Teladan Guru publikasi e-binaanak artikel e binaanak

Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus. 1 Korintus 11:1 Sangatlah penting untuk mengetahui bahwa pengajaran yang alkitabiah lebih dari sekadar memindahkan isi. Tentu saja, kita tidak boleh meremehkan pentingnya isi Alkitab, namun pesan kebenaran itu tidak dapat dipisahkan dari orang yang memberitakan kebenaran itu. Alkitab adalah kebenaran Allah dan wahyu yang akurat -- apakah itu diajarkan atau tidak, dipahami atau tidak, bahkan dibaca atau tidak. Namun untuk mengajarkan kebenaran ini dengan efektif, Alkitab harus ditunjukkan dan diterapkan dalam kehidupan guru. Demikian pula dalam pelayanan Yesus Kristus dan ajaran Paulus. Pelajaran ini harus dilanjutkan dalam pelayanan kita sekarang ini. tRatri

2822006: Teladan Guru

Roh Allah menerapkan kebenaran-kebenaran firman itu pada kehidupan murid-murid. Akan tetapi, seringkali Roh Kudus memakai guru untuk menjelaskan arti sebuah pelajaran, baik dengan teladan maupun dengan sikapnya. Tindakan Tidak seorang guru pun yang bisa berhasil menyampaikan kebenaran kalau dia tidak menerapkannya pada dirinya sendiri. Murid-murid harus senantiasa melihat teladan hidup guru mereka yang mempraktikkan nilai-nilai Alkitab yang hendak diterapkan pada mereka. Hal ini penting sekali dalam pengajaran Kristen. Jika murid- murid akan belajar dari Kristus, guru-guru sendiri harus pasti bahwa mereka mengenal-Nya dan hidup seperti yang diinginkan-Nya. Pengajaran Tuhan Yesus selalu disertai oleh pernyataan kebenaran yang diajarkan-Nya. Dia memberikan contoh tentang kerendahan hati dengan mencuci kaki murid-murid-Nya Yohanes 13:14. Dia sering mengajarkan tentang pengampunan Matius 6:15; 18:21, 22, dan dengan pandangan-Nya yang penuh pengampunan itulah, Petrus belajar arti pengampunan yang sesungguhnya setelah dia menyangkal Tuhannya Lukas 22:61, 62 . Kristus memperlihatkan pengampunan di atas kayu salib ketika Dia berdoa, Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat Lukas 23:34. Bahkan kepala pasukan yang kejam mengakui bahwa Yesus itu orang yang benar Lukas 23:47. Kristus mengajarkan tentang doa, tetapi murid-murid-Nya tidak memahaminya sampai pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya: Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya Lukas 11:1 . Sikap Kebenaran diteruskan melalui hubungan maupun melalui kata-kata. Penyelidikan yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa sikap murid SMP terhadap Allah tidak bergantung kepada jumlah pengetahuan Alkitab mereka. Sikap mereka bergantung kepada sikap orang tua mereka terhadap Allah. Guru juga meneruskan sikap-sikap melalui hubungan yang sering dengan para murid. Seringkali guru lebih memengaruhi kehidupan muridnya lewat sikap perilakunya dari pada dengan perkataannya. Banyak pemuda yang memberi kesaksian bahwa meskipun mereka sudah lupa akan pengajaran yang diterima pada masa mudanya, mereka tidak bisa melupakan teladan hidup seorang guru yang saleh. Kehidupan keseharian guru harus menunjukkan pengajarannya agar dapat berkesan dalam pikiran dan hati murid-muridnya. Kebenaran yang tidak menolong guru, tidak akan menolong murid-muridnya juga. Pelajaran itu harus memengaruhi guru terlebih dulu sebelum pelajaran tersebut dapat menjadi berkat bagi kelasnya. Guru dapat memeriksa dirinya sendiri dengan menanyakan, Apa yang telah diajarkan oleh pelajaran ini kepada saya? Apakah saya lebih memenuhi syarat untuk pekerjaan saya karena saya telah mempelajari pelajaran ini? Apakah saya memberi teladan dalam kebenaran yang saya ajarkan kepada murid-murid saya? Inilah bagian yang sangat penting dari persiapan seorang guru.

2832006: Pentingnya Permainan