Anak Dapat Memuji Dan Menyembah Tuhan

masuk juga soal keterbukaan, maksudnya ialah menanggalkan segala kedok yang dipakai untuk menyembunyikan perasaan-perasaan Anda yang sebenarnya terhadap orang lain. 10. Sediakanlah cukup banyak waktu untuk meninjau perasaan pribadi Anda dan perasaan anak Anda. Bicarakan tentang sifat-sifat yang Anda cari dalam diri seorang kawan. Utamakan hal-hal ini dan kajilah hubungan-hubungan Anda yang ada sekarang dalam sorotan terang daftar sifat-sifat tersebut ini. Ketahui dan akuilah bersama-sama bahwa persahabatan itu menyangkut soal memberi dan menerima. Sediakanlah waktu untuk saling memperagakan sifat atau ciri yang merupakan kunci dari suatu persahabatan yang baik seperti komunikasi, nasihat, pujian, kesetiaan, dan kepercayaan. Bicarakan juga tentang segi yang tidak menyenangkan dari persahabatan, seperti iri hati, pertengkaran di antara dua orang sahabat, permintaan maaf, dan berakhirnya suatu persahabatan. 11. Jika pada tahap ini Anda dan anak Anda bukan kawan akrab, ambillah langkah-langkah untuk memperbaiki hubungan ini. Hal ini harus dimulai dengan kerendahan hati yang tulus, kesediaan untuk mengampuni, dan berdamai kembali. Saat-saat demikian memang merupakan saat-saat yang sulit dalam suatu persahabatan yaitu pada saat suatu kesalahan harus diakui dan kebenaran diungkapkan dalam kasih. Sekali proses pemulihan sudah dimulai, bicarakanlah tentang kenyataan bahwa dalam menghadapi kesulitan, celakanya, pola yang paling lazim ialah mengakhiri tali persahabatan itu dan bukannya mengatasi masalahnya. Keahlian anak dalam memulai dan memelihara persahabatan yang baik sangat bergantung pada teladan dan pengalaman-pengalaman belajar yang Anda berikan kepadanya. Ini merupakan tanggung jawab yang besar, namun buahnya yang menyenangkan merupakan harta sepanjang hidup yaitu dengan mengetahui bahwa anak Anda adalah seorang kawan yang sejati.

1282003: Anak Dapat Memuji Dan Menyembah Tuhan

Memuji dan menyembah Tuhan bersama dengan anak adalah kehendak Tuhan. Pada masa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru anak memuji Tuhan. Firman Allah memberi kesaksian, bahwa dalam mulut bayi dan anak-anak, Allah telah menaruh puji-pujian. Pujian itu diteruskan oleh anak-anak di Bait Allah. Orang Farisi menjadi jengkel, karena mereka berseru dalam Bait Allah: Hosana bagi Anak Daud Lihat: Matius 21:15 Lalu mereka berkata kepada-Nya: Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini? Kata Yesus kepada mereka: Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi- bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji- pujian? Matius 21:16 Memuji Karena Kasih Kasih kepada Allah adalah dasar pujian dan penyembahan yang benar. Kita diciptakan untuk mengasihi Allah. Hukum yang terutama dan yang pertama berbunyi: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Lukas 10:27 Memuji dan menyembah Allah senantiasa melibatkan seluruh eksistensi anak. Hati yang menyembah Allah harus tulus ikhlas; Jiwaemosi yang menyembah Allah harus dalam kebenaran; Kekuatantubuh yang menyembah Allah harus penuh gairah; Akal budiintelek yang menyembah Allah harus di dalam terang dan pimpinan Allah. Seluruh olah gerak dan pola pikir manusia seharusnya merupakan ibadah kepada Allah. Lihat: Roma 12:1-2 Memuji Dan Menyembah Tuhan Di Sekolah Minggu Seluruh eksistensi manusia merupakan suatu persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Meskipun demikian, kehadiran Allah di SMtempat pertemuan ibadah memberikan suatu suasana khusus. Dalam suasana khusus seperti ini, anak dapat dibawa untuk memuji dan menyembah Allah. Dalam keseluruhan penyelenggaraan suatu kebaktian, anak dibawa untuk memuji dan menyembah Allah. Untuk itu gurupemimpin dapat membimbing dan mengarahkan anak sejak awal hingga akhir kebaktian untuk menikmati hadirat Allah. Hadirat Allah dapat dirasakan dalam ibadah yang penuh sukacita, tertibterpimpin, dengan nyanyian syukur dan puji-pujian. Lihat: Mazmur 100:1-5 Akibat Anak Memuji Tuhan Hati anak disiapkan pada saat nyanyian dan pujian pertama dinaikkan, hal-hal yang masih mengganggu dan memberatkan hati anak mulai hilangdilupakan. Hati setiap anak disatukan di hadirat Tuhan dan mulai siap dan terbuka untuk Firman-Nya Anak mengerti bahwa sesungguhnya hanya Allah yang patut disembah. Pusat pujian dan penyembahan mereka adalah Allah yang hidup, bukan manusia atau patung-patung dan berhala- berhala yang mati. Lihat: Ulangan 5:6-10 Anak dilatih untuk menghormati ibadah dan kehadiran Allah dalam suatu kebaktianSM. Anak dibawa untuk mengekspresikan kasih mereka kepada Allah dengan kata-kata doanyanyian. Ada nyanyian yang menunjang pokok cerita. Dengan menyanyikan lagu tersebut anak-anak lebih mendalami pesan Firman Tuhan yang baru mereka dengar. Kadang-kadang sebuah nyanyian menjadi suatu doa untuk meresponi Firman Tuhan yang diberitakan. Contohnya lagu: Mari Masuk; Terimakasih Tuhan; dll. Dengan pujian dan penyembahan anak dikuatkan dalam menghadapi pengaruh lingkungan yang penuh dengan kata kotormakian, keluhan, olokan, ejekan, fitnah, lagu duniawi yang porno dan penuh pemberontakan, bahkan pemujaan terhadap tokoh khayalan, seperti Batman, Superboy, Spiderman, Robocop dll. Nyanyian yang dipelajari di SM dapat dinyanyikan anak secara spontan, baik di jalan, di rumah maupun di tempat bermain. Itu menjadi kesaksian bagi orangtua, saudara-saudara, teman, dan siapa saja yang mendengarnya. Anak pun akan benar-benar merasakan suasana rohani dan berkat rohani, sehingga semakin mencintai Tuhan dan senang berbakti. Cara Mengajar Nyanyian Baru Untuk mengajar nyanyian tidak dibutuhkan suara yang bagus, melainkan ketrampilan dan ketepatan dalam mengajar. Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam mengajar nyanyian: 1. Menguasai lagu dan syair. Seorang guru perlu menguasai lagu dengan irama yang tepat, juga kata-kata dan artinya. Bila lagu itu sudah menjadi kesukaan bagi guru, maka ia tidak akan mengalami banyak kesulitan dalam mengajarkannya kepada anak. 2. Menyanyi di depan kelas. Sebaiknya guru mulai mengajarkan nyanyian baru dengan menyanyikannya untuk anak. Hal menyanyi di depan kelas tidaklah mudah. Namun dengan keyakinan dan penguasaan lagu yang benar, guru tidak usah malu dan dapat dengan rileks menyanyikannya. 3. Jelaskan kata-kata yang sulit. Anak dengan sendirinya akan meniru dan ikut menyanyi dengan guru, walupun belum mengerti kata-kata atau isi nyanyian itu. Mungkin anak tidak bertanya, namun guru yang bijaksana akan mengambil sedikit waktu sesudah nyanyian dinyanyikan satu atau dua kali untuk menerangkan kata-kata yang sulit dan pesan dari nyanyian itu. Misalnya kata anak dalam malaf dalam lagu Malam Kudus. 4. Diulang-ulang hingga mahir. Prinsip mengulang-ulang sangat baik dalam mengajarkan nyanyian. Karena dengan demikian anak dapat menghafalmenguasai lagu itu dengan baik. Untuk itu guru menyanyikan terlebih dahulu secara lengkap, supaya anak mendapat gambaran yang menyeluruh. Kemudian guru menyanyikan baris demi baris dan ditirudiikuti oleh anak- anak. Selanjutnya guru menyanyi bersama anak dengan suara lebih keras dan pada pengulangan berikutnya suara guru lebih pelan. Akhirnya, biarkan anak menyanyi sendiri dan guru mendengarkan saja. 5. Kesalahan diperbaiki. Kadang-kadang dalam satu bagian lagu, not-notnya agak sulit, sehingga dinyanyikan dengan tidak tepat. Bagian yang sulit itu bisa diulangi dengan lebih lambat sampai dapat dinyanyikan dengan tepat. Jangan biarkan anak pulang dengan membawa nyanyian baru yang salah. Koreksi dan perbaikan senantiasa perlu, sehingga lagu yang dipelajari dapat dinyanyikan sebagaimana seharusnya. Hal ini membutuhkan kesabaran. 6. Menyanyi dengan gerakan. Di kalangan anak-anak prinsip meniru dapat diterapkan dan sangat disenangi. Menyanyi dengan gerakan akan lebih menghidupkan makna lagu itu bagi anak, hal ini sesuai dengan perkembangan fisik dan emosi mereka. 7. Menguasai iramaketukan. Ada lagu yang berirama mars, walts, dll., atau lebih dikenal dengan ketukan 22, 34, 44, 64, 68. Bila guru kurang paham dengan irama-irama tertentu, dapat bertanya kepada orang yang lebih mahir. 8. Suara. Jangan mengijinkan anak menyanyi dengan suara terlalu nyaring atau dipaksakan. Tolonglah anak untuk dapat menghayati isi nyanyian dan menyanyi dengan menjiwainya. 9. Teks ditulis. Mengajar nyanyian lebih mudah jikalau teks lagunya ditulis. Teks lagu dapat ditulis pada papan tuliswhite board, kertas manila, kertas sampul, lembaran OHP, dll. 10. Teks ditulis dan dihias dengan simbolgambar. Ada lagu yang mempunyai kata-kata yang bisa dilukis dalam bentuk simbol atau gambar, sehingga memberi kesan yang lebih dalam daripada jika hanya ditulis dengan huruf saja. 11. Variasi dalam pilihan. Seorang guru SM harus memilih nyanyian-nyanyian yang hendak dinyanyikan dalam sepanjang kebaktian. Pada permulaan kebaktian biasanya guru memilih lagu yang semangat dan segar. Kemudian lagu yang lebih slow untuk mengantar anak dalam suasana penyembahan yang penuh hikmat dan siap untuk mendengar ceritera. Sesudah ceritera disampaikan, dipilih nyanyian untuk memperdalam ceritera atau nyanyian yang memberi kesimpulan untuk berespons. 12. Selektif dalam memilih nyanyian. Ada banyak nyanyian yang bagus, baik dan dapat dipertanggung- jawabkan secara teologis serta edukatif. Namun ada juga lagu yang tidak mempunyai dasar teologis dan tidak mendidik. Misalnya lagu dengan teks: Hei, hei, hei lihat saya, saya pakai mahkota. Mahkota dari sorga, karena rajin ke gereja. Nyanyian ini selain berisi pujian kepada diri sendiri, juga tidak benar secara teologis. Mahkota dijanjikan bukan kepada orang yang rajin ke gereja SM, melainkan kepada mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus dan setia sampai mati. Kesimpulan Menyanyi dan menyembah Tuhan bersama anak berarti memuliakan Tuhan. Mengajarkan nyanyian kepada anak dan mengembangkan ketrampilan mereka dalam memuji Tuhan adalah suatu tugas yang mulia, dan menambah kesukaan dalam proses belajar mengajar di SM. Karena nyanyian pujian adalah milik Tuhan, maka bagi Dialah pujian untuk selama-lamanya. Amin

1292003: Rekreasi