Menjaring Dan Mempertahankan Anak Di Sekolah Minggu

supaya berpengalaman dalam mengajar anak dari berbagai kelompok usia dan mampu bekerjasama dengan rekan-rekan sepelayanannya. Sebagian Sekolah Minggu yang lain lebih menyukai sistem penetapan kelas berdasarkan minat guru Sekolah Minggu yang bersangkutan. Pada akhirnya memang bisa terbentuk guru yang berpengalaman pada masing- masing kelas, tetapi hal ini bisa menyebabkan kejenuhan pada beberapa guru Sekolah Minggu. Tapi bisa juga sebaliknya karena guru mendapat kebebasan untuk memilih kelas mana yang ingin dilayaninya. Bagi para pekerjaguru yang baru, juga tersedia berbagai cara penempatan kelas. Mulai dari sistem magang atau menjadi asisten guru yang telah berpengalaman mengajar, lalu dirotasi beberapa kali hingga yang bersangkutan menemukan kelas mana yang ingin dilayaninya, atau menggunakan sistem penempatan langsung di sebuah kelas, lalu dievaluasi apakah guru itu sesuai dengan kelas yang dilayani tersebut. Penetapan Bahan Pengajaran Tahun ajaran baru juga merupakan momen yang tepat untuk menetapkan bahan pengajaran baru. Sekolah Minggu dapat membuat sendiri bahan pengajarannya yang diambil dari berbagai sumber, atau mengganti Buku Pedoman yang selama ini digunakan dan mencoba menerapkan Buku Pedoman lain. Apa pun bentuknya, penetapan bahan pengajaran merupakan hal penting yang harus disepakati bersama sebelum tahun ajaran baru dimulai. Bahkan, momen ini juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan penyegaran bagi para guru Sekolah Minggu, misalnya dengan mengadakan training Teknik Bercerita, seminar Psikologi Anak, lokakarya Membuat Alat Peraga, dsb. Untuk Sekolah Minggu yang merupakan Pos PI dimana jumlah gurunya hanya sedikit dan belum memiliki pembimbing penuh waktu, maka penetapkan bahan pengajaran menjadi tugas guru Sekolah Minggu yang ada di Pos PI tersebut. Guru Sekolah Minggu itu sebaiknya jauh-jauh hari telah mengumpulkan bahan dari berbagai sumber dan mulai menyusun sendiri materi-materi pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Kesulitan yang sering dihadapi adalah berkumpulnya anak-anak dengan rentang usia yang cukup jauh mulai usia balita hingga SD kelas 6 hanya dalam sebuah kelas saja sehingga kenaikan kelas tidak bisa diwujudkan dalam konteks ini. Namun, tidak ada salahnya bila guru Sekolah Minggu mengadakan acara khusus bersama dengan anak-anak didiknya dalam menyambut tahun ajaran baru.

0392001: Menjaring Dan Mempertahankan Anak Di Sekolah Minggu

Ada Sekolah Minggu yang berjalan bertahun-tahun lamanya tanpa ada penambahan murid baru. Sebaliknya ada juga Sekolah Minggu yang bertumbuh dengan pesat, karena jumlah anak yang hadir dari tahun ke tahun makin bertambah, bukan hanya dari anak anggota gereja, melainkan juga dari anak keluarga-keluarga yang belum percaya. Bagaimana kedua hal di atas bisa terjadi? Dimana letak rahasia Sekolah Minggu yang terus bertumbuh dan berkembang? Bagaimana cara menjaring anak baru dan mempertahankan anak lama? Berikut kami sajikan 2 hal penting yang perlu kita perhatikan untuk mengembangkan Sekolah Minggu kita. Menjaring Anak Baru Sebenarnya, setiap orang Kristen dipanggil Tuhan untuk PERGI mencari jiwa-jiwa yang belum diselamatkan, termasuk guru-guru Sekolah Minggu. Anda harus dengan sukacita dan penuh semangat PERGI mencari anak-anak yang belum mengenal Tuhan Yesus. Namun, selain guru SM, anak Sekolah Minggu pun juga memiliki tugas untuk PERGI menjangkau teman-teman dan anak lain bagi Kristus. Pada kesempatan ini kami hanya akan menyoroti tugas guru dalam penginjilan anak, dimana dengan kesungguhan dan keinginan yang terencana intentional bertemu dengan anak-anak yang belum mengenal Kristus. Dimana dan bagaimana guru dapat bertemu dengan anak-anak itu? Anda bisa menemui anak-anak tsb. di: 1. Keluarga sendiri, yaitu anak-anak dari keluarga anda sendiri. 2. Tetangga, yaitu anak-anak yang sering anda lihat di sekitar rumah anda. 3. Keluarga anggota gereja, yaitu anak-anak dari anggota gereja yang belum pergi ke Sekolah Minggu. 4. Pesta ulang tahun anak, dimana anda bisa membantu secara sukarela menolong pelaksanaan pesta tsb. sehingga anda bisa mengenal sebagian dari anak-anak itu. 5. Tempat hiburanmainan, anda bisa juga bekerja sebagai sukarelawan sehingga anda dapat berkenalan dan menemani mereka bermain. Sesudah anda berkenalan dengan anak-anak dan orang tuanya, maka anda sekarang mempunyai akses untuk melakukan perkenalan yang lebih dekat dengan mereka. Berikut ini adalah beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan oleh guru Sekolah Minggu untuk menjaring anak baru agar datang ke Sekolah Minggu: a. Mengadakan kunjungan ke rumah-rumah Berbicaralah baik-baik dengan keluarga anak tsb. dan katakan maksud anda berkunjung dengan jelas. Ceritakan tentang pelayanan anak-anak Sekolah Minggu dimana anda terlibat dan hal-hal positif yang anak-anak bisa dapatkan jika mereka bergabung mis. mendapat teman baru, mendengarkan cerita dan pengajaran yang sangat berguna bagi kehidupan rohani anak, melakukan aktivitas-aktvitas yang menarik untuk anak. Sempatkan juga untuk berbicara dengan anak secara langsung. Jika ada teman anak tsb. yang juga ada di SM, maka akan memudahkan guru untuk mengajaknya datang ke SM. Jika anda telah mengetahui informasi ini sebelumnya, maka anda dapat mengajak anak tsb. untuk berkunjung bersama-sama dengan anda ke rumah anak baru tsb.. b. Membuat undangan khusus Buatlah acara khusus di Sekolah Minggu Mis. Piknik, Panggung Boneka, Gerak dan Lagu, Ulang Tahun Sekolah Minggu, Natal, PASKAH, dll dan berikan undangan kepada anak yang ingin anda ajak bergabung ke Sekolah Minggu. Undangan ini tentu saja juga ditujukan kepada seluruh anak Sekolah Minggu yang sudah ada dan sekaligus mintalah mereka untuk membawa beberapa undangan lebih untuk diberikan kepada teman-teman yang lain yang belum pergi ke SM. Pada waktu memberikan undangan melalui orang tuanya atau langsung kepada anak itu sendiri, berikan penjelasan tentang acara yang diadakan agar tidak menimbulkan kecurigaan yang berlebihan. Hal yang penting setelah berhasil mengundang anak baru datang ke SM adalah bagaimana memberi follow-up agar anak tsb. bertahan dan dengan inisiatif sendiri datang terus ke SM dan mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Mempertahankan Anak Lama Mempertahankan anak lama atau mencegah keluarnya anak-anak dari SM adalah hal yang gampang tetapi juga bisa sulit, karena hal ini membutuhkan kerjasama dari banyak pihak, mulai dari anak yang bersangkutan, guru Sekolah Minggu dan keluarga si anak. Sebenarnya ada beberapa sebab atau alasan anak tidak betah diSM. Hal ini berhubungan dengan a.l.: a. Kebutuhan Pribadi Anak Bisa jadi anak keluar dari Sekolah Minggu atau enggan datang karena mereka merasa tidak diterima, kesepian, atau tidak suka dengan suasana di SM tsb. b. Masalah Sosial Anak Mungkin juga anak tidak betah di Sekolah Minggu karena tidak mendapatkan teman, jumlah teman sesama jenis jauh lebih sedikit dibanding teman lain jenis, atau anak merasa tertekan dengan lingkungan pergaulan yang ada karena minder, misalnya. c. Dukungan Orangtua Salah satu faktor utama penyebab hilangnya anak dari SM juga bisa karena kurangnya dukungan dari keluarga si anak. Mungkin anak memiliki orangtua yang acuh, bahkan tidak setuju bila anaknya datang ke SM, ada pula orangtua yang sering mengajak anaknya jalan-jalan di hari Minggu pagi. Bisa juga karena kendala teknis, seperti letak rumah yang jauh dari lokasi SM sementara anak tidak mendapatkan sarana transportasi untuk ke sana. d. Keadaan Sekolah Minggu Banyak ditemui kasus dimana anak tidak suka lagi datang ke SM karena merasa jenuhbosan dengan suasana monoton di SM sehingga lebih memilih kegiatan lain yang lebih menarik seperti menonton TV, bersepeda, main bersama teman, bepergian, dsb. Bisa juga karena kondisi SM yang tidak memadai, misalnya: ruang kelas yang kecil, sesak, dan pengap, atau pengelompokan umur yang tidak sesuai anak balita hingga anak praremaja berada dalam 1 kelas yang sama. e. Sikap Guru Sekolah Minggu Ada juga anak yang merasa tidak senang dengan guru SM karena sikap atau pembawaan guru yang kurang simpatik, atau cara mengajarnya yang tidak menarik, atau mungkin anak sebenarnya membutuhkan guru dari jenis kelamin sama terutama anak laki-laki yang sedang memasuki masa pubertas cenderung lebih menyukai guru dengan jenis kelamin sama. Dari berbagai hal yang telah dikemukakan di atas, sebenarnya ada satu hal penting yang harus diingat oleh para Guru Sekolah Minggu, yaitu: membawa anak yang kita layani tersebut dalam doa terus- menerus. Di bagian Kolom Serba Serbi, anda akan menemukan 2 contoh profil guru SM yang memiliki cara pendekatan yang berbeda sehingga menghasilkan hasil yang berbeda. Selamat melanjutkan membaca dan selamat melayani Tim Redaksi Meilania

0402001: Teknik Bercerita