Orangtua Sebagai Jembatan Antara Gereja Dan ASM: Aktivitas Untuk Belajar Tentang Gereja

Benda-benda yang dipakai dalam sakramen juga cenderung mendominasi pikiran anak kecil sehingga benda-benda itu mengesampingkan makna simbol-simbol yang sebenarnya. Penjelasan makna tersebut menimbulkan banyak pertanyaan dalam diri anak. Jawaban-jawaban yang diberikan orang dewasa harus sesederhana mungkin dan memakai kata-kata yang dapat dipahami anak. Orangtua yang bijaksana menjelaskan tentang Perjamuan Kudus seperti ini: Yesus mengatakan kepada kita dalam Alkitab agar kita mengadakan waktu khusus ini untuk mengingat betapa Dia mengasihi kita. Persembahan adalah hal yang amat menggugah rasa ingin tahu anak kecil. Gordon yang berusia lima tahun mengejutkan orangtuanya ketika pada suatu Hari Minggu ia bercerita dengan bangga bahwa Yesus hadir di kelas Sekolah Minggunya. Setelah diteliti lebih lanjut, mereka menemukan bahwa ada petugas yang mengambil kantong kolekte ke ruangan itu. Gordon pikir orang itu adalah Yesus. Selama ini guru Gordon menjelaskan bahwa anak-anak memberikan uang mereka kepada Yesus. Dan dalam pikiran harafiah Gordon, kesimpulan apa lagi yang lebih logis selain itu Gordon dan teman-temannya memerlukan penjelasan yang lebih spesifik dan akurat untuk apa uang persembahan itu. Selain itu, karena anak kecil biasanya tidak memberikan sesuatu yang menjadi miliknya, tetapi sekadar menyerahkan uang yang diberikan orangtua, maka memberikan persembahan memiliki nilai yang amat terbatas dalam belajar untuk berbagi. Mencoba membangun suatu kebiasaan dalam diri anak sebelum ia dapat memahami mengapa ia bertindak demikian, tampaknya bukanlah tindakan yang tepat baik dari segi pendidikan maupun alkitabiah. Para orangtua dan guru perlu menjelaskan dengan istilah sederhana bahwa kita mempersembahkan uang karena kita mengasihi Allah dan orang lain. Selain itu, dengan memperlihatkan barang-barang Alkitab, buku-buku cerita, bahan-bahan dan perlengkapan lain kepada anak-anak serta menjelaskan bahwa semua itu dibeli dengan uang persembahan, akan memperjelas konsep ini. Ketika anak-anak sudah saatnya diberi atau memperoleh uang sendiri, doronglah mereka untuk memberikan persembahan yang berasal dari uang mereka sendiri.

1452003: Orangtua Sebagai Jembatan Antara Gereja Dan ASM: Aktivitas Untuk Belajar Tentang Gereja

Kehadiran Cara paling efektif yang dapat dilakukan orangtua untuk merangsang minat anak menghadiri kebaktian di gereja adalah mereka sendiri harus secara teratur menghadiri kebaktian. Teladan orangtua merupakan kunci dalam memperkuat perasaan-perasaan anak tentang perlunya menghadiri kebaktian di gereja. Orangtua yang teratur hadir di gereja menunjukkan pentingnya gereja dalam hidup mereka. Percakapan Percakapan dengan anak mengenai pengalamannya di gereja menolong memperkuat apa yang dialami anak, yang di dalamnya terkandung makna bahwa bagi orangtua, gereja itu penting. Daripada hanya bertanya, Apa yang kamu pelajari di gereja hari ini? Orangtua dapat memperkaya saat-saat anak di gereja dengan komentar-komentar dan pertanyaan-pertanyaan seperti: Coba nyanyikan satu lagu yang tadi dinyanyikan di Sekolah Minggu. Coba ceritakan satu hal yang kamu senangi di gereja hari ini. Tadi ibu guru bercerita tentang apa? Ayo ceritakan ya? Gumamkan bagian salah satu lagu yang kamu nyanyikan tadi. Mama akan tebak, lagu apa itu Beritahu Mama nama pertama atau huruf depan tiga orang yang bercakap-cakap denganmu selama di gereja. Mama akan menebak siapa mereka. Siapakah tokoh yang paling kamu ingat dari pelajaran yang kamu dapat hari ini, baik tokoh yang dulunya kamu belum tahu maupun yang sudah tahu tetapi lupa dan kini sudah diingatkan kembali. Pusatkan pada satu pengalaman khusus anak, daripada banyak tetapi bersifat umum. Ini akan menolong anak mengingat peristiwa-peristiwa khusus. Jika anak membawa pulang sebuah gambar atau lukisan dari Sekolah Minggu tanyakanlah, Ceritakan pada Mama tentang gambar ini. Percakapan-percakapan yang tampak sepintas ini akan mendorong anak untuk menceritakan pengalaman-pengalamannya, dan bahkan seringkali memberikan kesempatan bagi orang dewasa untuk membetulkan suatu kesalahan konsep -- jika ada. Gunakan kurikulum Sekolah Minggu yang disediakan gereja Anda untuk mengadakan kegiatan di rumah yang dapat memperluas pemahaman anak akan apa yang dipelajarinya di gereja. Sangatlah diperlukan adanya pertemuan antara orangtua dan guru untuk membahas kegiatan- kegiatan seperti nyanyian, permainan yang menggunakan tangan berpuisi dengan gerakan jaritangan dan permainan kreatif lainnya. Karena kebanyakan anak tidak menyadari perlunya belajar, sebab ia menganggap sudah tahu segala sesuatu, percakapan wajar tentang apa yang terjadi amatlah bermanfaat untuk merangsang pikiran dan minat.

1452003: Kerja Sama Antara Keluarga Dan Gereja: Menanamkan Nilai-Nilai Kehidupan Kristiani