Pelatihan Bagi Guru: Proses Yang Berkelanjutan

bahwa pengetahuan yang begitu banyak tidak diimbangi dengan kemampuan untuk membangkitkan minat belajar pada murid-murid. Hal ini menyebabkan gagalnya pengajaran, terutama jika anak-anak itu masih muda. Lebih baik seorang guru yang berpengetahuan terbatas, tetapi punya kemampuan untuk membangkitkan semangat murid-murid, daripada seorang cendekiawan yang tidak punya kemampuan demikian. Demikianlah falsafah di balik hukum mengajar ini. Dilihat dari sudut ini, maka kita mulai mempunyai gambaran seorang guru yang ideal. Hanya Tuhan Yesus sebagai Guru Teladan yang sudah memenuhi harapan tersebut. Tetapi semua guru yang sejati harus berusaha mencapainya. Hukum ini dengan tepat menunjukkan semua sumber daya yang harus digunakan oleh seorang guru dalam pekerjaannya. Mulai dari seorang ibu yang mengajar anaknya yang kecil, sampai kepada mahaguru yang mengajarkan ilmu yang paling abstrak sekalipun, atau orator yang bicara di hadapan wakil-wakil rakyat, atau pengkhotbah yang bicara di depan jemaat di gereja yang besar, hukum ini berlaku tanpa terkecuali dan tak dapat dilanggar begitu saja tanpa konsekuensi tertentu. Dengan tegas hukum ini mengatakan bahwa di mana pun juga seorang guru harus mengetahui apa yang akan diajarnya.

2912006: Pelatihan Bagi Guru: Proses Yang Berkelanjutan

Hanya sedikit saja guru yang dapat terus melanjutkan menceritakan sebuah kisah Alkitab terkenal tanpa merasa tertohok oleh seorang murid yang mengangkat tangan dan mengatakan bahwa cerita itu sudah didengarnya tahun lalu. Bagaimana seharusnya guru menanggapinya? Saya akan menceritakan bagian yang berbeda dari cerita itu. Sudah waktunya kamu mendengarkannya lagi. Apakah kamu mau saya memanggil orang tuamu? Seandainya murid hanya diam dan tidak mengatakan hal seperti di atas, tetap ada kemungkinan pendapat itu mampir di benak mereka, bahkan dalam banyak kesempatan. Sekarang, mari kita mengganti tokoh yang ada di adegan ini. Orang yang berdiri di depan kelas itu kini adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam hal pendidikan pelayanan gereja dan dia sedang mengumpulkan para guru untuk mengikuti sebuah kegiatan pelatihan. Lalu ada seorang guru yang punya pengalaman mengikuti pelatihan, dan ia yakin bahwa sebelumnya ia sudah pernah mendengar semua yang dikatakan di situ. Bagaimana penanggung jawab tersebut menanggapi keberatan dari guru itu? Pasti ada hal baru yang akan Anda dengarkan. Kegiatan pelatihan bertujuan memperkenalkan materi, metode, dan program-program baru. Masyarakat berubah sedemikian cepat dan pembuat kurikulum menanggapinya dengan menyiapkan materi-materi yang disesuaikan dengan kebutuhan anak sekarang. Tentu saja, kalimat firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya Yes. 40:8 adalah benar, namun cerita- cerita yang dipakai untuk mengilustrasikan penerapan Alkitab dalam hidup perlu terus berubah seperti halnya kehidupan si penerima. Inovasi-inovasi teknologi telah membawa keuntungan bagi dunia pendidikan dan pendidik Kristen tidak boleh mengabaikan potensi luar biasa yang dimiliki oleh komputer, peralatan audivisual, dan sumber daya lainnya. Sebuah pelayanan pendidikan perlu tetap terbuka terhadap pemanfaatan sumber daya baru, meski sambil tetap melakukan evaluasi secara saksama. Penelitian-penelitian baru tentang perkembangan anak memberi pemahaman tentang masalah tingkah laku, kesulitan belajar, dan keluarga yang tidak harmonis. Memahami karakter-karakter khas dan kebutuhan dari setiap kelompok usia sangatlah penting bagi semua guru yang ingin dapat mengajar dengan maksimal, membangun hubungan dengan anak, dan mengenali mereka sebagai satu pribadi. Banyak acara pelatihan besar, seperti konferensi atau seminar, yang menawarkan lokakarya- lokakarya di bidang khusus, misalnya membawakan cerita, berorganisasi, atau lokakarya panggung boneka. Guru-guru baru akan memperoleh banyak keuntungan dari pelatihan-pelatihan tersebut secara keseluruhan dan seorang guru yang membutuhkan informasi untuk bidang-bidang pelayanan tertentu, di situ dapat belajar dari seorang spesialis secara lebih mendalam. Tidak semua pelatihan diadakan dalam skala besar seperti konferensi atau konvensi. Banyak gereja memberikan pelatihan berkala sebagai bagian dari agenda bulanan. Beberapa gereja, terutama yang kecil, bergabung dengan gereja-gereja lain untuk mensponsori acara dalam skala kota atau daerah. Teruslah ikuti pelatihan-pelatihan seperti itu, walaupun sebelumnya sudah pernah diikuti. Banyak guru yang setia menghadiri pelatihan yang sama setiap tahunnya -- mencatat, bertanya, dan dari yang mereka dengar itu, mereka memeriksa apa saja yang bisa mereka pakai, dengan berdasarkan pengalaman mereka. Pemahaman dan anekdot-anekdot mereka dapat memberikan kredibilitas pada peraturan, terutama bagi para pemula. Guru yang berpengalaman secara naluriah tahu apa yang bisa dipakai di kelasnya sendiri untuk kemudian menemukan cara yang produktif dalam memanfaatkan pelajaran itu. Kadang seorang guru yang berpengalaman ingin mengembangkan talentanya dalam bidang pelayanan tertentu. Dalam situasi mengajar sebuah tim, misalnya, seorang guru yang istimewa dalam hal bercerita mungkin akan menginginkan pelatihan ekstra dalam bidang itu, sementara guru yang lain akan mengembangkan ketrampilan mereka dalam hal memimpin pujian, permainan, atau aktivitas kesenian. Seorang guru yang bekerja sendirian harus menguasai semua ketrampilan dan membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan bidang yang masih menjadi kelemahannya. Yakobus mengatakan, Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Yak. 3:1. Dengan kata lain, satu hari nanti kita akan mempertanggungjawabkan apa yang telah Tuhan taruh dalam kita, yaitu kepercayaan untuk mengaruniai kita talenta mengajar. Karunia mengajar adalah seperti uang yang dititipkan oleh seorang tuan yang hendak bepergian kepada hambanya. Orang yang ingin mempergunakan karunia tersebut untuk kemuliaan Tuhan akan mencari pelatihan agar ia dapat memakai karunia tersebut dengan bijaksana dan produktif, tapi orang yang tak ingin meningkatkan ketrampilannya atau memperbaharui motivasinya lewat pelatihan berkelanjutan adalah seperti hamba yang tidak mau menjalankan uang yang dititipkan tuannya. Panggilan mulia untuk mengajar adalah karunia sekaligus sebuah tanggung jawab. Dan ketika ada kesempatan untuk menghadiri sebuah pelatihan, guru yang bijaksana akan menggali talentanya itu, membersihkan debu-debu yang menempel dan memolesnya. PETUNJUK UNTUK PELATIH 1. Pelatihan harus diadakan secara berkelanjutan, baik sebelum maupun ketika acara berlangsung. 2. Pelatihan harus diadakan di waktu yang tepat dan nyaman bagi tiap peserta. 3. Pelatihan harus dapat memenuhi kebutuhan. 4. Pelatihan harus berdasarkan Alkitab dan ilmu pendidikan. PETUNJUK UNTUK GURU 1. Ikutilah pelatihan-pelatihan. 2. Lakukan evaluasi tentang teknik-teknik dan materi baru yang terkait dengan kebutuhan anak didik Anda. 3. Lakukan perubahan hanya sejauh dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan Anda. 4. Untuk acara berskala luas, lakukan penilaian saksama dalam memilih lokakarya. 5. Belajarlah dengan mengamati guru yang bisa dijadikan teladan. PETUNJUK UNTUK GEREJA 1. Sponsori guru-guru yang mengikuti acara-acara pelatihan. 2. Rekrutlah guru cadangan untuk memberikan waktu bagi para guru yang ada dalam mengamati guru yang lain. 3. Sediakan bahan-bahan pelatihan. 4. Carilah spesialis pendidikan yang dapat memandu sebuah lokakarya. 5. Sensitiflah akan kebutuhan guru dan murid. 6. Tanamkan hakikat pelatihan sebagai bagian dari komitmen guru dalam pelayanan. tAry

2922006: Hukum Murid