Mengevaluasi Guru dan Bahan Pelajaran Baca Cerita Natal Dengan Suara Keras

teratur di sekolah minggu dan lembaga pendidikan formal lainnya yang sejenis. Ujian untuk pertumbuhan iman jauh lebih sulit tetapi harus dilakukan jika bertujuan untuk membantu orang- orang menemukan kebutuhannya. Cara lain untuk melakukan evaluasi adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan program-program yang dilakukan di SM. Berikut ini adalah contoh pengevaluasian beberapa program yang diambil dari buku Handbook for Childrens Ministry: 1. Perekrutan Guru SM o Apakah saat ini sudah ada perekrutan yang dilakukan secara rutin? o Apakah sudah ada deskripsi tugas yang jelas untuk masing-masing guru? o Apakah dalam perekrutan, para calon guru diberi kesempatan untuk memikirkanmeneguhkan kembali keputusan mereka? o Apakah dalam setiap program rekruitisasi para calon guru diberi pelatihan, baik itu secara teori maupun praktek? 2. Pelatihan dan Perencanaan o Apakah pelatihan untuk semua guru yang diadakan dalam SM Anda sudah diberikan secara teratur dan terencana? o Apakah ada rapat-rapat untuk membicarakan pelatihan dan rencana- rencana dalam SM? 3. PertumbuhanPerkembangan Pelayanan SM o Sudah adakah rencana untuk membuka cabang pelayanan SM di lokasi dan tempat yang baru? o Apakah program penginjilan sudah dilakukan secara teratur? o Apakah SM sudah dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan rohani para anggotanya?

1532003: Mengevaluasi Guru dan Bahan Pelajaran

Evaluasi Terhadap Guru Hal ini biasanya enggan dilaksanakan guru karena hasilnya akan memperlihatkan kekuatan dan kelemahannya. Namun guru yang ingin maju dalam profesinya perlu meminta peserta didiknya memberi penilaian. Kita harus ingat bahwa penilaian peserta didik sangat bergantung kepada beberapa faktor di bawah ini: 1. Ketulusan guru untuk dievaluasi para peserta didik. Karena itu setiap guru harus mengembangkan diri dalam segi perumusan alat evaluasi yang tepat dan relevan. 2. Perasaan aman yang dimiliki peserta didik sekalipun ia mengemukakan hal-hal yang subjektif. Misalnya, nilai belajar atau kenyamanan dalam mengikuti ibadah SM terjamin karena hasil evaluasi yang dikemukakannya. 3. Relasi yang dikembangkan guru dengan peserta didiknya selama interaksi belajar mengajar berlangsung. Evaluasi Bahan Pelajaran Guru perlu merencanakan alat untuk mengukur sejauh mana relevansi atau kegunaan dari bahan pengajarannya bagi peserta didik. Hal itu dapat dilakukan dengan merancang bahan evaluasi tertulis, juga dapat disertai wawancara. Melalui evaluasi program pengajaran, guru harus mengajak peserta didik untuk melaksanakan dan mengetahui beberapa hal penting di bawah ini: 1. Menilai sejauh mana bahan yang dipelajari membawa manfaat positif. Hal-hal apa yang diperoleh? Bahan-bahan mana yang paling dan kurang menolong? 2. Menilai topik-topik mana yang kurang membawa manfaat selama kegiatan belajar berlangsung. 3. Memberi usulan terhadap topik yang dipandang perlu dibicarakan dalam program berikutnya. Hal ini menjadi masukan bagi guru dalam meningkatkan kualitas pelayanan. 4. Bila perlu guru dapat meminta peserta didiknya membuat rencana pengajaran dari pengajaran yang akan ditempuhnya. Peserta didik remaja sudah bisa didorong untuk mewujudkan perkara ini.

1562003: Baca Cerita Natal Dengan Suara Keras

Sekarang panjatkan lagu pujian kepada Tuhan, Kalian semua yang berada di tempat ini, Dan dengan kasih dan persaudaraan sejati, Masing-masing saling berpeluk-pelukan. Lagu: God Rest Ye Merry Gentlemen Tidak ada cerita seindah ini. Pikirkan sejenak. Dalam cerita apa kita dapat menemukan kejadian lebih menggemparkan selain daripada cerita mengenai pertemuan malaikat dengan seorang anak dara? Lagu mana yang lebih indah daripada yang dinyanyikan Maria? Kelahiran mana lagi yang lebih misterius dan ajaib? Dalam cerita mana lagi yang adegannya lebih manis dan mengharukan daripada bayi yang lahir di kandang kumuh? Saat mana yang lebih menegangkan dan menakutkan daripada malaikat yang tiba-tiba muncul kepada para gembala yang menjaga domba di tengah malam? Atau perjalanan larut malam mana lagi yang lebih anggun dan khidmat daripada ketika para gembala mencari bayi yang baru lahir di kota yang penuh dengan pengunjung? Dalam cerita mana lagi kita bisa melihat orang-orang majus pergi dengan unta untuk memberikan hadiah mewah kepada Putra Raja yang tidak dikenal, atau melihat keputusan besar diambil berdasarkan impian, atau ketergesaan pelarian di tengah malam dari pedang berdarah raja yang kurang waras? Dalam cerita mana lagi kita menemukan kasih yang lebih lembut? Cerita Natal mengandung semuanya. Sisihkan waktu pada masa Natal ini untuk membacanya lagi dari awal sampai akhir. Baca dengan bersuara. Baca perlahan-lahan. Baca bersama keluarga atau sendirian. Baca dari berbagai terjemahan yang berbeda dengan yang biasa Anda baca atau pelajari bahasa indonesia: TB, BIS, FAYH, KSI, TL,..., atau dalam bahasa lain. Mulailah dengan Lukas 1:1 dan kalau Anda sudah sampai ke Lukas 1:56, bacalah Matius 1:18 dan baca sampai Matius 1:25. Kembali ke Lukas dan baca Lukas 1:57 sampai Lukas 2:38, lalu kembali lagi untuk membaca seluruh Matius 2. Tidak peduli berapa sering Anda sudah membaca cerita ini, Anda akan mendapatkan pengertian baru -- saya jamin Itu memang keunikan Alkitab, mengajak kita melihat sesuatu yang baru tentang Tuhan dan hubungan kita dengan-Nya dalam setiap pembacaan. Tidak ada cerita lain yang menawarkan emosi yang lebih luas, plot yang dijalin lebih rumit dan penting, atau tokoh-tokoh yang lebih menarik. Nikmatilah cerita ini -- ini adalah cerita yang ditulis khusus untuk Anda.

1592004: Selamat Tahun Baru