Nada Perintah Gertakan Bertele-tele Interogasi

merasa tertekan atau tidak cukup percaya dengan diri Anda sendiri. Bersikaplah realistis, Anda tidak mungkin menghapus secara total frase-frase menyakitkan dari katalog pribadi Anda. Tetapi jika Anda berhasil menguranginya, pahami kapan Anda merasa tidak bahagia dan cobalah untuk mengubahnya, lalu gunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan harga diri anak Anda. Anda akan memiliki cukup pengaruh dalam memulai sebuah lingkaran perbaikan perilaku yang terus menanjak pada kedua sisi. Beberapa bentuk penghinaan mengikuti cara-cara ekspresi perasaan yang netral. Kapan pun dimungkinkan, hinaan juga bisa dikemukakan dalam bentuk pertanyaan yang lebih menyakitkan, memaksa anak untuk setuju dan dalam posisi defensif.

3572007: Rintangan Dalam Komunikasi

Komunikasi antara orang tua dan anak sering dirusak oleh sikap dan respons dari orang tua, seperti contoh berikut.

A. Nada Perintah

Contoh: Anak pulang dari sekolah diperbolehkan bermain sampai jam empat sore, setelah itu harus pulang untuk belajar, apabila anak bertanya, Mengapa saya harus belajar?, orang tua menjawab, Karena AyahIbu sudah mengatakannya demikian, kamu harus menurut dan jangan banyak tanya Atau anak itu membantah, Saya tidak mau belajar, saya tidak suka sekolah Dan orang tua pun membalas, Sebagai anak, kau harus belajar, kecuali kalau AyahIbu katakan tidak Jawaban yang bernada perintah semacam ini, kalau sering terjadi, dapat merusak komunikasi antara orang tua dan anak.

B. Gertakan

Secara tidak sadar, orang tua pun sering menggunakan gertakan. Ketika anak mengutarakan suatu masalah, orang tua memberi respons dengan nada gertakan dan tanpa memberi penjelasan atau petunjuk sedikit pun kepadanya. Tidak jarang orang tua berkata seperti berikut, Kalau kamu tak mau lakukan, AyahIbu akan mengunci kamu dalam kamar gelap atau AyahIbu tidak akan mengajak kamu piknik Padahal sebenarnya orang tua tidak akan melakukan hal tersebut, itu sekadar menakut-nakuti saja. Seringnya orang tua berlaku seperti itu akan membuat anak jengkel dan mereka tidak akan lagi menganggap perkataan orang tuanya berwibawa. Anak pun enggan mengutarakan isi hatinya kepada orang tua.

C. Bertele-tele

Keadaan yang sering merusak suasana komunikasi adalah sewaktu anak mulai mengutarakan sesuatu yang dipandang tidak terlalu cocok dengan pandangan orang tua, dan mulailah orang tua memberi kuliah panjang lebar. Anak merasa bahwa orang tua mereka berada di dunia yang berbeda dengan mereka, dan selanjutnya mereka tidak akan mengutarakan sesuatu lagi. Dan hal tersebut lambat-laun akan merusak komunikasi antara orang tua dan anaks atau antara guru dengan murid.

D. Interogasi

Adakalanya orang tua sering menanggapi anak dengan nada menghakimi, mengkritik, dan menyalahkan. Anak dituntut terlalu tinggi. Saat anak mengutarakan pendapat yang berbeda dengan orang tua, anak langsung ditegur dengan keras. Anak akan mengalami rasa rendah diri dan tidak punya keberanian untuk mengutarakan sesuatu dengan orang dewasa. Lebih baik menghindari cacian dan makian.

E. Mau Tahu secara Terinci