Mengenalkan Yesus Kepada Anak

Mengakhiri Pelajaran Apa yang terjadi pada waktu lonceng tanda pelajaran berakhir berbunyi? Tentunya sukar menarik lagi perhatian mereka pada waktu itu, karena itu aturlah supaya pelajaran mencapai puncaknya sebelum lonceng berbunyi. Rencana untuk bagian akhir pelajaran meliputi pengulangan secara singkat dengan menggarisbawahi pelajaran untuk minggu berikutnya, pemberian pekerjaan rumah dan doa penutup. Sebelum bubar, ajaklah seluruh kelas mengikuti kebaktian umum jikalau Sekolah Minggu disusul dengan kebaktian. Buatlah rencana khusus untuk maksud ini.

0742002: Mengenalkan Yesus Kepada Anak

Ketentuan dasar dalam menolong anak untuk mengenal Yesus adalah menempatkan penekanan utama pada kemanusiaan-Nya. Jika kita memperkenalkan Yesus pertama-tama dari sisi keilahian-Nya, tugas belajar anak menjadi jauh lebih rumit. Yesus sendiri mengenali masalah ini saat Dia mengajar murid-murid dan para pengikut-Nya yang lain. Dia memanggil mereka untuk mengikuti Dia, untuk mengamati dan belajar dari Dia. Barulah secara bertahap mereka dapat melihat-Nya sebagai Anak Allah. Dan kemudian, muncullah pengakuan Petrus sebagai hasil pewahyuan khusus dari Allah lihat Matius 16:16-17. Dengan cara yang sama, sangatlah baik untuk membiarkan anak tertarik secara wajar pada pribadi Yesus. Dengan cara ini anak dibukakan jalan untuk lebih dekat kepada Allah. Yesus akan lebih berarti bagi anak pada saat anak-anak menjadi semakin bertambah dewasa. MENGHUBUNGKAN KEHIDUPAN YESUS DENGAN PENGALAMAN ANAK Masa Bayi dan Kanak-Kanak. Masa bayi dan kanak-kanak Yesus merupakan daya tarik khusus bagi anak-anak. Meskipun Alkitab hanya sedikit menceritakan kedua masa ini, tetapi jelas dinyatakan bahwa Yesus kecil, Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Lukas 2:52. Anak-anak amat tertarik pada proses pertumbuhan, khususnya yang menyangkut diri mereka. Pertumbuhan mereka dari bayi ke kanak-kanak, membantu mereka menyamakan dirinya dengan Yesus. Juga cerita-cerita tentang bagaimana Yesus bertumbuh menolong meredakan beberapa ketidakpastian tentang apakah Dia itu bayi atau laki-laki dewasa. Banyak anak yang melihat-Nya hanya pada dua tahap kehidupan. Mereka juga perlu melihat Dia sebagai anak laki-laki yang bertumbuh besar. Untuk membuat masa kanak-kanak Yesus lebih berarti bagi anak, kaitkanlah cerita itu dengan beberapa peristiwa yang dialami sendiri oleh anak. Berilah komentar tentang bagaimana Yesus membantu keluarga-Nya. Mengetahui bahwa Yesus pergi ke sekolah dan ke Bait Allah sungguh menarik bagi anak karena ia dapat membandingkannya dengan pengalaman-pengalamannya sendiri. Yesus Tukang Kayu. Sisi lain kehidupan Yesus yang amat menarik bagi anak-anak adalah pekerjaan-Nya sebagai tukang kayu. Kebanyakan anak berusia empat atau lima tahun mampu memakai palu kecil dan gergaji mini untuk membuat sesuatu yang cukup mengagumkan. Beri mereka beberapa potong kayu lunak, paku, dan sebuah tempat untuk bekerja. Tentu saja, beberapa petunjuk pendahuluan dan sedikit bimbingan diperlukan demi keamanan mereka. Situasi ini memungkinkan untuk berdiskusi informal tentang apa saja yang mungkin dibuat Yesus di bengkel kayu Yusuf. Aktivitas ini juga membuka kesempatan untuk berbicara tentang tenaga yang kuat dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang dari kayu. Percakapan semacam ini menolong anak melihat Yesus sebagai manusia yang selain cakap, juga memiliki tubuh yang kuat. Yesus Sang Guru yang Teladan. Anak-anak juga tertarik untuk mengetahui bahwa Yesus mengajar orang banyak tentang Allah. Guru merupakan tokoh penting dalam kehidupan anak kecil. Sebutan guru membantu membuka pengertian anak-anak tentang Yesus. Bantulah mereka mengetahui cara-cara spesifik yang digunakan Yesus untuk menolong orang lain, baik lewat ucapan-ucapan-Nya maupun lewat perbuatan-perbuatan-Nya. Penting juga menjelaskan bagaimana Dia berhati-hati untuk tidak melakukan hal-hal yang menyenangkan diri-Nya saja. Hubungkan teladan Yesus yang positif dengan pengalaman-pengalaman anak itu sendiri. Misalnya, Josh, kamu sungguh baik mau meminjamkan sepeda roda tigamu pada Tiffani. Saya kira Yesus dulu juga melakukan hal itu. Tolonglah anak-anak untuk sadar bahwa orang dewasa juga berusaha untuk meneladani Yesus. Saya akan senang sekali menolongmu untuk memperbaiki truk itu, Bryan. Yesus selalu menolong orang lain, dan saya juga ingin seperti Dia. Namun, jika teladan Yesus dipakai sebagai usaha untuk memotivasi si anak agar berperilaku lebih baik, maka usaha ini dapat menghasilkan nada seperti, Mengapa kamu tidak bisa serapi saudara perempuanmu? Ungkapan semacam ini amat merusak citra diri anak Dalam diri anak akan terbangun kemarahan terhadap pengharapan yang tampak tidak mampu dicapainya. Dengan demikian, alangkah bijaksana untuk menghindari pernyataan-pernyataan seperti Yesus tidak menyukainya atau Tidak inginkah kamu menjadi seperti Yesus? Pendekatan semacam ini akan memperoleh respon seperti yang dialami seorang ibu saat ia meminta anaknya yang berusia tiga tahun menolong membereskan mainannya dengan memberi motivasi karena kita mengasihi Yesus. Gadis kecil itu berpikir sejenak, kemudian berkata, Mami mengasihi Yesus. Mami saja yang mengambili mainan ini. Yesus dan Mujizat. Membicarakan perbuatan-perbuatan Yesus akan secara wajar menuntun anak pada mujizat- mujizat yang dilakukan-Nya. Anak tidak mengalami kesulitan menerima realitas mujizat. Kesulitannya hanya jika ia bermaksud menerapkannya pada pengalamannya sendiri. Arahkan pembicaraan sehingga anak mengerti bahwa Yesus melakukan perkara-perkara ajaib untuk menolong orang-orang karena Dia mengasihi mereka. Hal yang penting untuk diketahui anak bukanlah semata-mata perbuatan mujizat, tetapi tujuan dari mujizat itu. Yesus begitu mengasihi orang-orang itu sehingga Dia tidak ingin mereka sakit. Dia membuat mereka sembuh karena Dia mengasihi mereka. Jika anak bertanya, Tetapi bagaimana Dia melakukannya? yang paling baik beri jawaban sederhana: Yesus itu Anak Allah. Saya tidak tahu bagaimana Yesus membangkitkan orang mati, tetapi yang saya tahu adalah Yesus selalu memakai kuasa-Nya untuk menyatakan kasih- Nya yang besar. Tak ada anak yang mengalami keruntuhan iman dengan mendengar orang dewasa berkata, Ini adalah salah satu hal tentang Yesus dan Allah yang belum dapat saya pahami. Alah begitu besar, ada hal-hal tentang Dia yang tidak dapat dijelaskan. Tetapi kita tahu secara pasti bahwa Yesus mengasihi kita. Arahkan selalu pada apa yang dapat kita ketahui secara pasti, bukannya berputar-putar pada hal-hal yang tidak dapat kita jelaskan. 0752002: Mengapa Kita Perlu Mengajarkan Kebenaran Alkitab Kepada Anak-Anak?