Menanamkan Rasa Cinta Lingkungan Alam

Biasakan selalu menulis nama anak di kertas gambar, sehingga lebih mudah untuk dikenali. Ijinkan anak untuk menulis sendiri namanya di kertas gambar. Tekankan pada anak untuk mempelajari kebenaran alkitab melalui kegiatan seni karena akan membantu anak menikmati pelajaran yang berhubungan dengan pengalamannya. Tidak hanya mengijinkan anak menggambarkan kebenaran Alkitab, tapi juga menambah kegiatan murid dalam memenuhi tujuan yang akan dicapai. Saat anak dan guru berkarya bersama, ada kesempatan untuk berbicara santai sehingga memudahkan guru mengajarkan kebenaran Alkitab pada mereka. Misalnya: pada saat anak menggunakan kapur berwarna untuk mendesain kontruksi di atas kertas, ajarkan mereka untuk saling berbagi bahan maupun alat yang mereka miliki dan biarkan hal tersebut berlangsung secara alami. Anda dapat menganjurkan Jeni agar berbagi dengan menggambarkan tindakannya. Jenifer kamu harus membiarkan Ben menggunakan kapur berwarna biru. Ini merupakan salah satu cara yang dapat digunakan. Jangan lupa, harus ada senyuman dalam kata-kata guru pada saat Anda mengajarkan kebenaran Alkitab mengenai saling berbagi ini. Misalnya: Lupe, Weslei tidak mempunyai cukup tempat bagi kertasnya. Apa yang dapat kamu lakukan baginya? Setiap anak menginginkan gurunya bersikap bersahabat dan memahami karyanya. Aktivitas menggambar membantu anak belajar banyak mengenai konsep dasar kebenaran Firman Tuhan mengenai saling berbagi, bergiliran, kebaikan, dan membantu yang lain.

0792002: Menanamkan Rasa Cinta Lingkungan Alam

Barangkali kurang kita sadari bahwa semakin sempurna dunia orang dewasa, semakin membosankanlah hal itu bagi anak-anak. Di kota-kota, anak-anak sudah tidak mempunyai peluang lagi untuk mengumpulkan pengalaman-pengalaman, yang bagi anak-anak yang berada di luar kota merupakan hal biasa yang sehari-hari dijumpai. Berjalan-jalan menerobos rumput setinggi lutut, memanjat pohon dan memetik buah, berjungkir-jungkir menuruni bukit atau menyelusuri sebuah sungai kecil. Nah, tempat bermain yang baik hendaknya bisa membuka kesempatan-kesempatan seperti itu. Sebagaimana kita lihat, masih banyak tempat-tempat di pinggiran yang belum terjangkau oleh perencanaan kota. terutama dalam hal tempat dan sarana bermain yang ideal bagi anak-anak. Tetapi kalau kita sendiri tahu, bahwa anak-anak membutuhkan suatu lingkungan yang beraneka corak yang dapat dijajaginya, mungkin kita bisa mengarahkannya. Paling sedikit pada tempat yang di sekitarnya, anak-anak dapat menciptakan sendiri suatu arena untuk kegiatannya. Anak-anak yang tinggal di desa, dalam hal ini boleh dikatakan lebih mujur. Alam telah membantu mereka. Padang yang luas, sungai-sungai dan bukit-bukit serta semak belukar di sekeliling mereka merupakan arena bermain yang tidak terbatas. Dan kalau kita perhatikan apa yang bisa mereka lakukan dengan semua itu, alangkah beraneka- ragamnya Mereka ciptakan sendiri caranya, situasi dan alat-alatnya dari yang terdapat di sana. Tetapi bagaimana dengan anak-anak yang tinggal di kota? Keadaannya memang jauh berbeda. Tanah yang hampir setiap jengkal dipergunakan sebagai tempat tinggal, sudah barang tentu memperkecil kesempatan bagi mereka untuk bermain sebebas- bebasnya. Belum lagi situasi lalu-lintas yang ramai yang menjadi penghalang bagi mereka untuk lebih merasa aman bermain. Rupanya anak memang membutuhkan suatu keunikan bagi tempat bermainnya. Di banyak tempat di pusat kota, anak-anak hampir tak menemukan cara lain yang cukup menarik dan penuh tantangan daripada hanya saling baku hantam dan melepas keinginan untuk memperoleh yang bukan-bukan. Dengan kata lain, di lingkungan yang padat dan penuh sesak itu anak seperti kehilangan sesuatu. Rumah-rumah yang dibatas dan teratur rapi tidak memberi peluang bagi anak untuk bergerak, halaman yang sempit tidak memberikan kesempatan untuk melakukan penjajagan. Bayangkan Kalau keadaan memaksa segalanya berjalan rutin, tidak ada lagi yang bisa dirubah-rubah, tak ada lagi yang bisa dicoba-coba atau dicari-cari, apalagi yang akan timbul di benak anak-anak sebagai suatu kreasi? Manusia dan lingkungan boleh dikatakan memiliki sifat-sifat yang kurang lebih sama, yakni hidup, berkembang dan berfungsi. Hubungan dan pengaruh yang saling berkaitan antara kedua jasad alam itu menimbulkan dampak-dampak, baik yang positif maupun yang negatif. Tetapi yang jelas, dampak positif yang sangat diharapkan dapat membantu kelangsungan hidup secara nyaman, aman dan tentram menuntut adanya tanggung jawab akan pemeliharaan demi kelestarian alam secara keseluruhan. Bila suatu anak kelihatan terpaku pada sesuatu yang sesungguhnya biasa, inilah kesempatan bagi orang tua dan guru untuk memberikan penjelasan padanya. Langkah pertama adalah menjalin komunikasi untuk bersama-sama memperhatikan sesuatu. Yang mungkin agak sulit adalah membangkitkan minatnya ke arah penelitian pada waktu kita mengajaknya berjalan-jalan. Jika anak lebih suka memperhatikan seekor serangga yang mati atau ia lebih senang berlari-lari di padang rumput yang menghijau, maka sulit untuk menemukan sesuatu yang berharga di sana. Tentu saja anak akan menyatakan keinginan dan kegembiraannya, sehingga mau tak mau kita akan menurutinya pula. Bila segala macam bujukan tak ada hasilnya, satu-satunya jalan adalah bersabar. Sambil berjalan-jalan kita dapat menerangkan segala sesuatu kepada anak terutama hubungannya dengan kehidupan binatang dan tumbuh- tumbuhan. Anak harus diberitahu, bahwa sebatang pohon itu bisa berasal dari sebuah biji yang cukup matang dan tua. Dan jika pohon itu dipelihara dengan baik, maka ia akan tumbuh dan mendatangkan hasil yang bisa dipetik manfaatnya bagi kehidupan kita. Biji jagung, kacang dan kedelai yang tercampak di tanah, akan menjadi pohon yang berdaun, berbunga dan berbuah, sementara biji buah-buahan sudah barang tentu demikian pula. Apalagi kalau biji-biji itu sengaja ditanam, dipupuk dan dipelihara. Burung-burung, kupu- kupu, kumbang dan cacing tanah sekali pun, adalah makhluk hidup yang besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. Kalau anak-anak itu tidak mengetahui apa fungsi dan kegunaannya, tidak mengherankan bila mereka akan mengganggu atau membinasakannya. Setelah anak mengerti tentang kebutuhan hidup setiap makhluk dan hubungannya satu sama lain, kita dapat meningkatkan pengetahuannya tentang di mana binatang atau tumbuhan itu bisa hidup. Jika kita jelaskan tempat hidup yang sesungguhnya, kita sendiri mungkin akan tergugah melihat betapa setiap jenis makhluk itu memilih-milih tempatnya. Barulah kita sadari bahwa hal- hal seperti persediaan makanan, tempat bertelur dan lain-lain sangat menentukan apakah suatu jenis makhluk dapat hidup di suatu tempat. Jelaslah bahwa tidak setiap tempat mempunyai kondisi yang sama. Dengan demikian dapat kita simpulkan, bahwa perusakan yang terjadi pada suatu lingkungan hidup dapat mengakibatkan punahnya kelangsungan hidup suatu makhluk. Tepat sekali jika pada kanak-kanak sejak kecil sudah ditanamkan rasa sayang terhadap lingkungan. Mula-mula lewat binatang piaraan, lalu kebersihan sekitar rumah dan halaman, termasuk membuatnya selalu hijau, karena akrab dibelai tangan-tangan manusia. Usaha ini memang tidak gampang. Tantangan yang nyata ialah bahwa banyak sekali daerah pemukiman yang berhalaman sempit. Di musim liburan, ketika berpuluh-puluh bis dikerahkan untuk membawa murid pergi rekreasi, hendaknya bisa dipakai sebagai kesempatan untuk menanamkan cinta alam. Di sini guru perlu mengadakan suatu persiapan. Apa artinya alam bagi manusia? Mengapa kita harus menghormati alam dan menyayanginya? Mengapa harus dilestarikan? Apa bedanya suasana kota yang hiruk- pikuk dengan suasana di luar kota yang lebih tenang? Mengapa demikian? Bagaimana pun juga, salah satu aspek dari keadaan pendidikan kita yang bergerak maju dengan segala perubahan yang menyertainya, adalah anjuran untuk menanamkan perhatian dan pengertian terhadap lingkungan hidup kepada anak didik kita.

0802002: Perasaan Anak Terhadap Musik