Mengucapkan Doa -- Atau Berdoa?

Setelah kita mengerti pendekatan apa yang harus kita terapkan dalam mengajar anak-anak untuk berdoa, kita juga harus memahami teka-teki ini: dapatkah kita mengajar anak-anak kita untuk memiliki hubungan yang akrab dengan Allah? Bagaimanapun, hubungan merupakan masalah pribadi dan tidak dapat dibentuk dengan rumus-rumus dan prinsip-prinsip saja. Jangan lupa bahwa ada mitra lain dalam hubungan ini, yaitu Allah, yang membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Dapatkah kita mengajar anak-anak kita berdoa? Dapatkah kita membuat Allah menjawab doa anak-anak kita seperti yang kita inginkan? Jika ada keraguan di dalam hati kita, hal itu akan tercermin dalam pendekatan yang kita ambil dan juga membuyarkan usaha kita. Kita tidak dapat sepenuhnya mengendalikan keinginan dan keputusan anak-anak kita, tentu saja kita tidak dapat menyuruh Allah untuk melakukan sesuatu. Namun demikian, Allah telah memberikan jaminan sehubungan dengan kerinduan-Nya untuk menjalin hubungan dengan anak- anak kita dan juga peranan kita dalam membantu terwujudnya hubungan tersebut. Ada empat alasan berkenaan dengan hal ini. 1. Hubungan yang Berkesinambungan Sangatlah penting bahwa anak-anak kita menjalin hubungan yang bertumbuh dengan Allah. Memang, hubungan seperti itu merupakan bagian dari keinginan dan rencana Allah. 2. Orang Tua sebagai Mitra Allah menciptakan orang tua dan memercayai mereka untuk menjamin pertumbuhan secara fisik, sosial, intelektual, dan spiritual bagi anak-anak mereka. Ia memberi kita tugas seperti ini bukan supaya kita menjalankannya dengan mengandalkan kebijaksanaan kita sendiri, melainkan untuk mengembangkan suatu kemitraan bersama dengan Dia. Kita dapat menyimpulkan bahwa Allah selalu mendukung kita untuk menjalankan tugas yang penting ini dan Ia senantiasa bersedia dihubungi bila perlu. 3. Diciptakan untuk Bertumbuh Allah telah menetapkan pada saat Ia menciptakan anak-anak dan proses pertumbuhan bahwa pertumbuhan secara bertahap akan memberikan kekuatan. Tambahan lagi proses pertumbuhan di dalam Dia sejak masa kanak-kanak akan tertanam dan sesuai dengan jati diri kita yang sejati dan juga proses penciptaan kita. Di dalam kitab Amsal, Salomo berkata, Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu Ams. 22:6 . Oleh karena itu, kita boleh merasa tenang karena dalam setiap langkah proses tersebut Allah sedang bekerja di dalam anak-anak kita dan membawa mereka lebih dekat kepada-Nya. Dan Ia telah menanamkan dalam diri anak-anak kita, kemampuan alami untuk bertumbuh dan mendengar suara-Nya. 4. Kitab Suci adalah Sumber Segalanya Kita tahu bahwa Allah memberikan prinsip-prinsip, tips, dan pedoman bagi kita untuk belajar berdoa dan mengembangkan hubungan dengan Dia di dalam Alkitab, sama seperti yang dilakukan-Nya dengan hubungan-hubungan lain, misalnya pernikahan. Allah tidak main-main dengan kita. Apabila Ia memberikan prinsip-prinsip dan perintah-perintah untuk menolong kita dan juga anak-anak kita agar kita mengenal Dia, itu berarti bahwa Ia juga memberikannya karena Ia berencana untuk memberikan jawaban. Ia ingin bekerja sama dengan kita, para pelayan anak-anak yang dikasihi-Nya. Jika kita memahami empat prinsip ini dengan pikiran dan hati kita, pendekatan kita dalam mengajar anak-anak untuk berdoa akan mencerminkan hal tersebut. Apabila kita tahu bahwa proses dan hasil adalah kehendak dan rencana Allah, bahwa Ia sedang bekerja bersama-sama kita untuk mencapai tujuan tersebut, iman kita akan semakin bertambah dan kita akan merasakan damai sejahtera. Sebagai orang tua kita akan menjadi pelatih-pelatih kelas dunia yang merasa yakin akan keberhasilan yang akan diraih anak-anak kita. Sebab kita tahu bahwa anak-anak kita memiliki potensi dan kita sebagai pelatih memiliki semua sumber daya yang kita perlukan. Keyakinan kita dalam proses tersebut, yang berasal dari pemahaman bahwa proses tersebut adalah kehendak dan rancangan Allah, akan mendatangkan kesabaran, iman, keajaiban, dan sukacita bagi kita. Pendekatan ini akan mendatangkan hasil yang alami dan berhasil: anak-anak yang mengasihi Allah, mengenal Dia, dan mempertahankan hubungan tersebut sebagai landasan bagi hal-hal lain di dalam kehidupan mereka. Dengan kata lain, pendekatan itu akan menghasilkan anak-anak yang tahu bagaimana cara berdoa. Jangan Lupa Bahwa Doa Adalah Suatu Komunikasi Alasan lain bahwa pemahaman memengaruhi pendekatan yang kita terapkan dapat ditemukan pada pemahaman kita terhadap karakteristik doa. Jangan lupa, 1 doa merupakan unsur komunikasi dalam hubungan kita dengan Allah, dan 2 suatu hubungan dengan Allah harus menjadi landasan bagi segala sesuatu di dalam hidup mereka. Apabila kita mengerti dua kebenaran ini, pendekatan kita terhadap anak-anak kita akan mencerminkan hal tersebut, tidak hanya sebelum tidur dan sebelum makan, tapi juga di kala susah. Hubungan dengan Allah sebagai tujuan akhir merupakan fokus utama doa, bukan demi mendapatkan bermacam-macam hal yang kita inginkan. Doa yang tulus dan percakapan yang jujur dengan Allah dalam proses mengajar adalah lebih penting daripada suatu rutinitas yang kita lakukan setiap malam sehingga kita boleh mengatakan bahwa kita telah berdoa. Selain itu, pertumbuhan pribadi di dalam Kristus menjadi sesuatu yang alamiah karena memiliki hubungan dengan Allah itu berarti kita menerima kebijaksanaan dari- Nya, menerima pengajaran, bimbingan, dan koreksi dari-Nya. Bagian ini akan memuat beberapa prinsip utama dari pendekatan yang akan membantu Anda menyelesaikan tugas Anda dan membantu Anda dan anak Anda menikmati proses tersebut. Hal-Hal Yang Dapat Didoakan 1. Bersyukurlah kepada Allah karena Ia telah mengajarkan cara berdoa kepada Anda. 2. Mintalah agar Allah memberikan ilham berupa ide-ide kreatif untuk mengajar anak-anak Anda berdoa. Berikut ini adalah doa yang dapat diikuti oleh anak-anak layan kita: “ Allah Bapa, terima kasih karena Engkau mau mendengarkan saya. Tolonglah saya agar saya dapat mengenal-Mu lebih baik. Terima kasih karena Engkau mengasihi saya dan mau menjadi sahabat saya. Di dalam nama Yesus, amin. ”

3372007: Peranan Ketua Sekolah Minggu