Pelajaran Untuk Guru: Menggalang Hubungan Di Dalam Kelas

d. Tidak disertai keraguan. Jangan memutarbalikkan pembicaraan si murid, tidak bersikap negatif dan mengkritik, menerima, dan menghormati kepribadiannya. e. Tidak menginterupsi dengan sembarangan. Memberikan tanggapan sebelum selesai mendengarkan pembicaraan orang merupakan perbuatan yang tidak tepat pada saat memberikan bimbingan; jangan hanya memikirkan pandangan dan pendapat diri sendiri, tanpa memberi perhatian pada pembicaraan orang lain. 2. Harus Dapat Menguasai Isi Pembicaraan dan Waktu Jangan membuang waktu dalam memberi bimbingan. Jikalau pembicaraan murid mulai menyimpang, kembalikan pada pokok pembicaraan, tetapi jangan memaksa atau menyusahkannya. 3. Membantu Murid Memahami Masalah Pribadinya Pikirkanlah suatu cara penyelesaian. Rangsanglah murid untuk mengambil keputusan yang tepat. 4. Tetapkan Suatu Rencana Sebelum pembicaraan selesai, sebaiknya tetapkan suatu rencana. Ajukan cara dan langkah yang kongkret secara bersama-sama. Sebagai langkah akhir, guru dengan bijaksana dapat menentukan apakah perlu mengadakan pertemuan sekali lagi. Memberikan Ajaran Yang Sesuai Dengan Prinsip Alkitab Guru harus jelas dengan prinsip ajaran Alkitab untuk membimbing murid. Jika perlu, doronglah murid untuk mengakui dosa, membimbing melalui terang Alkitab, menghibur dengan janji-janji Allah. Tetapi yang lebih penting ialah memimpin murid untuk menjadikan Allah sebagai satu- satunya sandaran hidup yang patut dipercaya. Berdoa Bersama Dan Mendoakan Murid Ada kalanya masalah yang dihadapi murid tidak dapat segera diselesaikan, apalagi banyak masalah yang di luar kemampuan dan kepandaian sang guru. Bila kasusnya demikian, guru perlu berdoa memohon supaya Roh Kudus bekerja untuk memperoleh penyelesaiannya. Itulah sebabnya, guru bukan saja mengajak murid berdoa bersama, tetapi mengajar supaya murid berdoa kepada Allah, selain terus- menerus mendoakannya.

1842004: Pelajaran Untuk Guru: Menggalang Hubungan Di Dalam Kelas

Untuk mengembangkan talenta dan keterampilan guru dalam hal menggalang hubungan, pengurus SM dapat menyiapkan satu waktu khusus untuk bersama-sama belajar mengenai hal tersebut. Berikut ini contoh materi yang dapat diberikan. Tulislah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini pada beberapa potongan kertas dan bagi-bagikanlah kepada para guru SMpara pelayan anak: Apakah yang paling Saudara ingat ketika pertama kali Saudara mengajar di Sekolah Minggu: 1. ruangan dan perlengkapan di dalam kelas? 2. isi pelajaran? 3. kegiatan kelas? 4. guru dan murid yang Saudara kenal? Catatlah semua jawaban untuk tiap hal di atas itu. Tunjukkanlah bahwa meskipun tiap hal itu penting bagi kesuksesan Sekolah Minggu seluruhnya, namun kebanyakan orang lebih teringat akan gurunya dan sesama muridnya daripada hal-hal lainnya. Kita lebih teringat siapa yang mengajar daripada apa yang diajarkan. Sekolah Minggu memang sungguh-sungguh merupakan hubungan pribadi antara guru dan murid, dan antara murid dengan murid. Hubungan antar staf juga penting. Hubungan yang baik meninggalkan perasaan yang menyenangkan dan positif, sedangkan hubungan yang tidak baik meninggalkan perasaan yang tidak menyenangkan serta negatif. Tugaskanlah tiga orang untuk menyiapkan laporan lima menit mengenai salah satu pokok di bawah ini. Mintalah para pembicara untuk menyediakan alat peraga untuk memperagakan penyajiannya. Berilah bahan berikut ini kepada masing-masing guru yang bertugas sebagai pembicara: Pembicara I: Dasar Untuk Hubungan Para murid akan lebih menanggapi orang yang tulus, yang tidak munafik, yang senang berterus- terang, yang memperlihatkan apa adanya. Murid-murid akan jujur terhadap seseorang yang jujur dengan mereka, dengan dirinya sendiri, dan dengan Tuhan. Murid-murid tidak mengharapkan Saudara sempurna. Mereka menyadari bahwa Saudara seorang manusia dan menunggu Saudara menerima kenyataan itu dan terbuka serta jujur kepada mereka. Peranan guru dan murid kadang-kadang dapat terbalik di dalam kelas dan memberi manfaat yang timbal balik. Sebab itu janganlah takut untuk menerima bantuan dari murid-murid. Mereka sering kali mempunyai pandangan yang dalam mengenai ayat-ayat Alkitab yang dapat dibagikan dengan semua anggota kelas. Dasar yang penting untuk mengembangkan hubungan yang berarti adalah menerima orang lain sebagaimana adanya. Murid akan menanggapi guru yang menghargai mereka, menghargai gagasan dan pendapat mereka, berusaha menempatkan dirinya di pihak mereka, dan berusaha menilai dari segi mereka. Ini berarti kita harus berusaha menimbulkan suasana kelas yang hangat dan menetapkan serta memelihara komunikasi yang baik. Pembicara Kedua: Mengenai Murid-Murid Untuk menggalang hubungan yang baik dengan murid, Saudara harus mengenal mereka. Beberapa hal yang harus Saudara ketahui tentang murid-murid Saudara adalah: 1. Keluarga Saudara harus mengetahui besar kecilnya keluarga mereka. Bagaimana hubungan murid itu dengan orangtuanya, atau bagaimana hubungan orangtua dengan anak-anaknya? Apakah ia mendapat segala sesuatu yang diingininya ataukah keluarganya serba kurang? Apakah keluarganya menyediakan pendidikan Kristen juga? 2. Gereja Saudara harus mengetahui latar belakang gerejanya dan keluarganya. Apakah ia datang secara tetap? Apa latar belakang ajaran Kristennya? Apakah ia sudah menerima Kristus sebagai Juruselamatnya? Apakah ia berkembang dalam pengalaman Kristen? Kegiatan gereja apa sajakah yang diikutinya? 3. Sekolah Saudara harus mengetahui dia kelas berapa. Dia di sekolah pandai atau tidak. Kegiatan apa yang diikutinya di sekolah? Dalam hal orang dewasa Saudara harus mengetahui latar belakang pendidikan mereka, gelar yang mereka miliki, dan pendidikan khusus apakah yang mereka terima. 4. Hal-hal Pribadi Saudara harus mengetahui hari ulangtahun dan umurnya. Apa hobi mereka dan kegemaran lainnya? Bagaimana mereka mengisi waktu senggangnya? Keterangan mengenai murid dapat diperoleh dengan daftar pertanyaan yang disodorkan kepada murid pribadi; dengan mengunjungi rumahnya, lingkungannya, sekolah atau tempat pekerjaannya; tinjauan di dalam maupun di luar gereja; mengadakan pertemuan dengan murid atau orangtuanya. Keterangan ini harus dikumpulkan dalam buku catatan murid dan dipakai dalam mempersiapkan pelajaran, mengunjungi murid, dan menilai pengajaran Saudara. Pembicara Ketiga: Guru Sebagai Pembimbing Tidak semua hubungan guru murid digalang di kelas sewaktu pelajaran. Guru seringkali mempunyai kesempatan untuk memberi bimbingan di luar kelas. Di bawah ini ada beberapa prinsip yang harus Saudara lakukan untuk menjadi pembimbing yang baik. 1. Dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia. Guru yang terlalu banyak bicara akan cepat sekali merusak hubungan. Ini berarti Saudara harus melawan godaan untuk memakai situasi yang sebenarnya yang telah dipelajari dalam konsultasi pribadi sebagai ilustrasi pelajaran, bahkan ketika Saudara berpendapat nama-nama telah diubah untuk melindungi yang tidak bersalah. 2. Dapat dan mau meluangkan waktu untuk menolong. Tetapi hindarilah bahaya sebaliknya yaitu memaksakan diri Saudara sendiri pada murid- murid. 3. Jadilah pendengar yang baik. Tak mungkin Saudara akan mendengarkan jika Saudara terus menerus berbicara. Pusatkanlah perhatian pada apa yang dikatakannya dan ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang bisa menolong memperjelas persoalannya. Dan usahakan jangan sampai Saudara kaget dengan hal-hal yang mungkin Saudara dengar. 4. Waspadalah terhadap kebutuhan atau keinginan untuk mendapat pertolongan. Murid-murid yang butuh bimbingan tidak selalu akan mencari pertolongan itu. Sebab itu Saudara harus memupuk indera keenam untuk menerka apa yang mereka butuhkan, dan jika perlu, mulailah percakapan itu dari pihak Saudara sendiri. 5. Saudara harus menunjukkan rasa kasih atau belas kasihan secara tulus. Tunjukkanlah sikap yang penuh pengertian dan sabar. Murid-murid Saudara, baik tua maupun muda, akan mengenali keikhlasan Saudara. Biarlah mereka tahu bahwa Saudara mengerti perasaan mereka, tetapi usahakan jangan sampai perasaan Saudara terlalu terlibat dalam persoalan mereka. Usahakan jangan sampai memakai keadaan pribadi untuk masalah seseorang, atau membuat keputusan bagi murid yang seharusnya dibuatnya sendiri. 6. Saudara harus menyatakan kerohanian yang dalam dan matang sehingga menimbulkan kepercayaan pada murid-murid. Kehidupan Saudara sendiri harus berakar teguh dalam firman Allah. Dan Saudara harus menunjukkan kestabilan serta kedewasaan emosi dalam kehidupan pribadi Saudara. 7. Berhati-hatilah dalam mempergunakan Alkitab ketika memberi bimbingan. Saudara tidak perlu ragu-ragu untuk menyatakan apa yang dikatakan Alkitab sehubungan dengan masalah itu. Tetapi jangan membuat kesalahan yang biasa, yaitu dalam menawarkan jawaban-jawaban yang terlampau dangkal terhadap masalah pribadi yang pelik. 8. Waspadalah terhadap kesempatan Saudara untuk memberi bimbingan. Saudara harus sudah berada di kelas paling sedikit 15 menit sebelum kelas mulai, supaya bisa berbicara dengan murid-murid yang datang lebih pagi. Perhatikanlah juga murid- murid yang seakan-akan tidak mau pergi sewaktu pelajaran usai. Saat berdoa di depan memberikan kesempatan yang baik sekali untuk memberi bimbingan dan berdoa bersama murid-murid. Luangkanlah waktu untuk bercakap-cakap dengan murid Saudara setiap kali Saudara berjumpa dengan mereka.

1852004: Belajar Mengenal Anak Batita