Bagaimana Menggunakan Metode Diskusi

4. Menceritakan rahasia. 5. Memungut persembahan dana misi. 6. Menjaga agar kelas tetap disiplin. 7. Membantu dalam menyelenggarakan perlombaan. 8. Menerapkan cerita Alkitab pada kehidupan sehari-hari. 9. Memberikan gambar-gambar flanel kepada anda. 10. Memperkenalkan pelajaran. 11. Bertanya kepada anak-anak tentang pelajaran. 12. Memberikan hadiah. 13. Membagikan gambar-gambar kepada anak-anak. 14. Menyambut anak-anak. 15. Memberikan saran-saran kepada anak-anak. 16. Mengulangi pelajaran minggu yang lalu. Jika anda merasa canggung berbicara dengan boneka itu, janganlah anda merasa kecil hati. Banyak orang yang memainkan boneka tangan dengan tidak berbicara sama sekali. Bila menjawab, boneka itu hanya menggeleng atau menganggukkan kepala. Juga kadang-kadang ia membisikkan jawabannya di telinga anda atau memperlihatkan tulisan- tulisan yang menyatakan perasaannya. Aturan-aturan sederhana dalam menggunakan boneka: 1. Janganlah boneka yang mengajarkan kebenaran-kebenaran rohani, tapi lebih baik guru sendiri yang mengucapkannya. 2. Boneka tidak mempunyai pengalaman rohani. Boneka adalah alat pembantu, bukan manusia. Ia tidak dapat menerima Yesus sebagai Juruselamat. 3. Jangan membuat Firman Tuhan itu sebagai bahan tertawaan. Meskipun boneka itu bisa salah dalam menerapkan cerita Alkitab, namun kita harus selalu menghormati Firman Allah. 4. Bersiap-siaplah selalu. Persiapan anda juga harus mencakup latihan di depan cermin atau berlatih bersama dengan GSM yang lain. 5. Jangan perbolehkan anak-anak memegang atau bermain dengan boneka itu. Apabila anak-anak diijinkan memegang dan bermain dengan boneka itu, maka boneka itu akan menjadi sesuatu yang lazim bagi mereka, sehingga tidak akan menarik lagi dan kurang efektif. Untuk kebutuhan boneka, anda dapat membeli bermacam-macam boneka tangan di toko atau akan lebih menarik lagi kalau anda dapat membuatnya sendiri.

0672002: Bagaimana Menggunakan Metode Diskusi

Metode diskusi menghasilkan keterlibatan murid karena meminta mereka menafsirkan pelajaran. Dengan demikian para murid tidak akan memperoleh pengetahuan tanpa mengambilnya untuk dirinya sendiri. Diskusi membantu agar pelajaran dikembangkan terus-menerus atau disusun berangsur-angsur dan merangsang semangat bertanya dan minat perorangan. Tidak ada cara lain yang lebih sesuai untuk menjamin pengungkapan perorangan atau penerapan pelajaran. Metode diskusi tidak sekedar perdebatan antar murid atau perdebatan antara guru dan murid. Juga diskusi tidak hanya terdiri dari mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menerima jawabannya. Diskusi ialah usaha seluruh kelas untuk mencapai pengertian di suatu bidang, memperoleh pemecahan bagi sesuatu masalah, menjelaskan sebuah ide, atau menentukan tindakan yang akan diambil. Para murid akan segera merasa apakah guru mengajukan diskusi yang sejati atau hanya memberi kesempatan beberapa orang murid mengemukakan pendapat mereka sebelum ia sendiri memberi jawaban yang menentukan. Agar diskusi bisa produktif harus ada suasana keramahan dan keterbukaan. Diskusi yang bermanfaat didasarkan atas rasa saling menghormati pendapat setiap orang yang hadir. Pemimpin diskusi dengan ikhlas mengajak yang lain untuk ikut serta dalam suatu usaha bersama. Peranan guru yang memimpin suatu diskusi lebih sukar daripada bila ia memakai cara mengajar yang lain. Cara ini meminta persiapan yang seksama dan bimbingan yang cakap. Guru harus mempunyai latar belakang pengalaman dan simpanan pengetahuan agar dia bisa memimpin sebuah diskusi secara kreatif. Meskipun pertanyaan atau masalah yang akan dibicarakan mungkin diajukan oleh seorang murid atau diketengahkan oleh guru, diskusi itu akan lebih menarik apabila membicarakan suatu masalah nyata yang berkaitan dengan kebutuhan kelas. Pentinglah bahwa masalah itu dikemukakan sedemikian rupa sehingga semua orang bisa mengerti sifat dan maknanya. Selama diskusi pemimpin akan memakai pertanyaan dan komentar untuk memusatkan perhatian pada pokok persoalannya dan dengan demikian meneruskan diskusi tersebut. Kadang-kadang, guru perlu mengulangi dan meringkaskan apa yang telah dibicarakan atau yang disimpulkan. Gurulah yang akan menentukan suasana sepanjang diskusi itu. Ia harus bisa merasa kapan ia harus membatasi mereka yang terlalu banyak bicara atau mendorong mereka yang ragu-ragu untuk ambil bagian. Guru juga harus memberitahukan di mana murid menemukan bahan dan keterangan yang perlu. Dalam hal diskusi teologia atau alkitabiah, ia harus menyarankan bagian-bagian Alkitab yang berkaitan atau sumber-sumber keterangan lain. Ini tidak berarti bahwa guru yang harus menjawab semua pertanyaan. Sebaliknya, ia akan membantu para peserta menemukan jawaban- jawabannya. Banyak diskusi yang berakhir dengan keputusan mengenai tindakan yang harus diambil. Seorang penulis menyarankan langkah-langkah berikut untuk memakai metode diskusi dengan baik: 1. Pengertian yang seksama akan masalahnya. 2. Cara-cara yang mungkin dilaksanakan untuk memecahkan masalah tersebut. 3. Keputusan mengenai suatu tindakan tertentu. 4. Menetapkan sarana guna melaksanakan keputusan. 5. Melaksanakan keputusan. 6. Mengevaluasi hasil-hasil. Metode diskusi akan berhasil apabila dipakai untuk orang dewasa dan juga kaum muda. Namun demikian, mengadakan diskusi dengan anak-anak merupakan pengalaman yang menyenangkan juga. Seringkali para guru menjadi terheran-heran mendengar pertanyaan-pertanyaan atau pendapat-pendapat yang dikemukakan anak-anak itu.

0682002: Mengajar Dengan Menggunakan Alat Peraga