Prinsip-Prinsip Bercerita Yang Efektif

Boks Pasir Anak Kelas Kecil dan Kelas Tengah sangat menggemari peragaan yang menggunakan boks pasir. Boks pasir dapat dipakai untuk menciptakan peta bagi mereka khususnya bagi Kelas Tengah karena pada umur tersebut mereka sudah mengetahui jarak dari desa ke desa. Melalui boks pasir dapat dibentuk gunung dan lembah danau memakai kaca, sungai yang mengalir dari kain atau kertas biru, orang-orangan dibuat dari kertas manila, pohon dan tumbuhan gunakan daun, tumbuhan kecil. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut guru. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan, juga perlu kesediaan berkorban secara materiil. Tetapi dengan memakai alat peraga secara tepat, guru akan menanamkan kesan yang jauh lebih dalam, yang mungkin akan mempengaruhi seluruh kehidupan dari anak yang diajar.

0692002: Prinsip-Prinsip Bercerita Yang Efektif

Redaksi: Menguasai teknik bercerita adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru Sekolah Minggu GSM yang baik. Bagaimana membuat sebuah cerita menarik dan bagaimana menangkap perhatian anak- anak agar mereka dapat terus tertarik mendengarkan cerita anda memang bukan hal yang mudah. Selain kemauan yang kuat dari seorang guru, diperlukan juga pengetahuan, ketrampilan dan latihan. Pada kesempatan ini kami akan menyajikan beberapa prinsip bercerita yang dapat dipakai untuk menolong GSM yang ingin mengembangkan kemampuannya dalam bercerita, yang kami ambil dari buku Sunday School Smart Pages. Selamat belajar Banyak guru terutama guru baru yang takut untuk bercerita di depan kelas, karena selain ia harus bisa membuat ceritanya menarik, guru juga harus bisa mempesona anak sehingga mereka mau mendengarkan cerita hingga selesai. Bercerita sebenarnya adalah suatu ketrampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh semua orang. Kalau guru mengerti dan menguasai prinsip-prinsip bercerita yang efektif, maka bercerita di depan kelas seharusnya tidak akan menjadi sesuatu yang menakutkan lagi. Berikut ini adalah beberapa prinsip sederhana untuk dapat bercerita dengan baik: Milikilah keyakinan bahwa cerita anda patut didengarkan Tanyakan pada diri anda: Mengapa cerita ini penting untuk didengarkan? Hal apa yang sangat menarik dalam cerita ini? Bagian mana dari cerita ini yang dapat menarik perhatian? Hal apa yang dapat membuat anak-anak tertarik dan berminat ketika mendengarkan cerita anda? Ajukan pertanyaan itu pada diri anda sendiri untuk meyakinkan diri anda bahwa cerita tersebut punya nilai bagi kelas anda. Jika anda merasa percaya bahwa cerita yang akan anda sampaikan itu bernilai dan menarik untuk didengarkan, maka kemampuan anda dalam bercerita tidak lagi menjadi hal yang utama untuk diperhatikan. Siapkan cerita dan berlatihlah bercerita Empat langkah untuk mempersiapkan anda dalam bercerita: a. Identifikasi cerita. Anda perlu mengetahui dengan jelas tujuan cerita anda. b. Membuat garis besar cerita. Anda mengidentifikasi peristiwa-peristiwa utama dalam cerita anda. c. Review fakta-fakta dalam cerita. Dengan demikian setiap poin dalam garis besar dapat mengingatkan anda pada detail- detail cerita yang terjadi di dalamnya. d. Berlatihlah bercerita dengan suara keras sesuai dengan garis besar cerita yang telah anda buat. Anda dapat berlatih di depan anggota keluarga, di depan cermin, atau dengan merekamnya. Tangkaplah perhatian anak-anak dari sejak dari awal Permulaan yang bagus sangat penting sebab lebih mudah menangkap perhatian para pendengar pada awal cerita daripada menarik perhatiannya setelah perhatian mereka mengembara ke mana- mana. Bagi anak-anak, cara terbaik untuk memulai cerita adalah dengan menanyakan pengalaman- pengalaman menarik yang mereka alami, yang dapat dihubungkan dengan beberapa aspek dalam cerita, misalnya: Pertanyaan tentang sesuatu yang pernah dilihat dan dikerjakan anak-anak. Anda juga dapat mensharingkan pengalaman anda sendiri kepada mereka. Berikan ilustrasi yang jelas untuk memulai cerita, dapat berupa kejadian yang anda alami atau dari sesuatu yang pernah anda baca. Libatkan anak-anak dalam aktivitas yang anda persiapkan untuk mendukung cerita anda, seperti permainan, menggambar, mendengarkan lagu, dsb. Identifikasi tingkat pengenalanpemahaman anak terhadap cerita GSM menghadapi tantangan saat menceritakan cerita Alkitab kepada anak-anak. Di satu sisi, ada anak-anak yang sama sekali belum mengetahui cerita tersebut. Di sisi yang lain, ada anak-anak yang sudah sering mendengar cerita itu dan kemungkinan besar mereka akan menunjukkan kebosanan saat mendengar cerita itu lagi. Pertama-tama sebelum menceritakan narasinya, jelaskan terlebih dulu bagian-bagian yang kemungkinan besar tidak mudah dipahami oleh anak-anak yang belum pernah mendengar cerita itu. Kedua, tunjukkan bahwa anda tahu ada beberapa anak yang sudah pernah mendengar cerita tsb. tapi jelaskan nilai pentingnya cerita itu sehingga perlu diceritakan lagi. Fokuskan cerita anda GSM harus benar-benar mengetahui tujuan cerita yang disampaikan. Cerita-cerita dalam Alkitab bertujuan untuk membuat orang memikirkan tentang pelajaran yang diberikan, lalu bagaimana cara meresponnyamenerapkannya. Setelah itu, GSM menjelaskan tujuan itu kepada anak-anak. Supaya tidak bertele-tele bercerita, jadikan tujuan itu sebagai fokus cerita. Jika tujuan utamanya lebih dari satu, pilih salah satu saja dan ceritakan dengan jelas. Satu tujuan utama yang diceritakan dengan jelas lebih baik daripada menceritakan banyak poin tetapi tidak ada yang akan diingat. Tentukan plot cerita Setiap cerita memiliki 5 unsur penting: a. Setting Lokasi cerita. Setting biasanya menjadi unsur yang tidak terlalu dianggap penting. Namun, dalam cerita-cerita Alkitab, setting menolong anak-anak untuk menyadari bahwa cerita itu terjadi di dunia nyata. b. Karakter Tokoh utama dalam cerita. Bila tokoh utamanya punya nama atau pekerjaan yang tidak dikenal anak-anak, jelaskan hal itu terlebih dulu sebelum bercerita. Ceritakan secara rinci tentang tokoh utama itu sehingga anak-anak mengetahui peristiwa apa yang dialaminya. c. Problem Peristiwa yang dialami tokoh utama. Buat anak-anak tertarik untuk mengetahui apa yang dialami tokoh utamanya. d. Aksi Respon dari tokoh utama. Jika anak-anak tertarik dengan apa yang dialami tokoh utamanya maka mereka akan secara otomatis ingin mengetahui apa yang akan dilakukan tokoh utama dalam situasi yang telah diceritakan tadi. e. Hasil dari aksi yang dilakukan tokoh utama. Untuk anak-anak kelas kecil, cerita dapat disampaikan dengan plot yang berurutan. Untuk kelas besar, GSM dapat membuat variasi dari kelima unsur tersebut. Libatkan anak-anak Untuk anak-anak yang sudah bisa menggunakan Alkitab, berikan kesempatan kepada anak-anak untuk membuka Alkitab mereka baik sebelum, selama ataupun sesudah bercerita. Bantulah anak- anak untuk: Mencari alamat ayat dari cerita tersebut. Hal ini membuat anak-anak menyadari bahwa cerita itu benar- benar dari Alkitab bukan imajinasi GSM dan membangun percaya diri untuk mempelajari Alkitab. Membaca apa yang dikatakan Alkitab. Selain membaca ayat, anak-anak dapat diminta untuk menemukan informasi yang ada dalam ayat tersebut, seperti nama orang, jawaban pertanyaan, pernyataan, dsb. Memahami apa yang dibaca. GSM dapat memandu anak-anak untuk memahami ayat yang dibacanya. Caranya yaitu dengan mengajukan pertanyaan: Adakah cara lain untuk mengatakan ayat itu? atau Bagaimana caramu menjelaskan ayat ini kepada seorang temanmu? Nah ... selamat mempraktekkan

0702002: Pengertian Dan Dasar-Dasar Kurikulum