. The launching of Hospital Guarantee benefits in the Singapore branch, which facilitates payment
convenience for BNI Taplus customers who perform medical examinations in Singapore’s and
Malaysia’s hospitals.
2. Introduction of BNI Forfaiting to promote higher trade financing activities in domestic and
overseas branches.
B. Service Development
1. Implementation of Payment versus Payment with the correspondent banks that allows customers
to send money abroad in the currency of the destination country.
2. Extension of BNI Smart Remittance through partnerships with new correspondent partners,
including PT Pos Indonesia, Singpost, 7-eleven mini stores and other remittance companies
abroad.
3. Strategic alliance with Garuda Indonesia in the implementation of Visa on ArrivalImmigration on
Board for Japan-Indonesia flights. 4. Partnership with the Commodity Credit
Corporation CCC, U.S. Department of Agriculture, presenting export credit program
GSM-102 that provides customers with facilities for importing agriculture products from the U.S.
5. Partnership with The Export-Import Bank of the United States U.S. Eximbank in the form of
export credits to provide customers with long- term financing facility for products originating
from the U.S.
6. Development of exclusive, Trade Finance document transaction processing service.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
116
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
C. Promosi
1. Inisiatif pemasaran layanan bisnis trade finance, international remittance
, dan binis kantor cabang luar negeri kepada nasabah BNI melalui
penyelenggaraan acara customer gathering, serta melalui media-media promosi lainya.
2. Program pemasaran below the line untuk produk BNI Smart Remittance antara lain: OTRvaganza,
Undian hadiah OTR, pasar murah BNI Rejeki Ramadhan bagi keluarga Pekerja Migran Indonesia
PMI, gathering dengan Paying Agent, edukasi Pekerja Migran Indonesia PMI bersama dengan
BNP2TKI, PPTKIS, dan lain-lain.
3. Counterpart gathering sebagai apresiasi maupun peningkatan awareness kepada perusahaan
penyedia jasa remittance di Timur Tengah, Malaysia dan Taiwan.
4. Business Gathering antara pengusaha Indonesia dan pengusaha Timur Tengah. Serta pelaksanaan
event yang sama pada acara Shanghai Expo di
Cina.
D. Infrastruktur dan Sumberdaya
1. Pengembangan channel bisnis Trade Finance berbasis internet untuk memberikan fleksibilitas
dan kemudahan kepada nasabah trade finance dalam bertransaksi dengan BNI.
2. Penempatan Regional Business Representative sebagai koordinator pemasaran wilayah Timur-
Tengah serta penambahan tenaga Remittance Representative
untuk meningkatkan penetrasi bisnis di Timur-tengah dan Malaysia.
3. Pengembangan 52 Virtual Office di 11 negara melalui instalasi sistem aplikasi Smart Remittance
pada strategic partner, untuk mempercepat pengiriman uang ke Indonesia.
4. Pengembangan outlet kantor cabang luar negeri untuk mendekatkan serta memberikan kemudahan
dan kenyamanan kepada nasabah BNI, antara lain fasilitas ruang pertemuan bagi nasabah BNI
Emerald yang akan melakukan pertemuan bisnis di seluruh kantor cabang luar negeri.
5. Pengembangan outlet dan perluasan jaringan BNI Remittance
Ltd. di Hong Kong sehingga dapat lebih banyak melayani kebutuhan Pekerja Migran
Indonesia di Hong Kong. 6. Pengembangan SDM berkelanjutan melalui
program pelatihan internal dan eksternal termasuk di dalamnya meningkatkan jumlah staf yang terlibat
dalam bisnis trade finance untuk memperoleh sertifikasi internasional
Perbankan Internasional Tresuri
International Banking Treasury
C. Promotion
1. Ongoing promotion on BNI’s trade finance, international remittance and overseas branch
businesses through customer gathering events in the regions and media promotions.
2. Below the line promotions for BNI Smart Remittance products, including OTRvaganza,
OTR Lucky Draw, BNI Rejeki Ramadhan bazaar for Indonesian migrant workers, gathering
events with paying agents, education events for Indonesian migrant workers in association with
BNP2TKI, PPTKIS.
3. Counterpart gathering appreciation and awareness events for remittance agents in the
Middle East, Malaysia and Taiwan. 4. Business gathering with Indonesia’s and Middle
East business entrepreneurs. A similar event was held during the Shanghai Expo in China.
D. Infrastructure and Resources
1. Development of an internet based trade finance channel that provides transaction flexibility and
convenience for trade finance customers. 2. Introduction of Regional Business
Representatives as marketing coordinators in the Middle East market and the addition of
Remittance Representative personnel to increase penetration in the Middle East and Malaysia.
3. Development of 52 Virtual Offices in 11 countries through the installation of Smart Remittance
applications in BNI strategic partners that facilitates faster money transfer to Indonesia.
4. Overseas branch renovation to provide better and more convenient services to BNI customers,
including meeting room facilities offered to BNI Emerald customers who want to conduct
business meetings at BNI overseas branches .
5. Outlet and network development for BNI Remittance Ltd. in Hong Kong to provide better
service to Indonesian migrant workers in Hong Kong.
6. Ongoing human capital development through internal and external training, including increasing
the number of personnel with international certifications in trade finance.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
117
Kinerja Bisnis Trade Finance
Penggunaan “BNI Smart Trade” sebagai brand bisnis trade finance
sejak tahun 2009 berhasil meningkatkan bisnis trade finance BNI. Hal ini dapat dilihat dari
pencapaian kinerja bisnis trade finance yang selalu menunjukkan tren meningkat.Transaksi ekspor BNI
per 31 Desember 2010 mengalami peningkatan sebesar 63,36 dibanding tahun 2009 atau meningkat
dari USD 2.986 juta di tahun 2009 menjadi sebesar USD 4.878 juta di tahun 2010. Adapun transaksi impor
juga mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi sebesar USD 6.642 juta dari USD 5.289 juta di tahun
2009 atau meningkat sebesar 25,58
Keberhasilan kinerja bisnis trade finance tersebut merupakan hasil sinergi dari sumber daya BNI di
semua lini baik di bidang marketing, processing, service,
dan middle office. Untuk memberikan pelayanan serta sebagai
konsultan trade finance, BNI menempatkan tenaga Marketing Representative Officer
di pusat-pusat perdagangan dan industri seluruh Indonesia. Selain
itu, pengembangan Trade Processing Center TPC merupakan salah satu kunci sukses dalam
membangun bisnis trade finance di BNI saat ini dan masa datang.
Komitmen kualitas layanan diwujudkan dalam service level agreement
dalam pemrosesan dokumen secara same day service. Pencapaian tersebut
didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan telah memiliki sertifikasi internasional, serta
penerapan sistem manajemen proses dengan standar internasional yang telah memperoleh sertifikasi
ISO 9001: 2008 di tahun 2009 oleh perusahaan akreditasi dari Australia. Atas komitmen yang kuat
terhadap layanan ini Alpha South East Asia Magazine menganugerahkan pengharagaan “The Best Trade
Finance Bank 2010 in Indonesia
” kepada BNI.
Trade Finance Business Performance
The introduction of “BNI Smart Trade” brand for the Bank’s trade finance business in 2009 proved to
be instrumental in supporting sustainable business growth. As at 31 December 2010, export transaction
grew by 63.36 from USD 2,986 million in 2009 to USD 4,878 million in 2010. Import transaction also
increased by 25.58 to USD 6,642 million from USD 5,289 million a year earlier.
These positive business results were contributed by better synergy among BNI’s various units, including
the marketing, processing, service and middle office units.
BNI establishes Marketing Representative Officers in trading and industry centers nationally to
provide better service and to act as trade finance consultants. In addition, BNI’s Trade Processing
Centers have increasingly become a major contributor to the Bank’s trade finance business
future development.
Commitment to service quality is demonstrated through same day service level agreements
in document processing. This achievement is supported by BNI’s competent and internationally
certified human capital, combined with an internationally recognized process management
system, which has been awarded with ISO 9001: 2008 certifications in 2009 by an Australian
accreditation service. Upon a strong commitment to service, BNI was awarded “The Best Trade Finance
Bank 2010 in Indonesia” by Alpha South East Asia Magazine.
VolumeEksporperTahunJutaanUSD Volume of Exports per Year USD Million
4,878 2,986
1,420
2008 2009
2010 6,642
5,289 2,182
2008 2009
2010
VolumeImporperTahunJutaanUSD Volume of Imports per Year USD Million
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
118
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
19,456 17,748
26,974 16,507 17,913
25,466
Kinerja Bisnis International Remittance
Transaksi remittance BNI juga terus mengalami peningkatan kinerja secara konsisten. Sampai dengan
31 Desember 2010, BNI telah memproses transaksi international remittance
sebesar 2,34 juta transaksi dengan total sebesar USD 52,439 juta. Jumlah ini
merupakan peningkatan terhadap nilai transaksi tahun 2009 yang tercatat sebesar 2,05 juta transaksi
remittance dengan total sebesar USD 35,662 juta.
Peningkatan bisnis international remittance tersebut di atas merupakan keberhasilan dari inisiasi strategi
bisnis international remittance: aliansi strategis dengan lembaga non keuangan seperti: 7-eleven, Singpost,
Japan Post Office Genkin Kakitome dan PT Pos Indonesia.
Perkembangan Jaringan Kantor Cabang Luar Negeri BNI
Sejalan dengan visi BNI untuk menjembatani Indonesia dan dunia, keberadaaan jaringan kantor
cabang luar negeri BNI merupakan salah satu kunci dalam menjembatani dunia usaha Indonesia
untuk mengakses pasar global. Jaringan cabang luar negeri di lima pusat keuangan dan bisnis dunia
yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo, London dan New York menempatkan BNI sebagai salah satu
entitas perbankan terdepan di Asia Tenggara. Semua kantor cabang luar negeri tersebut merupakan profit
center
yang independen dan dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara masing-masing.
Laba konsolidasi kantor cabang luar negeri setelah provisi pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang
signifikan yaitu sebesar 114,19 dibandingkan tahun 2009. Laba konsolidasi tersebut merupakan kontribusi
empat cabang Singappura, Hong Kong, Tokyo dan London serta New York Agency.
International Remittance: Business Results
International remittance continued to grow, reaching 2.34 million transactions amounting to USD
52.439 million in 2010, growing from 2.05 million transactions of USD 35.662 million a year earlier.
These results were attributed to successes in initiating the international remittance business
through further alliances with various non financial institutions: 7-eleven, Singpost, Japan Post Office
Genkin Kakitome and PT Pos Indonesia.
Development in Overseas Offices
In line with BNI’s vision to be the bridge that links Indonesia and the world, BNI’s international offices
play a key role in assisting Indonesian businesses to access the global market. The Bank’s overseas
offices in the world’s five financial and business hubs, Singapore, Hong Kong, Tokyo, London and
New York, has positioned BNI as one of the premier banking entities in South East Asia. Each office
serves as an independent, profit center entity, managed according to the prevailing regulations in its
respective country.
By end of 2010, consolidated profit after provision grew significantly by 114.19, contributed by the
Bank’s four branches in Singapore, Hong Kong, Tokyo, London, and the Bank’s New York Agency.
VolumeRemittanceJutaanUSD Remittances Volume USD Million
Incoming Outgoing
Perbankan Internasional Tresuri
International Banking Treasury
Transaksi International RemittanceRibuanslip International Remittance Transactions Thousand slips
2,345 2,046
1,940
2008 2008
2009 2010
2009 2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
119
Dengan peningkatan laba secara berkesinambungan di 3 tahun terakhir yaitu sebesar USD 10,89 juta tahun
2008, USD 12,26 juta di tahun 2009 dan USD 26,26 juta tahun 2010, hal ini menunjukkan keberhasilan
kantor cabang luar negeri sebagai profit center yang memiliki ketahanan mengarungi resesi keuangan
global yang terjadi di tahun 2008.
Prioritas 2011
Di samping terus mengembangkan bisnis trade finance
dan international remittance, pada tahun 2011 ini BNI akan lebih meningkatkan peran Financial
Institution sebagai salah satu profit center dalam
bisnis perbankan internasional. Selain itu untuk lebih meningkatkan fungsi kantor cabang luar negeri
BNI akan melakukan refocusing dan optimalisasi kantor cabang luar negeri sebagai salah satu channel
distribution
dalam menjembatani bisnis nasabah BNI di dalam negeri untuk mengakses pasar global
dan mengembangkan potensi yang ada di negara bersangkutan.
Strategi pengembangan bisnis tahun 2011 antara lain: 1. Pengembangan Bisnis International Remittance
• PerluasanpasardengankonsentrasidiAustralia dan Korea Selatan
• Pengembangan Payment versus Payment dengan kantor cabang Hong Kong untuk
meningkatkan pelayanan di wilayah Cina • PenetrasilebihlanjutdipasarAsiaTimur,Asia
Tenggara, Timur Tengah dan beberapa pasar Eropa
• PemasaranintensifdiTimurTengah,Malaysia dan Asia Timur
• Pemasaranuntukpeningkatantransaksi outgoing remittance
• Pengembanganproduksystemdanre-pricing transaksi remittance
• Optimalisasicall center 7 hari kerja • Programpromosiabove dan below the line
With continuous profit growth in the last three years, from USD 10.89 million, USD 12.26 million and
US26.26 million in 2008, 2009 and 2010 respectively, BNI’s overseas branches have shown success
as profit centers and resilience against the global financial crisis in 2008.
2011 Priorities
Besides building the Bank’s trade finance and international remittance businesses, in 2011 BNI will
put more effort in strengthening Financial Institutions as one of the international banking’s profit centers.
In addition, BNI will double efforts to enhance the role of its overseas branches as the distribution
channel that bridges BNI’s domestic customers with global business opportunities within each respective
country.
Business development strategy for 2011 includes: 1. International Remittance Business
• Marketexpansion,focusingonAustraliaand South Korea
• ImplementationofPaymentversus Payment with Hong Kong branch for service
enhancement in China area • FurtherpenetrationinEastAsia,SouthEast
Asia, Middle East and selected European markets
• IntensivemarketinginMiddleEast,Malaysia and East Asia
• Furtherpromotionstoenhanceoutgoing remittance transactions
• Systemandremittancetransactionre-pricing product development
• Increasecallcenterserviceto7daysaweek • Aboveandbelowthelinepromotions.
LabaKantorCabangLuarNegeriJutaanUSD Overseas Branches’ Profitability Million USD
26,26 12,26
10,89
2008 2009
2010
114.2
PertumbuhanLabaSetelahProvisiKantorCabangLuarNegeri Growth of Profit after Overseas Branch Office Provision
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
120
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
2. Pengembangan bisnis trade finance • Penetrasipasardenganmemasarkanproduk
dan layanan unggulan non LC financing, internet banking for trade finance customers
• Pengembanganskematransaksitrade finance untuk memenuhi tuntutan atau kebutuhan
pasar • Partnership dalam rangka pengembangan
bisnis trade • Pengelolaanprosesbisnistrade finance
yang berstandar internasional dengan mengimplementasikan ISO 9001:2008
• PengembangankompetensiSDMpadasemua lini bisnis trade finance.
• Pengembangansistemaplikasiuntuk memenuhi kebutuhan pengembangan bisnis
dan efisiensi proses transaksi trade finance. Penghargaan yang diterima di 2010 termasuk Best
Trade Finance Bank in Indonesia by Alpha Southeast Asia dan Best Remittance Provider of The Year 2010
In Southeast Asia by Alpha Southeast Asia.
Layanan Tresuri
Sepanjang tahun 2010, Divisi Tresuri BNI terus mengambil peran dalam pengelolaan likuiditas Bank
maupun sebagai profit center dengan meningkatkan aksesibilitas produk-produk tresurinya di pasar.
Dalam pengelolaan likuiditas, BNI selalu menjaga posisi likuiditas yang optimum dengan
meminimalisasikan kelebihan likuiditas serta juga menjaga tingkat kecukupan likuiditas untuk
mendukung operasional harian dan memenuhi ketentuan pencadangan minimum dari Bank
Indonesia.
Pada tahun 2010, BNI telah menjaga posisi likuiditas berupa rata-rata GWM Rupiah sebesar 5,6 dan mata
uang asing sebesar 1,05, sedangkan untuk Posisi Devisa Netto pada akhir Desember 2010 mencapai
6,3.
Sebagai profit center, BNI menawarkan produk-produk tresuri untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya,
seperti transaksi foreign exchange serta juga produk derivative
dan fixed income. Di tahun 2010, Divisi Tresuri telah mengembangkan
produk-produk baru seperti Cross Currency Swap CCS untuk Nasabah yang telah di-launching pada
bulan April 2010, dan Interest Rate Swap IRS serta Plain Vanilla Option
yang telah di-launching pada bulan Agustus 2010.
2. Trade Finance Business • Furtherpromotionofleadingproductsand
services non LC financing, internet banking for trade finance customers
• Developmentoftradeinancetransaction schemes that meet market requirements
• Futherpartnershipstocontinuedeveloping BNI’s trade business
• Developmentofinternationallyaccepted,ISO 9001:2008 certified, trade finance business
process • Ongoinghumancapitaldevelopmentinthe
entire trade finance businesses • Applicationdevelopmenttosupporttrade
finance business and efficiency improvement.
Awards accepted in 2010 include Best Trade Finance House in Indonesia by Alpha Southeast Asia and Best
Remittance Provider of The Year 2010 In Southeast Asia by Alpha Southeast Asia.
Treasury Services
During the year of 2010, BNI’s Treasury Division continued to serve its function in managing the Bank’s
liquidity as well as its role as a profit center by making its treasury products more accessible to the market.
In performing its duties in liquidity management, BNI always opts towards optimum liquidity position
by minimizing excess liquidity while also ensuring availability of sufficient liquidity level to support
day-to-day operations and to meet Bank Indonesia’s minimum reserve requirements.
During the year, BNI was able to maintain its liquidity, with average Rupiah reserve of 5.6 and average
foreign exchange reserve of 1.05. Net foreign exchange position as of December 2010 was 6.3.
As a profit center, BNI Treasury provides a selection of treasury products to meet the need of its customers,
covering foreign exchange as well as derivative and fixed income products.
A number of new products were introduced in 2010, including Cross Currency Swap for Customer launched
in April 2010, as well as Interest Rate Swap IRS and Plain Vanilla Option that were offered in August 2010.
Perbankan Internasional Tresuri
International Banking Treasury
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
121
Produk-produk tersebut menambah dan melengkapi produk dan layanan Divisi Tresuri yang telah ada,
sebagai berikut: • Forex Today, Spot
• Forex Forward • Forex Swap
• Deposit On Call • Money Market Account
• SBIOutright Nasabah • RepoObligasiReverse Repo, dan
• Banknotes Trading
Guna meningkatkan jangkauan layanan pemasaran produk-produk Tresuri, di tahun 2010 BNI telah
mengoperasikan Treasury Regional Area TRA di kota Semarang melengkapi kantor-kantor layanan
yang telah beroperasi di Surabaya, Medan, Makassar, Balikpapan, Bandung dan Palembang. Pembentukan
TRA di daerah-daerah potensial dimaksudkan untuk lebih mendekatkan layanan TRS kepada nasabah,
sehingga nasabah dapat melakukan transaksi tresuri dengan lebih mudah dan cepat
Posisi BNI dalam global market juga cukup diperhitungkan. BNI cukup aktif dalam perdagangan
surat berharga terutama Surat Utang Negara SUN baik melalui pasar primer primary market maupun
pasar sekunder secondary market. Kapasitas BNI sebagai primary dealer yang aktif dalam mengikuti
setiap lelang SUN menunjukkan bahwa BNI turut mensukseskan program-program pemerintah dalam
pembiayaan anggaran negara.
Sebagai Bank Devisa, BNI memiliki pengalaman yang telah teruji dalam melayani kebutuhan beragam
banknotes valuta asing terlebih dengan dukungan
jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia yang tentunya akan memberikan kemudahan dan
kenyamanan bertransaksi. BNI melayani transaksi banknotes
dengan kualitas dan harga yang menarik. BNI menerima banknotes dalam kondisi apapun
dengan harga yang kompetitif. BNI juga menyediakan banknotes
untuk sebelas currency dengan kualitas prima dalam berbagai ragam pecahan. Tersedia juga
banknotes dalam kondisi mint, yang memiliki nomor
seri berurutan. Disisi funding, kerja sama Divisi Tresuri dengan
counterparty terus berlanjut termasuk kerja sama
dalam bentuk pinjaman bilateral senilai USD 50 juta dan Cross Currency Swap senilai USD 70 juta.
These new products complemented the following existing selection of products and services already
provided by the Treasury Division: • ForexToday,Spot
• ForexForward • ForexSwap
• DepositOnCall • MoneyMarketAccount
• CustomerSBIOutright • BondRepoReverseRepo,and
• BanknotesTrading.
To extend the reach of its treasury products, in 2010 BNI operated Treasury Regional Areas TRA in
Semarang as a new addition to the existing service offices in Surabaya, Medan, Makassar, Balikpapan,
Bandung and Palembang. The establishment of TRAs in high potential areas is to provide treasury
services closer to the customers, which allows them to enjoy easier and faster treasury transactions.
BNI’s also holds a prominent position in the global market. BNI is actively engaged in the trading
of marketable securities, especially government bonds, in the primary and secondary markets. BNI’s
capacity as an active primary dealer in the trading of government bonds is evidence of BNI’s participation
in supporting the government’s budgeting programs.
As a foreign exchange bank, BNI is well experienced in offering various foreign currency banknotes
through its wide network across Indonesia, which allows the Bank to provide easy and convenient
transaction experience. BNI provides foreign currency banknote transactions with quality and
competitive pricing. Besides accepting banknotes in any condition at a competitive price, BNI also offers
eleven different currencies in various denominations and banknotes in ordered sequence.
On the funding front, the Treasury Division continued to extend partnerships with leading counterparties,
including through a USD 50 million bilateral loan and USD 70 million Cross Currency Swap agreements in
2010.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
122
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
2008 2009
2010 2008
2009 2010
VolumeTransaksiSuratBerhargaRupiahRptriliun Volume of Marketable Securities Transactions in Rupiah Rp trillion
31.27 28.27
29.44
VolumeTransaksiSuratBerhargaValasekuivalenUSDjuta Volume of Marketable Securities Transactions in
Foreign Exchange equivalent USD million
1,414.50 938.32
299.00
2008 2009
2010 2008
2009 2010
VolumeTransaksiPasarUangRptriliun Volume of Money Market Transaction Rp triliun
2,203.49 3,530.75
3,312.63
VolumeTransaksiMataUangAsingUSDmiliar Volume of Foreign Transaction USD billion
34.25 19.48
46.25
Perbankan Internasional Tresuri
International Banking Treasury
Kinerja Tresuri
Tahun 2010 ditutup dengan peningkatan signifikan total volume transaksi mata uang asing menjadi USD
34,25 miliar dari USD 19,48 miliar pada tahun 2009. Perekonomian Indonesia yang lebih baik di tahun 2010
ditunjukkan dengan pergerakan mata uang asing yang masih cukup volatile, sehingga mendorong trader
BNI untuk lebih aktif bertransaksi mata uang asing. Selain itu, pricing yang kompetitif turut mendorong
peningkatan jumlah transaksi, sehingga volume transaksi di tahun 2010 jauh lebih meningkat.
Namun, total volume transaksi pasar uang pada tahun 2010 menurun menjadi Rp 2.203,49 triliun dari
Rp 3.530,75 triliun di tahun 2009. Penurunan volume transaksi di pasar uang dikarenakan adanya perubahan
pola pengelolaan penempatan dana yang pada tahun 2009 lebih banyak penempatan dana antar bank jangka
pendek over night - on menjadi penempatan dana dengan jangka yang lebih panjang pada instrumen
surat berharga di tahun 2010.
Treasury Performance
The year 2010 ended with total volume of foreign exchange transactions growing considerably to
USD 34.25 billion from USD19.48 billion a year earlier. Indonesia’s improved economy during 2010
was reflected in higher foreign exchange movement volatility, which enabled BNI to increase its trading
activities. Further, our competitive pricing also supported higher transaction volume, so that in 2010
we registered a significant increase in our transaction volume.
However, the total money market transactions declined to Rp 2,203.49 trillion in 2010 from
Rp 3,530.75 trillion in 2009. This lower result was driven by changes in our funding placement pattern
from short term interbank placement over night - on in 2009 to longer term marketable securities
placement in 2010.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
123
Volume transaksi fixed income pada tahun 2010 meningkat menjadi Rp 31,27 triliun dan USD 1.414,5
juta dari Rp 28,27 triliun dan USD 938,32 juta di tahun 2009.
Kondisi market dari pasar modal yang sedang bullish
pada tahun 2010, dealer pasar modal yang profesional dan pemenuhan transaksi pasar modal
dan lelang dalam kapasitasnya BNI sebagai primary dealer
memberikan peran yang sangat besar bagi peningkatan volume transaksi pasar modal.
Peningkatan volume transaksi fixed income pada tahun 2010 mendukung peningkatan pada pendapatan
dari marketable securities gain on marketable securities
BNI menjadi Rp 961 miliar dari Rp 424 miliar.
Di akhir 2010, Divisi Treasury membukukan keuntungan sebesar Rp 4.415,35 miliar. Keuntungan
ini terutama berasal dari pendapatan bunga surat berharga dan pasar uang sebesar Rp 3.722,93 miliar,
keuntungan dari transaksi surat berharga sebesar Rp 626,43 miliar dan keuntungan transaksi valuta
asing Rp 59,23 miliar, serta fee based income sebesar Rp 9,42 miliar.
Rencana ke Depan
Ke depan, sejalan dengan strategi BNI, Divisi Tresuri akan terus meningkatkan bisnisnya melalui
pengembangan produk baru serta penambahan Treasury
Regional Area TRA baru untuk memperluas area pemasaran produk-produk tresuri. Selain itu
upaya penyempurnaan proses bisnis tresuri melalui pengembangan electronic dealing agar dapat
memberikan pricing kurs transaksi valuta asing yang akurat secara otomatis dan real time.
Meanwhile, transaction volume derived from fixed income increased to Rp 31.27 trillion and
USD 1,414.5 million from Rp 28.27 trillion and USD 938.32 million respectively in 2009.
This increase was attributed to bullish capital market in 2010, professional capital market dealers, and
BNI’s capacity as the primary dealer in capital market trading.
The increase in fixed income transaction volume during 2010 supported BNI’s higher gain on
marketable securities to Rp 961 billion from Rp 424 billion.
The Treasury Division closed the year with profits of Rp 4.415.35 billion. This performance was mainly
contributed by Rp 3,722.93 billion interest earned from marketable securities and the money market,
profits from marketable securities transactions amounting Rp 626.43 billion, Rp 59.23 billion profits
from foreign exchange transactions and fee based income of Rp 9.42 billion.
Looking Forward
In line with BNI’s bank-wide strategic direction, in 2010 the Treasury Division will continue growing
its business through new product launches and further area expansion by adding new Treasury
Regional Area centers. Ongoing business process improvement will continue with enhancements of
electronic dealing activities, geared toward more accurate and real-time currency pricing.
BNI dan Wells Fargo Bank National Association telah lama menjalin kerja
sama bisnis yang semakin erat dari tahun ke tahun. Dengan komitmen BNI
untuk menghadirkan solusi keuangan terbaik bagi nasabah, kemitraan strategis
ini memberikan manfaat bagi nasabah berupa layanan berkualitas di bidang
penyelesaian pembayaran, pembiayaan perdagangan, dan tresuri. Wells Fargo
bangga menjadi bagian dari upaya-upaya BNI yang berkesinambungan untuk
menjadi penyedia layanan keuangan terbaik.
Jahja Anwar
SVP Country Director, Wells Fargo Bank, N. A.,
Jakarta Representative Office SVP Country Director, Wells
Fargo Bank, N. A., Jakarta Representative Office
“The long standing business relationship between BNI and Wells Fargo bank,
National Association, has grown closer over the years. Thanks to BNI’s
commitment in providing the best financial solution to its customers, this
strategic partnership benefits BNI’s customers in the area of payment
settlement, trade finance, and treasury services. We are confident that BNI’s
relentless effort to becoming the best financial provider will continue and Wells
Fargo Bank is proud to be part of it.”
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
124
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Subsidiary Business
Perusahaan anak BNI didirikan untuk mendukung penyediaan layanan jasa keuangan secara menyeluruh
“one-stop financial service”, meliputi produk perbankan, asuransi, pembiayaan, pasar modal
dan remittance. Aliansi strategis dan sinergi antar perusahaan anak maupun dengan BNI sebagai
perusahaan induk, diharapkan mampu meningkatkan layanan dan dapat memberikan kontribusi optimal bagi
segenap pemangku kepentingan BNI.
Hingga akhir Desember 2010, BNI memiliki 10 perusahaan anak yang bergerak di bidang perbankan,
asuransi, pembiayaan, pasar modal dan remittance. Kepemilikan mayoritas di beberapa perusahaan
anak ditujukan untuk menciptakan aliansi strategis guna memberikan nilai tambah bagi nasabah BNI.
Sedangkan kepemilikan minoritas share 1 - 8 dilakukan dalam rangka mematuhi kebijakanperaturan
yang berlaku seperti dari Bapepam, serta untuk menjalin kerja sama bisnis dengan mitra bisnis BNI.
BNI memiliki penyertaan saham mayoritas di BNI Remittance Ltd 100, PT Bank BNI Syariah
99,90, PT BNI Multifinance 99,98, PT BNI Securities 99,85, dan PT BNI Life Insurance
85,11. Pada 19 Juni 2010 BNI melakukan
Rapat Umum Pemegang Saham
General Shareholders Meeting
PT BNI MULTI FINANCE
99.98
PTKustodian SentralEfek
Indonesia
1.00
PTBankMizuho Indonesia
1.00
PTBankSumitomo MitsuiIndonesia
1.00
PTSaranaBersama Pembiayaan
Indonesia
8.00
PTPemeringkat EfekIndonesia
1.43 BNI
PT BANK BNI SYARIAH
99.99
PT BNI SECURITIES
99.85
PT BNI LIFE INSURANCE
85.11
BNI REMITTANCE LTD
100
BNI established a number of subsidiaries with the objective of allowing the Bank to expand its range of
products by offering its customers a unique, one stop financial services to meet their banking, insurance,
multi-finance, remittance and securities trading needs. Alliances and synergies between the companies
as well as with BNI as the parent company are promoted to provide an optimum contribution to BNI’s
stakeholders.
As at end of December 2009, BNI had 10 ten subsidiary companies engaging in banking, insurance,
financing, capital market and remittance businesses. BNI’s majority ownership in some subsidiaries
is intended to develop strategic alliances for the benefits of its customers. Meanwhile, BNI’s minority
ownership 1 to 8 percent share in some subsidiaries is intended to comply with prevailing policies and
regulations such as those issued by the Capital Market Supervisory Agency Bapepam as well as
to strengthen relationships between BNI and its partners.
BNI has majority shareholdings in BNI Remittance Ltd 100, PT Bank BNI Syariah 99.90, PT BNI
Multifinance 99.98, PT BNI Securities 99.85 and PT BNI Life Insurance 85.11. On June 19,
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
125
spin-off Divisi Syariah BNI dan mendirikan PT BANK
BNI Syariah sehingga lebih fleksible memasuki bisnis syariah yang pasarnya masih terbuka luas.
Pengembangan perusahaan anak difokuskan pada perusahaan yang industrinya masih prospektif melalui
berbagai alternatif strategi seperti capital injection, strategic partner, rights issue
. Sedangkan bagi perusahaan anak yang tidak menguntungkan atau
yang tidak memberikan sinergi bagi bisnis BNI, akan dilakukan divestasi seperti penyertaan pada PT Sarana
Bersama Pembiayaan Indonesia kepemilikan saham 8.
Untuk mengembangkan pasar, sekaligus menyediakan produk layanan jasa keuangan yang lebih beragam
akan dilakukan analisis kemungkinan untuk memasuki industri baru seperti industri asuransi kerugian yang
pasarnya masih terbuka luas. Penetrasi pasar dapat dilakukan dengan mendirikan perusahaan baru atau
akuisisi perusahaan yang berkinerja bagus.
Sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian global dan domestik, secara keseluruhan kinerja
perusahaan anak BNI menunjukkan kinerja bagus di tahun 2010, khususnya tiga perusahaan anak
mayoritas PT Bank BNI Syariah, PT BNI Securities, PT BNI Life Insurance.
PT Bank BNI Syariah
PT Bank BNI Syariah resmi melaksanakan operasional sebagai bank umum syariah pada tanggal 19 Juni
2010. Pada akhir tahun 2010, BNI Syariah berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 34,1
miliar. Dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun sebesar
Rp 5.175 miliar, atau tumbuh 23,0 dibanding posisi Desember 2009.
2010 BNI has spinned-off its Syariah BNI Division into a separate business entity, PT Bank BNI Syariah,
to provide more flexibility in tapping the opportunity in syariah market.
Development efforts emphasize subsidiaries in highly prospective industries, where growth
strategies are pursued through various approaches, including capital injection, strategic partnership
or rights issue. Non profitable subsidiaries or subsidiaries with low synergy opportunities with
BNI, such as PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia 8, are to be divested.
To continue expanding its market and to provide an even wider selection of financial services, BNI
is currently considering opportunities in other industries, including the general insurance business.
Market penetration can be implemented either through the establishment of a new company or by
acquiring a company with good prospects.
In line with the improving global and domestic operating environment, overall BNI subsidiaries,
particularly the three entities where BNI has majority ownership PT Bank BNI Syariah, PT BNI Securities
and PT BNI Life Insurance, have posted respectable business performance in 2010.
PT Bank BNI Syariah
PT Bank BNI Syariah was formally established on June 19, 2010. By the end of 2010, BNI Syariah
achieved gross operating income of Rp 34.1 billion.
Total third party funds reached Rp 5.175 billion by end of 2010, or 23.0 higher than 2009
performance.
TotalPenghimpunanDanaRpmiliar Total Third Party Fund Rp billion
3,030 4,200
2008 2009
2010 5,175
23.04
Meningkatdibandingtahunsebelumnya Increased compared to previous year
2010:
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
126
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Jumlah rekening DPK 530.206 atau tumbuh 41,8 dari tahun 2009 sebanyak 373.871.
Total Pembiayaan yang berhasil disalurkan pada tahun 2010 sebesar Rp 3.570 miliar, atau tumbuh 9,2
dibanding posisi Desember 2009. Jumlah rekening pembiayaan 60.072 rekening atau tumbuh 37,0 dari
tahun 2009 sebesar 43.851 rekening.
Adapun penghargaan yang diperoleh BNI Syariah mencakup penghargaan Kartu Kredit Pertama yang
Menginspirasi Ber-wirausaha BNI Hasanah Card dari Rekor Bisnis Tera Foundation, “The Best Achieving
Total Customer Satisfaction category Sharia Saving Account
” dari ICSA Award 2010 dan IMZ Award untuk Best Sharia Banking in Zakat Service Excellence
. Di tahun 2011, BNI Syariah memperoleh penghargaan
Indonesia Brand Champion 2011 category Brand Equity champion of Islamic Banking
iB, dari MarkPlus Inc.
PT BNI Securities
PT BNI Securities menunjukkan kinerja sangat bagus, dengan membukukan keuntungan sebesar Rp 20,0
miliar, jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 0,9 miliar. Peningkatan laba tersebut
terutama bersumber dari bisnis jasa layanan perantara perdagangan efek brokerage yang didukung oleh
sistem online trading esmart.
Total nilai transaksi tahun 2010 mencapai Rp 39,1 triliun naik 15 dibanding tahun 2009 sebesar
Rp 34,0 triliun. Jumlah total nasabah juga mengalami pertumbuhan menjadi 17.974 atau meningkat 1,2
dari tahun 2009. Total third party fund accounts were 530,206 from
373,871 accounts, growing 41.8 in 2010. Total financing reached Rp 3,570 billion in 2010,
growing by 9.2 compared to the figure in December 2009. The total number of financing accounts reached
60,072 accounts, growing by 37.0 from 43,851 accounts in 2009.
Awards received in 2010 include “The First Credit Card that Promotes Entrepreneurship” for BNI
Hasanah Card from Rekor Bisnis Tera Foundation, “The Best Achieving Toal Satisfaction” in Sharia
Saving Account category from ICSA Award 2010 and IMZ Award for the Best Sharia Banking in Zakat
Service Excellence. In 2011, BNI Syariah received the Indonesis Brand Champion 2011 for Islamic Banking
Brand Equity category from Markplus Inc.
PT BNI Securities
PT BNI Securities booked an oustanding performance with net profit of Rp 20.0 billion, which is a significant
improvement over net profit of Rp 0.9 billion in the previous year. The improvement in the bottom line
is mainly the contribution of the securities brokerage services with the support of the ‘esmart’ online
trading system.
The total value of transactions in 2010 amounted to Rp 39.1 trillion, up 15 from Rp 34.0 trillion in 2009.
The number of customers also grew to 17,974 customers, or an increase of 1.2 over the number in
2009.
Perusahaan Anak
Subsidiary Business
TotalPembiayaanRpmiliar Total Financing Rp billion
2008 2009
2010 3,130
3,270 3,570
9.2
Meningkatdibandingtahunsebelumnya Increased compared to previous year
2010:
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
127
Kinerja Manager Investasi menunjukkan perkembangan sangat bagus naik 451 dari total aset under
management sebesar Rp 732 miliar pada tahun 2006
menjadi Rp 4.030 miliar pada tahun 2010. Pada tahun 2010 PT BNI Securities memperoleh
penghargaan Perusahaan Efek terbaik dalam kompetisi Sosialisasi Kartu AKSes yang diselenggarakan oleh
KSEI.
PT BNI Multi Finance
Nilai Pembiayaan PT BNI Multifinance pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan 12,9 menjadi Rp 158,7
miliar, dengan komposisi pembiayaan konsumen Rp 99 miliar 51. Sejak 2010 perusahaan memfokuskan
pada pembiayaan konsumen khususnya pembiayaan otomotif untuk segmen used car refinancing.
Demikian juga untuk pembiayaan komersial fokus pada pembiayaan alat-alat berat bekas.
Our investment managers posted a significant achievement by registering a 451 increase in total
assets under management from Rp 732 billion in 2006 to Rp 4,030 billion by the end of 2010.
In 2010, PT BNI Securities was awarded as “The Best Security Company” during the AKSes Card
Socialization event organized by KSEI.
PT BNI Multi Finance
Total financing grew by 12.9 to Rp 158.7 billion, with consumer financing accounting for Rp 99 billion 51
of total financing. In 2010 the Company doubled its efforts in the consumer financing business, with
special focus on used car and refinancing segments and the commercial business, especially in second-
hand heavy equipment financing.
PerkembanganVolumeTransaksiBrokerage jutalembar Growth of Brokerage Transaction Volume million sheets
2008 2009
2010 9,918
73,653 60,125
PerkembanganNilaiTransaksiBrokerageRpmiliar Growth of Brokerage Transaction Value Rp billion
2008 2009
2010 10,766
34,034 39,110
PertumbuhanPembiayaanRpmiliar Growth of Finance Rp billion
12.9
Meningkatdibandingtahunsebelumnya Increased compared to previous year
2010:
143 141
158
2008 2009
2010
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
128
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
PT BNI Life Insurance
PT BNI Life Insurance membukukan keuntungan sebesar Rp 11,48 miliar, menurun dari laba tahun
sebelumnya sebesar Rp 18,90 miliar. Namun jumlah nasabah perorangan menunjukkan pertumbuhan
positif sebesar 24,3, meningkat dari 43.890 nasabah pada 2009 dan menjadi 57.976 pada 2010.
Pendapatan premi juga menunjukkan kinerja bagus, dengan premi mencapai Rp 1.332 miliar di 2010,
tumbuh 33 dari perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp 999 miliar. Produk-produk yang ditawarkan
meliputi Link single link reguler link dan Tradisional endowment, term
dan anuitas. Tahun 2010 perusahaan memperoleh penghargaan
”The Best Life Insurance” dengan aset antara Rp 500 miliar - Rp 2,5 triliun dari Majalah Investor dan
“The Best Life Insurance” untuk perusahaan dengan nilai ekuitas Rp 100 miliar sampai dengan
Rp 250 miliar dari Majalah Asuransi.
PerkembanganPendapatanPremiRpmiliar Growth of Net Premium Rp billion
PerkembanganJumlahNasabahPerorangan Growth of Investment Value
2008 2009
2010 19,001
43,890 57,976
PT BNI Life Insurance
PT BNI Life Insurance booked a net profit of Rp 11.48 billion, representing a decline from Rp 18,90
billion a year earlier. However, the number of individual policy holders showed a positive growth of 24.3
from 43,890 clients in 2009 to 57,976 clients in 2010.
The net premium result was positive, reaching Rp 1,332 billion or growing by 33 from Rp 999
billion in 2009. Products offered cover Link single link regular link and Traditional endowment, term and
annuity products.
In 2010, the company was recognized as “The Best Life Insurance Company” for Companies with Assets
from Rp 500 billion to Rp 2.5 trillion from Investor magazine, and “The Best Life Insurance Company”
for Companies with Equity of Rp 100 billion to Rp 250 billion from Asuransi Magazine.
24.3
Meningkatdibandingtahunsebelumnya Increased compared to previous year
33
Perusahaan Anak
Subsidiary Business
2010:
Meningkatdibandingtahunsebelumnya Increased compared to previous year
2010:
793 1,025
1,341
2008 2009
2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
129
2011 Priorities
Indonesia’s finance service industry is expected to enjoy accelerated growth in the future. To anticipate
these opportunities, BNI will continue offering new banking and non-banking financing products in
partnership with its subsidiaries.
The Bank has also defined its strategic priorities to further strengthen the capabilities of its subsidiaries
as follows: • Continuestrengtheningthecapitalstructureofthe
subsidiaries through 5 allocation of funds earned from the Bank’s successful rights issue;
• Pursuestrategicpartnershipsforfurther development;
• Divestmentsoflowgrowthandnonstrategic subsidiaries;
• Furthersynergyandstrategicalliancesamong subsidiaries as well as between BNI and the
subsidiaries, and • Corporategovernanceimprovementtoincrease
subsidiaries’ risk management capabilities.
Prioritas 2011
Industri jasa keuangan nasional akan terus berkembang. Untuk mengantisipasi peluang ini, BNI
akan terus menyediakan produk-produk perbankan dan non perbankan melalui perusahaan anaknya.
BNI telah menetapkan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kapabilitas perusahaan anak sebagai
berikut: • Memperkuatpermodalanperusahaananakdengan
menggunakan 5 dari dana hasil Rights Issue BNI. • Mencaristrategic partner dalam rangka
pengembangan Perusahaan Anak. • Menarikdiridanmelakukandivestasipada
perusahaan anak yang tidak menguntungkan dan tidak memberikan sinergi.
• Memaksimalkanprogramsinergidanaliansi strategis antar perusahaan anak, maupun
perusahaan anak dengan BNI. • Meningkatkantatakelolaperusahaanyang
lebih baik dengan meningkatkan pengelolaan manajemen risiko pada setiap perusahaan anak.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
130
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
In support of business growth initiatives throughout 2010, BNI engaged in the recruitment of a significant number of new employees, including professional hires, while also
continuing with evaluation and improvement in various areas of human resources management within the organization.
Persaingan di industri perbankan pada tahun 2010 memberikan tantangan tersendiri bagi Sumber Daya
Manusia BNI, terutama dibidang pencarian SDM perbankan yang handal. Maka untuk menjawab
tuntutan bisnis yang begitu tinggi, BNI pun mengerahkan segenap upaya untuk mengembangkan
kapabilitas dan meningkatkan kapasitas SDM-nya dengan tujuan mengokohkan fondasi BNI sebagai
Bank berkemampuan global Global Capability.
Motivasi secara berkesinambungan juga terus diberikan untuk meningkatkan kinerja dan
mempertahankan pegawai yang berkinerja unggul. Pengembangan SDM ini diimplementasikan secara
komprehensif, sistematis dan terukur melalui Human Capital Transformation Road Map
yang selaras dengan visi dan misi BNI.
Intensifying competition in the banking industry posed a challenge for BNI’s human resources, particularly
in getting reliable resources in the banking sector. Therefore, BNI put a lot of effort to develop its human
resources’ capabilities and capacity to strengthen the bank’s foundation as the bank with global capability.
Motivation has also been continuously encouraged to improve and maintain highly performed human
resources. This human resource development is implemented comprehensively, systematically and can
be measured through Human Capital Transformation Road Map, in line with the bank’s vision and mission.
Untuk mendukung langkah-langkah pengembangan usaha di tahun 2010, BNI
melakukan program rekrutmen pegawai dalam jumlah yang cukup signiikan,
termasuk pegawai berpengalaman, sementara terus melakukan evaluasi dan
perbaikan di berbagai aspek pengelolaan sumber daya manusia.
Functional Review
Sumber Daya Manusia
Human Resources Development
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
131
Workforce Planning
Workforce Planning Perencanaan SDM secara
terintegrasi disusun agar mampu memberikan dukungan yang dibutuhkan sesuai dengan arah
strategis Perseroan. Perencanaan SDM tersebut menjadi dasar bagi perencanaan rekrutmen,
pengembangan pegawai dan juga rencana suksesi pegawai guna menjamin kesinambungan ketersediaan
sumber daya manusia yang dapat mendukung kinerja BNI di masa datang. Pada tahun 2010, perencanaan
SDM juga berhasil mengidentifikasi kapabilitas yang dibutuhkan dan perlu dikembangkan secara sistematis.
Kapabilitas ini dikenal sebagai The New Cluster of Expertise
.
Rekrutmen
Selama tahun 2010 berbagai inisiatif untuk memperbaiki sistem, metode dan efektivitas jaringan
rekrutmen yang ada terus diimplementasikan. Beberapa terobosan baru yang dilakukan diantaranya
adalah Employee Referral Program rekrutmen melalui referensi dari pegawai dan Early Recruitment
Program
rekrutmen melalui talent scouting, bekerja sama dengan beberapa Perguruan Tinggi terkemuka
Workforce Planning
A Workforce Planning has been set up to provide optimal support that is integrated in the Bank’s
strategic planning, This workforce planning has become the basis for recruitment as well as
succession plan to ensure the continuity of the availability of human resources which will support
the bank’s performance in the future. In 2010, the workforce planning has been able to identify
the capability required and need to be developed systematically. This capability is known as the New
Cluster of Expertise.
Recruitment
Throughout the year 2010, several initiatives were carried out in improving the system, method, as well
as the effectiveness of existing recruitment channels. The bank designed new recruiting channel initiatives,
such as Employee Referral Program recruitment through employee’s reference and Early Recruitment
Program recruitment through talent scouting, working
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
132
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Sumber Daya Manusia
Human Resources
di Indonesia. Pada tahun 2010, BNI telah berhasil memenuhi target kebutuhan SDM hingga 93 dari
target. Maka di akhir tahun, BNI pun mencatat telah memiliki SDM sebanyak 19,315 orang atau 4,5
penambahan dari tahun sebelumnya.
Agar memiliki SDM dengan kompetensi yang sesuai dengan tuntutan bisnis, BNI terus mengembangkan
jaringan yang tepat, program-program rekrutmen dan saringan yang ketat untuk menyeleksi kandidat pegawai.
Sebagai upaya untuk mendukung rekrutmen, BNI senantiasa melibatkan pihak-pihak yang berkompeten
sebagai assessor, baik internal maupun eksternal.
Salah satu program yang dikembangkan untuk menarik calon pegawai berpotensi tinggi adalah melalui
Employee Value Proposition EVP yang merupakan
Employer Branding . EVP ini pun disusun berdasarkan
hasil survei yang bertujuan untuk menjadikan BNI sebagai tempat pilihan untuk berkarya bagi kandidat
pegawai yang berkompetensi tinggi.
Pengelolaan Kinerja
Pengelolaan kinerja di BNI dipantau berdasarkan tiga skala pengukuran yang meliputi:
• PengelolaanKinerjaBNI,yangdiukurberdasarkan aspek finansial dan aspek operasional,
• PengelolaanKinerjaUnityangdiukurmelalui perangkat Performance Measurement System
PMSUnit Scorecard, dan • PengelolaanKinerjaIndividuyangdiukurmelalui
pencapaian target Key Performance Indicator KPI dari sisi hasil dan proseskompetensi.
Untuk menjamin keselarasan antara ketiganya, secara berkala dan terus menerus dilakukan proses monitoring
dalam tahap implementasi pengelolaan kinerja dan review
atas Key Performance Indicator KPI Unit maupun Individu yang selaras dengan pendekatan bisnis
BNI. Selain itu, untuk menumbuhkan budaya berkinerja
unggul, telah dicanangkan implementasi full bell-curve di BNI, yang implementasinya akan dilaksanakan secara
bertahap. Tahapan implementasi full bell-curve dibuat dengan memperhatikan kesiapan faktor pendukung pre-
requisite
.
Remunerasi
Manajemen memiliki komitmen untuk memberikan perhatian yang besar terhadap aspek remunerasi agar
semakin kompetitif dengan market untuk menarik pegawai yang berkualitas, serta memacu produktivitas.
Pembenahan pengelolaan remunerasi ini dilakukan dengan memperhatikan feedback dari pegawai dan hasil
survei Employee Value Proposition EVP. with a few well-known universities in Indonesia. In
the year 2010, BNI was able to meet up to 93 of the targeted number of people, hence BNI 19,315 people
by the end of 2010 or increased by 4.5 compared with a year earlier.
In order to have people with strong competencies in line with the business needs, BNI continuously
developed the right channel and tight recruitment program to select its people. BNI invites expertise to in
this process, both from internal and external.
One of the programs developed to attract highly potential candidate is through Employee Value
Proposition EVP which become Employer Branding. EVP has been designed based on the survey which
objective is to make BNI as the company of choice for highly competent Candidates.
Performance Management
Performance management in BNI is monitored based on 3 measurement scales that include:
• BNIPerformancemanagement,whichismeasured based on financial and operational aspects
• Unitperformancemanagement,whichismeasured through the Performance Measurement System
PMSUnit Scorecard and • Individualperformancemanagement,whichis
measured through target accomplishment, the Key Performance Indicator KPI in terms of outcome
and processcompetence.
To ensure harmony between the three, a monitoring process on the implementation phase of performance
management and review of the KPI Units and Individuals is carried out periodically and in a
continuous manner, aligned with the customer centric business approach.
Furthermore, in order to build strong performance culture, BNI has implemented full bell-curve in stages,
depending on the readiness of the pre-requisite factors.
Remuneration
Management is committed to giving special attention towards remuneration so that employee remuneration
standards in BNI excel in market competition, resulting in attracting qualified employees, as well as
promoting productivity. Improving the management of remuneration is made by taking into account,
feedbacks from staff and the results of the Employee Value Proposition EVP survey.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
133
Pengembangan Kompetensi
BNI meyakini bahwa pegawai adalah aset utama yang harus dijaga, dipelihara, dan ditingkatkan kualitasnya.
Peningkatan daya saing perseroan sejalan dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusianya.
Oleh karena itu, BNI berupaya keras mengenali kompetensi-kompetensi yang merupakan kunci
keberhasilan dalam berbisnis dan mengembangkan kemampuan pegawai agar menguasai kompetensi
tersebut.
Untuk itu, pada tahun 2010 BNI melakukan penajaman kompetensi profil posisi-posisi bisnis, melakukan
pengukuran terhadap kompetensi baru yang semula belum dipersyaratkan di BNI New Cluster of Expertise
dan menindaklanjuti dengan pengembangan pegawai.
Secara lebih terperinci, selama tahun 2010 telah dilakukan inisiatif-inisiatif di bidang pengembangan
pegawai sebagai berikut: a. Penajaman Competency Profile yang selaras
dengan arahan strategis perseroan b. Competency Assessment secara terintegrasi
untuk mengidentifikasi peningkatan-peningkatan kompetensi yang dibutuhkan
c. Competency Development untuk meningkatkan kapabilitas para pegawai sesuai dengan arahan
strategis perseroan dan kebutuhan bisnis. Pengembangan kompetensi ini dilakukan dalam 2
dua besaran yaitu: • Pengembanganhard competencies, atau
pengembangan skill dan knowledge, • Pengembangansoft competencies, atau
pengembangan yang lebih mengarah pada peningkatan kompetensi yang
bersifat behavioral, termasuk di dalamnya pengembangan Leadership.
Pengembangan hard competencies pada tahun 2010, dilaksanakan melalui metode in-class dan e-learning.
Selama tahun 2010, sebanyak 34 program e-learning BNI telah diperkenalkan dan diselenggarakan. Selain
itu, pengembangan kapabilitas SDM ini pun dilakukan secara tersistematis dan terukur melalui metode
klasikal in-house sebanyak 329 kelas dengan jumlah peserta 1.196 orang. Metode lain yang digunakan
dalam pelatihan adalah workshopseminar di dalam negeri, diikuti oleh 1.200 pegawai dan luar negeri
diikuti oleh 68 orang pegawai.
Pada tahun 2010, pengembangan Soft Competencies dikemas dalam Leadership Development Program
LDP, yang merupakan tindak lanjut dari hasil survei budaya perusahaan. LDP ini tidak hanya fokus kepada
Leadership Skill
namun juga dengan kompetensi soft
dan technical lainnya yang dibutuhkan dan
Competency Development
BNI believes that employees are key assets that must be preserved, maintained, and enhanced in quality.
Thus, BNI pays special attention on focused, targeted, and sustainable employee development efforts. In line
with the competency-based policy of HR Management, competence will continue to become a considering
factor. Employee development patterns are done based on gap analysis results.
With that said, in 2010, BNI executed competence enhancement on business positions profiles, both
measuring the new competencies which have not been previously required in BNI New Cluster of Expertise
and also a follow up with the employee development.
To which end, during 2010, initiatives were taken, such as:
a. Strengthening the alignment of Competency Profile. b. Integrated Competency Assessment to identify the
required competence. c. Competency Development to strengthen the
capability of its people in line with the company’s strategy and business needs. The competency
development is divided into 2 indicators: • Hardcompetenciesdevelopmentorskilland
knowledge development • Softcompetenciesdevelopmentor
development targeted to strengthen behavioural competencies, including the leadership
development.
Throughout the year 2010, the hard competencies development is carried out through in-class and
e-learning method. During 2010, as much as 34 training modules were launched through BNI e-learning
program. Moreover, the development in human resources capability was also performed systematically
and measurably through in house method with total 329 classes and attended by a total of 1,196 participants.
Also, another 1,200 employees participated in a variety of domestic workshops or seminars, while another 68
were sent to attend seminars or workshops overseas.
In 2010, soft competencies development was performed through Leadership Development Program
LDP which became the follow up of the corporate culture survey result. LDP was not only focused on
Leadership Skill but also other soft and technical competencies required based on the competency
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
134
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
diprioritaskan berdasarkan gap kompetensi pegawai BNI. Target peserta yang diikutkan LDP adalah 120
orang Top Management dan +- 1200 orang Middle Management
. Sehingga jenis pengembangan pegawai termasuk
training yang diselenggarakan pada tahun 2010 adalah:
- Program Degree Pascasarjana Dalam dan Luar
Negeri - Program Officer Development
- Leadership Development Program - Program Sertifikasi Profesi WAPERD, CFA, FRM,
CFE, CISA, CIA, WMI, CFP, CSA, CWMA dan sebagainya
- Program Calon Pegawai - Program Reguler di bidang Perkreditan, Tresuri,
Internasional, Konsumer, dan sebagainya - Program Pengembangan Wawasan Sespibank
Infrastruktur dan fasilitas pengembangan pegawai BNI terus dikembangkan. Hingga kini, BNI memiliki
26 ruang kelas, 3 buah ruang kantin dengan kapasitas hingga 450 orang, penginapan dengan daya tampung
mencapai 260 orang, 1 ruang simulator bank, 2 laboratorium komputer dengan kapasitas masing-
masing 25 orang, 1 buah perpustakaan dan fasilitas ibadahrekreasi lainnya yang terhubung dengan
koneksi jaringan hot spot.
Pengembangan Karir
Pengembangan karir merupakan salah satu prioritas kerja pada tahun 2010. Berbagai data pegawai yang
dimiliki BNI, menjadi dasar pengembangan karir pegawai, termasuk di dalamnya data kompetensi dan
kinerja pegawai. Data-data ini diolah secara sistematis untuk mengidentifikasi SDM BNI berkinerja unggul
Talent dan penyusunan Succession Plan. gap. Target participants joining LDR was 12-
Top management people and =1 1,200 Middle Management.
Types of training programs in 2010 were: - Both domestic and foreign graduate degree
programs - Officer Development Program
- Leadership Development Program - Profession Certification Program WAPERD, CFA,
FRM, CFE, CISA, CIA,WMI, CFP, CSA, CWMA etc
- Candidate Officer Program - Candidate program
- Regular Program in the field of Credit, Treasury, International, Consumer, etc
- Insight Development Program SESPIBANK In terms of infrastructure and training facilities, BNI
currently has 26 classrooms, 3 cafeteria spaces that can hold up to 450 people, lodging with a capacity
to accommodate up to 260 people, 1 bank simulator room, 2 computer labs that holds 25 people each, a
library and religiousrecreational facilities which are all connected through a hot spot network.
Career Development
Career Development was one of the priorities for BNI in 2010. Employee database has become
the basis for career development, including the information on people’s competence and
performance. These data is used systematically to identify strong performance of each individual talent
and develop succession plan.
Sumber Daya Manusia
Human Resources
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
135
Selain untuk para Talent, pengembangan karir juga disiapkan untuk pegawai lainnya melalui metode Job
Posting . Selama tahun 2010, lebih dari 5.000 pegawai
telah mengikuti Job Posting untuk mengisi berbagai posisi yang dibutuhkan di BNI.
Namun demikian, pembenahan kebijakan di bidang Career
Management terus dilakukan oleh BNI. Pada tahun 2010, telah diperkenalkan sistem seleksi
yang lebih ketat untuk pegawai yang akan diberikan peningkatan karir, antara lain melalui masa penilaian
probation. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu seleksi pencarian kandidat yang lebih tepat. Selain
itu, BNI juga telah menyusun Dual Career Path Management
CPM yaitu kesempatan berkarir di jalur managerial dan jalur profesi. Diharapkan dengan
diimplementasikannya Dual-CPM, produktivitas pegawai akan makin meningkat.
Unit Penunjang Layanan SDM a. Human Capital Information Management System
Dalam rangka meningkatkan pelayanan SDM dan mendukung pengambilan keputusan yang cepat, tepat
dan akurat di bidang pengelolaan SDM, maka telah dibangun sistem informasi SDM yang disebut dengan
Human
Capital Information Management System HCMS yang berbasis oracle system.
HCMS secara terus menetus dilakukan penyempurnaan untuk meningkatkan optimalisasi
dan kemudahan layanan, dimana untuk tahun 2010 a.l. meliputi HCMS Improve system operation
performance, serta HCMS Improve user accessibility, seperti New HCMS Portal, summary report,
dataware
house management dan employee report improvement
.
b. Voice of internal customer
- HRInfo BNI telah membentuk Call Center Info SDM
yang berfungsi untuk memberikan jawaban solusi atas keluhanpermasalahan pegawai terkait
dengan kebijakan SDM, serta menerima masukan- masukan, ide-ide dalam rangka perbaikan sistem
dan pengelolaan SDM. Layanan info SDM ini dapat diakses melalui berbagai media, seperti telepon,
email
, faksimili, sms dan intranet. Untuk kemudahan proses tracking, reporting dan
monitoring customer call, telah dikembangkan dan
diimplementasikan suatu sistem yang bersifat on- line
yang disebut IOS InfoSDM Online System Besides for talent, the career development was also
prepared for other employees through Job Posting method. During 2010, more than 5,000 people has
joined Job Posting to fulfil various position required in the company.
Despite that, improvement in the career management policy has continuously been carried
out. In 2010, a stricter selection system has been introduced for employees who will have a career
improvement, such as through the implementation of probation period. This was intended to find the
right candidate. Moreover, BNI has also designed a Dual Career Path Management system CPM,
an opportunity to have career in managerial or profession path. The implementation of Dual-CPM is
expected to improve the productivity of employees.
Human Resources Services Support Unit a. Human Capital Information Management System
In improving services in Human Resources and supporting fast, precise and accurate decision-
making in the field of HR management, an oracle- based information system called the Human Capital
Information Management System HCMS has been created.
HCMS is continuously modified in order to optimize and provide convenience in services which included
HCMS Improve system operation performance and HCMS Improve user accessibility, like New
HCMS Portal, summary report, dataware house management and employee report improvement.
b. Voice of Internal Customer
- HRInfo BNI established a Call Centre HR info which
serves to provide an answersolution over employee complaintsproblems related to HR
policies, as well as accepting suggestions ideas in enhancing the HR system and management.
HR Info services are accessible through a variety of media, such as telephone, e-mail, fax, sms,
and intranet.
To ease both the tracking process and customer call monitoring, a system has been created and
implemented called the IOS Info SDM Online System.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
136
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
- Culture Value Analysis CVA
Pada tahun 2010 dilakukan survei Culture Value Analysis
CVA, yaitu suatu survei untuk mengukur budaya organisasi yang berisikan nilai, norma, dan
praktek yang berlangsung di BNI. Pertanyaan dan pernyataan dalam CVA tersebut,
terintegrasi dari nilai-nilai budaya BNI Prinsip 46, yang disusun melalui Focus Group Discussin FGD
untuk menjamin validitas pertanyaan dan pernyataan survei.
Partisipan survei CVA, telah mempertimbangkan keterwakilan masing-masing segmen demografi
pegawai, seperti jenjang jabatan, arealokasi, unit bisnis, masa kerja dan gender.
Dari hasil survei CVA tersebut, BNI menetapkan 5 lima intervensi kunci dalam Human Capital
Transformation Roadmap Program, meliputi
Leadership Development, Talent Management
Initiatives , Communication Transparency,
Streamlined Process serta Innovation.
- HRFunction Survey Untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan
sumber daya manusia di BNI, pada tahun 2010 telah dilakukan juga survei pegawai yang menilai
efektivitas pelaksanaan fungsi pengelolaan SDM.
Responden mewakili kelompok Pimpinan Unit dan Non Pimpinan serta pegawai yang menangani fungsi
pengelolaan SDM HR People dan Non HR People.
Hasil survei tersebut menjadi feedback bagi unit yang menangani pengelolaan SDM baik di tingkat
pusat head office maupun di tingkat wilayah, untuk berbenah diri.
Hubungan Ketenagakerjaaan
Dalam rangka menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan yang mendukung
peningkatan produktivitas kerja dan kesejahteraan pegawai, Manajemen mengadakan kerja sama serta
menjalin kemitraan dengan Serikat Pekerja BNI SP BNI. Terkait dengan hal ini, SP BNI tidak hanya
menuntut kesejahteraan, tetapi juga turut memikirkan upaya peningkatan kinerja dan produktivitas pegawai.
Sebagai wujud dari kemitraan tersebut di atas, beberapa pertemuan juga telah dilakukan yang melibatkan SP BNI
baik secara rutin maupun insidental guna membahas kebijakan di bidang kepegawaian dan masalah-masalah
terkait hubungan industrial. Salah satu bentuk kemitraan yang telah dilaksanakan adalah pertemuan LKS Bipartit
dan Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama PKB yang telah berjalan dengan baik.
- CultureValueAnalysisCVA In 2010, a CVA survey with aims to measure
the organizational culture that contains values, norms, and practices in BNI was conducted.
Questions and statements in the CVA, are integrated in BNI’s cultural values Principle 46,
assembled through the Focus Group Discussion FGD to ensure the validity of both survey
questions and statements.
CVA survey participants considered the employee demographics, such as hierarchy, arealocation,
business unit, years of service and gender.
As a result of the CVA survey, BNI declared 5 key interventions in the Human Capital
Transformation Roadmap Program, including Leadership Development, Talent Management
Initiatives, Communication Transparency, Streamlined Process and Innovation.
- HRFunctionSurvey To improve effectiveness in managing human
resources, an employee survey has also been conducted in 2010 to evaluate the effectiveness
in HR function.
Participants in the survey consisted of those represented Unit leader and non leaders as well
as HR People and Non HR people.
The result of the survey has become a feedback for units dealing with HR management both in
head office as well as regional office to perform improvement in the future.
Labor Relations
With the purpose of creating harmonious, dynamic, and equitable industrial relations that supports
increased productivity and welfare of employees, Management entered into co-operation and
partnership with the BNI Trade Union SP BNI. Related to this, SP BNI not only requires prosperity,
but also thoughts on efforts in boosting performance level and employee productivity.
As a form of the partnership mentioned above, several meetings were also carried out involving
SP BNI, either routinely or accidentally to discuss policies on employment and issues related with
industrial relations. One form of partnership that is put into action are LKS Bipartite meetings and the
making of a Collective Labour Agreement CLA which are going well.
Sumber Daya Manusia
Human Resources
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
137
KomposisiPegawai Employee Composition
Keterangan 2010
2009 Description
Berdasarkan Jabatan By Grade
Vice President 127
135 Vice President
Assistant Vice President 656
697 Assistant Vice President
Manager 1,904
1,908 Manager
Assistant Manager 6,126
6,428 Assistant Manager
Assistant 9,319
8,187 Assistant
Pegawai Dasar 1,183
1,120 Non-Clerical
Jumlah 19,315
18,475 Total
Berdasarkan Usia By Age
25 2,249
1,411 25
25 - 29 2,704
2,270 25 - 29
30 - 34 5,762
5,849 30 - 34
35 - 39 3,144
3,537 35 - 39
40 - 44 3,389
2,834 40 - 44
45 - 49 1,052
1,273 45 - 49
50 - 54 989
1,282 50 - 54
55 - 60 26
19 55 - 60
Jumlah 19,315
18,475 Total
Berdasarkan Jenjang Pendidikan By Educational Level
SMA 1,077
1,135 High School
Akademi 2,463
2,220 Diploma
S1 13,581
12,864 Bachelor Degree
S2 2,190
2,252 Master Degree
S3 4
4 Doctoral Degree
Jumlah 19,315
18,475 Total
0.66 3.40
9.86 31.72
48.25 6.12
5.58 12.75
70.31 11.34
0.02 11.64
14.00 29.83
16.28 17.55
5.45 5.12
0.13
Fokus Tahun 2011
Dalam rangka mendukung pencapaian target kinerja perseroan, fokus pengelolaan sumber daya manusia di
tahun 2011 akan menitik-beratkan pada: • PeningkatankapasitasjumlahpegawaiBNIsesuai
dengan arahan strategis perseroan • PeningkatankapabilitaspegawaiBNIuntuk
meningkatkan kinerja yang berkesinambungan dan mempersiapkan Succession Planning secara
terarah dan terukur • PenyempurnaanorganisasiSDMuntuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerjanya dan menjadi mitra strategis perseroan
• Pengembangansistem-sistempenunjuang kinerja SDM seperti Data Management melalui
pengembangan HCMS
Disamping inisiatif-inisiatif diatas, BNI pun akan terus berupaya untuk mengembangkan SDM-nya sesuai
dengan Human Capital Transformation Road Map dan arahan strategis Perseroan, agar dapat mencetak
pegawai-pegawai berkinerja unggul demi memastikan pertumbuhan Perseroan secara berkesinambungan.
Focus in 2011
With intentions in supporting the accomplishment of corporate performance targets, the focus of human
resource management in 2011 includes • IncreasingthecapacityquantityofBNI’shuman
resources that can sustain BNI’s business, both in terms of its capacity and
• EnhancingthecapabilitiesofBNIpersonnelin improving performance and devising sustainable
Succession Planning in a focused and measurable manner
• PerfectingtheHRorganizationtoelevate performance level both effectively and also
efficiently in order to become a strategic corporate partner
• Developingperformancesupportsystemssuchas Data HR performance management through the
development of HCMS Besides the initiatives above, BNI will continue efforts
in developing their human resources according to the Human Capital Transformation Road Map and
Company’s strategic direction, in order to produce employees with superior performance level to ensure a
sustainable Company growth.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
2010
2010
2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
138
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Information Technology
Successful execution of 2010 work programs in accordance with BNI Information Technology Strategic Plan 2009-2013 has brought BNI much closer to ‘customer centric’
work processes that enable an excellent service level throughout the organization for customers, both external and internal.
Tekad Bank BNI untuk selalu menjadi salah satu bank terdepan di Indonesia membuat BNI senantiasa
menaruh perhatian penuh pada perkembangan Teknologi Informasi TI. Pengembangan TI ini
senantiasa mengacu pada peraturan yang berlaku, baik yang diterbitkan oleh Bank Sentral ataupun
Badan Regulator Nasional dan Internasional lainnya seiring komitmen bank untuk selalu melaksanakan
GCG. Melalui Komite Pengarah Teknologi Informasi, BNI terus melakukan inisiatif-inisiatif yang berkaitan
dengan TI sesuai dengan tugas dari komite ini yaitu menetapkan cetak biru teknologi BNI, memutuskan
prioritas investasi dan pengembangan, serta melakukan evaluasi kinerja implementasi teknologi
BNI. Sementara itu, melalui Komite Pengontrol Perubahan CCC BNI memastikan bahwa seluruh
proses perubahan teknologi telah selaras dengan strategi bisnis dan pengembangan produk BNI.
BNI’s commitment to become one of Indonesia’s prominent banks made it always put high priority
on Information Technology IT development. BNI’s IT development always referred to the prevailing
regulations issued by Bank Indonesia as well as other regulations issued by national and international
institutions, in line with BNI’s commitment to conduct Good Corporate Governance GCG. Through the
Information Technology Steering Committee, BNI performed IT initiatives according to the duties of
the committee, i.e to decide the bank’s technology blue print, to determine investment and development
priorities and to evaluate the performance of BNI’s technology implementation. Meanwhile, BNI’s Change
Control Committee ensured that the changes in technology were aligned with BNI’s business and
product development strategies.
Pelaksanaan agenda kerja tahun 2010 sesuai Rencana Strategis Teknologi
Informasi BNI 2009-2013 telah semakin mendekatkan BNI menuju proses-proses
kerja yang ‘
customer centric’ dalam memberikan tingkat pelayanan yang prima
di seluruh organisasi BNI bagi nasabah eksternal maupun internal.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
139
Sementara itu, terkait dengan penerapan manajemen risiko TI, BNI telah memenuhi ketentuan Bank
Indonesia PBI 9152007.
Proses reorientasi BNI menuju “Customer Centric” yaitu proses yang berorientasi pada nasabah terus
dilakukan dengan mengacu pada Rencana strategik TI 2009-2013 dengan tetap melibatkan divisi TI serta
semua unit pengguna TI. Melalui Rencana Strategik ini, agenda-agenda baru BNI disusun berdasarkan
uraian peta perjalanan RIM implementasi BNI dalam membangun fondasi teknologi. Sedangkan melalui
dokumen acuan IT Guiding Principles yang dimiliki BNI, proses pengambilan keputusan yang bersifat
teknis dan kepastian pengembangan teknologi berbasis Service Oriented Architecture SOA dapat
dipercepat sehingga dapat mempersingkat proses pengembangan produk ke pasar serta menjamin
tingkat layanan yang prima di seluruh organisasi BNI.
Pencapaian-pencapaian Penting 2010
Selama tahun 2010, banyak kemajuan signifikan yang dicapai di berbagai bidang sesuai dengan target-target
yang telah ditetapkan dalam dokumen peta perjalanan TI BNI.
Meanwhile, related to the implementation of IT risk management, BNI has also complied with Bank
Indonesia’s regulation, PBI 9152007.
The process of BNI’s reorientation toward “Customer Centric”, a process that puts customers
as its first priority, has been continuously performed by referring to strategic IT plan 2009-2013 and
involving the IT division as well as all IT users. Through this strategic plan, BNI’s new initiatives
were formulated based on the road map of BNI’s implementation in developing IT platform.
Meanwhile, through IT Guiding Principles, the technical decision – making processes and certainty
on technology development based on a service oriented architecture SOA, was accelerated hence
can shorten the time needed to develop products and ensure the attainment of a superior level of
services throughout the organization.
2010 key achievements
During 2010, BNI managed to achieve much progress in many aspects according to targets set in
BNI’s IT roadmap.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
140
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Berbagai perkembangan produk dan fitur baru terus diluncurkan melalui Electronic Channel BNI
diantaranya pengembangan fitur di ATM, EDC Banking serta SMS internet banking sehingga dapat
terus memberikan pelayanan yang aman, cepat dan nyaman. Sebanyak 1.001 mesin ATM baru dipasang
di tahun 2010 sehingga di akhir 2010 jaringan ATM BNI berjumlah 5.004 mesin ATM. BNI juga didukung
oleh lebih dari 16.000 ATM Link serta lebih dari 25.000 ATM bersama yang tersebar di seluruh Indonesia.
BNI juga mengembangkan program fast cash yaitu pengambilan uang tunai dengan cepat tanpa
cetak bukti transaksi. Fitur top up PLN prepaid juga dikembangkan guna mendukung program pemerintah
melalui PLN pada program listrik prabayar.
Nasabah juga dimudahkan dengan terus dikembangkannya fitur SMS dan Internet Banking
diantaranya BNI SMS menu yang memudahkan nasabah melakukan transaksi SMS Banking. Untuk
memberikan rasa aman dan nyaman, penambahan fitur transfer dengan konfirmasi juga dapat dinikmati
para nasabah. Rasa aman semakin dirasakan nasabah dengan digunakannya 6 digit PIN SMS Banking
sesuai aturan Bank Indonesia mengenai pengamanan transaksi.
Dengan PT Pos Indonesia, BNI bekerja sama dengan menambah channel paying agent untuk melakukan
transaksi remittance, dimana paying agent dapat menggunakan Internet Banking Remittance sebagai
portalnya. BNI juga menyediakan BNI Smart Trade Portal, portal yang digunakan untuk transaksi trade
seperti LC, Bank Garansi dll secara online.
Komitmen BNI dalam pengembangan jaringan perbankan elektronik telah berhasil meningkatkan
rasio transaksi cabang dan transaksi elektronik dari 40,58 berbanding 59,42 di tahun 2009 menjadi
35,73 berbanding 64,27 di tahun 2010.
Sistem pendukung keputusan decision support system
terus disempurnakan guna membantu meningkatkan efektivitas proses pengambilan
keputusan yang dapat memberikan dukungan pada aktivitas-aktivitas cash prediction report, cash
forecasting, performance measurement system, financial information management assessment,
customer data integration, customer relationship management,
dan risk management system.
Teknologi Informasi
Information Technology
Various new products and features were introduced within BNI’s comprehensive e-channel, which include
the development of features at ATMs, EDC banking as well as SMS Internet Banking. These will provide
secure, fast and convenient banking experiences for the customers. 1,001 new ATM machines were
installed during the year, thus bringing the Bank’s total ATMs to 5,004 ATMs by the end of the year. BNI
was also supported by more than 16,000 link ATMs and more than 25,000 ATM Bersama network located
throughout Indonesia.
BNI also offer a fast cash program, a paperless cash withdrawal. PLN top up features were also developed
to support the government program on prepaid electricity payments.
BNI also developed SMS and Internet banking features which include SMS menus to allow
customers to perform SMS banking transactions easily. Furthermore, customers can also enjoy transfer
features with confirmation. To enhance the safety level, a 6 digit PIN for SMS banking was introduced
to conform with Bank Indonesia’s regulation on safety transactions.
BNI formed cooperation with PT Pos Indonesia by adding channel paying agents to support remittance
transactions, whereby these agents can use internet banking remittance as the portal. BNI also provided an
online BNI smart trade portal which supports online trading transactions like LC and Bank Guarantees.
BNI’s commitment in developing the e-channel network has successfully increased the ratio of branch
transactions and electronic transactions from 40.58 vs 59.42 in 2009 to 35.73 vs 64.27 in 2010.
A decision support system has continuously been enhanced to help improve effectiveness in the
decision making process. This provides support on initiatives like cash prediction reports, cash
forecasting, performance measurement systems, financial information management assessments,
customer data integration, customer relationship management and risk management systems.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
141
Pengembangan berbagai fitur berbasis teknologi yang lain juga dilakukan di tahun 2010, baik untuk
mendukung pertumbuhan dana pihak ketiga yang stabil maupun meningkatkan pendapatan fee.
Melanjutkan keberhasilan peluncuran perdana sistem pembayaran prepaid, contactless berbasis smart card
di bulan Maret 2009, kartu prepaid kembali diluncurkan untuk mendukung traksaksi pembelian tiket pada
event
Java Jazz di bulan Maret 2010. BNI juga bekerja sama dengan beberapa merchant Alfamart
untuk melakukan transaksi tarik tunai, pembayaran, pembelian, inquiry saldo dan transfer.
Untuk mendukung pemerintah dalam hal pelaksanaan Ibadah haji, di tahun 2010 juga telah diluncurkan
BPIH online yaitu Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji dengan Departemen Agama sehingga nasabahcalon
haji lebih tenang karena dapat melakukan pendaftaran nomor kursi secara online.
Di sektor pendidikan, Program Student Payment Center
terus dikembangkan dengan menambah fitur dan jumlah universitasinstitusi pendidikan yang
bekerja sama dengan BNI di bidang pembayaran biaya pendidikan ataupun biaya seleksi penerimaan
mahasiswa baru. Student Payment Center ini didukung dengan peningkatan arsitektur interkoneksi
secara H2H antara Bank dengan institusi pendidikan.
Sementara itu, dalam rangka berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, BNI telah
mengembangkan aplikasi Dana Pensiun BNI dengan menggunakan teknologi terbaru yang lebih handal.
BNI melakukan kerja sama dengan salah satu BUMN terbesar di Indonesia yaitu Pertamina dengan
mendukung program Auto collection Pertamina, yang ditujukan untuk mengurangi pekerjaan manual, dan
pada akhirnya meminimalkan human error khususnya dalam proses pembayaran produk-produk Pertamina
dari pelanggan.
Bagi para nasabah korporasi, BNI menawarkan berbagai kemudahan transaksi berbasis teknologi
untuk memenuhi kebutuhan manajemen dengan mengembangkan enterprise rekon, implementasi
SWIFT Enterprise Application Integrator, implementasi SWIFT alliance Gateway
, otomasi transaksi restocking transaksi acquirer, RTGS Bulk, otomasi transaksi
retur kliring penerbitan bank garansi termasuk pengembangan aplikasi market risk management.
The development of other technology-based features was also carried out in 2010, both to support stable
growth in third party funds as well as to strengthen fee based income.
Following the success of the initial launching of BNI’s new prepaid contactless smart card in March 2009,
the new prepaid card was reintroduced to support ticket payment transactions at Java Jazz in March
2010. BNI also cooperated with merchants like Alfamart to perform banking transactions such as cash
withdrawal, payment, purchase, balance inquiry and transfer.
To support the government in smoothing the hajj program, the Bank has launched BPIH online in 2010,
which manages costs for joining a hajj program in cooperation with the Ministry of Religious Affairs.
With such cooperation, customers who want to join a hajj program can register their seat number online.
In the education sector, BNI continued to develop its student payment center by adding more features
and expanding the number of education institutions it works with, both to support the payment of tuition
fees and registration fees for new students. This center has been supported by improvement in the
H2H interconnection architecture between the Bank and the institutions.
Meanwhile, to contribute to the social welfare, BNI has developed application for BNI Pension fund by
utilizing the latest and more reliable technology.
BNI also formed cooperation with one of the largest state owned enterprises, Pertamina, by supporting its
Auto Collection program. This program was intended to reduce the amount of manual works and in turn
minimize human errors, particularly in the payment process for Pertamina’s products from customers.
For corporate customers, BNI offers various technology-based services to support management
needs by developing enterprise recon, implementing SWIFT Enterprise Application Integrator, adopting
SWIFT alliance gateway, automating restocking and acquirer transactions, RTGS Bulk, automating
return clearing transaction and bank guarantee issuance, including the development of market risk
management applications.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
142
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Guna mendukung peraturan Bank Indonesia dalam menerapkan standar akuntansi baru, BNI juga telah
mengembangkan program PSAK 50 55 sehingga BNI telah memiliki standar akuntansi sesuai dengan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Pelayanan optimal yang diberikan BNI didukung oleh pengembangan teknologi yang handal seperti
pengembangan Customer Data Integration Phase 1, upgrade kapasitas mesin pendukung SOA,
penambahan service channel service baru di SOA, pengembangan transaksi monitoring tools serta card
management system
. Untuk memenuhi tuntutan atas sistem yang handal
yang beroperasi selama 7x24 jam, BNI juga berhasil meraih kemajuan di sektor infrastruktur teknologi,
baik melalui proses penyempurnaan sistem yang berkesinambungan maupun investasi di bidang piranti
keras, jaringan dan fasilitas disaster recovery. Dalam rangka mencapai target efisiensi operasional, BNI
telah melakukan berbagai upaya peningkatan efisiensi sistem, standarisasi teknologi serta meluncurkan
sistem spin off BNI Syariah serta Switch Over DRC untuk mendukung peraturan Bank Indonesia dalam
hal kesiapan menghadapi bencana. Kemampuan dan kekuatan teknologi terus ditingkatkan dengan
meningkatkan kemampuan dan kinerja untuk aplikasi BNI Internet Banking, SMS Banking dan E-channel
Transaction Security Server
. Di tahun 2010 juga dilakukan upgrade availability untuk
akses internet, baik untuk transaksi dan non transaksi dengan menggunakan beberapa provider komunikasi
yang berbeda dengan konfigurasi redundantsaling back up
. Kenyamanan layanan juga didukung oleh penambahan jaringan internet internasional sebesar 50
MB dan jaringan internet lokal sebesar 100 MB untuk mendukung kinerja internet banking. Selain itu, BNI
juga telah melakukan upgrade bandwidth di beberapa jaringan cabang baik dalam dan luar negeri serta
melakukan migrasi aplikasi rekon ke platform yang lebih handal.
Teknologi Informasi
Information Technology
To support Bank Indonesia’s regulation in implementing new accounting standard, BNI has
also developed a PSAK 50 55 program hence BNI has already had accounting standard that conformed
with Bank Indonesia’s requirements.
Optimal services offered by BNI are supported by reliable technology development such as the
development of Customer Data Integration phase 1, the upgrading of SOA architecture machine capacity,
the expansion of new service and channel service at SOA, the development transaction of monitoring
tools and card management system.
To meet the demand for a reliable system operating 7x24 hours, BNI has made progress on the
technology infrastructure front, through continuous system tuning as well as ongoing investment in the
Bank’s hardware, network and disaster recovery facilities. To meet its operational efficiency targets,
BNI initiated efforts to enhance system efficiency, technology standardization and launch BNI Sharia
spin off as well as switch over DRC to support Bank Indonesia’s regulation in regard to the Bank’s
readiness to face any failure in the system. BNI keeps upgrading its technology by improving the
ability and performance of BNI internet banking, SMS banking and E-channel transaction security
server applications.
In 2010, BNI also upgraded the availability of its internet access for both transactions and non
transactions by using different communication providers with a redundantback up configuration.
The expansion of internet for international network by 50 MB and local network by 100 MB were
carried out to support internet banking performance, thus providing more convenience to customers.
Furthermore, BNI also upgraded the Bandwidth at some of its branches, both local and international as
well as migrated recon applications to a more reliable platform.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
143
Prioritas Strategis 2011
Selama tahun 2011, BNI akan terus melakukan inovasi melalui peluncuran produk dan fitur baru berbasis
teknologi, terutama di bidang services, Consumer- Retail
serta Business Banking. Service dan Consumer- Retail
akan dikembangkan dengan menitikberatkan pada pengembangan information architecture yang
akan mendukung program-program customer centric, aplikasi multi channel yang akan mempermudah
nasabah melakukan transaksi serta pengembangan implementasi Enterprise Fraud Management.
Peningkatan time to market product development dan kehandalan sistem, enhancement aplikasi-aplikasi
payment system
dan membangun ulang sistem yang mendukung manajemen kas ATM serta penambahan
fitur transfer ke bank lain juga menjadi perhatian BNI untuk dikembangkan di tahun 2011 untuk
meningkatkan Services Consumer-Retail.
Untuk meningkatkan pelayanan serta kenyamanan kepada nasabah, Business Banking merupakan
salah satu prioritas yang akan dikembangkan oleh BNI melalui pengembangan implementasi Trade
Innovation Plus
, upgrade aplikasi treasury serta terus melakukan penyempurnaan fungsi aplikasi e-trading
dan aplikasi custodian. Migrasi ke SWIFT Net 7 dan pengembangan implementasi filtering prohibited
transaction via SWIFT juga akan dilakukan di tahun
2011. Disamping itu, BNI juga tetap akan meningkatkan
kesadaran konversi energi dan lingkungan di masa datang serta mendorong prioritas BNI dalam
penerapan Green IT, seperti penggunaan teknologi berenergi rendah serta proses otomasi yang
mendorong penghematan penggunaan peralatan kantor yang berasal dari sumber daya alam.
2011 Strategic Priorities
In 2011, BNI will continue innovating by launching new technology-based products and features,
particularly in the area of services, Consumer Retail and Business Banking. Services and
Consumer-Retail will be developed by emphasizing information architecture development which will
support customer centric programs, multi-channel applications which will assist customers in doing
transactions and Enterprise Fraud Management implementation development. Improvement in
time-to-market product development and system reliability, enhancement in payment systems
application and redevelopment of system to support ATM cash management as well as development of
transfer features to other banks will also become the focus of BNI in 2011 to strengthen Services
Consumer- Retail.
Another priority in 2011 will be related to Business Banking to improve services and comfort level of
customers. This will be developed through Trade Innovation plus implementation, upgrade of treasury
applications, upgrade of e-trading application functions and upgrade of custodian applications.
BNI will also migrate into SWIFT Net 7 and develop filtering for prohibited transactions through SWIFT.
Furthermore, BNI will also improve its awareness on energy conservation and environmental preservation
in the future and will support BNI’s priorities toward green IT implementation such as the adoption of
low energy technology as well as further automation process that support the use of naturally sourced
office supplies.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
144
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Risk Management
Pengelolaan risiko BNI dilakukan secara terintegrasi, akurat dan komprehensif. Pesatnya perkembangan di
sektor perbankan telah melahirkan risiko yang semakin komplek, sehingga membutuhkan kualitas penerapan
manajemen risiko yang memadai.
Pengembangan Manajemen Risiko BNI selalu berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum serta dokumen-dokumen dari Basel Committee on Banking
Supervision
, terutama Basel Accord II, serta best practices dari perbankan internasional.
Risk management in BNI is conducted in well integrated, accurate and comprehensive ways. Rapid
development in the banking sector has raised the complexity in terms of risk, hence require adequacy in
the quality of risk management.
Risk management policies at BNI always adhere to Bank Indonesia regulations on the Application
of Risk Management for Commercial Banks, and the documents from Basel Committee on Banking
Supervision, particularly the Basel Accord II, as well as international best practices in banking.
BNI has refined the blue print for an Enterprise Risk Management ERM system that will be implemented in stages, involving the development of a variety of distinct capabilities in areas
of governance control, risk measurement, risk infrastructure and capital management.
BNI telah menyempurnakan cetak- biru dari perangkat Enterprise Risk
Management ERM yang akan diimplementasikan secara bertahap,
mencakup pengembangan berbagai jenis kapabilitas di aspek pengendalian tata
kelola, pengukuran risiko, infrastruktur risiko, dan pengelolaan modal.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
145
The implementation of adequate risk management is reflected in:
• CapitaladequacytocovertherisksfacedbyBNI.
At the end of 2010, Capital Adequacy Ratio CAR BNI was recorded at 18.6.
BNI’s capital adequacy ratio is calculated based on Bank Indonesia’s regulations, with the method
to calculate RWA as of December 2010 as follows:
- Credit Risk: Basel 1 - Market Risk: Standard Approach of Basel 2
- Operational Risk: Basic Indicator Approach of
Basel 2, with a
= 10 Although still using this method in calculating
CAR, BNI has developed an internal approach covering the three risks to manage the daily risk
and to prepare CAR calculation with an internal approach.
In 2010, BNI conducted a rights issue to support business expansion and maintain market share,
as well as to comply with Bank Indonesia regulation on CAR, Basel II and in anticipation of
Basel III.
• Riskmanagementincludesallbusinessactivities of the Bank.
BNI’s risk management framework encompasses 8 eight types of risk that are aligned with Bank
Indonesia’s requirements, namely credit risk, market risk, liquidity risk, operational risk, legal
risk, strategic risk, reputation risk and compliance risk.
Risk management that is carried out by the Bank cover the entire scope of the Bank’s business
activities either individually or in consolidation with subsidiaries.
KecukupanModal Pengelolaan
masing-masing Risiko
Penerapan ManajemenRisiko
secaraefektif Sasaran
Strategi
Penerapan manajemen risiko yang memadai tercermin dalam:
• Kecukupanpermodalanuntukmeng-cover risiko yang dihadapi oleh BNI.
Untuk posisi Desember 2010, Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM BNI adalah
sebesar 18,6.
Perhitungan kecukupan modal BNI dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, dengan
pendekatan untuk menghitung ATMR posisi Desember 2010 sebagai berikut:
- Risiko Kredit: Basel 1 - Risiko Pasar: Pendekatan Standar Basel 2
- Risiko Operasional: Pendekatan Indikator Dasar
Basel 2, dengan a = 10
Walaupun masih menggunakan pendekatan tersebut di atas untuk perhitungan KPMM, namun
BNI telah mengembangkan pendekatan internal mencakup ketiga risiko tersebut untuk mengelola
risiko sehari-hari dan persiapan perhitungan KPMM dengan pendekatan internal.
Pada tahun 2010, BNI melakukan rights issue dalam rangka menunjang ekspansi bisnis dan
mempertahankan market share, sekaligus untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang
KPMM, Basel II dan antisipasi Basel III.
• Pengelolaanrisikoyangmencakupkeseluruhan lingkup aktivitas usaha Bank.
BNI melakukan pengelolaan risiko terhadap 8 delapan jenis risiko sebagaimana yang ditetapkan
oleh ketentuan Bank Indonesia yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko
hukum, risiko strategik, risiko reputasi dan risiko kepatuhan.
Pengelolaan risiko tersebut dilakukan mencakup pada keseluruhan lingkup aktivitas usaha Bank baik
secara individual maupun secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
146
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Strategi Manajemen Risiko
Kerangka penerapan manajemen risiko yang secara efektif dilakukan oleh BNI mencakup:
• PengawasanaktifDewanKomisarisdanDireksi. • Kecukupankebijakan,prosedurdanpenetapanlimit
manajemen risiko. • Kecukupanprosesidentiikasi,pengukuran,
pemantauan dan pengendalian, serta sistem informasi Manajemen Risiko.
• Sistempengendalianinternyangkomprehensif.
Risk Management Strategies
Risk management frameworks conducted by BNI include:
• ActivesupervisionbytheBoardofCommissioners and Board of Directors.
• Adequacyofriskmanagementpolicies,procedures and establishment of limits.
• Adequacyofriskmanagementidentiication, measurement, monitoring and control and also Risk
Management Information Systems. • Comprehensiveinternalcontrolsystem.
In addition to the risk management framework, other BNI’s risk management implementation strategies are
the development and refinement tools, methodologies and risk management information system in
accordance with ERM blue print.
Active supervision from Board of Commissioners’ and Board of Directors’ has been reflected in the
establishment of the Risk Monitoring Committee at the level of the Board of Commissioners and the
Risk and Capital Committee at the level of Board of Directors. Active supervisory function of the
Board of Commissioners is also manifested through the approval and evaluation of risk management
policies and the evaluation of accountability of the Board of Directors in the implementation of the Risk
Management policy.
Pengawasanaktif DewanKomisaris
danDireksi
Identiikasi, pengukuran,
pemantauan pengendalian,serta
sisteminformasi MR
Kecukupan kebijakan,
prosedurdan penetapanlimit
MR Sistem
pengendalian internyang
komprehensif
Selain kerangka manajemen risiko tersebut, strategi penerapan Manajemen Risiko BNI lainnya adalah
pengembangan dan penyempurnaan perangkat, metodologi dan sistem informasi manajemen risiko
sesuai dengan blue print Enterprise Risk Management ERM.
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi antara lain tercermin dari telah dibentuknya Komite Pemantau
Risiko pada level Dewan Komisaris dan Komite Risiko dan Kapital KRK pada level Direksi. Selain itu, fungsi
pengawasan aktif Dewan Komisaris juga terwujud melalui persetujuan dan evaluasi kebijakan manajemen
risiko serta evaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko.
Manajemen Risiko
Risk Management
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
147
Sementara itu pada level Direksi, Komite Risiko dan Kapital diketuai langsung oleh Direktur Utama dan
beranggotakan Direksi dan Pemimpin Divisi. Komite Risiko Kapital ini terdiri dari 3 sub Komite, yaitu
Sub Komite Manajemen Risiko RMC, Sub Komite Kebijakan Kredit CPC, dan Sub Komite Asset
Liability
ALCO.
Sub Komite
ALCO Sub
Komite RMC
Sub Komite
CPC
KomiteRisikoKapitalKRK
Sub Komite Manajemen Risiko memiliki tugas dan tanggung jawab utama mengidentifikasi seluruh
jenis risiko, menetapkan kebijakan dan strategi serta mekanisme manajemen risiko, memastikan aktivitas
pengelolaan bisnis BNI memenuhi ketentuan internal dan eksternal serta melakukan pemantauan secara
periodik dampak implementasi kebijakan dan strategi terhadap risiko yang dihadapi BNI.
Sub Komite Kebijakan Kredit memiliki tugas dan tanggung jawab utama untuk mengevaluasi dan
menyetujui usulan maupun perbaikan terhadap kebijakan, sistem manajemen dan prosedur
perkreditan yang telah ada maupun yang baru, memberikan arahan terkait ketaatan terhadap
kebijakan dan prosedur kredit yang berlaku serta menetapkan alat pengukuran dan pengendalian risiko
kredit dan batasan-batasannya.
Sub Komite Asset Liability memiliki tugas dan tanggung jawab utama untuk merumuskan kebijakan
dan strategi serta membuat keputusan strategis yang diperlukan dalam pengelolaan aset dan kewajiban BNI.
Kecukupan kebijakan dan prosedur manajemen risiko tertuang dalam Kebijakan Umum Manajemen Risiko
KUMR, yang kemudian dijabarkan ke dalam kebijakan dan prosedur masing-masing risiko.
The Risk Management Sub-Committee’s main duties and responsibilities are to identify all kinds
of risks, determinate policies, strategies and risk management mechanisms, ensure that all business
activities are in full compliance to internal and external regulations, as well as to monitor regularly
the impact of the implementation of policies and strategies on the Bank’s risk parameters.
The Credit Policy Sub-Committee’s main duties and responsibilities are to evaluate and approve any new
proposal or improvement pertaining to the Bank’s credit policy, management system and procedures,
to provide guidance on adherence to prevailing credit policies and procedures, and to determine credit risk
measurements and control tools as well as limits.
The main duties of the Asset Liability Sub- Committee are to formulate the Bank’s assets and
liabilities policies and strategies and to determine strategic decisions of the Bank’s asset and liability
management.
Adequacy of risk management policies and procedures contained in Risk Management General
Policy elaborates into policies and procedures of each risk.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
Meanwhile, at the Board of Directors’ level, the Risk and Capital Committee is headed by the President
Director and is comprised of BNI’s Board of Directors and Division Heads. Risk Capital Committee
consists of 3 Sub-Committee, namely the Risk Management Sub-Committee RMC, the Credit Policy
Sub-Committee CPC, the Asset and Liability Sub- Committee ALCO.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
148
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Pengelolaan risiko BNI dilakukan oleh Divisi Manajemen Risiko yang bertanggung jawab kepada
Direktur Enterprise Risk Management. Dalam rangka pencapaian sasaran dan pelaksanaan strategi
pengembangan usaha, pada akhir tahun 2010 Divisi Manajemen Risiko diubah menjadi Divisi Enterprise
Risk Management
ERM dan Unit Policy Governance PGV. Dengan perubahan ini, pengelolaan aktivitas
manajemen risiko menjadi lebih fokus dan merupakan tanggung jawab Divisi ERM, sedangkan pengelolaan
kebijakan dan prosedur aktiva produktif merupakan tanggung jawab Unit PGV.
Menyadari pentingnya pemahaman dan kompetensi Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan penerapan
Manajemen Risiko yang efektif, salah satu strategi yang dilakukan BNI adalah pengembangan budaya
risiko. Pengembangan budaya risiko diterapkan kepada segenap pegawai dengan tujuan memberikan
pemahaman yang memadai tentang faktor-faktor risiko yang terkait dengan pekerjaan sehari-hari fungsi
masing-masing pegawai. Pemahaman ini antara lain dikembangkan melalui pemberian informasi terkait
manajemen risiko pada pertemuan rutin pegawai, menyisipkan materi manajemen risiko ke dalam
seluruh pelatihan pegawai dan pemberian informasi tentang manajemen risiko yang dapat diakses pegawai
melalui web internal BNI.
Selain hal tersebut diatas, BNI juga menyertakan Komisaris, Direksi dan pegawai dalam Program
Sertifikasi Manajemen Risiko baik Level 1, Level 2, Level 3, Level 4 dan Level 5 maupun program
sertifikasi manajemen risiko berskala internasional seperti Financial Risk Manager yang diselenggarakan
oleh Global Association of Risk Professionals.
Blue Print Enterprise Risk Management
Dengan memperhatikan kebutuhan business process dan regulasi seperti PBI dan SE BI tentang manajemen
risiko dari Bank Indonesia serta implementasi Basel II dari Basel Committee on Banking Supervision,
BNI telah menyempurnakan blue print implementasi Enterprise Risk Management
ERM. Blue print
ERM ini terdiri atas kurang lebih 60 inisiatif pengembangan kapabilitas yang akan
diimplementasikan secara bertahap. Inisiatif-inisiatif tersebut dikategorikan dalam beberapa building block
yaitu aspek governance-control, risk measurement, infrastructure
, dan capital management.
Organization Structure and Human Resources
BNI risk management is managed by the Risk Management Division responsible to the Director
of Enterprise Risk Management. In order to achieve targets and implement business development
strategies, at the end of 2010 the Risk Management Division was divided into Division of Enterprise
Risk Management ERM and Policy Governance Unit PGV. The risk management activities are the
responsibility of the ERM Division, while the Earning Asset management policies and procedures are the
responsibility of PGV.
Realizing the importance of knowledge and competency of Human Resources to achieve
effective implementation of Risk Management, one of the strategies undertaken by BNI is the
development of a risk culture. To develop a risk culture within the entire bank, BNI employees
are made aware of the risk factors related to their daily work and functions. Risk awareness of the
employees are developed through risk management discussions in regular employee meetings,
addressing risk management topics in all training programs, as well as risk management discussions
and publications in BNI’s intranet.
BNI also enrolled its Commissioners, Directors and employees in the Risk Management Certification
Program Level 1, Level 2, Level 3, Level 4 and Level 5 as well as international risk management
certification program such as the Financial Risk Manager organized by the Global Association of Risk
Professionals.
Enterprise Risk Management Blue Print
Based on the business process and regulatory requirements such as Bank Indonesia Regulation
and Bank Indonesia Circular Letter concerning risk management as well as the implementation of Basel
II from Basel Committee on Banking Supervision, BNI has refined the Enterprise Risk Management
ERM implementation blueprint.
ERM blue print consists of approximately 60 initiatives to strengthen Risk Management
capability which will be implemented in stages. The initiatives are categorized into several building
blocks of governance control, risk measurement, infrastructure, and capital management.
Manajemen Risiko
Risk Management
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
149
Pada governance-control terdapat inisiatif-inisiatif manajemen risiko yang terkait dengan proses
strategic and planning . Risk measurement berisi
inisiatif-inisiatif terkait dengan metodologi pengukuran risiko sebagaimana diatur dalam dokumen Basel II.
Infrastructure berisi inisatif-inisiatif terkait dengan data
management, organization , dan source system yang
diperlukan untuk risk measurement. Sedangkan capital management
berisi inisiatif-inisiatif terkait dengan capital allocation
dan performance measurement. On governance control, there are risk management
initiatives related to the strategic and planning process. Risk measurement includes initiatives related
to risk measurement methodologies as mentioned in the Basel II document. Infrastructure includes
initiatives related to data-management, organization, and source systems required for risk measurement.
While capital management include initiatives related to capital allocation and performance measurement
RiskManagement
SourceSystem DataManagement
GovernanceControl CapitalMeasurement
Management
Organization EnterprisePerformance
CreditRisk OperationalRisk
MarketRisk OtherRisk
Penerapan Basel II
Persiapan yang dilakukan BNI dalam penerapan manajemen risiko sesuai Basel II Accord yang
diterbitkan oleh Basel Committee on Banking Supervision
, telah berjalan sesuai dengan roadmap yang ditetapkan sejak awal.
Berbagai inisiatif yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan antara lain:
• PembentukanorganisasiDivisiEnterprise Risk Management yang fokus pada pengelolaan risiko
khususnya Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Risiko Operasional
• Memperkuatinfrastrukturpengelolaaninformasi khususnya database untuk masing-masing risiko
• Memperkuatpermodalandenganpelaksanaan Rights Issue
di tahun 2010 dan rencana lainnya. • AktifterlibatdidalamQuantitative Impact Study
yang diadakan oleh Basel Committee on Banking Supervision
melalui Bank Indonesia untuk melihat efek dari implementasi Basel II dan III terhadap
rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM BNI.
• Untukmeningkatkankompetensiparapegawai, secara periodik pegawai diikutkan dalam berbagai
forum seminar, workshop, maupun training baik di dalam maupun luar negeri.
Basel II Accord Implementation
Preparation made by BNI in the implementation of the Basel II Accord published by the Basel Committee on
Banking Supervision has been in line with the pre- established roadmap.
Various initiatives have been completed, including: • EstablishmentoftheEnterpriseRiskManagement
Division focusing on risk management particularly related to credit, market and operational risks.
• Strengtheningtheinformationprocessing infrastructure, including database to manage each
risk category. • Capitalstructureimprovementinitiativesthrough
Rights Issue in 2010 and other plans. • ActiveparticipationintheQuantitativeImpact
Study organized by Basel Committee on Banking Supervision through Bank Indonesia to study the
impact of Basel II and III implementation to BNI’s capital adequacy ratio.
• Periodicstaffcompetencydevelopmentthrough various domestic and overseas seminars,
workshops and trainings.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
150
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Proses Penilaian dan Pengelolaan Risiko
Dalam rangka pengelolaan risiko yang komprehensif, proses identifikasi dan penilaian risiko BNI dilakukan
secara menyeluruh terhadap seluruh aktivitas transaksi usaha BNI. Terkait proses pengembangan produk dan
aktivitas baru, selama tahun 2010 Divisi ERM telah membuat risk assessment kajian risiko untuk 25
produk dan aktivitas baru yang telah dilaporkan kepada Bank Indonesia. Selain laporan eksternal seperti Profil
Risiko serta Laporan Rencana dan Realisasi Produk dan Aktivitas Baru, Divisi ERM secara periodik juga
menyampaikan laporan internal kepada Direksi dan Komisaris.
Pengelolaan masing-masing risiko yang dilakukan di BNI meliputi:
1.RisikoKredit Pengelolaan risiko kredit yang komprehensif sangat
diperlukan mengingat sebagian besar eksposur bank berupa risiko kredit. Untuk itu diperlukan infrastruktur
risiko kredit yang mencakup: organisasi, SDM, proses, kebijakan dan prosedur, model kuantitatif, teknologi
informasi dan credit culture.
Risk Assessment and Risk Management Process
In order to manage risk comprehensively, the risk identification and assessment process is conducted
thoroughly on all of BNI business transaction activities. For the purpose of managing risk inherent
in new products and services, during the year 2010 the ERM Division submitted 25 reports on new
products and activities that were already provided with risk assessment. Apart from external reports
such as the risk profile as well as Reports on the Plan and Realization of New Products and Services, the
ERM Division also periodically submitted internal risk reports to the Board of Directors and Commissioners.
BNI manages different categories of risks as defined: 1.CreditRisk
A comprehensive credit risk management approach is crucial to BNI considering most of the bank exposure
are credit risk. Therefore, this would require credit risk infrastructures was required which include:
organizational, human resources, processes, policies and procedures, quantitative models, information
technology and credit culture.
•AplikasiRatingScoring •CoreSystem
•MIS •KomiteKredit
Kebijakan •UnitBisnisdanunit
Risiko •ModelInternalRating
System •ModelPortfolioMgt
•Fromratingtocredit riskmodelcapital
charge •Pelatihan
enhancementRM •Sertiikatrisk
management •Perangkataplikasikredit
•Keputusankeputusan Komite
•StandardOperation Procedure
•Segmentasikredit •Four-eyesapproval
Infrastructure Information
Technology Organizational
Structure Quantitative
Model Human
Resources Policies
Procedure Processes
CreditCulture
Organisasi
Organisasi kredit pada dasarnya terbagi atas 3 tiga aktivitas besar yang merupakan satu family
yaitu pertama, aktivitas credit risk operation yang merupakan partner dari bisnis unit dalam proses
kredit baik dari analisa, persetujuan, pemantauan dan remedial recovery
. Kedua, aktivitas credit policy yang bertugas menyiapkan kebijakan dan prosedur
Organization
The credit organization is basically divided into 3 three major activities which belong to a family. First,
credit risk operation activity which acts as the partner for a business unit in loan processing starts from
the analysis, approval, monitoring and remedial recovery. Second, the credit policy activity prepares
credit policy and credit procedures required in the loan
Manajemen Risiko
Risk Management
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
151
perkreditan yang diperlukan dalam proses kredit, seperti limit kewenangan, persyaratan-persyaratan
perkreditan dan sebagainya. Ketiga, aktivitas credit risk management
, yang mencakup portfolio planning, credit risk measurement
, internal rating system, pricing
dan sebagainya.
Prinsip Kehati-hatian dalam Proses Kredit
Terkait dengan proses perkreditan, prinsip kehati- hatian menjadi hal yang utama dalam setiap proses
kredit mulai dari strategic planning sampai dengan portfolio optimization
. Untuk memastikan prinsip- prinsip ini diimplementasikan dengan baik, selain
mengoptimalkan fungsi internal audit, compliance, juga mengimplementasikan aktivitas Business Risk
Review BRR, yang bertujuan mereview kualitas
portofolio, aktivitas perkreditan dan efektivitas implementasi kebijakan perkreditan.
Salah satu prinsip kehati-hatian tersebut adalah implementasi Four-Eyes Principle dalam proses kredit,
dimana persetujuan kredit dilakukan oleh unit bisnis dengan terlebih dahulu mendapat penilaian risiko risk
assessment
dari unit risiko. process, such as authority limits, credit requirements
and so forth. Third, credit risk management activity, includes portfolio planning, credit risk measurement,
internal rating system, pricing and so forth.
Prudent Pinciples in Loan processing
Related to loan processing, the prudent principles is a priority in each loan process starting from strategic
planning to portfolio optimization. In ensuring the proper implementation of these principles, apart from
optimizing the internal audit and compliance function, we also implement Business Risk Review BRR
activities, which aim to review the portfolio quality, loan activities and effectiveness of credit policy
implementation.
One of the prudent principles is the implementation of the Four-Eyes Principle in the loan process, whereby
loan approvals are made by business units only after receiving risk assessment and mitigation risk
recommendations from the risk department.
LoanOriginationAcquisition Strategic
Planning Budgeting
Infrastructure MonitoringControl
Portfolio Optimization
Organization HumanResources
CreditCulture InformationTechnology
Marketing Analysis Approval Crd.Adm
Monitoring Remedial Optimization
Portfolio Analysis
Kebijakan dan Prosedur
Untuk mendukung target bisnis dengan tetap menjaga kualitas portofolio, BNI telah menyusun Kebijakan
Perkreditan Bank KPB, yaitu policy guide line secara bank wide
terkait aktivitas perkreditan. KPB ini diterjemahkan kedalam suatu Credit Policies yang
diputus oleh Credit Policy Committee dan Standard Operation Procedure
SOP yang lebih detail.
Policies and Procedures
To support business goals while maintaining the quality of the portfolio, BNI developed the Bank’s
Credit Policy Guidelines, the policy guidelines for the Bank as a whole related to loan activities. The
Bank’s Credit Policy Guidelines are elaborated into more detailed Credit Policies which are decided by
the Credit Policy Committee and thorough Standard Operation Procedure SOP.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
152
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Model Kuantitatif
Untuk mendukung business process dan dalam rangka pengelolaan risiko kredit, BNI telah mengembangkan
beberapa risk management tools baik pada level portofolio
maupun individual credit risk. Pada tataran portofolio, ditetapkan Loan Exposure Limit
LEL, yang merupakan batas maksimum pinjaman dalam negeri di akhir tahun untuk setiap sektor
ekonomi di masing-masing segmen. LEL ini merupakan pedoman ekspansi pinjaman dan sebagai salah satu
upaya mengurangi risiko konsentrasi pinjaman. Selain itu, disiapkan juga Industry Risk Rating IRR, sebagai
penilaian tingkat risiko industri berdasarkan kondisi makro ekonomi, struktur industri, karakteristik industri, prospek
industri, riwayat pinjaman, kinerja keuangan industri dan penyesuaian kondisi regional serta terhadap standar
keuangan industri yang ditetapkan termasuk referensi rasio keuangan untuk masing-masing segmen.
Pada tataran individu, BNI telah membangun dan mengembangkan model rating debitur yang mencakup
seluruh segmen Business Banking dan Retail Consumer
serta industri khusus sebagai sarana untuk menetapkan kualitas debitur dalam analisa kredit dan
penetapan Credit Risk Parameter Probability of Default, Loss Given Default, Exposure at Default
sebagaimana arsitektur penerapan Basel II. Model-model kuantitatif
tersebut direview dan divalidasi secara berkala. Selain itu, juga dilaksanakan stress testing risiko kredit
untuk menilai ketahanan bank dalam menghadapi kondisi ekstrim.
2.RisikoPasar Untuk mengelola risiko karena adanya pergerakan
variabel pasar suku bunga, nilai tukar dan harga pasar dari portofolio yang dimiliki, BNI melakukan penilaian
risiko pasar atas portofolio tersebut diantaranya dengan cara:
• Menyusunkebijakanrisikopasardanaktivitastresuri. • Mengembangkansistempengelolaanrisikodengan
strategi dan formula yang terus disempurnakan dan sistem pemantauan risiko yang lebih terintegrasi
dengan Treasury Management Information System untuk meningkatkan pengendalian risiko nilai tukar,
risiko suku bunga, dan risiko likuiditas.
• Melakukanevaluasisecaraberkalaterhadaplimit-limit risiko pasar yang terdiri dari limit Value at Risk VaR
dan budget loss limit untuk aktivitas trading book serta banking book bagi unit bisnis Tresuri dan dealing
room cabang Luar Negeri. Selain itu terdapat pula limit
Repricing Gap digunakan untuk mengelola interest
rate risk in banking book . Limit-limit tersebut dipantau
secara bulanan.
Quantitative Models
To support the business process and in order to manage credit risk, BNI has developed several risk
management tools for both portfolio and individual- level credit risk.
At the portfolio level, a Loan Exposure Limit LEL would determine the maximum end-of-year loan
exposure in each economic sector and business segment. LEL serves as a guide for any loan
expansion and tool to reduce loan concentration risk. In addition, Industry Risk Rating IRR was also
prepared to assess an industry’s risk level based on macro-economic conditions, industry structure,
characteristics and prospects, loan history, industry financial performance, adjustments on regional
conditions, and the defined industry financial standards including references on financial ratios for
each segment.
At the individual level, BNI has built and developed a debtor rating model covering all segments Business
Banking and Retail Consumer as well as for specific industries as a means to determine the quality of
debtors in credit analysis as well as to decide Credit Risk Parameters Probability of Default, Loss Given
Default, Exposure at Default, inline with Basel II implementation. Those Quantitative models are
reviewed and validated regularly.
In addition, stress testing is also conducted to assess the Bank’s resilience to weather a crisis.
2.MarketRisk To manage risk due to movements in market variables
interest rates, exchange rates and market prices on the Bank’s portfolio, BNI assess market risk through
several ways, including: • Determiningmarketriskpoliciesandtreasury
activities. • Developingriskmanagementsystemwhose
strategies and formulas are continuously improved as well as developing a more integrated risk
monitoring systems with the Treasury Management Information System for better exchange rates,
interest rates and liquidity risk management.
• Conductingregularevaluationsonmarketrisk limits, covering Value at Risk VaR and budget loss
limits for trading book and banking book activities in the Treasury unit and overseas branch dealing
rooms. In addition, there are also repricing gap limits which are used to manage interest rate risk
in the banking book. Limits are monitored on a monthly basis.
Manajemen Risiko
Risk Management
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
153
• Mengembangkanfungsivalidatordanmiddle office dalam rangka pengembangan infrastruktur untuk
penerapan internal model. • Mengembangkansistemaplikasipengelolaanrisiko
pasar baru yang lebih lengkap dan lebih maju yang mampu mendukung pengukuran risiko pasar sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia dan Basel II. Di tahap selanjutnya aplikasi ini dapat mengakomodasi
integrasi pengukuran risiko pasar untuk segenap unit bisnis termasuk risiko pasar di cabang-cabang luar
negeri dan perusahaan anak.
• Menghasilkaninformasidananalisarisikopasar secara berkala harian, mingguan, bulanan, dan
triwulanan. • MelakukanperhitunganKewajibanPenyediaanModal
Minimum KPMM dengan menggunakan metode standar sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
yang berlaku. • Melakukanstress testing untuk mengukur eksposur
risiko pasar terhadap kemungkinan perubahan nilai tukar, pendanaan dan suku bunga secara ekstrim.
3.RisikoLikuiditas Risiko likuiditas berhubungan dengan adanya
kemungkinan bank tidak mampu untuk memenuhi kewajiban terhadap deposan, investor dan kreditur,
yang diantaranya disebabkan keterbatasan akses pendanaan atau ketidakmampuan untuk melikuidasi
aset yang dimiliki dengan harga yang wajar.
Dalam mengelola likuiditas, selain primary reserves, BNI juga menjaga dan mempertahankan secondary
reserves untuk memastikan likuiditas berada pada level
yang aman. Sebagai cadangan secondary reserves, BNI juga menjaga dan mempertahankan tertiary reserves.
Ketersediaan atas keseluruhan reserves tersebut dipantau secara harian, mingguan, dan bulanan oleh
Divisi Tresuri.
Untuk mengelola risiko likuiditas ditetapkan limit Secondary Reserve
SR Ideal dan limit on-shore loan. Pemantauan atas limit-limit tersebut dilakukan secara
berkala. 4.RisikoOperasional
Dengan meningkatnya keragaman dan kompleksitas produk dan aktivitas perbankan yang ditawarkan
kepada nasabah, perkembangan sistem dan teknologi pendukung yang sangat cepat, serta meningkatnya
ekspektasi nasabah dari pelayanan yang diberikan oleh bank, maka pengelolaan risiko operasional menjadi hal
yang sangat penting. • Developingthevalidatorandmiddleofice
functions to support infrastructure development for internal model implementation.
• Developinganew,morecomprehensiveand advanced market risk management application
system, which is able to support measurement of market risk in accordance with Bank Indonesia
and Basel II. In the next stage, this application can accommodate the integration of market risk
measurement for all business units, including market risk in overseas branches and subsidiaries.
• Producingregularmarketriskinformationand analysis daily, weekly, monthly and quarterly.
• CalculatingofMinimumCapitalRequirement using the standardized method inline with the
prevailing Bank Indonesia regulation. • Performingstresstestingtomeasurethemarket
risk exposure to the possibility of extreme exchange rate, funding and interest rate changes.
3.LiquidityRisk Liquidity risk relates to the possibility that the Bank
is unable to meet its obligations to the depositors, investors and creditors, which might be caused by
limited access to funding or inability to liquidate assets at fair prices.
In managing liquidity, besides primary reserves, BNI also keep and maintain secondary reserves
to ensure that liquidity is at a sound level. As a backup for secondary reserves, BNI also keeps and
maintain the tertiary reserves. The availability of the overall reserves is monitored on a daily, weekly, and
monthly by the Treasury Division.
To manage liquidity risk, Secondary Reserve SR Ideal limits and on-shore loans limit are determined.
These limits are monitored regularly.
4.OperationalRisk Due to increasing diversity and complexity of
banking products and services offered to customers, rapid development of system technologies and also
high customer expectations of services provided by banks, operational risk management has become
very important aspect.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
154
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
To deal with this development, the Bank has built a technology and information architecture to support
comprehensive operational risk management, in line with Bank Indonesia and Basel II.
To assist the process of managing operational risk undertaken by each working unit, from the
identification, measurement, monitoring up to control process, the Bank has developed a web-based
Operational Risk Management tool called PERISKOP. PERISKOP has a very important role for 3 three
main processes in operational risk management process which include Self Assessment, Loss Event
Database and Key Risk Indicator.
To support the operational risk management framework that has been built, the Bank has and
will continuously develop policies and procedures concerning operational risk management related
to strategy, governance, risk appetite, structure, executionfollow up and reporting systems.
Manajemen Risiko
Risk Management
PERISKOP
ModulSelfAssessment ModulLossEventDatabase
ModulKeyRiskIndicators
Self Assessment SA merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang dilakukan sendiri oleh setiap unit risk owner
dalam mengidentifikasi operational risk issue
yang terdapat di unitnya, mencari penyebabnya, mengukur potensi
kerugian yang mungkin timbul serta mencarikan solusi untuk mengatasinya.
Hasil SA memberikan gambaran potensi risiko yang dihadapi unit untuk 3 bulan
ke depan. Merupakan Database atas seluruh
kerugian finansial akibat risiko operasional yang terjadi di seluruh unit
di bank. Data kerugian yang terkumpul melalui modul LED, selain digunakan
untuk pengelolaan risiko operasional yang lebih baik namun juga sebagai dasar
untuk perhitungan kebutuhan modal untuk mengcover risiko operasional
dengan menggunakan Advance Measurement Approach
AMA Key Risk Indicators
merupakan alat ukur untuk mengidentifikasi potensi risiko
kerugian operasional yang melekat pada produk dan aktivitas sebelum
risiko tersebut terjadi dan memberikan tanda signal jika melebihi suatu range
nilai tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk mendukung hal tersebut, bank telah membangun arsitektur teknologi dan informasi untuk
mendukung pengelolaan risiko operasional secara komprehensif, yang pengembangannya disesuaikan
dengan ketentuan Bank Indonesia dan Basel II.
Untuk membantu proses pengelolaan risiko operasional yang dilakukan oleh setiap unit kerja
bank, mulai dari proses identifikasi, pengukuran, pemantauan sampai dengan proses pengendalian,
Bank telah mengembangkan perangkat Operational Risk Management tool
berbasis web web-based yang diberi nama PERISKOP Perangkat Risiko
Operasional. PERISKOP mempunyai peranan yang sangat penting karena 3 tiga proses utama dalam
proses pengelolaan risiko operasional menggunakan perangkat ini yaitu Self Assessment, Loss Event
Database
dan Key Risk Indicator. Untuk menunjang kerangka kerja manajemen risiko
operasional yang telah dibangun, Bank juga telah dan akan terus mengembangkan kebijakan dan prosedur
mengenai manajemen risiko operasional yang terkait dengan strategy, governance, risk appetite, structure,
eksekusitindak lanjut serta sistem pelaporan.
Operational Risk IT Architecture
External Reporting
Internal Reporting
Branch Credit Center
Regional Office Head Office
International Branch
Sub-branch
Reporting Operational Risk Data Capture
Data Storage Calculation Engine
PERISKOP
GLSystems ModellingTool
AMACalculator ExternalLossData
BIACapital Calculation
Self Assessment
LossEvent Data
KeyRisk Indicator
TSA Calculator
ORDatabase PERISKOPWeb
Interface OtherSystems
CoreSystems
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
155
Business Continuity Management
Gangguan atau bencana yang diakibatkan oleh faktor alam ataupun yang diakibatkan perbuatan manusia
yang dapat berupa tindak kekerasan, konflik horizontal dan ancaman teroris dapat terjadi pada fungsi-fungsi
usaha BNI yang kritikal sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas bisnis dan layanan BNI.
Untuk mengantisipasi kejadian tersebut maka BNI telah memiliki Rencana Keberlangsungan Usaha
Business Continuity Managemen t BCM yang
diharapkan dapat meminimalisir risiko operasional pada saat terjadinya kondisi darurat atau bencana.
Pengembangan perangkat tersebut sejalan dengan peraturan Bank Indonesia yang mewajibkan bank
untuk melaksanakan proses pengendalian risiko untuk mengelola risiko tertentu yang dapat membahayakan
kelangsungan usaha bank, serta selaras dengan persyaratan pada dokumen Basel II yang mewajibkan
Bank untuk memiliki rencana keberlangsungan usaha dan rencana darurat business continuity management
dan contingency management guna memastikan kemampuan Bank untuk dapat tetap beroperasi dan
membatasi kerugian jika terjadi gangguan terhadap aktivitas bisnisnya.
Terkait dengan implementasi BCM, BNI telah menetapkan Buku Pedoman Kebijakan, Rencana
Penanggulangan Bencana, Panduan Penyusunan, Panduan Pengujian dan Pemeliharaan BCM serta
penyusunan standarisasi petunjuk signage keselamatan gedung keselamatan.
Evaluasi dan pengujian atas implementasi BCM di seluruh unit operasional BNI telah dilakukan secara
rutin tiap tahun untuk mengetahui tingkat kesiapan masing-masing unit ditinjau dari segi organisasi
maupun infrastruktur BCM yang dimilikinya. Hasil dari evaluasi dan pengujian rutin tersebut terlihat
dari penanganan yang sistematis dan terarah dalam menghadapi bencana meletusnya gunung Merapi di
Yogyakarta tahun 2010 sehingga aktivitas operasional BNI di lokasi bencana dapat tetap berjalan pada
tingkatan tertentu walaupun beberapa sarana dan prasarana penunjang aktivitas bisnis mengalami
gangguan.
5.RisikoLainRisikoHukum,RisikoReputasi, RisikoStrategikdanRisikoKepatuhan
Untuk mengantisipasi timbulnya potensi risiko hukum terhadap perjanjiankontrak antara BNI
dengan nasabah, debitur dan counterpart lainnya, BNI melakukan hal-hal sebagai berikut:
Business Continuity Management
Disturbances or disasters caused by nature or human error, violence, horizontal conflicts or terrorist
attacks may happen to critical business functions within BNI that can disrupt the continuity of the
Bank’s business and services.
To anticipate these kinds of events, BNI has established a Business Continuity Management
BCM, intended to minimize operational risks in the event of emergency or disaster situations.
The development of such tools was inline with Bank Indonesia’s regulation which requires banks
to implement the necessary risk mitigation process to manage risks that may disrupt the business
continuity. The BCM is also in accordance with requirements stated in the Basel II documents
requiring banks to establish their business continuity and contingency plans to ensure the banks’
operational continuity and to limit any business loss caused by such disturbances.
Related to the BCM implementation, BNI has developed its Policy Guideline Manual, Disaster
Response Plan, Composition Guidelines, Guidelines for BCM Assessment and Maintenance, as well as
standardization of building safety and signage safety.
Every year, regular evaluation and review on the implementation of BCM are conducted at all BNI’s
operating units to gauge the level of readiness within each unit in terms of organizational as well as
infrastructure. The result of these regular evaluations is well demonstrated in the systematic yet focused
disaster management shown during the eruption of Mount Merapi in Yogyakarta in 2010 which allowed
BNI to maintain a certain level of operation activities in the disaster area, even when certain supporting
facilities infrastructure was impaired.
5.OtherRiskLegalRisk,ReputationalRisk, StrategicRiskandComplianceRisk
To anticipate potential legal risk on the agreement contract between the Bank and its customers,
debtors and counterparts, BNI has carried several steps as follows:
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
156
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
• Kajianberkalaterhadapdokumenhukum,perjanjian dan kontrak dengan pihak ketiga serta mengevaluasi
kelemahan perjanjian yang dapat menimbulkan risiko hukum bagi BNI.
• Penilaianatasrisikohukumyangtercermindari besarnya gugatan dan perkara yang ditujukan ke
BNI. • Penetapankebijakandanprosedurmanajemen
risiko hukum. Sementara itu, untuk meminimalisir potensi terjadinya
risiko reputasi, beberapa upaya yang dilakukan adalah: • Evaluasisecaraharianatasrisikoreputasiyang
dihadapi BNI dan dituangkan dalam suatu Laporan Media Monitoring. Pengelolaan risiko reputasi
ini secara komprehensif dilakukan oleh Divisi Komunikasi Perusahaan dan Kesekretariatan.
• Pemantauantingkatpenyelesaiankomplain nasabah.
• Pengklasiikasianmediamassayangadakedalam beberapa kelompok sesuai dengan sirkulasi dan
cakupan geografis. Masing-masing kelompok media ini ditangani secara berbeda sesuai dengan tingkat
risiko reputasi yang ditimbulkannya.
Penetapan dan pelaksanaan strategi bank dan pengambilan keputusan yang kurang tepat yang
diakibatkan kelemahan bank dalam mengantisipasi perubahan kondisi eksternal, berpotensi menimbulkan
risiko strategis. Oleh sebab itu, BNI secara aktif melakukan pengukuran risiko strategis serta
menetapkan kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko strategis.
Terkait dengan risiko kepatuhan, mitigasi risiko yang dilakukan antara lain:
• MelakukanpenilaiantingkatkepatuhanBNI terhadap peraturan Bank Indonesia dan perundang-
undangan yang berlaku. • Menetapkankebijakandanprosedurrisiko
kepatuhan, sebagai pedoman kerja dalam melaksanakan manajemen risiko kepatuhan.
• Mengefektifkanperanpengendalianinternyang independen, melalui quality assurance yang ada di
setiap Unit pada level Cabang, Wilayah maupun Kantor Pusat. Staf quality assurance bertanggung
jawab kepada Divisi Kepatuhan, bukan kepada Unit dimana mereka ditugaskan.
•Regularreviewsonlegaldocuments,agreements and third party contracts and evaluation to identify
weaknesses that could cause legal risks for BNI. •Legalriskassessmentsonoutstandinglegal
cases. •Settingandreevaluatingpoliciesandprocedures
to manage legal risks.
Meanwhile, to minimize any potential impact on reputation risk, several initiatives have been
conducted, including: • Dailyreputationriskevaluationpublishedin
the Media Monitoring Report. The Bank’s reputation risk is managed by BNI’s Corporate
Communication Division. • Monitoringtheresolutionofcustomercomplaints
• Massmediaclassiicationbasedoncirculation and geographic coverage. Each media group is
managed differently based on its reputation risk level.
Inadequate strategy formulation and strategy implementation due to weaknesses in anticipating
changes in the external environment may result in higher exposure to strategic risks. To manage
strategic risk, BNI has implemented active strategic risk measurement and formulation of strategic risk
management policies and procedures.
Related to compliance risk, BNI adopts the following approaches to mitigate any impact from compliance
risk: • AssessingBNI’sadherencetoBankIndonesia
regulations and all prevailing laws. • Formulatingcomplianceriskpoliciesand
procedures as guidelines in adherence to risk management principles.
• Enhancingtheeffectivenessofinternalcontrol through existing quality assurance in every unit
Branch, Regional or Head Office. The Quality Assurance staff is responsible and reports to the
Compliance Division, not to the Units where they are assigned.
Manajemen Risiko
Risk Management
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
157
Profil Risiko BNI
Sebagai bagian dari proses pengelolaan risiko yang akurat dan komprehensif, serta mengacu pada
pedoman yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, BNI menyampaikan Laporan Profil Risiko kepada Bank
Indonesia setiap Triwulanan. Penilaian profil risiko BNI merupakan kombinasi dari hasil penilaian risiko
melekat pada aktivitas fungsional inherent risk dengan kecukupan sistem pengendalian risiko risk
control system
. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.1125
PBI2009 tanggal 1 Juli 2009, sejak pelaporan Profil Risiko posisi Desember 2010, peringkat risiko BNI
dikategorikan menjadi 5 lima peringkat yaitu Low, Low to Moderate, Moderate, Moderate to High
, dan High
. Peringkat risiko melekat mencerminkan potensi
timbulnya risiko pada Bank. Sedangkan predikat sistem pengendalian risiko mencerminkan tingkat
kecukupan pengendalian risiko Bank terhadap potensi timbulnya risiko pada aktivitas fungsional Bank.
Predikat Sistem Pengendalian Risiko terdiri dari Strong, Satisfactory, Fair, Marginal
, dan Unsatisfactory. Selain itu untuk posisi Desember 2010, BNI juga
melakukan review bobot untuk masing-masing risiko dengan mempertimbangkan portofolio dominan dan
jenis risiko yang secara langsung dapat mempengaruhi modal atau laba.
Sejak tahun 2009 BNI telah mampu menyajikan laporan profil risiko secara konsolidasi yaitu gabungan
antara BNI dengan Perusahaan Anak.
Jenis Risiko Type of Risk
Risiko Melekat Inherent Risk
Sistem Pengendalian Risiko Risk Control System
Risiko Komposit Composite Risk
1 Kredit
Moderate Fair
Moderate 2
Pasar Moderate
Fair Moderate
3 Likuiditas
Low to Moderate Satisfactory
Low 4
Operasional Low to Moderate
Satisfactory Low
5 Hukum
Low Satisfactory
Low 6
Reputasi Moderate
Satisfactory Low to Moderate
7 Strategik
Low to Moderate Satisfactory
Low 8
Kepatuhan Low to Moderate
Satisfactory Low
Predikat Risiko Bank Secara Keselu- ruhan
Low to Moderate Satisfactory
Low
Untuk penilaian profil risiko per Desember 2010, risiko melekat BNI memperoleh predikat Low to Moderate
dengan tingkat pengendalian risiko Satisfactory sehingga risiko komposit BNI berada pada posisi Low.
BNI Risk Profile
As part of the accurate and comprehensive risk management process, based on the guidelines of
Bank Indonesia, BNI conducts regular assessment of the Bank’s risk profile on a quarterly basis and
reports the assessment results to Bank Indonesia. The risk profile is determined by combining
assessment results of inherent risk exposure on functional activities and the adequacy of the risk
control system.
In compliance with Bank Indonesia Regulations No.1125PBI2009 dated July 1, 2009, starting from
Risk Profile Report as of December 2010, BNI risk ranking is categorized into 5 five ratings of Low,
Low to Moderate, Moderate, Moderate to High, and High.
The inherent risk level reflects the potential of risk occurrences within the Bank. Meanwhile rating
on risk control system reflects the adequacy of the Bank’s risk control against the potential risk of
functional activity of the Bank. Rating for the risk control system comprises Strong, Satisfactory, Fair,
Marginal, and Unsatisfactory.
In addition to that, as of December 2010, BNI has also reviewed the weights for each portfolio risk by
considering the dominant, and types of risks that directly affect capital or profits.
Since the year 2009, BNI has been able to provide a consolidated risk profile report covering BNI and all
subsidiaries.
Based on the December 2010 risk profile assessment, BNI’s inherent risk was Low to Moderate with
Satisfactory risk control system. Overall, BNI’s composite risk assessment was in Low category.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
158
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Corporate Social Responsibility
As a responsible corporate citizen, BNI has a firm commitment towards the welfare of society, through sustained initiatives in improving consumer protection, community
development, and environment preservation.
PERLINDUNGAN KONSUMEN a. Pusat Pengaduan Konsumen
Dalam rangka menerapkan program pengelolaan bisnis dan system manajemen BNI melalui pendekatan
Customer Centric maka dipandang perlu untuk
mengintegrasikan seluruh unit organisasi yang mengelola aktivitas Call Center ke dalam organisasi BNI
Contact Center .
Layanan yang diberikan BNI Contact Center kepada Nasabah BNI berupa Inquiry, Maintenance dan
Complaint . Sebagai pusat pengaduan nasabah BNI
Contact Center melayani nasabah kartu kredit,
perbankan dan ATM dengan jumlah pegawai 432 orang. Pengaduan konsumen dilayani oleh BNI Call baik
melalui incoming calls, korespondensi surat menyurat maupun e-mail. Untuk melayani pengaduan yang
melalui cabang-cabang penggunaan media OCC Online Customer Complaint
telah digunakan sejak tahun 2006.
CONSUMER PROTECTION a. Center for Consumer Complaint
For the purpose of implementing BNI business and systems management programs with the customer-
centric approach, BNI recognizes the need to integrate all organization units related to call center
activities under BNI Contact Center.
BNI Contact Center provides BNI customers with Inquiry, Maintenance and Complaint services. As the
Center for Customer Complain, BNI Contact Center serves credit card, banking and ATM customers with
432 employees.
BNI Call handles customer complaints received through incoming calls, written correspondence,
or e-mail. To handle complaints received through branch offices, the OCC Online Customer
Complaint system has been employed since 2006.
Sebagai warga dunia usaha yang bertanggung jawab, BNI memiliki
komitmen terhadap kesejahteraan masyarakat, termasuk melalui upaya-
upaya perlindungan konsumen, pemberdayaan komunitas, serta
pelestarian lingkungan.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
159
Adapun jumlah pengaduan nasabah selama tahun 2010 terlihat pada table berikut:
Jumlah Komplain 43,228
Number of Complaint Komplain yang sudah diselesaikan
37,122 Resolved Complaint
Pengaduan di atas berasal dari nasabah perbankan, kartu kredit dan ATM dan selama tahun 2010 telah berhasil
diselesaikan sebanyak 86.
b. Program Peningkatan Layanan Bagi Nasabah
Layanan dapat dikatakan memuaskan apabila kita dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan nasabah.
Program-program untuk meningkatkan kepuasan bagi nasabah yaitu antara lain:
1. MemperluasJaringanOutlet danFasilitas Transaksi
Salah satu program dalam rangka meningkatkan layanan bagi nasabah yaitu dengan memperluas
jaringan outlet dan fasilitas lainnya, sehingga keberadaan BNI dapat lebih mudah di capai serta
dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi seluruh nasabah.
Pada tahun 2010 BNI memperluas jaringan outlet dengan membuka 120 seratus dua puluh Kantor
Cabang Pembantu baru, menambah 1001 seribu The number of customer complaints in 2010 is
presented in the following tables:
The complaints mentioned above come from banking, credit card and ATM customers, and during the year
2010, 86 of total complaints were settled.
b. Customer Service Improvement Program
Identifying customers’ needs is essential for ensuring customer satisfaction. Customer satisfaction
improvement programs include:
1. ExpandingtheNetworkofOutletsand TransactionFacilities
One of the customer service improvement programs is the expansion of the network of
service outlets and other facilities, in order to facilitate greater access to BNI by customers, and to
provide convenience and security of services to all customers.
In 2010, BNI expanded its network of service outlets by opening 120 one hundred and twenty
new branch offices, adding 1001 one thousand
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
160
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
satu unit mesin ATM, 25 dua puluh lima unit BNI Layanan Gerak BLG, serta membuka 8 delapan
Loket Payment Point, yang tersebar di seluruh propinsi Indonesia.
Dengan total outlet yang tersebar per tanggal 31 Desember 2010 yaitu sebanyak 1.148, dan
jumlah mesin ATM sebanyak 5.004, diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi nasabah untuk
bertransaksi, serta meningkatkan service level BNI.
Outlet BNI per 31 Desember 2010 BNI Outlet as of 31 December 2010
Kantor Wilayah
Regional Office
Kantor Cabang
Utama Main Branch
Kantor Cabang
Pembantu Sub Branch
Kantor Kas Cash Office
Payment Point
Payment Point
BNI Layanan Gerak
Mobile Outlet
Kas Mobil Mobile
Kiosk Total Outlet
Total Outlet Jumlah ATM
Total ATM 12
167 878
18 11
46 16
1,148 5,004
2. StandarisasiDesign Outlet Selain memperluas jaringan untuk mempermudah
pencapaian nasabah untuk bertransaksi di BNI, program lain terkait usaha untuk meningkatan
layanan bagi nasabah adalah dengan melakukan standarisasi disain untuk eksterior dan interior
outlet
, serta ATM. Tujuannya, agar nasabah dapat merasa nyaman dan aman dalam bertransaksi di
outlet-outlet BNI.
Standarisasi dimaksud yaitu standarisasi dari seluruh fungsi yang berada di dalam banking hall dan ATM,
seperti standarisasi interior, furnitur, placement unit, dan sebagainya tanpa mengesampingkan identitas
Perseroan Corporate Identity.
3. StandarPelayanan BNI juga berupaya membangun awareness pegawai
yang bertugas di frontliners dengan membangkitkan kepercayaan diri, antusiasme dalam melayani dan
memberikan pemahaman-pemahaman standar pelayanan melalui training, workshop, gathering,
serta kompetisi seperti Exceeding Customer Expectation
ECE dan Branch Service Competition.
c. Biaya yang Dikeluarkan
Rincian realisasi program peningkatan layanan bagi nasabah untuk program-program perluasan
jaringan outlet, penambahan unit mesin ATM, serta implementasi standarisasi outlet mengikuti corporate
identity
, adalah sebagai berikut.
Realisasi Anggaran 2010 AnggaranBudget
Total Actual Budget 2010
Investasi Rp jutamillion
OPEC Rp jutamillion
Pembukaan Outlet 33.118
55.698 88.816
Outlet Openings Deployment
ATM 2.547
37.338 39.885
ATM Deployment Implementasi Corporate Identity
30.004 15.808
45.812 Corporate Identity Implementation
Total 65.669
108.844 174.513
Total
one units of ATMs, 25 twenty five units of BNI Layanan Gerak BLG, and 8 eight Payment Point
Counters, spread in all provinces of Indonesia.
With a total of 1,148 service outlets as per 31 December 2010, and a total of 5,004 ATM
units, BNI can provide its customers with more convenience in making transaction as well as
improving its service level.
2. StandardizationofOutletDesign In addition to network expansion to facilitate
customers in making transactions with BNI, another program relating to improvement of
customer service is the standardization of design for the exterior and interior of outlets, and
ATMs. The objective is to make customers feel comfortable and secure while doing transactions at
BNI outlets.
What is meant by standardization is the standardization of all functions within the banking
halls and ATMs, such as interiors, furniture, placement units, and so on, without compromising
corporate identity.
3. ServiceStandards BNI also seeks to build awareness among its front
liners by generating confidence, enthusiasm for serving customers, and providing knowledge on
service standards through training, workshops, gatherings, and competitions, such as Exceeding
Customer Expectation ECE and Branch Service Competition.
c. Cost
The realized costs of customer service improvement programs, namely outlet network expansion program,
ATM expansion, and standardization of outlets conforming to the Corporate Identity are detailed as
follows.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
161
PENGEMBANGAN MASYARAKAT a. Mitra Usaha Binaan
Aktualisasi misi perseroan pada butir 4 yaitu meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan
sosial, tidak hanya diwujudkan dalam kepedulian kepada lingkungan alam, melainkan juga kepada lingkungan sosial.
Hal ini dimanifestasikan pada program-program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL BNI yang berorientasi pada
pemberdayaan masyarakat yang kurang membutuhkan.
Pelaksanaan PKBL di BNI mengacu kepada peraturan Menteri Negara BUMN No. 052007 tentang PKBL.
Ketentuan tersebut mengatur penyisihan laba bersih setelah pajak sebesar maksimum 4 dialokasikan untuk
kegiatan PKBL. Berdasarkan RUPS pada Juni 2010, ditetapkan alokasi dana untuk kegiatan program kemitraan
sebesar 1 atau sebesar Rp 24,8 miliar sedangkan 3 atau sebesar Rp 74,5 miliar diperuntukkan bagi kegiatan
bina lingkungan. Realisasi penyaluran dana program kemitraan tahun 2010 adalah 136,55 dari target sebesar
Rp 17 miliar. Sementara realisasi penyaluran dana bina lingkungan tahun 2010 sebesar 74,65 dari target
sebesar Rp 76 miliar.
Kegiatan program kemitraan diarahkan kepada pengusaha kecil melalui penyaluran kredit kemitraan berbunga rendah.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan memberdayakan mereka agar menjadi pengusaha yang
tangguh dan mandiri.
Fokus penyaluran tahun 2010 adalah kepada pengusaha yang bergerak di bidang industri kreatif dan industri
pangan. Hingga tahun 2010, telah tersalurkan kredit kemitraan dengan rincian sebagai berikut.
Sektor Net 2010
Sampai dengan 2010 Up to 2010
Sector Perdagangan
36,967,499,896 164,116,634,294
Manufacture Pertanian
9,632,149,063 36,861,067,716
Agriculture Jasa Dunia Usaha
3,160,478,372 13,417,154,797
Business Service Industri
2,485,693,693 10,693,814,211
Industry Pengangkutan
417,351,247 1,633,948,292
Transportation Konstruksi
84,828,521 287,008,666
Construction Lainnya
2,028,189,665 7,707,342,025
Others
Jumlah 54,776,190,457
234,716,970,001 Total
Bentuk nyata dari kepedulian kepada masyarakat adalah dengan penyaluran dengan sistem klaster yang dikenal
dengan nama “Kampoeng BNI” yang dilakukan di beberapa daerah. Tujuan pembentukan “Kampoeng BNI”
adalah untuk mengembangkan suatu kawasan pedesaan melalui pinjaman lunak program kemitraan dalam rangka
mengembangkan potensi masyarakat di setiap daerah. Dengan program pemberdayaan ini diharapkan akan
berdampak luas terhadap peningkatan derajat hidup masyarakat di sekitar “Kampoeng BNI”.
COMMUNITY DEVELOPMENT a. Supervised Business Partner
The actualization of corporate mission in point 4, which is to increase awareness and responsibility
towards the environment and society, is manifested not only towards the natural environment, but also to
the social environment. The mission is manifested in the Partnership and Community Development PKBL
program of BNI, which is focused on empowering communities.
The implementation of PKBL at BNI refers to the regulation of the Minister of State Enterprises No.
052007, concerning PKBL. The regulation provides that a maximum of 4 of net profits after tax is to be
allocated for PKBL activities. Based on the AGMS in June 2010, the allocation of funds for the activities
of the Partnership program at 1 or Rp 24.8 billion while 3 or Rp 74.5 billion designated for Community
Development activities. Actual fund disbursement in the partnership program in 2010 was 136.55 of
the target of Rp 17 billion. Meanwhile, actual funds disbursed in the community development program in
2010 amounted to 74.65 of the target of Rp 76 billion.
The activities of BNI partnership program are focused on empowering small businesses through the
disbursement of low-interest partnership loans. The activities aim to build capacity and empower them
to become strong and independent entrepreneurs.
The focus of distribution in 2010 is entrepreneurs engaging in creative industries and food industries.
Up to 2010, BNI channeled partnership loans with the following details.
BNI’s concern toward community is manifested by establishing the cluster system known as “Kampoeng
BNI”, which already exists in some areas. The purpose of establishing “Kampoeng BNI” is to develop rural
areas by disbursing soft loans for partnership program with the purpose of developing the unique potential
of each community. The empowerment program is expected to have broad impact on the development
of quality of life of the community around “Kampoeng BNI”.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
162
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
“Kampoeng BNI” yang saat ini telah berdiri antara lain: Kampoeng BNI Sapi-Subang, Kampoeng BNI Jagung-
Tasikmalaya, Kampoeng BNI Ulat Sutera-Imogiri Yogyakarta, Kampoeng BNI Sapi Nongkojajar Malang
dan Kampoeng BNI Tenun Songket-Ogan Ilir Sumatera Selatan.
Pembentukan Kampoeng BNI telah dilakukan sejak tahun 2007 dan rencananya akan terus dilakukan di beberapa
daerah di seluruh penjuru tanah air. Ke depan, BNI akan kembali menginisiasi pembentukan Kampoeng BNI,
seperti Kampoeng BNI Budidaya Pisang - Lumajang Jawa Timur, Kampoeng BNI kerajinan Kain Ulos dengan
pewarnaan alam-Pulau Samosir Sumatera Utara, Kampoeng BNI pengolahan hasil laut di Lamongan
Jawa Timur, Kampoeng BNI Budidaya Jagung di Solok Sumatera Barat, Kampoeng BNI Pemberdayaan
Perempuan di desa Leuwiliang Bogor, industri kreatif di desa Kamasan kabupaten Klungkung-Bali, Kerajinan
merangkai Bunga di Kawasan bunga Rawa Belong-Jakarta serta upaya peningkatan kemampuan perajin, peternak
dan petani anggota koperasi di Majalengka Cirebon Jawa Barat.
Upaya lain dalam penyaluran kredit kemitraan adalah dengan melakukan inisiasi revitalisasi Pasar Tradisional
di wilayah kerja PD. Pasar Kota Denpasar. Tahap awal dilakukan dengan merevitalisasi Pasar Ketapian, Denpasar
– Bali yang akan dilanjutkan di pasar-pasar lainnya. Hal ini, sama seperti inisiasi pembentukan kampoeng BNI,
disinergikan dengan program bina lingkungan.
b. Program Pengembangan Pendidikan
Dalam bidang program pengembangan pendidikan dilaksanakan kegiatan Ayo Membaca, Ayo Menabung
AMAM dimana kegiatan ini melibatkan siswa-siswa Sekolah Dasar SD, SMP, guru dan komunitas dengan
melakukan role play mengenai kegiatan transaksi dan menabung serta menyediakan mobil perpustakaan
keliling kegiatan ini telah dilaksanakan di wilayah Jakarta, Bandung, Malang, dan beberapa kota lainnya.
Kegiatan beasiswa diberikan kepada seluruh strata pendidikan dari tingkat sekolah dasarmadrasah ibtidaiyah,
SMPTsanawiyah, SMAAliyah dan Perguruan Tinggi bagi siswamahasiswa yang kurang mampu dan berprestasi.
Kegiatan beasiswa telah disalurkan ke segenap wilayah Indonesia yang disinergikan dengan program Tabunganku.
Untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda BNI tetap melanjutkan program Pojok
BNI yang terdapat di 8 delapan Universitas di Indonesia. Pojok BNI yang dikembangkan oleh BNI dilengkapai
dengan sarana Perpustakaan, akses internet, ruang diskusi dimana pengelolaan dilakukan oleh mahasiswa
sendiri yang ditunjuk sebaga duta. To date “Kampoeng BNI” projects comprised:
Kampoeng BNI Cows Farming - Subang, Kampoeng BNI Corn Framing -Tasikmalaya, Kampoeng BNI Silk
Worms - Imogiri Yogyakarta, Kampoeng BNI Cows Framing - Nongkojajar Malang and Kampoeng BNI
Tenun Songket - OganIlir Sumatera Selatan.
The development of Kampoeng BNI started in 2007 and will continue as planned in several areas
throughout the country. In the future, BNI will initiate another development of Kampoeng BNI,
such as Kampoeng BNI Banana farming – Lumajang, East java, Kampoeng BNI Kain Ulos handicraft
using natural dye – Pulau Samosir North Sumatera, Kampoeng BNI seafood processing at Lamongan Esta
Java, Kampoeng BNI Corn Farming at Solok West Sumatera, Kampoeng BNI Woman Empowerment
at Leuwiliang Bogor, creative industry at Kamasan, Regency of Klungkung-Bali, Floral Handicraft at Rawa
Belong – Jakarta and capacity building for craftsmen and farmers member of cooperative at Majalengka
Cirebon, West Java.
Another effort in channeling partnership loans is by initiating the revitalization of traditional wet markets
under PD Denpasar Market. The initial stage is done by revitalizing Pasar Ketapian, Denpasar - Bali, and
will continue to other markets. Like Kampoeng BNI, this program is carried out in synergy with on
environmental development program.
b. Education Development Program
In the field of education development program, BNI conducted an activity called Ayo Membaca, Ayo
Menabung AMAM which involves students of Elementary School SD, junior high, teachers and the
community by doing a role play about transaction and saving activities, and provides a mobile library. The
activities were held in Jakarta, Bandung, Malang, and other cities.
Scholarships are provided for all education strata, from primary schoolsmadrasah primary school, junior
highTsanawiyah, SMAAliyah and universities, and are given to deserving students from under-privileged
family backgrounds. The scholarships are distributed to all parts of Indonesia in synergy with Tabunganku
program.
To encourage entrepreneurship among the youth, BNI continues the Pojok BNI program in 8 eight
universities in Indonesia. Pojok BNI is developed by BNI and is equipped with library facilities, Internet
access, discussion rooms, and which are managed by a student-appointed ambassador.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
163
Dalam bidang Sarana dan prasarana pendidikan BNI melakukan renovasi dan meningkatkan kelengkapan alat
bantu pendidikan.
c. Program Perbaikan Kesehatan
Kegiatan di bidang Perbaikan kesehatan bekerja sama dengan MER-C tetap melanjutkan pengoperasian 46
klinik kesehatan murah di beberapa wilayah di Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Papua. Klinik tersebut
berada di lokasi masyarakat menengah ke bawah dan di pedalaman yang belum terjangkau layanan kesehatan
yang memadai. Memberikan bantuan ambulan dan motor untuk Puskesmas Tambora, Program Art
For
AIDS, Donasi Yayasan Kanker Anak Indonesia, Pemeliharaan Balai Layanan Kesehatan Bakti Sosial
Kesehatan Yayasan Hijau Putih Magelang, Bantuan sarana kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah RSUD
Pulau Sebatik, penanggulangan gizi buruk di Kupang dan dalam rangka HUT ke-46 BNI dilaksanakan kegiatan
khitanan masal bagi masyarakat yang kurang mampu.
d. Program Pengembangan Seni dan Budaya
Kegiatan dalam bidang seni dan budaya BNI berusaha mengangkat potensi-potensi kerajinan daerah, seperti:
Songket Palembang, dengan membangun kampoeng BNI Tenun di Ogan Ilir – Palembang, Sumatera Selatan.
Untuk lebih mengenalkan Kerajinan Tenun Songket Palembang BNI mempromosikan dengan membawa
kerajinan tersebut ke mancanegara. Diantaranya ke pusat perdagangan Harrods di London, Shanghai Expo,
menampilkan tenun songket disetiap kantor cabang BNI di luar negeri, serta menjadi bahan dasar rancangan
busana para perancang baik di tingkat nasional maupun internasional.
Seacara berkesinambungan BNI mengikutsertakan para perajin dari segala jenis seni budaya Indonesia - antara
lain: membatik, menenun, memahat, melukis, dan kerajinan lainnya – diikutkan dalam kegiatan pameran
baik di dalam maupun luar negeri.
e. Biaya yang dikeluarkan
Bidang Alokasi
Allocation Realisasi Rp
Actual Rp Field
BUMN Peduli 30,850,968,363
500,000,000 BUMN Peduli
Korban Bencana Alam 5,141,828,061
2,198,237,677 Natural Disaster Relief
Pendidikan dan Pelatihan 15,425,484,182
5,450,119,432 Training and Development
Peningkatan Kesehatan 15,425,484,182
6,028,978,054 Health Programs
Prasarana dan Sarana Umum 14,397,118,570
754,378,804 Infrastructure and Public Service
Sarana Ibadah 4,113,462,448
770,774,000 Religious Facilities
Pelestarian Alam 15,425,484,182
3,679,931,621 Natural Conservation
Beban Operasional 2,056,731,224
476,909,230 Operational Expenses
Jumlah Total 102,836,561,212
19,859,328,818 Total
In the field of education facilities and infrastructure, BNI conducted renovations and improvements on
educational supplies.
c. Health Improvement Program
BNI conducted health improvement program in cooperation with MER-C by continuing to operate 46
low-cost clinics in several areas in Indonesia, from Sumatra to Papua. The clinics are situated in low and
middle income communities and in remote areas unreachable by adequate health services. BNI donated
ambulances and motorbikes for the public health center Puskemas Tambora, Art For AIDS Program,
donation for Indonesian Foundation for Children Cancer, maintenance of Balai Layanan Kesehatan
Bakti SosialKesehatan Yayasan Hijau Putih Magelang, donating a health facility for District General Hospital
RSUD of Pulau Sebatik, prevention of malnutrition in Kupang, and in commemoration of the 46th
anniversary of BNI, organized mass circumcision for unprivileged community.
d. Arts and Cultural Program
In the field of arts and culture, BNI strives to promote the potential of local community handycraft, such
as: Songket Palembang, by building Kampoeng BNI Tenun Hand Woven Village in OganIlir - Palembang,
South Sumatra.
BNI conducts world promotion to further introduce Songket weaving crafts from Palembang. Among
others are to Harrods trade center in London, Shanghai Expo, displaying Songket at every BNI
branches abroad, as well as making it the raw material for fashion designers, both national and international.
BNI continuously enrolls craftsmen of all types of Indonesian art and culture - among others: batik,
weaving, carving, painting, and other handicrafts - in exhibitions at home and abroad.
e. Cost
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
164
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
KEPEDULIAN LINGKUNGAN a. Aktivitas Pelestarian Lingkungan
BNI saat ini tengah berupaya untuk menjadi bank pertama di Indonesia yang secara resmi mendapatkan
status sebagai Green Bank, yang direncanakan dapat tercapai pada tahun 2012.
BNI juga telah menandatangani nota kesepakatan dengan Green Works Asia Climate Change Capital Limited,
salah satu perusahaan spesialis dalam pembiayaan proyek karbon, guna mendukung realisasi mekanisme
pembangunan bersih clean development mechanism di Indonesia. CDM adalah program yang diluncurkan
pada Perjanjian Kyoto untuk memberikan insentif bagi perusahaan-perusahaan yang mampu menurunkan polusi
karbon.
Untuk mengarahkan penerapan konsep keberlanjutan secara terintegrasi, BNI menyusun suatu strategi yang
disebut ‘Road Map of Sustainability’. Strategi tersebut akan dilaksanakan selama 2 dua tahun, yaitu tahun
2009 – 2011, dan secara umum dapat dibedakan menjadi 2 dua klasifikasi, yaitu strategi internal dan
strategi eksternal. Secara internal, BNI menerapkan kebijakan ramah lingkungan dengan pendekatan konsep
Green Office
, yang akan dijelaskan lebih detil di bawah. Sedangkan untuk penerapan strategi eksternal dilakukan
dengan mengarahkan BNI menjadi insitusi keuangan yang memberikan prioritas pada konsep keberlanjutan
dalam praktek bisnisnya. Hal ini ditempuh antara lain melalui upaya meningkatkan portofolio kredit di sektor-
sektor yang ramah lingkungan, atau dengan melakukan edukasi pelanggan, seperti misalnya BNI Griya.
b. Aktivitas Pengelolaan Lingkungan
BNI adalah pelopor di kalangan perbankan nasional Indonesia yang mencatatkan diri sebagai anggota
lembaga United Nation Environment Programme Finance Initiative UNEP FI, yakni sejak tahun 2005.
Lembaga ini merupakan tempat bagi perbankan dan
ENVIRONMENTAL AWARENESS a. Environmental Conservation Activities
BNI is currently seeking to become the first bank in Indonesia to formally obtain the status of Green
Bank, which is planned for 2012.
BNI has also signed a memorandum of understanding with Green Works Asia Climate
Change Capital Limited, one of the companies specializing in financing carbon projects, to support
the realization of clean development mechanism in Indonesia. CDM is a program launched under Kyoto
Protocol that provides incentives for companies that can reduce carbon pollution.
Serving as a guideline for the implementation of integrated sustainability concept, BNI developed
a strategy called the ‘Road Map of Sustainability’. The strategy will be implemented over 2 two years
from 2009 to 2011, and in general can be divided into 2 two classifications, namely the internal
strategies and external strategies. Internally, BNI implements environmental-friendly policies through
the concept of Green Office, which will be explained below. As for external strategy, BNI strives to
become a financial institution that puts priority to the concept of sustainability in business practices. This
is pursued, among others, through increasing the loan portfolio in the environmental friendly sectors,
or by conducting customer education, such as through BNI Griya.
b. Environmental Management
BNI is the first national bank in Indonesia that is listed as member of the United Nations
Environment Programme Finance Initiative UNEP FI, i.e. since 2005. UNEP FI is the institution where
international banks and financial institutions share
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
165
lembaga keuangan internasional untuk saling berbagi pengalaman dan bertukar pikiran mengenai praktik-
praktik perbankan berwawasan lingkungan. Bank-bank yang telah tergabung dalam UNEP FI memiliki Prinsip-
Prinsip Investasi yang Bertanggung Jawab Principles for Responsible Investment
UNEP FI. BNI menerapkan prinsip tersebut melalui program innovative financing
for sustainability .
Terkait dengan ketersediaan energi di masa depan, melalui Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang
Kebijakan Energi Nasional, Indonesia telah mempunyai kebijakan yang berisi strategi untuk menjamin
ketersediaan energi. Kebijakan ini merumuskan konsep bauran energi di tahun 2025 dengan jalan mengurangi
konsumsi energi fosil dan menggantinya dengan energi terbarukan.
BNI mendukung hal tersebut antara lain dengan meningkatkan portofolio kredit di sektor energi
terbarukan, khususnya pembangkit listrik tenaga panas bumi dan air.
Secara internal, BNI membentuk Corporate Sustainability Team
atau CST yang bertugas mengawal tata operasional BNI agar senantiasa berada pada jalur
yang tepat dalam menuju status green bank. CST dibentuk berdasarkan SK Direksi dan
beranggotakan perwakilan seluruh divisi. Untuk mengembangkan kapasitas sumberdaya manusia yang
dimilikinya, CST mengirimkan anggotanya ke berbagai kegiatan pelatihan dan pendidikan yang berkaitan
dengan isu keberlanjutan, seperti misalnya LEAD Leadership Environment and Development.
c. UNEP-FI Signatory Member
Kuatnya komitmen lingkungan hidup BNI dapat terlihat partisipasi aktifnya di berbagai inisiatif atau kegiatan
pelestarian lingkungan hidup dunia. Selain menjadi satu- satunya bank di Indonesia yang menandatangani UNEP
FI sejak tahun 2005, BNI juga terpilih sebagai salah satu Panitia Pengarah Global Global Steering Committee
UNEP FI pada tahun 2007.
Pada tahun 2009, BNI terpilih menjadi Official Bank in the World Ocean Conference
WOC dan Coral Triangle Initiative
CTI yang diselenggarakan di Manado. Sebagai tindak lanjut dari posisinya sebagai bank resmi WOC
dan CTI, maka BNI akan bekerjasama dengan Kelola Mina Laut untuk mengembangkan pelabuhan terpadu
dan pemrosesan ikan di Bali dan Lombok.
d. Biaya yang dikeluarkan
Biaya yang dikeluarkan terkait kepedulian lingkungan selama tahun 2010 adalah sebesar Rp 3.679.931.621.
their experience and exchange their ideas about environmentally-friendly banking practices. The banks
that joined the UNEP FI uphold the principles called the Principles for Responsible Investment. BNI applies
those principles through innovative financing for sustainability programs.
Concerning the future energy availability, through the President Decree No. 5 Year 2006 on the National
Energy Policy, Indonesia already had the policy that contains a strategy to ensure the availability of energy.
The policy is to formulate the concept of energy-mix in 2025 by reducing the consumption of fossil fuels and
replacing them with renewable energy.
BNI is committed to support this strategy, among other things by improving its loan portfolio in
renewable energy sector, particularly geothermal power plants and hydro plants.
Internally, BNI has formed the Corporate Sustainability Team, or CST, tasked with guarding the operational
procedures of BNI so that it will always be on the right track towards the green bank status.
CST was established by the decree of the Board of Directors and consists of representatives of all
divisions. To develop its human resource capacity, CST enrolls its members to various training and
educational activities related to sustainability issues, such as LEAD Leadership, Environment and
Development.
c. UNEP-FI Signatory Member
BNI’s strong environmental commitment is evident in its active participation in various initiatives or activities
of environmental preservation. Besides being the only Indonesian bank to sign the UNEP FI since 2005,
BNI was also appointed as one of the Global Steering Committee, UNEP FI in 2007.
In 2009, BNI was appointed as the Official Bank in the World Ocean Conference WOC and Coral
Triangle Initiative CTI held in Manado. Following the appointment as the official bank of the WOC and CTI,
BNI engaged in collaboration with Kelola Mina Laut to develop an integrated port and fish processing in Bali
and Lombok.
d. Expenses
Total expenses for activities related to environmental awareness in 2010 amounted to Rp 3,679,931,621.
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
Dalam upaya mencapai target usahanya, BNI senantiasa mengutamakan cara-cara
berbisnis dengan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Good Corporate Governance
In order to reach its business targets, BNI always performs its business by
upholding the principles of Good Corporate Governance.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
BNI•2010AnnualReport
166
BNI•2010LaporanTahunan
167
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
168
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Good Corporate Governance
Awareness and the need for the highest standards of Good Corporate Governance GCG have become a culture at BNI, so that every member of BNI is always trying to realize the principles of GCG in daily work.
The implementation of GCG principles is the fundamental requirement to achieve the business target of BNI.
PERNYATAAN TATA KELOLA BNI
BNI mempunyai komitmen untuk senantiasa menerapkan standar tata kelola yang terbaik
sebagaimana dituangkan dalam misi BNI.
Salah satu misi BNI adalah menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik. Hal
tersebut menunjukkan bahwa BNI sangat menyadari betapa pentingnya peran Good Corporate Governance
GCG sebagai suatu landasan dalam menjalankan bisnis perusahaan serta untuk mempertahankan
kelangsungan eksistensi perusahaan dalam menghadapi tantangan dan persaingan usaha di
masa-masa yang akan datang kususnya dalam sektor industri perbankan.
STATEMENT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE
BNI has a commitment to implement best standards of corporate governance as stated in the BNI mission
statement.
One of the mission statements of BNI is to establish itself as an exemplar of compliance and good
corporate governance. This is an indication of BNI’s awareness of the importance of Good Corporate
Governance GCG as the foundation for the conduct of business activities, as well as to sustain its
continuing existence as a business entity in the face of future challenges and competition, and particularly
in the banking industry.
Kesadaran dan kebutuhan akan standar tertinggi
Good Corporate Governance GCG telah menjadi budaya BNI, sehingga setiap
insan BNI senantiasa berupaya mewujudkan prinsip-prinsip GCG secara nyata dalam
aktivitas kerja sehari-hari. Penerapan prinsip- prinsip GCG menjadi kebutuhan mendasar
untuk mencapai target bisnis BNI.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
169
BNI juga menyadari bahwa berdasarkan pengalaman historis masa lalu, pengabaian implementasi GCG
dan lemahnya kualitas GCG dalam suatu perusahaan telah menyebabkan terjadinya kegagalan perusahaan-
perusahaan besar dalam mempertahankan eksistensinya khususnya pada saat terjadinya krisis.
Upaya Penerapan GCG yang telah dilaksanakan BNI selama ini terbukti telah memberikan kontribusi
yang sangat positif serta memberikan manfaat yang nyata bagi BNI antara lain dengan meningkatnya
daya saing perusahaan, kinerja perusahaan serta menambah kepercayaan para pemangku kepentingan
stakeholder BNI khususnya investor lokal maupun luar negeri.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan untuk tetap menjaga terpeliharanya kepercayaan dan kepentingan
stakeholder BNI maka sedapat mungkin BNI secara
terus menerus dan konsisten melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan penerapan prinsip-prinsip dan
budaya GCG dalam menjalankan bisnis perusahaan. BNI is also well aware that based on historical
experience, disregard of GCG implementation or poor GCG quality in businesses have led to failure of
even large corporations in sustaining existence, and especially so in times of crisis.
GCG as implemented by BNI has thus far contributed positive and tangible benefits for
the Company, among others by bolstering the Company’s competitive edge and performance, as
well as improving confidence in BNI on the part of stakeholders, notably local and foreign investors.
In view of this, and also for the need to safeguard BNI stakeholder trust and interests, BNI spares
no effort to consistently introduce measures to improve GCG implementation, principles and values
in its day-to-day business activities.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
170
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Sebagai wujud komitmen BNI untuk mendukung terciptanya tata kelola yang baik di lingkungan BNI
maka BNI telah membentuk suatu unit Pemantauan GCG berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP174
DIRR tanggal 26 April 2005 yang merupakan bagian dari Divisi Komunikasi Perusahaan dan Kesekretariatan
dengan tugas utama melakukan pemantauan implementasi GCG di perusahaan.
Penegasan komitmen GCG tersebut antara lain diwujudkan dengan penandatanganan “Surat
Pernyataan Komitmen untuk Melaksanakan GCG” oleh seluruh Insan BNI Dewan Komisaris, Direksi dan
pegawai BNI setiap tahun, yang berisi pernyataan untuk:
a. Melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik
dan benar serta penuh tanggung jawab sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta prinsip- prinsip pengelolaan bank yang sehat;
b. Tidak memberikan, menjanjikan danatau menerima imbalan dalam bentuk apapun kepada
atau dari nasabah dana maupun nasabah debitur, vendor
, rekanan, mitra kerja danatau pihak lainnya baik eksternal maupun internal, termasuk
tetapi tidak terbatas dalam kaitannya dengan transaksi pemberian kredit, pemberian jasa
layanan perbankan, pengadaan barang dan jasa, baik sebelum, pada saat atau sesudah transaksi
dilakukan;
c. Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
d. Bertindak adil dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder;
e. Menjadi panutan atau teladan bagi segenap pegawai BNI;
f. Bersedia dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku, apabila terbukti melanggar komitmen
tersebut pada huruf a sampai dengan huruf e di atas.
Sebagai salah satu wujud nyata penerapan GCG, BNI telah memiliki Buku Kode Etik BNI sebagai panduan
segenap Insan BNI dalam melakukan kegiatan usaha yang akan diuraikan dalam sub bab tersendiri pada
bagian Kode Etik BNI dari Laporan Tahunan ini. As a manifestation of BNI’s commitment to ensure
good corporate governance within BNI, the Company has established a GCG Monitoring Unit pursuant to
Board of Directors’ Directive No. KP174DIRR dated 26 April 2005. The GCG Monitoring Unit is part of the
Corporate Communication and Secretariat Division principally assigned to monitor the implementation of
GCG in the company.
An affirmation of this commitment is also realized through the signing of an annual Letter of Statement
of the Commitment to implement corporate-wide GCG Board of Commissioners, Board of Directors and
employees which contains the declaration of all BNI personnel to:
a. Discharge duties and obligations accordingly and
responsibly in adherence to the principles of Good Corporate Governance and existing laws and
regulations as well as the management principles of a healthy bank;
b. Refrain from offering, promising andor accepting any form of reward to or from a customer,
debtor, vendor, associate, business partner and or other parties, both external and internal,
including but not limited to transactions related to loan extension, provision of banking services,
procurement of goods and services, before, during or after carrying out the transaction;
c. Perform duties in the best possible manner in accordance with existing terms and conditions;
d. Act in a just and equitable manner in fulfilling stakeholder rights;
e. Serve as an exemplar for all BNI employees; f. Accept the imposition of sanctions in accordance
with prevailing terms and conditions when found to be in breach of the said commitments from the
aforementioned points a to e.
As one of the implementation of GCG, BNI has a Code of Conduct as guidance for all BNI employees in all
of the business activities of the Bank. This will be described separately in sub section Code of Conduct
of this Annual Report.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
171
Untuk mengetahuimengukur pencapaian yang telah dilakukan BNI dalam mengimplementasikan GCG,
BNI ikut serta dalam peratinganpemeringkatan implementasi GCG. yang dilakukan oleh lembaga
pemeringkat independen, yaitu Center for Good Corporate Governance
Universitas Gadjah Mada CGCG UGM, Indonesian Institute for Corporate
Governance IICG dan Indonesian Institute for
Corporate Directorship IICD.
Hasil peratinganpemeringkatan sebagai berikut:
LembagaPemeringkat Rating Company
Skor Score
Predikat Predicate
CGCG UGM 931.31 dari nilai maksimum 1,000
Baik IICG dan Majalah SWA
84.58 80.97 Trusted Company Based on Corporate
Governance Perception Index CGPI 2009 dan Trusted Company based on
Investors and analysis`s Assessment Survey.
IICD 92.06
Best Corporate Governance kategori Responsibility of the Board.
STRUKTUR DAN MEKANISME TATA KELOLA
To track and measure the progress in GCG implementation, BNI participated in the rating on GCG
implementation conducted by independent rating institutions. These include Gajah Mada University’s
Center for Good Corporate Governance CGCG UGM and the Indonesian Institute for Corporate Governance
IICG and Indonesian Institute for Corporate Directorship IICD.
The result of the rating is as follows:
CORPORATE GOVERNANCE STRUCTURE AND MECHANISM
Audit Assessment
Pemantauan
Monitoring
Pengaduan:
Complain:
KotakPosGCGBNI, gcgbni.co.id
WhistleBlowingSystemtoCEO
Sosialisasi
Socialisation
Good Corporate Governance Code Prinsip 46
Principle46
Kode Etik BNI BNICodeofConduct
Implementasi
Implementation
GCG Handbook
Board Manual Komitmen GCG
GCGCommitment
Kebijakan-kebijakan GCG
GCGPolicies
Buku Pedoman PerusahaanSOP
Online
CompanyManual HandbookSOP
Online
Panduan GCG Nasional
NationalGCG Guidance
Hukum Peraturan yang Berlaku
RuleLaw Regulation
Visi, Misi Sasaran Perseroan
Vision,Mission CompanyTarget
CorporateIndustry Best Practice
Internal Best Practice
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
172
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
1. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang
yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi dalam batas yang ditentukan dalam
Undang-undang Perseroan Terbatas danatau anggaran dasar Perseroan.
2. RUPS Tahunan merupakan forum dimana Dewan Komisaris dan Direksi melaporkan
dan mempertanggungjawabkan kinerja BNI kepada pemegang saham. RUPS memiliki
wewenang antara lain untuk mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris dan Direksi,
menetapkan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi serta mengevaluasi kinerja Dewan
Komisaris dan Direksi.
3. Pada tahun 2010, BNI menyelenggarakan 1 satu kali RUPS Tahunan untuk Tahun Buku 2009 dan
1 satu kali Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB.
a. RUPS Tahunan Tahun Buku 2009,
menghasilkan keputusan sebagai berikut: 1. Menyetujui dan mengesahkan Laporan
Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2009, yang terdiri dari Laporan Direksi, Laporan
Tugas Pengawasan Dewan Komisaris, Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun
buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 beserta penjelasannya
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko Sandjaja
Ernst Young.
2. Mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko Sandjaja Ernst Young.
3. Memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya dari tanggung jawab acquit
et de charge kepada seluruh anggota
Direksi atas tindakan pengurusan dan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris
atas tindakan pengawasan yang mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2009 termasuk pengurusan dan pengawasan terhadap
Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan, sepanjang:
a Tindakan tersebut bukan merupakan
tindak pidana; dan
GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS
1. The General Meeting of Shareholders GMS is Company Apparatus holding the authority that is
not delegated to the Board of Directors BOD and or Board of Commissioners BOC with boundaries
set forth in prevailing laws andor Articles of Association.
2. Annual GMS is a forum in which the BOD and BOC present BNI Performance Reports to the
shareholders. Amongst the authority held by the GMS are appointment and release of members of
the BOC and BOD, determining the remuneration for the BOC and BOD and evaluating the
performance of the BOC and BOD.
3. In 2010, BNI held 1 one Annual GMS AGMS and 1 one Extraordinary GMS EGMS.
a. The resolutions of the 2009 Fiscal Year AGMS are as follows:
1. Approve and accept the Company’s Annual Report for the financial year ended on
December 31, 2009, comprise with the Board of Directors Report, the Board of
Commissioners Supervisory Action Report, Financial Statements of the Company for
the financial year ended on December 31, 2009 together with the explanationnotes
thereof which had been audited by the Office of the Registered Public Accountants
Purwantono, Sarwoko Sandjaja Ernst Young for December 31, 2009.
2. Ratify the Annual Report of Partnership Program and Local Community
Development Program for the financial year ended on December 31, 2009, which
had been audited by the Office of the Registered Public Accountants Purwantono,
Sarwoko Sandjaja Ernst Young.
3. Grant full release and discharge acquit et de charge
to all members of the Board of Directors from the management actions
measures and to all members of the Board of Commissioners from the supervisory
actionsmeasures they carried out in the financial year ended on December 31, 2009
including the management and supervisory actions to the Partnership Program and
Local Community Development Program, to the extent that:
a. Such actions do not constitute criminal
offenses; and
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
173
b Tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan
Perseroan serta Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
4. Menyetujui dan menetapkan penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2009 yaitu sebesar Rp 2.483.996.484.012 dua triliun empat ratus
delapan puluh tiga miliar sembilan ratus sembilan puluh enam juta empat ratus delapan puluh empat
ribu dua belas rupiah untuk selanjutnya disebut “Laba Bersih Tahun 2009” sebagai berikut:
a. Sebesar 35 tiga puluh lima persen dari
Laba Bersih Tahun 2009 atau sebesar Rp 869.398.769.404,- delapan ratus enam puluh
sembilan miliar tiga ratus sembilan puluh delapan juta tujuh ratus enam puluh sembilan ribu empat
ratus empat rupiah dibagikan sebagai dividen tunai kepada 15.273.940.510 lima belas miliar
dua ratus tujuh puluh tiga juta sembilan ratus empat puluh ribu lima ratus sepuluh saham,
dengan ketentuan sebagai berikut: i. atas dividen tersebut akan diperhitungkan
dengan dividen sementara atau interim dividen tahun buku 2009 sebesar
Rp 9,44 sembilan rupiah koma empat puluh empat sen per saham yang pada tanggal
11 Desember 2009 telah dibayarkan oleh Perseroan kepada para Pemegang Saham
sehingga sisa dividen untuk tahun buku 2009 yang akan dibayarkan oleh Perseroan adalah
sebesar Rp 725.146.329.348,- tujuh ratus dua puluh lima miliar seratus empat puluh
enam juta tiga ratus dua puluh sembilan ribu tiga ratus empat puluh delapan rupiah
sehingga setiap 1 saham berhak untuk menerima sisa dividen sebesar Rp 47,48
empat puluh tujuh koma empat puluh delapan rupiah.
ii. memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi
untuk melakukan pembayaran sisa dividen tunai dan menetapkan tata cara pembagian
serta jadwal pembayaran sisa dividen tunai termasuk untuk hadir dan menghadap
pejabat yang berwenang di Bursa Efek atau instansi lain terkait, serta mengajukan
dan meminta persetujuan atas jadwal pelaksanaan pembayaran sisa dividen tunai
tersebut. Pembayaran sisa dividen dimaksud akan diumumkan dalam 2 dua surat kabar
harian dengan memperhatikan peraturan Bursa Efek.
b. Such actions are reflected in the Company’s Annual Report and Financial
Statements as well as Annual Report of Partnership Program and Local Community
Development Program for the financial year ended on December 31, 2009.
4. Approve and determine the use of the Net Profits of the Company for the financial year
ended on December 31, 2009 amounted Rp 2,483,996,484,012,- two trillion four hundred
eighty three billion nine hundred ninety six million four hundred eighty four thousand and twelve
Rupiah, hereinafter shall be referred to as “the Net Profits of the 2009” as follows:
a. A sum of 35 of the Net Profits of the 2009
or amounting to Rp 869,398,769,404,- eight hundred sixty nine billion three hundred ninety
eight million seven hundred sixty nine thousand four hundred and four Rupiah are distributed
as cash dividends to a total of 15,273,940,510 fifteen billion two hundred seventy three million
nine hundred forty thousand five hundred and ten shares, with the following conditions:
i. thereon will be included with the interim
dividend in Financial Year 2009 amounted to Rp 9.44 nine rupiah forty four cents per
share which has been paid on December 11, 2009 by the Company to the Shareholders so
that the remaining dividend for Financial Year 2009 which will be paid by the company is
Rp 725,146,329,348,- seven hundred twenty five billion one hundred forty six million three
hundred twenty nine thousand three hundred forty eight rupiah, so that every one share
is entitled to receive the remaining stock dividend amounting to Rp 47.48.
ii. to grant power and authority to the Company’s Board of Directors with the substitution rights
to make payment of remaining cash dividends and to stipulate the procedures for distribution
as well as schedule for payment of remaining cash dividends, including to attend and appear
before the authorized official of the Stock Exchange or other related agencies, and to
submit and request approval for the schedule of the implementation of the said remaining
cash dividends payment. The payment of remaining dividends will be announced in 2
two daily newspapers with due observance of the Stock Exchange regulations.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
174
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
b. Sebesar 1 satu persen dari Laba Bersih Tahun 2009 atau Rp 24.839.964.840,- dua
puluh empat miliar delapan ratus tiga puluh sembilan juta sembilan ratus enam puluh
empat ribu delapan ratus empat puluh rupiah digunakan untuk dana Program Kemitraan.
c. Sebesar 3 tiga persen dari Laba Bersih Tahun 2009 atau Rp 74.519.894.520,- tujuh
puluh empat miliar lima ratus sembilan belas juta delapan ratus sembilan puluh empat ribu
lima ratus dua puluh rupiah digunakan untuk dana Program Bina Lingkungan.
d. Sebesar 10 sepuluh persen dari Laba Bersih Tahun 2009 atau Rp 248.399.648.401,- dua
ratus empat puluh delapan miliar tiga ratus sembilan puluh sembilan juta enam ratus
empat puluh delapan ribu empat ratus satu rupiah digunakan untuk cadangan wajib dalam
rangka memenuhi ketentuan Pasal 70 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
e. Sebesar 9,41 sembilan koma empat puluh satu persen dari Laba Bersih Tahun 2009 atau
Rp 233.744.069.145,- dua ratus tiga puluh tiga miliar tujuh ratus empat puluh empat juta enam
puluh sembilan ribu seratus empat puluh lima Rupiah digunakan untuk cadangan yang telah
ditentukan penggunaannya.
f Sisa Laba Bersih tahun buku 2009 yang tidak ditentukan penggunaannya ditetapkan sebagai
Laba Ditahan. 5. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan
Komisaris Perseroan untuk menetapkan Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan
Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 serta menetapkan besarnya
honorarium dan syarat lainnya tentang penetapan Kantor Akuntan Publik dimaksud.
6. Menetapkan gaji anggota Direksi dan honorarium anggota Dewan Komisaris untuk tahun 2010
tidak mengalami kenaikan dan oleh karenanya besarnya gaji dan honorarium tersebut tetap sama
dengan besarnya gaji dan honorarium yang telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan Perseroan yang diadakan pada tanggal 27 Mei 2009. Proporsi gaji masing-masing anggota
Direksi terhadap gaji Direktur Utama ditetapkan oleh Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu
berkonsultasi dengan Direktur Utama. Sedangkan proporsi honorarium anggota Dewan Komisaris
adalah Komisaris Utama sebesar 50, Wakil Komisaris Utama sebesar 47,5 dan anggota
Dewan Komisaris lainnya sebesar 45 dari gaji b. A sum of 1 of the Net Profits of the 2009
or amounting to Rp 24,839,964,840,- Twenty four billion eight hundred thirty nine million
nine hundred sixty four thousand eight hundred forty Rupiah shall be used for Partnership
Program funds.
c. A sum of 3 of the Net Profits of the 2009 or amounting to Rp 74,519,894,520,- Seventy
four billion five hundred nineteen million eight hundred ninety four thousand five hundred
twenty Rupiah shall be used for Local Community Development Program.
d. A sum of 10 of the Net Profits of the 2009 or amounting to Rp 248,399,648,401,- Two
hundred forty eight billion three hundred ninety nine million six hundred forty eight thousand
four hundred and one Rupiah shall be used for reserves within the framework of fulfilling
the provisions of paragraph 1 of Article 70 of Law Number 40 of 2007 on Limited Liability
Company.
e. A sum of 9.41 of the Net Profits of the 2009 or amounting to Rp 233,744,069,145,- Two
hundred thirty three billion seven hundred forty four million sixty nine thousand one
hundred forty five Rupiah shall be used for Appropriated Reserve.
f. The undetermined remaining sum of the Net Profits of the 2009 is determined as the
Retained Earnings. 5. Approve granting power and authority to the
Company’s Board of Commissioners to determine a Registered Public Accountants Office for
the 2010 Financial Year, including to carry out procurement process of audit service over the
Company’s Financial Report for the 2010 Financial Year, and Annual Report of Partnership Program
and Local Community Development Program for the 2010 Financial Year and to determine the
compensation and other requirements regarding the fulfilment of the referred Public Accountants
Office.
6. Determine that the salary of the members of the Board of Directors and the honorarium of the
members of the Board of Commissioner for the year 2010 are not on the increase and therefore
the amount of the salary and the honorarium still remain the same as the amount of the salary
and the honorarium which has been decided in Annual General Meeting of Shareholders held
on May 27, 2009. Proportion of salary of each member of Board of Director salary determined
by the Board of Commissioners with prior consultation with the President Director. While
the proportion of honorarium of members
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
175
Direktur Utama. Selanjutnya memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk
menetapkan honorarium, tunjanganfasilitas, tantiem dan santunan purna jabatan bagi
Sekretaris Dewan Komisaris tahun 2010, dengan memperhatikan besaran honorarium, tunjangan
fasilitas, tantiem dan santunan purna jabatan yang berlaku selama ini.
7 Tantiem sebesar 2,29 dua koma dua puluh sembilan persen gross yang dihitung dari laba
bersih Perseroan periode tanggal 1 Januari 2009 sd 31 Desember 2009 yang telah dianggarkan,
untuk dibayarkan secara proporsional kepada segenap anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris yang menjabat pada tahun 2009. Proporsi besarnya tantiem yang akan diterima
ditetapkan sebagai berikut: Direktur Utama sebesar 100, Wakil Direktur Utama sebesar
95, anggota Direksi lainnya sebesar 90, Komisaris Utama sebesar 50, Wakil Komisaris
Utama sebesar 47,5 dan anggota Dewan Komisaris lainnya sebesar 45.
8. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan fasilitas
dan santunan purna jabatan bagi Dewan Komisaris dan Direksi dengan ketentuan Dewan
Komisaris harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna
sebelum menetapkan fasilitas dan santunan Purna Jabatan dimaksud. Pemberian kuasa dan
wewenang tersebut berlaku untuk tahun 2010 dan tahun-tahun selanjutnya sampai dengan
keputusan ini diubah atau dicabut oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
9. Memberhentikan dengan hormat seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi
Perseroan yang berakhir masa jabatannya terhitung sejak ditutupnya Rapat ini, dan
menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas pengabdiannya.
10. Menyetujui dan mengangkat anggota Dewan Komisaris, dengan susunan sebagai berikut:
• PeterBenyaminStok,KomisarisUtama Komisaris Independen
• TirtaHidayat,WakilKomisarisUtama • AchilRidwanDjayadiningrat,Komisaris
Independen • FeroPoerbonegoro,KomisarisIndependen
• EkoputroAdijayanto,Komisaris • BagusRumbogo,Komisaris
• B.S.Kusmuljono,KomisarisIndependen of the Board of Commissioners is as follows
the President Commissioner is 50, the Vice President Commissioner is 47.5 and the other
members of the Board of Commissioners for 45 of the salary of President Director. Furthermore,
providing the power and authority to the Board of Commissioners to determine the honorarium,
benefitsfacilities, tantieme and retirement benefit for the Secretary of the Board of Commissioners
in 2010, taking into account the prevailing amount of honorarium, benefitsfacilities, tantieme and
retirement benefit.
7. Approve the budgeted tantieme that is equal to 2.29 Gross of the Company Net Profit
for the Financial Year 2009, to be distributed to all member of the Board of Directors and
the Board of Commissioners, proportionally, according to their length of service during 2009.
The percentage is as follows: President Director 100, Vice President Director 95, other
member of the Board of Directors 90, President Commissioner 50, Vice President Commissioner
47.5 and other member of the Board of Commissioners 45.
8. Approve granting power and authority to the Board of Commissioners to determine facility and
retirement benefit to the Board of Commissioners and the Board of Directors with the provisions that
the Board of Commissioners must first consult with the Seri A Dwiwarna Shareholders before
determining facility and retirement benefit above mentioned. Grant power and authority above
mentioned applicable for the years 2010 and following years until the decision is changed or
revoked by the General Meeting of Shareholders.
9. Approve the discharge of all member of the Company’s Board of Commissioners and the
Board of Directors which expired their term of service commencing from the closing date of the
Meeting, therefore to honorably dismiss and to express gratitude for their contribution of energy
and ideas.
10. Approve the appointment of the member of the Board of Commissioners, with the following
composition: • PeterBenyaminStok,President
CommissionerIndependent Commissioner • TirtaHidayat,VicePresidentCommissioner
• AchilRidwanDjayadiningrat,Independent Commissioner
• FeroPoerbonegoro,Independent Commissioner
• EkoputroAdijayanto,Commissioner • BagusRumbogo,Commissioner
• B.S.Kusmuljono,IndependentCommissioner
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
176
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Pengangkatan anggota Dewan Komisaris tersebut berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat ini, kecuali
pengangkatan Tirta Hidayat, Ekoputro Adijayanto, Bagus Rumbogo, dan B.S. Kusmuljono berlaku efektif
setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan fit and proper
test
dan telah memenuhi peraturan perundangan lainnya.
Berakhirnya masa jabatan seluruh anggota Dewan Komisaris yang diangkat tersebut adalah sampai
dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang ke-5 kelima sejak pengangkatan
mereka yang diselenggarakan pada tahun 2015.
11. Menyetujui dan mengangkat anggota Direksi, dengan susunan sebagai berikut:
• GatotM.Suwondo,sebagaiDirekturUtama • FeliaSalim,sebagaiWakilDirekturUtama
• KrishnaSuparto,sebagaiDirektur • YapTjaySoen,sebagaiDirektur
• AhdiJumhariLuddin,sebagaiDirektur • SuwokoSingoastro,sebagaiDirektur
• DarmadiSutanto,sebagaiDirektur • HonggoWidjojoKangmasto,sebagaiDirektur
• Sutanto,sebagaiDirektur • AdiSetianto,sebagaiDirektur
Pengangkatan anggota Direksi tersebut berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat ini, kecuali pengangkatan
Darmadi Sutanto, Honggo Widjojo Kangmasto, Sutanto, dan Adi Setianto berlaku efektif setelah
mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan fit and proper test dan
telah memenuhi peraturan perundangan lainnya. Berakhirnya masa jabatan seluruh anggota Direksi
yang diangkat tersebut adalah sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
yang ke-5 kelima sejak pengangkatan mereka yang diselenggarakan pada tahun 2015.
12. Memberikan kewenangan dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan untuk melakukan
segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan-keputusan di atas, termasuk tetapi
tidak terbatas untuk menyatakan keputusan Rapat ini dengan akta tersendiri di hadapan Notaris
dan mendaftarkan susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan sebagaimana disebutkan
di atas dalam Daftar Perusahaan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 1982
tentang Wajib Daftar Perusahaan. The appointment of the member of the Board of
Commissioners shall be effectively valid commencing from the closing date of the Meeting, except the
appointment of Tirta Hidayat, Ekoputro Adijayanto, Bagus Rumbogo, and B.S. Kusmuljono shall be
effectively valid since the approval from Bank Indonesia has been obtained and has complied with rules and
regulations.
The expiry term of service of all appointed member of the Board of Commissioners are until the closing of
the Annual General Meeting of Shareholders of the 5th fifth since their appointment held in 2015.
11. Approve the appointment of the member of the Board of Directors, with the following composition:
• GatotM.Suwondo,PresidentDirector • FeliaSalim,VicePresidentDirector
• KrishnaSuparto,Director • YapTjaySoen,Director
• AhdiJumhariLuddin,Director • SuwokoSingoastro,Director
• DarmadiSutanto,Director • HonggoWidjojoKangmasto,Director
• Sutanto,Director • AdiSetianto,Director
The appointment of the member of the Board of Directors shall be effectively valid commencing from the
closing date of the Meeting, except the appointment of Darmadi Sutanto, Honggo Widjojo Kangmasto, Sutanto,
and Adi Setianto shall be effectively valid since the approval from Bank Indonesia has been obtained and
has complied with rules and regulations.
The expiry term of service of all appointed member of the Board of Directors until the closing of the Annual
General Meeting of Shareholders of the 5th fifth since their appointment held in 2015.
12. Grant the authority with substitution rights to the Company Board of Directors to take all actions
necessary relating to the above mentioned decisions, including but not limited to state
the Decision of this Meeting in the separate deed before a Notary Public and to register the
composition of the members of the Company Board of Commissioners and Board of Directors as
mentioned above to the Authorities comply with the regulation.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
177
13. Menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan dan penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar
Perseroan. 14. Sehubungan dengan perubahan Anggaran
Dasar tersebut, memberi kuasa dan wewenang dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan
baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri untuk memohon persetujuan dan melaporkan
perubahan Anggaran Dasar ini kepada pihak yang berwenang, menyatakan serta menyusun
penyesuaian perubahan atau perbaikan-perbaikan yang diperlukan dengan akta otentik dihadapan
Notaris apabila disyaratkan oleh pihak yang berwenang danatau perundang-undangan yang
berlaku, membuat dan meminta dibuatkan serta menandatangani segala akta-akta, surat-surat
maupun dokumen-dokumen yang diperlukan, hadir dihadapan pihak atau pejabat yang berwenang,
mengajukan permohonan atau melaporkan kepada pihak atau pejabat yang berwenang serta
melakukan tindakan lain yang dipandang perlu sehubungan dengan perubahan Anggaran Dasar
Perseroan dimaksud.
b. RUPS Luar Biasa tahun 2010 menghasilkan keputusan sebagai berikut:
1. Menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan melalui Penawaran
Umum Terbatas PUT III dengan penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu HMETD, dengan ketentuan dan persyaratan antara lain sebagai berikut:
a. Setiap pemegang 500.000 lima ratus
ribu saham lama saham seri C yang namanya tercatat dalam Daftar
Pemegang Saham BNI pada tanggal 8 Desember 2010 pukul 16.00 WIB
mempunyai 110.473 seratus sepuluh ribu empat ratus tujuh puluh tiga
HMETD, dan setiap 1 satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya
untuk membeli sebanyak 1 satu saham baru Seri C dalam Perseroan dengan
Harga Pelaksanaan Rp 3.100,- tiga ribu seratus Rupiah setiap saham
yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Pemesanan dan Pembelian
Saham. 13. Approve the changes of Company’s Articles of
Association and recodification of Company’s Articles of Association.
14. With regard to changes in the Articles of Association, give power and authority with
substitution rights to Directors to, individually or jointly, ask approval and report the changes
to the Articles of Association to the relevant authorities, to declare and accommodate
changes or correction with authentic documents before the Notary if required by
relevant authorities or prevailing regulations, to make and sign all letters, deeds or documents,
to be present before the Notary or authorized officials, to propose or to report to authorized
officials and to conduct any other actions which is required in connection with the such changes
to the Articles of Association.
b. The Extraordinary General Meeting of Shareholders in 2010, reached the following
resolutions: 1. Approving the increase of issued and
paid-in-capital through a Rights Issue III PUT III to the issuance Pre-emptive
Rights HMETD under the following terms and conditions:
a. Each owner of 500,000 five hundred
thousand old shares series C shares whose name is registered in
the Register of Shareholders of BNI as of December 8, 2010 at 16:00 pm
is entitled to 110,473 one hundred ten thousand four hundred and
seventy-three rights, where each right entitles the owner to purchase
1 one new share of Series C in the Company with the execution price of
Rp 3,100, - three thousand and one hundred Rupiah per share, which
must be paid in full when submitting reservation and purchase of shares.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
178
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
b. HMETD tersebut dapat diperdagangkan di dalam dan di luar Bursa mulai tanggal
10 Desember 2010 sampai dengan 16 Desember 2010, dengan memperhatikan
ketentuan yang berlaku dibidang pasar modal termasuk tetapi tidak terbatas pada ketentuan
mengenai penitipan kolektif efek bersifat ekuitas yang dikeluarkan oleh Kustodian
Sentral Efek Indonesia. Setiap HMETD dalam bentuk pecahan akan dibulatkan kebawah
round down.
c. Jika saham baru yang ditawarkan dalam PUT III ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang
HMETD porsi publik atau masyarakat, maka sisanya dialokasikan kepada pemegang
saham publik lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya, secara
proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Setelah alokasi pemesanan
saham tambahan, bilamana masih terdapat sisa saham tersebut, maka PT Bahana
Securities selaku penjamin emisi underwiter wajib membeli sisa saham yang bukan
merupakan porsi Negara Republik Indonesia sebanyak-banyaknya sebesar 902.508.430
sembilan ratus dua juta lima ratus delapan ribu empat ratus tiga puluh Saham Biasa
Atas Nama Seri C, dengan memperhatikan bahwa jumlah saham yang dimiliki oleh publik
setelah pelaksanaan PUT III sebesar 40 empat puluh persen dari modal ditempatkan
dan disetor penuh dan saham yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sebesar 60
enam puluh persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PUT III selesai
dilaksanakan.
d. Negara Republik Indonesia sebagai pemegang saham BNI tidak akan melaksanakan seluruh
HMETD yang menjadi haknya dalam PUT III yaitu sejumlah 2.472.207.630 dua miliar
empat ratus tujuh puluh dua juta dua ratus tujuh ribu enam ratus tiga puluh HMETD
dan HMETD milik Negara Republik Indonesia tersebut akan dijual kepada PT Bahana
Securities dan selanjutnya PT Bahana Securities akan menawarkan dan menjual
saham tersebut, segera setelah saham tersebut diterbitkan oleh Biro Administrasi
Efek yang ditunjuk oleh Perseroan yaitu PT Datindo Entrycom, kepada para investor asing
maupun domestik melalui penawaran terbatas yang akan dilaksanakan melalui transaksi di
BEI pada hari yang sama saat pelaksanaan HMETD milik Negara Republik Indonesia oleh
PT Bahana Securities. b. The rights can be traded at the Stock
Exchange and over the counter starting from December 10, 2010 up to December
16, 2010, with due observance of the prevailing provisions in the field of capital
market, including but not limited to the provisions on collective safekeeping of
equity stock issued by the KSEI. Each rights in fractions forms will be rounded down.
c. If the new shares offered in Rights Issue III are not entirely taken by the
HMETD holders of public portion, then the remaining shares allocated to other public
shareholders who make a reservation more than their rights, proportionately based on
the rights that have been implemented. After the allocation of additional share
subscription, if there are remaining shares, PT Bahana Securities as underwriter shall
purchase the remaining shares which is not a portion of the State of Republic of
Indonesia i.e. a maximum of 902,508,430 nine hundred two million five hundred
eight thousand four hundred thirty Common Shares Series C by observing that
the number of shares held by the Public after the execution of Rights Issue III of
40 forty percent of the issued and fully paid capital, and shares held by the State
of the Republic of Indonesia of 60 sixty percent of the issued and fully paid capital
after Rights Issue III is completed.
d. The Republic of Indonesia as a shareholder of BNI will not be exercising all the rights
that they are entitled to in Rights Issue III in the number of 2,472,207,630 two
billion four hundred seventy two million two hundred seven thousand six hundred thirty
of rights, and such rights of the Republic of Indonesia will be sold to PT Bahana
Securities. Subsequently, PT Bahana Securities will then immediately
offer and sell the shares, after the shares issued by the BAE appointed by the
Company i.e. PT Datindo Entrycom, to foreign and domestic investors through a
limited offering which will be implemented through transactions on the IDX on the
same day as the implementation of rights of the Republic of Indonesia by PT Bahana
Securities.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
179
e. Seluruh dana hasil PUT III ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham, akan
digunakan oleh Perseroan dalam rangka memperkuat struktur permodalan yang
selanjutnya menurut rencana akan digunakan untuk:
i. sekitar 80 delapan puluh persen
akan digunakan untuk penyaluran kredit Korporasi, Usaha Menengah,
Usaha Kecil, dan Konsumer. ii. sekitar 15 lima belas persen akan
digunakan untuk pengembangan infrastruktur pada teknologi informasi,
outlet dan ATM dan lain-lain.
iii. sekitar 5 lima persen akan digunakan untuk pengembangan
perusahaan anak yaitu BNI Life, BNI Syariah, BNI Securities dan BNI
Multifinance, dimana pengembangan perusahaan anak tersebut akan
dilakukan dengan jalan peningkatan penyertaan modal pada perusahaan
tersebut untuk meningkatkan kapasitas bisnisnya.
2. Sehubungan dengan PUT III Perseroan, maka akan dilakukan perubahan ketentuan
Pasal 4 ayat 2 dan 3 Anggaran Dasar Perseroan, dan:
a. memberi kuasa kepada Direksi
Perseroan untuk melaksanakan PUT III Perseroan;
b. memberi kuasa kepada Direksi Perseroan untuk menyatakan dalam akta Notaris
tersendiri mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor hasil
pengeluaran saham baru setelah nama Pemegang Saham yang memperoleh
saham dari PUT III ini tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan,
termasuk untuk mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dan melakukan segala tindakan yang
diperlukan berkaitan dengan hal tersebut. e. The funds obtained from Rights
Issue III, after being deducted by the issuance costs, shall be used by the
Company within the framework of strengthening the capital structure,
which, according to plan, will be subsequently used to:
i. about 80 will be used for
financing Corporate credit, Medium Business credit, Small
Business credit and Consumer credit.
ii. about 15 will be used for infrastructure development in
information technology, ATM and outlets and others.
iii. about 5 will be used to expand subsidiaries i.e. BNI Life, BNI
Syariah, BNI Securities and BNI Multifinance, in which the
expansion of those subsidiaries will be done by increasing capital
investment, to increase its business capacity.
2. In connection with the Rights Issue III of the Company, there will be changes to
the provisions of Article 4 paragraph 2 and 3 Articles of Association, and:
a. authorize the Board of Directors of
the Company to implement Rights Issue III of the Company;
b. Authorize the Board of Directors of the Company to declare in a separate
notarial deed concerning the increase in issued and paid up the issuance
of new shares after the name of the Shareholders who acquire
shares from the Rights Issue III was registered in the List of Shareholders
of the Company, including to take care of notification to the Minister of
Justice and Human Rights of Republic of Indonesia and all necessary actions
in connection with the matters mentioned above.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
180
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
3. Menyetujui perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan
Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.J.1 yaitu penyesuaian dengan menyebutkan
kegiatan usaha utama dan kegiatan usaha penunjang yang mendukung kegiatan usaha
utama serta memberi kuasa kepada Direksi Perseroan untuk menyatakan dalam akta
Notaris tersendiri mengenai perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan
tersebut, termasuk untuk mengurus persetujuan kepada Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan melakukan segala tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan hal tersebut.
DEWAN KOMISARIS 1. Komposisi dan Kriteria Anggota Dewan
Komisaris
a. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dilakukan dalam RUPS.
b. Pada RUPS Tahunan BNI tanggal 12 Mei 2010 terjadi perubahan komposisi dan susunan
anggota Dewan Komisaris sehubungan dengan berakhirnya masa jabatan anggota Dewan
Komisaris yang menjabat saat itu. RUPS tersebut memberhentikan dengan hormat
seluruh anggota Dewan Komisaris yang telah berakhir masa jabatannya dan mengangkat
anggota Dewan Komisaris yang akan menjabat untuk periode tahun 2010 sampai dengan
ditutupnya RUPS tahunan yang ke lima sejak pengangkatan tersebut.
Jumlah anggota Dewan Komisaris sampai dengan RUPS Tahunan BNI tanggal 12 Mei 2010 adalah 7
tujuh orang dengan perincian sebagai berikut:
Nama Name
Jabatan Position
Peter Benyamin Stok Komisaris Utama
Komisaris Independen President Commissioner
Independent Commissioner Suwarsono
Komisaris Independen Independent Commissioner
Achjar Iljas KomisarisKomisaris Independen
CommissionerIndependent Commissioner Achil Ridwan Djayadiningrat
KomisarisKomisaris Independen CommissionerIndependent Commissioner
Fero Poerbonegoro Komisaris
Commissioner H.Muh Seniman Latif
Komisaris Commissioner
Parikesit Suprapto Komisaris
Commissioner
Tidak menjabat lagi berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BNI tanggal 12 Mei 2010 No longer served based on BNI AGMS dated 12 May 2010
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
3. Approving the amendment of Article 3 of the Company’s Articles of Associations
to comply with the Bapepam and LK Regulation Number IX.J.1, the adjustment
by stating the main business activities and supporting business activities that support
core business and to give power to the Company’s Board of Directors to state or
declare in a separate Notarial deed on the amendment above, including to take care
of approval to the Minister of Justice and Human Rights of Republic of Indonesia and
all necessary actions in connection with the matters mentioned above.
BOARD OF COMMISSIONERS 1. Composition and Criteria of the Board of
Commissioners’ Members
a. Members of the Board of Commissioners BOC are elected during a GMS.
b. In 2010, changes were made to the membership composition and structure of
the Board of Commissioners as based on BNI’s Articles of Association at the closing
of the BNI Annual GMS in 2010, the tenure of BOC members had expired, thus during
BNI’s Annual GMS on 12 May 2010 all BOC members whose office term had ended were
honorably terminated and subsequently elected new BOC members for the 2010 – 2015
tenure.
The Board of Commissioners until BNI’s Annual GMS held on 12 May 2010 consisted of 7 seven members
with the following details:
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
Financial Review
Business Review
Corporate Social Responsibility
Good Corporate Governance
Functional Review
Corporate Data
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
181
Jumlah anggota Dewan Komisaris setelah RUPS Tahunan BNI tanggal 12 Mei 2010 adalah 7 tujuh
orang dengan perincian sebagai berikut:
Nama Name
Jabatan Position
Efektif Effective
Peter Benyamin Stok Komisaris Utama
Komisaris Independen President Commissioner
Independent Commissioner 4 Agustus 2009
Tirta Hidayat Wakil Komisaris Utama
Vice President Commissioner 12 Juli 2010
Achil Ridwan Djayadiningrat Komisaris Independen
Independent Commissioner 24 Maret 2008
Fero Poerbonegoro Komisaris Independen
Independent Commissioner 1 Juli 2010
Bagus Rumbogo Komisaris
Commissioner 12 Juli 2010
B.S Kusmuljono Komisaris Independen
Independent Commissioner 12 Juli 2010
Ekoputro Adijayanto Komisaris
Commissioner 12 Juli 2010
c. Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan
yang memadai. d. Seluruh anggota Dewan Komisaris berdomisili
di Indonesia e. Seluruh anggota Dewan Komisaris telah
melalui proses uji kelayakan fit proper test oleh Bank Indonesia dan telah mendapat
persetujuan dari Bank Indonesia f. Seluruh anggota Dewan Komisaris yang
berasal dari mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif Bank atau pihak-pihak
yang memiliki hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen, dan tidak melakukan fungsi pengawasan serta berasal dari Bank
sendiri, telah menjalani masa tunggu cooling off
paling kurang selama 1 satu tahun. g. Komisaris Independen
- Komisaris Independen BNI berjumlah 4 empat orang. Jumlah tersebut telah
memenuhi ketentuan Peraturan Bank Indonesia Nomor 814PBI2006 tanggal
5 Oktober 2006 yang mengatur bahwa paling kurang 50 limapuluh persen dari
jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.
- Komisaris Independen tidak ada yang merangkap jabatan kecuali terhadap hal-hal
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan GCG bagi
Bank Umum. The Board of Commissioners after BNI’s Annual
GMS on 12 May 2010 comprised 7 seven members whose election was carried out in accordance with the
resolutions of the GMS with the following details:
c. All members of the Board of Commissioners must demonstrate integrity, competency and
financial reputation. d. All members of the Board of Commissioners
are domiciled in Indonesia e. All members of the Board of Commissioners
have passed the fit and proper test carried out by Bank Indonesia and gained its approval
f. All members of the Board of Commissioners who were former BOD members or Executive
Officers of the Bank or other parties who have established ties with the Bank and can
influence the capacity to act independently, and do not perform the monitoring function and
come from within the Bank, have undergone a cooling off period for at least 1 one year.
g. Independent Commissioners -
BNI has 4 four Independent Commissioners which complies with Bank
Indonesia’s Regulation No. 814PBI2006 dated 5 October 2006 stipulating that at
least 50 fifty percent of BOC members should be Independent Commissioners.
- Independent Commissioners do not
hold concurrent positions except under certain conditions determined in the
Bank Indonesia Regulation on GCG Implementation for Commercial Banks.
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
182
BNI•2010AnnualReport BNI•LaporanTahunan2010
- Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga dengan anggota
Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan atau pemegang saham pengendali atau
hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen
sebagaimana ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor
814PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006.
2. Independensi Anggota Dewan Komisaris
a. Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan
derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris danatau Direksi.
b. Dewan Komisaris telah mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik pada Perseroan
maupun pada bank dan perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri dalam
suatu laporan yang harus diperbaharui setiap tahunnya.
c. Dewan Komisaris tidak mengambil danatau menerima keuntungan pribadi dari Bank selain
remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. Untuk memastikan hal tersebut, Dewan
Komisaris menugaskan Komite Audit untuk melakukan pemeriksaan dan kesimpulan hasil
pemeriksaannya dimuat dalam Laporan Tahunan Bank.
d. Kurang dari 50 lima puluh persen anggota Dewan Komisaris yang merangkap jabatan
sebagai anggota Dewan Komisaris pada perusahaan bukan lembaga keuangan dan
2 dua orang anggota Dewan Komisaris merupakan perwakilan dari pemegang saham
yaitu Kementerian BUMN. Rangkap jabatan tersebut tidak melanggar ketentuan pada Pasal
7 ayat 1 PBI No. 814PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006.
- All Independent Commissioners have no
financial, management and family ties or share ownership with other members of BOC and
BOD, andor other controlling shareholders or relations that may affect the capacity to act
independently as stipulated in Bank Indonesia Regulation
No. 814PBI2006 dated 5 October 2006.
2. Independence of the Board of Commissioners Members