Prinsip Mengajar Yesus: Kuasa Teladan Kristus Dalam Mengajar

Untuk benar-benar mengimpartasi informasi perlu dibangun jembatan-jembatan. Jembatan-jembatan itu perlu dibangun baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan meluangkan waktu bersama para murid di luar jam pelajaran, para guru akan mengenal muridnya dan mengetahui kebutuhan mereka. Di dalam kelas, guru merangsang keingintahuan para murid, menarik perhatian mereka, dan memotivasi para murid sebelum mengimpartasi informasi. 5. Hukum Hati: Pengajaran yang berhasil tidak hanya dari kepala ke kepala, tetapi dari hati ke hati. Hubungan merupakan suatu hal yang penting dalam proses belajar mengajar yang efektif. 6. Hukum Dorongan Semangat: Pengajaran cenderung paling efektif jika orang yang belajar termotivasi dengan tepat. Tidak ada hal yang lebih memotivasi daripada kesadaran akan adanya kebutuhan dan melihat harapan bahwa kebutuhan itu akan terpenuhi. Guru yang efektif memberikan dorongan belajar dengan memfokuskan pada relevansi kebenaran dan kehidupan para muridnya. 7. Hukum Kesiapan: Proses belajar mengajar akan paling efektif jika murid maupun guru cukup dipersiapkan. Kesiapan para murid meliputi faktor- faktor, fisik, kognitif dan perkembangan rohani, latar belakang, pengalaman, dan motivasi. Para guru harus menggunakan apa yang mereka ketahui tentang murid-muridnya untuk menyiapkan mereka menerima kebenaran yang baru. Kesiapan seorang guru tergantung pada persiapannya. Sayangnya, persiapan yang kurang adalah sumber dari beberapa kelemahan dalam pendidikan Kristen saat ini. Guru yang efektif akan membuat tugas mengajar menjadi prioritas.

1392003: Prinsip Mengajar Yesus: Kuasa Teladan Kristus Dalam Mengajar

Apakah beda antara guru sekuler dan guru Kristen? Mengapa prinsip mengajar sekuler hanya dapat mengubah tingkah laku sedangkan prinsip mengajar Kristus memiliki kuasa yang mengubahkan hati dan hidup seseorang? Simaklah artikel berikut ini: Teladan Kristus Memiliki Kekuatan Dalam Tujuannya Tujuan Kristus mengajar adalah untuk menyatakan kebenaran. Ia mengetahui betul panggilan- Nya dan dalam berbagai kesempatan Ia menunjukkan bahwa pengajaran-Nya bukan berasal dari diri-Nya sendiri. Allah Bapa-Nya lah yang telah memberikan tanggung jawab itu kepada-Nya. Tidak ada rasa ragu-ragu atau takut; Dia tidak melalaikan tanggung jawab-Nya sebagai seorang guru. Kuasa yang dimiliki-Nya juga nyata dalam pengajaran-Nya yang berotoritas, sebab kebenaran-Nya itu beradal dari Allah sendiri. Teladan Kristus Memiliki Sifat Yang Khusus Kristus mengajar sebagai seorang yang diutus oleh Allah. Berikut adalah prinsip mengajar Yesus yang patut diteladani oleh para guru Kristen. 1. Kristus Mengajar dengan Jelas Karena Kristus ingin agar setiap orang yang mendengar-Nya memahami Injil, maka Ia menggunakan perumpamaan dan ilustrasi dari kejadian sehari-hari sehingga pesan-Nya dapat diterima dengan jelas. 2. Kristus Mengajar dengan Kewibawaan Alkitab menceritakan bahwa Kristus mengajar sebagai seseorang yang memiliki wibawa. Para prajurit yang disuruh oleh imam-imam kepala untuk memenjarakan Kristus kembali dengan membawa pesan, Belum pernah ada orang yang berkata seperti orang ini. Kristus berbicara sebagai wakil Allah. 3. Kristus Mengajar dengan Keragaman Salah satu ciri ajaran Kristus yang sangat mengejutkan bagi para guru-guru Yahudi adalah penolakan-Nya terhadap penggunaan sistem tradisional ceramah di sinagoge. Tuhan kita menggunakan hampir setiap teknik pengajaran untuk memudahkan proses penerimaan pesan- Nya. Dia adalah seorang guru yang sanggup menarik perhatian orang yang diajar-Nya. Hasil Dari Teladan Kristus Dapat Dilihat Pelayanan Kristus menghasilkan perubahan hidup. Pelajarilah baik- baik bagaimana Yesus memanggil murid-murid-Nya seperti yang terdapat dalam Markus 1:16-39. Beginilah cara Yesus menjangkau orang-orang untuk dijadikan murid-Nya. 1. Dia Menemukan Mereka Mereka adalah orang biasa, melakukan hal-hal yang umum dilakukan, tetapi Dia memberikan jalan dimana mereka dapat mengubah hidup mereka. 2. Dia Memanggil Mereka Ajaran Kristus tidak memberikan pilihan kepada mereka untuk menolak atau mengikuti Dia, seperti yang mereka harapkan, Dia secara langsung mengarahkan perhatian mereka dengan mengatakan, Ikutlah Aku, dan Aku akan menjadikan engkau sebagai penjala manusia. 3. Dia Mengajar Mereka Selama tiga tahun mereka terus-menerus mengamati bagaimana Kristus melakukan mujizat, mendengarkan ajaran-Nya, menerima pengajaran pribadi-Nya. 4. Dia Memberikan Teladan kepada Mereka Pelayanan mereka merupakan hasil meniru dari pelayanan Kristus sendiri. Dengan melihat apa yang dilakukan-Nya mereka dapat mengamati kualitas-kualitas apa yang seharusnya menjadi ciri-ciri dari pelayanan mereka sendiri. 5. Dia Mengutus Mereka Dia tidak memanfaatkan murid-murid-Nya untuk diri-Nya sendiri, karena bahkan ketika Ia masih di dunia Ia secara terus-menerus menolong mereka untuk dapat melayani orang lain. Tidak ada Sekolah Minggu yang berakhir untuk melayani diri sendiri. Sekolah Minggu merupakan alat bagi pertumbuhan orang-orang Kristen dan pengembangan para pekerja untuk melaksanakan karya Kristus. Dalam lingkungan orang Kristen, mengajar adalah mengkomunikasikan Firman Allah yang hidup, yaitu Kristus; Firman yang tertulis, yaitu Alkitab; melalui kata-kata yang diucapkan oleh guru. Hal ini tercermin sebagai karunia sekaligus panggilan seorang guru. Hal ini secara efektif akan terwujud bila disertai dengan pelatihan dan persiapan yang baik.

1402003: Tujuan Mengajar