Harga Diri Suatu Karunia Yang Istimewa

Perasaan yang dimiliki sangat penting bagi rasa aman setiap anak dan perasaan berharganya. Dan bila anak merasa dimiliki dalam keluarganya dan sungguh-sungguh dihargai disitu, ia tidak jauh lagi dari perasaan diterima, dicintai, dan dihargai oleh orang lain maupun Tuhan. Seorang pria yang ayahnya terkenal ingat bahwa, sebagai seorang anak kecil, ia sangat kehilangan ayahnya pada saat masyarakat umum begitu sering mengharapkan kehadiran sang ayah. Pada suatu malam, ketika ayahnya diharapkan berada di rumah, ia menunggu dengan penuh harapan untuk menyambut ayahnya. Tetapi ia disuruh tidur, karena dianggap melanggar perintah. Ia terbangun di antara pukul sepuluh dan sebelas dan mendengar suara ayahnya. Ia bangun, berpakaian, dan turun ke bawah. Ia tidak dapat menahan rasa rindunya lagi walaupun tahu bahwa ia harus menanggung hukuman karena tindakannya itu. Tetapi ayahnya merangkulnya, dan berkata, Anakku sayang. Kini, setelah bertahun-tahun berlalu, ia masih mengingat jelas perasaan nikmat karena dimiliki oleh ayah. Bagaimana perasaan dimiliki ini ditumbuhkan? Dengan melakukan hal-hal bersama-sama, dengan saling membagi perhatian dan mempercayakan tanggung jawab. Menganggap manusia yang utama dan bukan hadiah bila merayakan ulang tahun, menciptakan perasaan dimiliki. Anak-anak akan mendapatkan kepastian bila doa-doa mereka panjatkan sendiri, bila pendapat mereka diperhitungkan, dan bila mereka dilibatkan dalam pengalaman keluarga yang serius maupun yang menggembirakan. Mereka merasa dimiliki bila mereka ikut serta dalam tanggung jawab dan kerja keluarga. Akhirnya, harus diingat bahwa rasa aman dalam aspek emosional dan spiritual adalah jauh lebih penting dari rasa aman dalam aspek ekonomi maupun fisik. Anak-anak dapat bertahan terhadap kemiskinan, kelaparan, penderitaan, dan bahaya sampai derajat yang mengherankan sejauh mereka memiliki rasa aman secara emosional dan spiritual. Anak yang memiliki materi yang cukup dalam hidupnya akan mati secara emosional dan memberontak terhadap orang lain yang menolak membina hubungan yang berarti dengannya. Sebaliknya, anak yang lapar dan hanya memiliki materi terbatas akan berkembang menjadi orang yang berani dan dihargai bila mereka yakin akan adanya hubungan yang penuh cinta kasih.

1142003: Harga Diri Suatu Karunia Yang Istimewa

Sesorang yang dihargai dan diterima apa adanya, pasti memiliki harga diri yang tinggi. Berikut ini artikel mengenai harga diri yang merupakan suatu karunia istimewa. Kita sering melihat dan membaca istilah harga diri. Tingkah laku yang suka mengganggu di kalangan anak-anak, bahkan tingkah laku karena gangguan emosi yang terdapat di kalangan orang dewasa, menurut para ahli, berakar dari kurangnya rasa harga diri. Tetapi apakah sebenarnya harga diri itu? Apakah yang dapat dicapai oleh harga diri itu? Dan dari manakah asal mulanya perasaan-perasaan itu, terutama perasaan yang terdapat pada anak-anak? Secara sederhana dapat dikatakan bahwa rasa harga diri itu merupakan pikiran dan keyakinan yang ada di dalam batin seseorang. Pikiran dan keyakinan itu mengatakan kepada Anda bahwa Anda adalah seorang yang berharga, dan bahwa Anda cukup mempunyai kemampuan dan cukup disukai. Jika Anda memilih untuk mempercayai pendapat semacam ini tentang diri Anda, Anda kemudian mengharapkan agar orang lain juga mempunyai pandangan yang sama terhadap diri Anda dan menyukai Anda. Dan karena Anda yakin bahwa Anda cukup berarti atau berharga, cukup mampu, dan cukup disukai, maka Anda akan cenderung untuk bersikap terbuka, ramah, optimis, rajin, rapi, dan berani. Sebaliknya, jika Anda atau anak Anda kurang mempunyai rasa harga diri, lalu merasa diri tidak mampu, tidak disukai, atau merasa diri tidak berharga atau tidak layak, Anda cenderung untuk berharap bahwa segala usaha Anda akan gagal. Anda menyangka bahwa orang-orang lain akan menolak dan meninggalkan Anda, dan memandang kehidupan Anda sebagai suatu kegagalan. Akibatnya, energi Anda akan dipusatkan untuk menjaga agar orang lain tidak mengetahui bagaimana Anda itu sebenarnya. Karena Anda menantikan penolakan dan kecaman, Anda cenderung untuk bersikap memusuhi, tertutup, dan tidak ramah. Karena menyangka akan gagal, maka Anda cenderung untuk menjadi malas, membatasi diri dan menyimpang atau melantur ke mana-mana. Dan karena Anda merasa diri tidak berharga, Anda akan mengabaikan kesehatan dan penampilan Anda. Atau Anda akan memakai waktu berjam-jam untuk mengatur agar penampilan Anda secara lahiriah terlihat cantik untuk mengelabui setiap orang agar semua percaya bahwa Anda mempunyai kepribadian yang baik. Jika Anda mengerti hubungan sebab-akibat ini, tidak akan sukar bagi Anda untuk dapat melihat apakah respons Anda terhadap anak Anda itu merupakan sumber utama dari perasaan harga dirinya. Dan bahwa harga diri itu pada dasarnya dibentuk melalui pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pola-pola pemikiran yang berawal di situ akan sangat sukar untuk diubah lagi di kemudian hari. Harga diri dibangun atas tiga unsur yang fundamental: 1. Rasa aman karena merasa dimiliki. Hal ini timbul karena ia merasa menduduki posisi yang berarti dan kuat di dalam keluarga. 2. Rasa puas karena ia merasa berhasil. Setiap anak perlu mendapat suatu kesempatan untuk merasa berhasil dalam melakukan sesuatu, dalam bidang apa saja. 3. Sukacita karena merasa dihargai. Seorang anak akan senantiasa merasa bersukacita jika ia menyadari bahwa ia berharga dan hal itu dapat dicapai jika ia senantiasa dipelihara dengan ucapan-ucapan pujian yang tulus dan yang diberikan secara konsisten. Nah, berikut ini terdapat beberapa macam respon orangtua yang dapat membangkitkan perasaan harga diri yang sehat dan positif di dalam diri anak Anda. Bandingkanlah hal-hal di bawah ini dengan pendekatan yang Anda lakukan sekarang. 1. Pertama-tama periksalah apa yang menjadi sumber harga diri Anda sendiri. Para orangtua perlu mempunyai gambaran yang positif tentang pribadinya sendiri agar dapat membangun hal yang serupa di dalam diri anak-anak mereka. 2. Berilah anak Anda yang masih kecil berbagai kesempatan agar ia dapat mengembangkan kemampuan dan kepercayaannya akan dirinya sendiri. Sisihkanlah uang untuk membeli mainan, sarana untuk dapat bermain bersama, dan alat-alat yang memungkinkan anak itu untuk berkreasi dan untuk dapat dengan berhasil menguasai dirinya sendiri atau lingkungannya. 3. Berilah kesempatan kepada anak Anda untuk memilih bidangnya sendiri supaya ia dapat berkreasi dan berhasil dalam bidang itu. Janganlah mencoba memaksakan pada anak Anda ambisi-ambisi yang ada pada Anda ketika Anda masih muda, atau memaksa dia untuk mencapai apa yang tidak berhasil Anda capai dalam bidang olahraga, bidang pendidikan tinggi, atau dalam bidang kesenian. 4. Dengan penuh perhatian dengarkanlah apa yang dikatakan atau diceritakan oleh anak Anda. Hal demikian akan menanamkan di dalam dirinya bahwa ia adalah seorang pribadi yang menarik. 5. Tanyakan pendapat anak Anda tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi masalah di dalam berbagai-bagai bidang. Hal demikian dapat membuat anak itu sadar bahwa ia juga dapat membuat penilaian yang baik dan benar. 6. Jika Anda mengajukan pertanyaan dan sama sekali tidak mengejek tentang rencana- rencana anak Anda, Anda akan menolong anak itu mengetahui bahwa ia dapat bersifat luwes dan dapat menilai kembali rencananya apabila ada informasi baru yang diberikan kepadanya. 7. Pandanglah setiap anak sebagai satu individu. Jangan sekali-kali Anda membandingkan salah seorang anak Anda dengan anak yang lainnya. Cobalah untuk menonjolkan kebaikan yang khas yang ada pada setiap diri anak Anda dan perhatikanlah juga kelemahannya. 8. Diskusikan tentang anak Anda -- terutama tentang masalah- masalahnya -- hanya apabila anak itu tidak hadir. 9. Waspadalah terhadap julukan atau nama panggilan yang diberikan pada anak Anda, terutama julukan yang Anda sendiri berikan. Jagalah diri Anda agar Anda tidak memanggilnya dengan nama-nama yang bersifat menghina, atau dengan sebutan yang nampaknya tulus dan jujur tapi di balik itu ada arti yang menghina seperti si Gembul karena mungkin hal itu dapat menimbulkan kesan yang tidak disukainya. Ciptakan nama- nama yang positif seperti Kapten atau Putri Kecil. 10. Jika anak itu bersikap manis, tidak mementingkan diri sendiri, rapi, suka menolong, berdisiplin, kreatif, cekatan, rajin, atau sikap lainnya yang patut dipuji, nyatakanlah pujian Anda itu Dengan demikian anak Anda akan mengetahui bahwa ia dapat berhasil dalam hal-hal itu. Pujian yang tulus tidak akan merugikan seseorang 11. Tunjukkan dan berilah tepukan tangan terhadap berbagai kemajuan yang berhasil dicapai oleh anak Anda, betapa pun kecilnya kemajuan itu. Dengan demikian ia akan belajar untuk bersikap optimis. 12. Janganlah melontarkan kecaman yang bersifat mempersalahkan dan mempermalukan atau mengejek. Hal demikian itu mengajarkan kepada anak itu bahwa mereka pada dasarnya tidak beres. 13. Janganlah selalu membuat keputusan untuk anak Anda. Jika Anda berlaku demikian, maka anak itu akan menarik kesimpulan bahwa penilaiannya selalu tidak baik. 14. Janganlah menonjol-nonjolkan kesalahan dan ketidaksempurnaan anak itu, walaupun memang banyak. Hal ini hanya akan menyebabkan anak itu kehilangan kepercayaan akan dirinya sendiri dan akan merasa tidak yakin akan kemampuannya. Segera anak itu tidak lagi menyukai dirinya sendiri, dan juga tidak berharap bahwa orang lain akan menyukai mereka. Anak-anak yang demikian akan cenderung mengatakan, Karena bukanlah Ayah dan Ibu itu lebih besar, lebih kuat, dan lebih pandai daripada saya, jadi pasti keputusan dan penilaian mereka itu benar. Pasti ada yang tidak beres pada diri saya Cara pendekatan yang sebaliknya jelas akan menghancurkan rasa harga diri anak itu. Jika kita mengikuti kecenderungan kita untuk bersikap negatif dan mengutuk atau bersikap mempersalahkan, maka hal itu merupakan cara yang paling efektif untuk merusak harga diri seorang anak. Jika anak Anda menilai dirinya sendiri berdasarkan cara penilaian diri yang dikemukakan di atas, bagaimana kira-kira kesimpulan anak Anda tentang dirinya sendiri? Kesimpulan yang diambil oleh anak Anda amatlah penting. Dan hanya Anda saja yang dapat memberikan hadiah yang sangat istimewa itu, yaitu hadiah dalam bentuk harga diri yang sejati. 1152003: Ibu Bapa ... Bimbinglah Mereka Kebutuhan untuk dibimbing merupakan hak seorang anak yang bisa ia dapatkan dari orangtua atau guru mereka. Untuk itu keluarga atau guru sangat perlu mempelajari metode-metode pembimbingan agar kebutuhan anak ini dapat terpenuhi dengan baik. Nah, artikel berikut ini mungkin akan menolong Anda melaksanakan tugas ini. Keluarga adalah kesatuan dasar dalam masyarakat. Keluarga menjalankan pengaruh yang terbesar dalam hidup anak-anak, perkembangan moral, pendidikan, dan kekristenan. Meskipun kehidupan kekeluargaan sangat diutamakan dewasa ini, namun kehidupan ini terancam oleh kecenderungan-kecenderungan zaman. Dikatakan bahwa hidup kekeluargaan sekarang ini sedang mengalami penghancuran dalam empat tahap yang menyedihkan seperti pada zaman Yunani-Roma. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya perceraian, kurangnya rasa tanggung jawab pada pihak orangtua, semakin menipisnya prinsip-prinsip moral, dan merosotnya penghargaan terhadap kekuasaan orangtua. Saat ini kita sedang berada dalam era dimana keahlian dalam tiap bidang sangat dipentingkan. Hal ini menyebabkan banyak orangtua merasa kurang cakap untuk memenuhi tugasnya. Akibatnya, mereka menyerahkan asuhan anak-anak mereka kepada para ahli atau spesialis. Dalam pemindahan tanggung jawab ini, keluarga kehilangan kesatuannya dan rasa tujuannya. Gereja sering kali membuat kesalahan dalam hal mengambil tanggung jawab penuh bagi pendidikan agama anak-anak, bukannya memberi instruksi dan bimbingan yang tepat mengenai bagaimana para orangtua dapat melakukan pekerjaan yang ditugaskan Allah kepadanya. Para orangtua dalam gereja kita harus ditolong dan diberi pengarahan bahwa mereka sendirilah yang harus memenuhi kebutuhan anak mereka untuk dibimbing. Orangtualah yang pertama-tama bertanggung jawab atas pendidikan Kristen anak-anak mereka. Tak ada perantara lain yang dapat melakukan tugas itu seefektif mereka. Pengertian, sikap, dan keyakinan lebih banyak berkembang dari pengalaman-pengalaman setiap hari, daripada 45 menit seminggu dalam ruang kelas Sekolah Minggu. Ketergantungan anak kepada orangtua dalam hal kasih, penerangan mengenai kehidupan, dan perkembangan jasmani dan sosial menyebabkan sang anak juga mengharapkan bimbingan rohani dari orangtuanya. Maka sasaran rumahtangga Kristen haruslah memberi hal-hal berikut ini kepada setiap anak: pendidikan, teladan, dan lingkungan yang akan mengarahkan si anak ke dalam hubungan yang pribadi dengan Kristus. Berikut ini adalah metode-metode praktis untuk membimbing anak kita dan untuk menolong orangtua mencapai sasaran rumahtangga Kristen. Menjadi Teladan Seorang Kristen mengatakan bahwa ayahnya tidak berdoa bersama dia setiap malam akan tidur, tetapi hampir tiap hari ia melihat ayahnya berlutut dan berdoa. Tanpa disadarinya ayah ini telah menjadi teladan yang sangat besar dari hal doa yang sesungguhnya. Para orangtua dapat malakukan segala sesuatu yang patut dilakukan tapi masih saja belum dapat menjadi teladan yang saleh. Kata-kata dari 1Korintus 13:1 menyebut hasilnya: mereka menjadi sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Pendidikan di rumah itu lebih bergantung pada teladan daripada pengajaran; apa yang dilakukan orangtua lebih berkesan daripada apa yang diucapkannya. Orang benar yang bersih kelakuannya -- berbahagialah keturunannya Amsal 20:7. Saudara mungkin dengan tulus mengajarkan kejujuran sebagai sifat yang tertinggi, tetapi jika Saudara menyuruh anak Saudara untuk mengatakan bahwa Saudara tidak di rumah, jika ada seseorang yang mencari menelpon, maka anak itu akan menganggap penipuan sebagai kejujuran. Beberapa ahli jiwa mengatakan bahwa percakapan orangtua sewaktu makan bersama adalah pengaruh yang terpenting dalam kehidupan anak. Gantilah percakapan yang tidak membangun dengan percakapan yang akan memuliakan Allah. Menerapkan Disiplin Disiplin mempunyai hubungan yang nyata sekali dengan perkembangan rohani seseorang. Tujuan disiplin adalah untuk mengembangkan rasa hormat akan kekuasaan, untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik dan untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Disiplin berbeda dengan hukuman. Disiplin berasal dari kata Latin yang berarti mengajar. Prinsip-prinsip dasar dari disiplin akan menolong orangtua dalam mengajar anak-anaknya supaya takut kepada Allah dan menaati perintah-perintah-Nya. Ingat: 1. Disiplin harus dilaksanakan dalam kasih. 2. Berpendirian tetap, membuat peraturan rumahtangga dimengerti dengan jelas dan dengan tetap menegurmenghajar bila peraturan itu dilanggar. 3. Memelihara persatuan antara bapak ibu dalam hal disiplin. 4. Disiplin diri pada pihak orangtua adalah langkah pertama menuju anak yang berdisiplin. 5. Disiplin harus adil. Anak itu mengharapkan ketegasan, tetapi ia juga mengharapkan keadilan. Tolonglah dia mengerti alasan bagi teguran atau hukuman itu sesuai dengan tingkat pengertiannya. Ibadah Keluarga Doa merupakan bagian yang penting dari pendidikan Kristen dan ibadat di rumah. Berdoa sebelum makan adalah salah satu kesempatan yang mula-mula bagi si anak untuk ikut serta dalam doa. Cerita sebelum tidur, doa yang diucapkan dalam bahasa anak-anak, dan ciuman selamat tidur dari orangtua akan menimbulkan rasa aman yang sangat dibutuhkan seorang anak. Saat-saat istimewa untuk doa harus wajar dan sering kali. Berdoa adalah bagian penting dari ibadah keluarga. Itu dapat dilakukan dalam beberapa bentuk: doa bersama, seseorang memimpin dalam doa, setiap orang mengatakan sekalimat doa, atau bahkan doa tanpa bersuara. Jangan bertele-tele; berdoalah untuk hal-hal tertentu. Sebutlah nama orang yang didoakan. Doakanlah permohonan-permohonan dan masalah-masalah pribadi dari tiap-tiap anggota keluarga. Pembacaan Alkitab akan memperkaya kehidupan rumahtangga dan orang- orangnya. Itu juga merupakan unsur yang perlu untuk ibadah keluarga. Para orangtua harus menerangkan ayat-ayat Alkitab yang sukar dimengerti. Bagi anak-anak kecil, buku-buku bergambar dan buku-buku cerita Alkitab akan lebih berarti daripada pembacaan Alkitab yang terlalu lama. Namun demikian, anak-anak kecilpun dapat belajar menghargai Alkitab dan, dengan melihat pemakaiannya di rumah, ia akan mengenalnya sebagai pesan Allah kepada kita. Penerbit Kalam Hidup telah menerbitkan buku cerita Alkitab yang baik dengan gambar-gambar berwarna. Buku itu berjudul Cerita Alkitab Bergambar. Kegiatan-kegiatan lain, misalnya menghafalkan ayat-ayat Alkitab, sangat menambah perkembangan kekristenan si anak. Ada beberapa keluarga menghafalkan satu atau beberapa ayat setiap minggu sebagai satu usaha keluarga, sedangkan keluarga-keluarga lain menyertakan nyanyian dalam ibadah mereka. Kaset lagu-lagu rohani juga akan membantu memelihara kekristenan dalam rumahtangga.

1162003: Perspektif Kristen Tentang Kematian