Perlu Mengenal Allah publikasi e-binaanak artikel e binaanak

Allah yang Mahatahu telah menyediakan bahasa yang memadai untuk menyampaikan penyataan mengenai diri-Nya kepada manusia. Ia Menciptakan Manusia menurut Gambar-Nya Tatkala Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya sendiri, Ia menciptakan manusia sebagai makhluk rasional yang cerdas mampu berpikir. Memang, inteligensia manusia tidak sama dengan inteligensia Ilahi, tetapi itu benar-benar kecerdasan yang sesunggguhnya, tidak dibuat-buat. Oleh karena itu, manusia mempunyai kemampuan untuk mengerti arti kata- kata dan logika kalimat, serta paragraf. Dosa telah membuang jaminan bahwa pengertian manusia selalu dapat diandalkan, tetapi tidak melenyapkan kemampuan manusia untuk mengerti. Ia Memberikan Roh Kudus Allah telah memberikan Roh Kudus kepada orang-orang percaya untuk menyatakan perkara- perkara dari Allah Yohanes 16:13-15; 1Korintus 2:10. Bukan berarti orang percaya tidak dapat keliru, tetapi ini dapat memberikan kepadanya kemampuan untuk membedakan kebenaran dari kesalahan 1Yohanes 2:27. Semua karya Allah ini memungkinkan kita untuk mengetahui dan menaati banyak perintah dalam Kitab Suci dalam mengenal Dia Roma 6:16; 1Korintus 3:16; 5:6; 6:19; dan Yakobus 4:4.

1892004: Perlu Mengenal Allah

Pascal pernah mengatakan bahwa dalam diri setiap individu ada suatu kekosongan yang berwujud Allah. Kita merasa bahwa Dia ada. Tetapi, kita perlu mengenal Dia lebih daripada hanya sebagai seorang Pencipta. Kita perlu mengenal Dia secara akrab -- seperti apa Dia itu, apa yang dapat kita lakukan untuk menyenangkan Dia. Bilamana kita mulai menyadari siapa Tuhan itu, maka kita akan mendapatkan bahwa kita ingin menjadi lebih menyerupai Dia, ingin mempunyai sifat seperti sifat-Nya. Mengapa kita perlu mengenal Allah dengan lebih baik? Sebab Ia adalah terang, Ia adalah kasih, dan Ia adalah Roh. Allah adalah terang 1Yohanes 1:5 -- Ia memberikan saya petunjuk. Saya perlu mengenal Dia dengan lebih baik, sebab jika sifat saya menjadi lebih menyerupai sifat-Nya, maka saya akan mendapat petunjuk dalam hidup saya. Hal ini, laksana pemuda yang menjelajahi gua. Dengan lampu senter, ia dapat menemukan jalannya; tetapi jikalau ia menjatuhkan lampu senterya, maka ia kehilangan arah. Ia akan terpontang-panting berkeliling dan berteriak minta tolong. Seseorang mendengar teriakannya, menyorotkan cahaya kepadanya, dan ini menolong dia untuk selamat. Itulah terang. Dia adalah petunjuk. Allah juga disebut kasih 1Yohanes 4:8. Saya perlu mengenal Allah dengan lebih baik agar saya memiliki kekuatan lebih besar untuk mengasihi, untuk mengulurkan tangan, dan menjadi orang yang bisa diharapkan orang lain. Pada waktu saya mulai menyesuaikan diri, saya dengan tujuan, seperti tujuan kedatangan Kristus -- yang adalah untuk melayani, bukan untuk dilayani, untuk menolong, bukan untuk ditolong -- saya menyadari bahwa waktu saya mencoba untuk menyamakan diri saya dengan Dia, maka saya dapat menyumbang secara lebih efektif dalam berbagai hubungan dalam keluarga dan masyarakat. Waktu saya belajar tentang sifat kasih- Nya, saya belajar bagaimana mengasihi. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya Yohanes 15:13. Contoh kasih yang paling agung adalah pada waktu Kristus dengan tergantung di kayu salib setelah dicambuk dan dilukai, serta dicemoohkan, berkata, Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat Lukas 23:34. Ketika saya mengenal Allah secara lebih akrab dan lebih berarti, Dia memberi saya kemampuan melebihi kemampuan diri saya sendiri untuk mengasihi orang-orang yang memperlakukan saya dengan tidak benar, tidak sepatutnya, atau bahkan secara tidak menyenangkan. Waktu saya mengenal Allah dengan lebih baik, saya mengetahui bahwa Ia adalah Roh Yohanes 4:24. Ia bukan seperti guru meditasi yang sukar dipahami, tetapi Ia adalah Roh, dalam arti bahwa Ia tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu. Ia ada bersama saya untuk menolong, menghibur, mengasihi, dan menyediakan damai sejahtera. Saya ini makhluk yang diciptakan, dan Ia adalah Pencipta. Saya perlu mengenal Allah dengan lebih baik, sebab tanpa Dia menjadi bagian hidup saya, saya akan jatuh tertelungkup bersama semua rencana dan tujuan saya. Saya tidak bisa berfungsi tanpa petunjuk, bimbingan, dan keahlian Pencipta saya. Saudara mungkin merasa seolah-olah dalam keadaan baik-baik saja sampai Saudara menyadari bahwa Saudara adalah suatu ciptaan utuh dan rumit yang perlu dikembangkan secara mental, sosial, fisik, dan rohani. Hal ini tidak mungkin bisa dilakukan tanpa mengenal Sang Pencipta. Saya perlu mengenal Allah dengan lebih baik, sebab saya menyadari siapa diri saya, saya menyadari siapa Dia, dan saya menyadari bahwa untuk mencapai kepenuhan, damai sejahtera, dan pengharapan saya perlu mengenal Dia.

1902004: Alkitab Kita