Membangun Persahabatan Di Dalam Kelas

yang baru dikenalnya. Oleh karena itu lebih baik menyiapkan kelas kecil untuk menjadi besar daripada membagi kelas besar menjadi kelas kecil. Pada waktu yang bersamaan perlu dipikirkan apa saja yang diperlukan ketika kita ada pembagian kelas-kelas baru. Ada tiga hal yang perlu dipersiapkan yaitu: kebutuhan untuk adanya guru- guru baru, ruangan kelas baru dan penambahan bahan pelajaran karena bahan yang ada pasti sudah tidak mencukupi lagi. Kapan Sebuah Kelas Perlu Dipecah Menjadi Dua? Mengapa perlu membagi kelas besar dan menjadikannya dua kelas? Karena sukar dan hampir tidak mungkin untuk seorang guru mengajar dengan efektif dalam sebuah kelas yang terlalu besar. Kapan waktu yang tepat untuk membagi sebuah kelas? Ketika jumlah yang hadir mulai konstan sekitar 20 orang. Tujuan guru mengajar di kelas adalah untuk memenuhi kebutuhan pribadi muridnya. Guru mengajar sesuai dengan kemampuan murid agar murid dapat mengerti dan belajar apa yang kita ajarkan. Dalam kelas yang cukup kecil murid akan mendapat perhatian pribadi, maka akan terjadi hal-hal yang menakjubkan. Mereka tidak saja belajar dan mengalami perubahan alasan untuk mengajar, tetapi mereka juga akan rindu membawa teman-teman mereka untuk juga menikmati apa yang mereka sendiri telah nikmati. Demikianlah jumlah murid di kelas akan bertambah secara alami Jika kemudian kelas saudara bertambah secara konstan dan mencapai jumlah yang terlalu besar, maka sudah saatnya anda membaginya menjadi dua kelas. Dengan perhatian yang cukup dan pengajaran yang baik, ke dua kelas tersebut akan terus bertumbuh. Tidak lama kemudian saudara sudah mempunyai dua kelas lagi yang cukup besar untuk dibagi lagi - sehingga menjadi empat kelas Itulah suatu hal yang mengherankan, sebab biasanya proses membagi adalah membuat sesuatu hal menjadi lebih kecil. Tetapi kelas-kelas yang lebih kecil dengan guru-guru yang menaruh perhatian pada murid-muridnya tidak akan tetap kecil. Karenanya kita dapat mengatakan bahwa membagi dan membuat kelas-kelas baru akan menambah kehadiran Sekolah Minggu. Suatu mujizat telah terjadi Jadi, marilah kita membagi dan menambah

0622002: Membangun Persahabatan Di Dalam Kelas

Dalam Sekolah Minggu, ada jenis guru yang hanya menjalankan tugas mengajarnya di kelas. Mereka bercerita tentang kisah-kisah dalam Alkitab dan memimpin setiap aktivitas di Sekolah Minggu. Mereka mempersiapkan bahan pengajaran, mencatat kehadiran murid dan terus- menerus memberikan perintah pada anak-anak. Ada pula jenis guru yang lain yang melakukan hal yang sama, tetapi dengan sentuhan yang berbeda. Mereka juga mengubah hidup anak-anak. Anak-anak di dalam kelas mereka pun menjadi berbeda. Apakah yang membuatnya berbeda? Beberapa guru tampak menarik perhatian anak, guru-guru ini tampaknya mendapat anugerah berupa bakat alami sementara guru yang lain hanya bisa iri hati dan merasa bahwa mereka tidak dapat mencapai hasil yang sama. Untunglah, ada beberapa kemampuan dasar yang dapat dipelajari secara mudah dan digunakan secara efektif untuk membangun hubungan yang positif antara guru Sekolah Minggu dan anak-anak. Guru yang menerapkan kemampuan tersebut menemukan bahwa pengajaran mereka menjadi lebih menyenangkan dan dapat dinikmati, anak- anak pun mau memberikan respon secara terbuka pada guru yang mempunyai kepedulian yang cukup untuk meningkatkan hubungannya dengan anak-anak. Kemampuan untuk membangun kedekatan dengan anak-anak meliputi kemampuan non-verbal dan verbal. Kemampuan non-verbal antara lain: 1. Ekspresi Sambutlah anak dengan hangat dan senyum yang lebar. Jangan biarkan senyum itu menjadi senyum yang pertama dan terakhir. 2. Postur Duduklah sejajar dengan pandangan anak-anak. Hindari berdekatan dengan anak secara berlebihan atau bergerak secara misterius di belakangnya. Bergabunglah dengan aktivitas pengajaran jika memungkinkan untuk dilakukan. 3. Sentuhan Sentuhan dapat mengandung arti, Saya menyukai kamu, kamu sangat berarti. Cari cara yang tepat untuk membangun hubungan dengan masing-masing anak melalui sentuhan. [Catatan: hindarkan sentuhan-sentuhan yang tidak pada tempatnya.] 4. Bahasa Tubuh Anggukkan kepala untuk meresponi anak-anak yang berbicara dengan anda. Condongkan tubuh ke arah anak untuk memperlihatkan perhatian anda pada anak. Biarkan tangan anda terbuka saat berkomunikasi dengan anak dan rentangkan tangan anda lebar-lebar untuk merengkuh anak-anak dalam kelompok anda sebagai tanda bahwa anda melibatkan masing-masing anak dalam kelompok, atau anggukan kepala untuk memperlihatkan perhatian anda pada anak yang sedang berkomunikasi dengan anda. 5. Menggunakan Alat Bantu Seorang guru dapat membangun rasa percaya diri anak-anak dengan mendemonstrasikan bagaimana cara menggunakan peralatan atau barang yang belum akrab pada anak-anak. Tindakan sederhana dari penyediaan alat-alat bantu tersebut, merupakan suatu perhatian yang akan dihargai anak-anak. Kemampuan verbal antara lain: 1. Menerima Perasaan Menerima berarti mendengarkan secara mendalam, meraba dan merasakan emosi anak- anak dan memberikan respon dengan penuh empati meskipun tidak selalu seperti yang diharapkan oleh anak. Sebagai contoh, Tony berkata bahwa ia terkadang memukul kakaknya ketika kakaknya menggoda dia. Katakan saja pada Tony, Tony, saya tahu kamu pasti merasa marah ketika kakakmu menggodamu. Selanjutnya di dalam diskusi kelas, anda dapat membahas lagi masalah ini dengan memberikan pertanyaan, Apa yang dapat kalian lakukan saat kamu diganggu saudaramu? Nasehat apakah yang dapat diberikan oleh Ayat Hapalan Kitab Suci hari ini untuk mengatasi masalah semacam ini? 2. Menerima Ide Menerima ide-ide anak membantu anak tertantang untuk berpikir. Hal seperti ini dapat memberikan kebebasan pada anak untuk bertanya atau mengekspresikan ide-idenya serta memungkinkan anak untuk memperluas konsep berpikir anak. 3. Pujian dan Dorongan Setiap anak begitu pula dengan orang-orang dewasa ingin merasa dirinya baik dengan prestasi yang mereka capai. Pujian adalah hadiah luar biasa yang kita berikan pada anak merupakan perasaan berharga dan bernilai. 4. Pertanyaan Terbuka Guru biasanya memberikan pertanyaan. Bagaimana pun juga pertanyaan yang meminta satu jawaban benar dapat menakutkan bagi anak. Pertanyaan terbuka dapat diberikan untuk menghilangkan perasaan tertekan anak-anak dengan cara menanyakan pendapat, perasaan, atau ide bukan sekedar fakta. 5. Menghapus Perintah Daripada setiap kali harus menyuruh anak melakukan apa yang harus dilakukannya, lebih baik berikan pertanyaan pada anak yang membuatnya harus membuat keputusan tentang tindakan yang harus dilakukannya. Misalnya, perintah Kembalikan lem ini ke rak akan lebih efisien jika anda bertanya, Kemana lem ini seharusnya dikembalikan? Pertanyaan-pertanyaan yang mendorong anak untuk melakukan tindakan ini membantu anak-anak mengembangkan rasa tanggung jawab atas perbuatan yang mereka lakukan untuk membangun nilai dan perasaan sukses dalam diri anak-anak. Ketrampilan non verbal dan verbal ini sangat berguna bagi para guru. Sementara guru membagikan pengalaman-pengalaman dengan anak-anak, ia akan menjadi lebih efektif dalam mengkomunikasikan kebenaran dan isi dari Kitab Suci. Pada awalnya, tehnik-tehnik ini tampak kaku saat dipraktekkan. Meskipun demikian, tehnik-tehnik tersebut lama-lama akan biasa dan menjadi cara yang efektif dalam membangun hubungan yang positif dengan anak-anak -- suatu hubungan yang akan terus berlangsung bahkan di luar kelas. 0642002: Mengapa Anak Harus Belajar Memberi?