Komunikasi Yang Efektif publikasi e-binaanak artikel e binaanak

hal-hal yang patut dipertimbangkan. Ada pengajar yang merasa bahwa semua muridnya telah dilahirkan kembali, sehingga tidak lagi memerlukan pelajaran-pelajaran yang berkenaan dengan rencana keselamatan. Anggapan demikian benar juga, akan tetapi ketika Roh Kudus memimpin, seorang pengajar yang peka akan mengatakan bahwa kadang-kadang ada orang yang berlaku seperti Kristen, namun sebenarnya ia tidak pernah menyerahkan dirinya dengan sungguh-sungguh kepada Kristus. Karena adanya orang- orang semacam inilah maka sekali-sekali, yakni menurut pimpinan Roh Kudus pada saat itu, harus ada tujuan yang berkenaan dengan rencana keselamatan. 2. Dapatkah satu pelajaran tertentu mempunyai lebih dari satu tujuan inti? Jawab: Seringkali pelajaran-pelajaran dalam buku penuntun menyarankan beberapa tujuan yang dapat dipakai. Kadang-kadang para pengajar mengikuti tiap-tiap tujuan itu dalam menguraikan pelajaran. Akan tetapi, adalah lebih baik bila pengajar lebih dahulu menerangkan tujuan inti pelajaran yang disampaikannya. Setelah itu ia dapat memilih beberapa tujuan lain yang dianggapnya dapat menyokong tujuan inti serta menggabungkannya dengan tujuan inti tersebut. Pada umumnya pengajar mendapati bahwa kelas mereka memberi tanggapan yang paling baik bila seluruh jam pelajaran seakan- akan bergerak ke satu jurusan tertentu. Pikiran manusia memang tidak dapat mengganti perseneling dengan cepat, lagi pula sukar baginya untuk merencanakan dan menuruti terlalu banyak gagasan yang tidak saling berhubungan. Satu tujuan inti yang disertai dengan berapa tujuan tambahan, akan memberikan hasil yang baik. Dalam beberapa hal, yakni bila anggota kelas sebagian besar terdiri dari anak-anak kecil, maka tujuan pekabaran Injil boleh menjadi tambahan kepada tujuan inti. Tujuan inti pelajaran itu mungkin berkenaan dengan hal menjadi murid Tuhan, namun suatu tujuan tambahan boleh menekankan tentang perlunya memulai hidup baru sebagai murid Tuhan dengan jalan menerima Kristus secara pribadi. 3. Apakah menyusun tujuan pelajaran untuk anak-anak kecil juga penting? Jawab: Untuk usia yang lebih muda, kegiatan-kegiatan bermain yang dipimpin dengan seksama boleh dipakai sebagai jembatan untuk menerangkan tujuan pelajaran. Apabila tujuan itu diterangkan dengan jelas, maka berarti pengajar dapat memimpin kegiatan- kegiatan bermain untuk mencapai tujuan tertentu. Apabila tujuan pelajaran itu adalah mencintai ibu bapa kalian, maka pengajar akan berusaha memimpin anak-anak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan baik oleh ibu bapa maupun anak-anak, untuk menunjukkan bahwa banyak cara dapat dipakai oleh seorang anak untuk menyatakan cintanya kepada orangtuanya.

1412003: Komunikasi Yang Efektif

Coba baca pernyataan berikut ini: Aku mengasihi kamu. Apakah arti kata-kata itu bagi Anda? Mungkin bagi beberapa orang kata-kata itu mempunyai arti yang tidak begitu penting. Tapi tahukah Anda, betapa pentingnya kalimat ini jika kita ucapkan pada orang yang kita kasihi. Kata-kata dalam kalimat ini adalah kombinasi kata-kata yang sangat sederhana seperti kata-kata lainnya. Tetapi komitmen dan perasaan yang terkandung di dalamnya dapat mengubah kehidupan. Dalam hal ini, mereka bukan hanya sekedar kata-kata. Mereka sudah menjadi suatu komunikasi. Komunikasi yang memadai itu penting dalam pengajaran Sekolah Minggu yang efektif. Oleh sebab itu kita harus melakukannya sebaik mungkin dengan meluangkan sedikit waktu untuk mempelajari faktor kunci ini. Elemen-Elemen Komunikasi Yang Efektif Seperti yang telah kita lihat, komunikasi tidak hanya sekedar menggabungkan rangkaian kata- kata. Berikut ini beberapa sisi komunikasi efektif yang sudah diidentifikasikan: Perubahan nada suara. Jika Anda mendengar saya mengatakan, Aku sayang kamu, dengan sangat keras, seluruh elemen baru akan ditambahkan ke dalamnya. Perubahan nada suara saya, penekanan yang saya berikan pada kata- kata tertentu, dan emosi yang saya rasakan ketika saya mengucapkan kata- kata itu akan menjadi faktor yang saling berhubungan dalam menyampaikan kalimat tersebut. Dan, tergantung pada konteks dimana saya mengucapkan kata-kata tersebut, perubahan nada suara saya dapat memberikan pengaruh pada arti pentingnya pesan dari kata-kata tersebut bagi pendengarnya. Saya menulis kata-kata ini ketika saya sedang duduk di sebuah hotel di New Orleans. Pagi tadi, saya mengucapkan selamat tinggal kepada istri saya sebelum berangkat ke sini untuk suatu perjalanan bisnis yang singkat. Ketika saya melangkah keluar, saya mengatakan kepada Elaine bahwa saya menyayanginya. Ketika saya mengucapkan kata-kata tersebut, ada suatu kesedihan dan penyesalan dalam nada suara saya. Saya sudah tahu bahwa saya akan merindukannya, dan saya merasa sedih. Saya ingin meyakinkan Elaine bahwa saya menyayanginya meskipun saya tidak ada di sana untuk mengatakan kepadanya. Perubahan nada suara saya mungkin sudah menyampaikan perasaan saya tersebut. Sekarang anggaplah saya sudah kembali dari perjalanan saya. Ketika kami saling menyapa di bandar udara dan saling berpelukan, saya akan mengatakan lagi, Aku sayang kamu. Tetapi sekarang perubahan nada suara saya menyiratkan kebahagiaan yang saya rasakan karena bisa berkumpul kembali dengan istri saya. Dalam mengajar, perubahan nada suara kita juga mempunyai peranan yang penting. Jika kita mengatakan, Yesus adalah Tuhan, dengan biasa-biasa saja, nada suara yang datar, maka murid kita pun bisa mendengar dan merasakannya. Mereka tidak akan bisa menggabungkan makna yang sesungguhnya dari pesan ini. Kita harus memperhatikan secara terus-menerus bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan apa yang kita katakan, tetapi bagaimana kita menyampaikannya. Gunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh setiap orang. Kata-kata yang kita gunakan adalah simbol-simbol; kita mengambilnya untuk mewakili benda- benda dan ide-ide. Dalam komunikasi sehari-hari, setiap manusia memiliki persepsikonotasi tersendiri terhadap setiap kata yang diucapkan atau didengarkan. Kita harus mengakui fakta ini dalam komunikasi kita sehari-hari. Dalam mengajar, seorang guru pun harus memperhatikan fakta tersebut karena kita membawa pengalaman dan interpretasi pribadi kita dalam kata-kata yang kita gunakan, bahkan seringkali kita menggunakan istilah-istilah yang belum tentu dipahami oleh murid- murid kita. Contohnya ketika saya mengatakan bahwa Tuhan itu seperti seorang ayah. Pernyataan ini benar jika seorang pendidik juga memiliki anggapan yang akurat terhadap peran seorang ayah dan mengetahui bagaimana seorang ayah itu bertindak. Tuhan seperti seorang ayah. Tetapi bagaimana jika saya mengatakan hal itu kepada seorang anak yang ayahnya pulang dalam keadaan mabuk dan sering memukulinya? Tuhan sebenarnya tidak sama dengan ayah seperti itu. Seperti yang Anda lihat, kita tidak bisa menyampaikan kebenaran yang sesungguhnya kepada pendengar kita karena setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menginterpretasikan kata yang sama. Jadi selain mengakui pentingnya dan dampak dari perubahan nada suara, kita juga harus pintar-pintar memilih kata-kata yang dapat dipahami secara universal dan tidak menimbulkan konotasi yang terlalu besar bagi seseorang. Gunakan bahasa tubuh yang baik. Kapan pun kita berkomunikasi, kita tidak hanya menyampaikan kata-kata atau suara dari kata- kata atau kalimat tersebut. Bahasa tubuh adalah satu istilah yang telah digunakan untuk mengekspresikan suatu bentuk komunikasi yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata. Telitilah dua orang yang terlibat dalam suatu komunikasi. Biasanya mereka menggunakan gerakan isyarat, sikap tubuh, dan berbagai teknik fisik lainnya untuk menguatkan dan menginterpretasikan kata-kata mereka. Para guru juga menggunakan bahasa tubuh, meskipun beberapa diantara mereka tidak menyadari hal itu. Seringkali, dengan memperhatikan cara guru Sekolah Minggu memulai kelasnya, seseorang bisa menilai apakah guru tersebut senang berada di kelasnya. Sikap tubuh dan posisi yang dia gunakan ketika mengajar adalah salah satu bagian dari bahasa tubuhnya. Seorang guru yang duduk dalam satu lingkaran bersama dengan murid-muridnya menandakan suatu keinginan untuk berbagi dan berdiskusi bersama-sama dengan murid-muridnya. Sebaliknya, seorang guru yang berdiri di belakang podium, mengenggam erat- erat ujung podium, mengajar muridnya agar duduk dalam barisan yang rapi, mungkin menyampaikan sesuatu yang semuanya berbeda. Dia mungkin akan dirasa sebagai orang yang ingin memegang kendali. Sebagai kesimpulannya, cara guru dalam berkomunikasi di dalam kelas akan memberikan pengaruh yang penting bagi hasil pengajaran pengalaman belajar seorang murid. Melalui ketrampilan kita dalam mengubah nada suara, pemilihan kata-kata yang tepat, dan bahasa tubuh yang baik, seorang guru yang bijaksana akan memodifikasi dan mengembangkan kata-kata yang mereka gunakan untuk mengajar. Adakalanya, karena saya mengetahui fakta ini, ketika saya kembali dari perjalanan dan menyapa istri saya di bandara, saya akan mengucapkan kembali, Aku sayang kamu, menggunakan bahasa tubuh dengan cara memeluk Elaine dan menciumnya Seorang guru yang cakap tidak hanya akan mengandalkan seutuhnya kata-kata yang dia gunakan untuk berkomunikasi dengan pendengarnya. Seperti yang kita tekankan pada bagian yang terakhir, mereka juga harus dapat menggabungkan berbagai teknik untuk menguatkan dan mendukung kata-kata yang diucapkan. Teknik ini lebih memberikan penekanan dalam rasa daripada hanya sekedar mendengarkan. Seorang guru yang berbakat mengakui bahwa Tuhan memberi kita panca indera, dan kelima panca indera ini bisa digunakan dengan sebaik-baiknya.

1422003: Hubungan Sekolah Minggu Dengan Gereja