Berlatihlah Menjadi Pendengar Yang Baik

kehidupan manusia. Jika pelayanan anak dilakukan dengan baik, kita bisa berharap akan mendapat sumber daya manusia yang handal untuk gereja dan bangsa. Yesus meminta kita agar membawa anak-anak kepada-Nya. Yang perlu diperhatikan di sini adalah kita harus membawa anak-anak kepada Yesus bukan hanya secara fisik. Namun yang lebih penting adalah agar mereka dapat bertumbuh dalam pengenalan akan Allah dan dapat melayani Tuhan dalam segala aspek kehidupan mereka. Janganlah kita menjadi seperti murid- murid Tuhan Yesus yang menghalangi anak-anak untuk datang kepada Yesus. Menghalangi anak datang pada Tuhan dapat berupa tindakan secara fisik maupun rohani. Mungkin kita tidak akan menghalangi anak secara fisik, misalnya melarang mereka datang ke pelayanan anak. Namun, yang menjadi masalah adalah bahwa acap kali tindakan dan bahkan pelayanan kita menghalangi anak-anak untuk mengenal Allah yang sesungguhnya. Penyampaian cerita Alkitab lebih tepatnya firman Tuhan dengan sembarangan merupakan salah satu cara menghalangi anak melihat Allah. Perhatikan contoh berikut. Suatu hari seorang pelayan anak bercerita, Anak-anak, suatu hari Tono diminta ibunya untuk membeli sesuatu di warung. Tetapi uangnya dipakai untuk jajan oleh si Tono. Lalu Tono berkata kepada ibunya bahwa uangnya hilang. Malam harinya, anak-anak, guru itu melanjutkan, si Tono bermimpi. Dalam mimpi itu ia dikejar-kejar oleh setan. Karena ketakutan, Tono berlari-lari sampai kemudian ia terbangun. Setelah bangun, ia ingat telah berbohong kepada ibunya. Jadi, ia pun mau mengaku salah kepada ibunya. Contoh di atas benar-benar terjadi. Kebenaran Alkitab manakah yang ingin disampaikan oleh guru ini? Kapan setan atau iblis dapat membuat seseorang bertobat? Kalau memang iblis dapat mengajak orang bertobat, berarti Yesus tak perlu disalibkan. Kita pun tak perlu melayani. Contoh lain yang sering terdengar adalah: Anak-anak, supaya dapat masuk surga, kalian harus rajin ke gereja, rajin berdoa, tidak nakal, tidak nyontek .... Apakah benar demikian? Kapan Tuhan berkata demikian kepada manusia? Bukankah keselamatan hanya didapat bila kita percaya kepada Yesus Kristus, karena keselamatan adalah anugerah? Jadi, jika kita tidak mengajarkan secara benar siapa Tuhan Yesus itu dan bagaimana seseorang dapat diselamatkan, berarti kita menghalangi anak-anak untuk mengenal Tuhan. Jika kita tidak menganggap penting pelayanan anak, maka kita juga membuat anak menganggap kebaktian anak tidak penting. Itu pun sama dengan menghalangi anak datang kepada Yesus. Ironis memang, bila guru-guru Sekolah Minggu sendiri malah menjadi penghalang bagi anak-anak untuk mengenal Tuhan di gereja. Ironis memang, kalau anak-anak justru belajar ketidakadilan dan ketidakseriusan di gereja.

2662006: Berlatihlah Menjadi Pendengar Yang Baik

Apa bukti nyata dari komitmen kita untuk mengasihi anak-anak SM? Menjadi pendengar yang baik bagi anak-anak merupakan salah satu buktinya. Diberitakan seorang pengacara yang terkenal - yang tentunya merupakan seorang yang ahli dalam menggunakan kata-kata yang meyakinkan - memiliki satu ciri khas yaitu kemampuannya untuk diam seribu bahasa. Banyak yang dicapainya di dalam ruang pengadilan, baik dengan jalan mendengar maupun dengan jalan berbicara. Hal yang sama seharusnya juga dapat dikatakan mengenai guru-guru Sekolah Minggu. Belajar mendengarkan tidaklah mudah bagi guru yang terbiasa mengajar dengan cara komunikasi satu arah. Untuk mengetahui saat-saat yang tepat kapan ia harus menjadi pendengar dan kapan harus menjadi pembicara, diperlukan kecakapan yang cukup banyak. Anak-anak mempunyai pertanyaan yang harus dijawab. Anak-anak juga perlu mengungkapkan isi hatinya. Seringkali pikiran mereka tidak ada hubungannya dengan isi pelajaran, tetapi pikiran- pikiran itu pun harus didengarkan. Untuk menjadi pendengar yang baik, kita harus menaruh perhatian penuh kepada perkataan si pembicara. Pikiran orang dewasa seringkali melayang ke dunianya sendiri sewaktu mendengarkan anak-anak kecil. Apa yang didengarnya itu masuk ke telinga kanan dan ke luar dari telinga kiri. Tetapi pendengar yang baik memperlakukan ucapan- ucapan si pembicara itu sebagai pikiran yang paling penting untuk saat itu. Dunianya dapat menunggu. Ia mengajukan pertanyaan- pertanyaan untuk mendorong pembicara menambah seluk-beluk lainnya. Seorang guru harus melatih dirinya sendiri untuk menunjukkan perhatian yang murni terhadap apa yang dikatakan muridnya. Usaha yang penuh kesadaran harus dilakukan, terutama bagi guru- guru yang sebelumnya tidak mementingkan pendapat anak-anak. Pada saatnya guru akan mengembangkan rasa peka tidak saja terhadap kepentingan anak-anak, tetapi juga keperluan mereka. Jadi, dengan mendengar ia lebih mampu untuk memenuhi keperluan-keperluan ini. Bahan pelajarannya dapat mulai disusun dengan mencerminkan pengalamannya sendiri atau pengalaman orang lain yang dapat membimbing anak-anak dalam masa kesukarannya. Setelah Anda sebagai seorang guru mulai dikenal sebagai pendengar yang baik, ia tidak hanya akan mendengarkan murid-muridnya di kelas. Anak-anak bahkan akan mencurahkan isi hati mereka di luar kelas juga, dalam kegiatan lain di gereja, atau dalam rumah. Pendengar yang baik merupakan teman yang paling baik. Kemampuan mendengarkan tidaklah datang secara otomatis. Kita semua mempunyai sifat mementingkan diri sendiri yang selalu menimbulkan kesan agar orang lain selalu harus mendengarkan perkataan Anda. Tetapi guru yang telah melatih telinga dan hatinya untuk mendengarkan orang lain adalah guru yang akan berhasil membawa murid-muridnya ke dalam persekutuan dengan Dia yang telinga-Nya tidak pernah tertutup terhadap seruan anak-anak-Nya.

2672006: Melayani Gereja