Prinsip Praktis Dalam Mendisiplin Anak

Surat Paulus kepada jemaat di Korintus cukup banyak menyinggung masalah disiplin hidup, agar mereka tertib dalam kehidupan bersama, kehidupan persekutuan, kehidupan memelihara tubuh dan sejenisnya. Dia mengajak jemaat untuk terus sadar bahwa Roh Kudus mendiami mereka sehingga mereka menghindarkan diri dari segala godaan mencemarkan diri Korintus 3:16; 6:19-20. Mereka harus menertibkan cara berpikir mereka sendiri agar tetap memelihara suara hati yang jernih di dalam mengambil keputusan dalam hidup kebersamaan dengan orang lain Korintus 8:1-3. Mereka harus mengendalikan diri dalam ibadah agar tidak menonjolkan diri, mencari kemuliaan diri sendiri sehingga firman Allah tidak diberitakan sebagai mana mestinya Korintus 12-14. Dari keterangan tersebut kita dapat mengetahui bahwa Allah Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus selalu menegakkan kedisiplinan kepada umatnya, agar umatnya memiliki sikap dan pemahaman yang benar di dalam hidupnya sebagai anak-anak Allah serta taat kepada Tuhan Allah. Selanjutnya, kolom Tips Mengajar edisi ini akan mengulas mengenai tugas guru dan orangtua dalam mendisiplin anak dan bagaimana cara mereka mendisiplin anak-anak.

0442001: Prinsip Praktis Dalam Mendisiplin Anak

Dari artikel pertama di atas, kita dapat melihat betapa pentingnya menegakkan disiplin, khususnya dalam tugas kita sebagai guru SM. Sehubungan dengan hal ini Redaksi ingin mengutip beberapa prinsip praktis yang dapat dipakai untuk menjadi pedoman dalam mendisiplin anak SM. 1. Disiplin harus bertujuan untuk menolong si anak dan bukan untuk membuat anak menjadi frustasi. 2. Disiplin haruslah membimbing dan mendidik si anak agar ia sanggup membuat pilihan yang bijaksana. Dengan demikian anda sedang menolong anak untuk dapat mendisplinkan dirinya sendiri. 3. Disiplin harus bersumber pada hati yang penuh kasih pada diri anak, sehingga meyakinkan dirinya bahwa dia adalah bagian dari keluarga atau Sekolah Minggunya. 4. Anda dan anak-anak perlu mengetahui bahwa disiplin itu merupakan hal yang rahasia dan hanya anda dan dia yang mengetahuinya. Untuk itu jangan mempermalukan anak di depan umum, karena hal itu tidak akan berhasil dengan baik. 5. Dengan mengampuni kesalahan anak, berarti anda juga membina kepercayaan di dalam dirinya itu bahwa anda sudah mengampuni dia dan sekarang semuanya sudah dilupakan. 6. Pikirkan masalah yang akan timbul dan carilah jalan untuk menghadapi hal itu sebelum konflik berkembang. 7. Berikanlah pujian dan semangat kepada anak dan jangan memberikan celaan ataupun ejekan. 8. Dengarkan penjelasan seorang anak sebelum membuat keputusan akhir, dan jelaskan keputusan anda mengapa anda terpaksa memberikan hukuman kepada anak. 9. Hukumlah dengan motif yang jelas, misalnya kebohongan harus ditangani dengan tegas daripada gelas yang dipecahkan anak tanpa disengaja. 10. Pertimbangkan perbedaan anak-anak secara individu dan pilihlah disiplin yang tepat bagi masing-masing anak. 11. Tundalah pemberian hukuman yang keras sampai anda benar-benar menjadi lebih tenang dan dapat menguasai diri. Keputusan yang mendadak biasanya akan disesali. 12. Jangan menakuti-nakuti anak. Hukumlah atau jangan menghukum. 13. Tetapkan peraturan sesedikit mungkin, tapi laksanakan peraturan yang sudah ditetapkan.

0452001: Gaya Belajar Anak Styles Of Learning