Kualifikasi Rohani Seorang Pengajar Anak

minggu itu senang bahwa sifat dan kuasa ilahi ada dan berusaha untuk berserah secara mutlak, agar sifat dan kuasa ilahi itu dapat dinyatakan sepenuhnya. Bagi sekolah minggu, jumlah berarti jiwa. Dan jiwa-jiwa itu diperolehnya bukan untuk dipamerkan sebagai tanda kemenangan usahanya, melainkan sebagai puntung yang direbut dari dalam api Zakharia 3:2 ; Yudas 23 . Kerohanian dalam sebuah sekolah minggu akan menghasilkan buah-buah yang baik dan hasil- hasil yang menggembirakan. Pekerja-pekerjanya akan memunyai sifat kesukaan, kedamaian, dan kerendahan hati. Sifat memikirkan diri sendiri, ambisi pribadi, dan sifat mudah tersinggung akan jarang dijumpai dalam sekolah minggu tersebut. Demikian pula tenggang rasa, kesopanan, dan keramahan akan nyata dalam hubungan satu sama lain. Tidak akan ada perasaan bahwa sesuatu pekerjaan dalam sekolah minggu itu menjadi milik seseorang. Pekerjaan Roh Kristus amat manis dan indah. Roh Kristus akan menyebabkan tiap-tiap pekerja merasa bahwa dia bekerja untuk Allah dan bukan untuk manusia. Karenanya, mereka semua akan berusaha dengan rajin dan bersemangat dalam menyiapkan pekerjaannya, setia dan datang tepat pada waktunya serta melakukan pekerjaannya dengan saksama dan tulus hati. Para guru tidak saja berusaha untuk memberi keterangan berdasarkan Alkitab, akan tetapi berusaha memasukkan hidup Allah sendiri ke dalam hati murid-muridnya. Pertobatan tiap-tiap murid sekolah minggu bukan hanya menjadi tujuan yang diucapkan saja, melainkan setiap guru dan pekerja akan berdoa dan berjuang dengan tekun untuk mencapai maksud itu. Semua pekerja akan senantiasa memerhatikan dan mengusahakan dengan hati-hati untuk membentuk kehidupan anak-anak Kristen yang masih muda itu. Suasana sekolah yang rohani akan memunyai pengaruh yang nyata pada murid-muridnya. Rasa hormat yang sejati terhadap rumah Allah akan diperkuat oleh adanya kasih kepada guru dan pengurus, juga kasih kepada Alkitab dan kepada Tuhan sendiri. Roh Kudus, Guru Agung itu, akan mengepalai semua jam pelajaran dan juga melaksanakan pekerjaan-Nya yang telah ditentukan, yaitu meyakinkan tentang dosa Yohanes 16:8 . Sekolah minggu dengan kerohanian yang benar tidak akan merasa puas dengan kesenangannya sendiri, meskipun kesenangan itu suci dan murni. Dan sekolah minggu yang benar-benar rohani akan mengusahakan, tidak hanya penyelamatan dan peneguhan rohani semua anggotanya, tetapi juga penyelamatan semua orang yang dapat dicapainya di daerah sekitarnya. Semangat pengabaran Injil juga akan mendorong perhatian dan pemberian untuk usaha pemberitaan Injil.

3642008: Kualifikasi Rohani Seorang Pengajar Anak

Sebelum Tuhan Yesus memilih murid-Nya untuk mengikut Dia dan belajar mengajar, Ia berdoa semalam suntukberbicara dengan Bapa-Nya. Yesus memilih dengan tepat bagaimana Dia, sebagai seorang Guru, harus berhubungan dengan Bapa-Nya. Siapakah yang dapat dipilih sebagai pengajar anak? Bagaimanakah kualifikasi rohani yang harus mereka miliki? 1. Mengenal Tuhan Yesus. Seorang pengajar anak bertanggung jawab mengenalkan Tuhan Yesus kepada anak-anak. Itu hanya memungkinkan kalau ia sendiri mengenal Tuhan Yesus secara pribadi. Tuhan Yesus, Juru Selamat dunia, telah diakui sebagai Juru Selamat pribadi oleh guru. Ia telah datang kepada Tuhan Yesus dan membawa segala dosa dan pelanggarannya kepada Tuhan Yesus. Ia diampuni, disucikan, dan menerima hidup baru. Inilah suatu dasar yang kokoh untuk mengajar firman Tuhan. 2. Mengenal firman Tuhan. Seorang guru akan membutuhkan waktu untuk membaca firman Tuhan setiap hari. Hidup rohani seorang guru akan diubah dan berkembang jika ia menyukai firman Allah dan menjadikan firman itu bagian dari hidupnya sehari-hari. Jika seorang guru hanya membaca Alkitab sesaat sebelum ia mengajar, dia akan kekurangan kewibawaan rohaninya. Guru yang kurang memiliki saat teduh bersama dengan Tuhan, dapat dirasakan oleh anak-anak. Kesediaan dan sukacita dalam mengenal firman Tuhan akan membawa suatu kewibawaan dalam mengajar. Guru pun dapat mengajar tanpa dibuat-buat, dan apa yang dia lakukan akan mengalir dengan wajarnya. 3. Menjadi teladan rohani. Seorang ahli dalam pendidikan telah berkata, Untuk memberikan pengajaran Alkitab kepada anak selama satu jam, guru harus hidup menurut firman Allah selama seminggu. Anak-anak tidak hanya akan terkesan dengan apa yang dikatakan oleh guru, tetapi bagaimana guru juga hidup sesuai dengan apa yang dikatakannya itu. Misalnya, jika guru memberi pelajaran mengenai kesabaran Tuhan, padahal guru sendiri kurang sabar, maka keberadaan atau sikapnya itu berlawanan dengan pengajarannya. Melalui seluruh sikapnya, guru adalah teladan bagi anak-anak layannya. Oleh karena itu, kita harus menyadari bahwa kita membutuhkan perubahan secara total dalam kehidupan kita. 4. Menghargai anak. Seorang pengajar akan melihat anak-anak layannya dengan kasih sayang Tuhan Yesus. Ia mengerti bahwa setiap anak berharga di hadapan Allah. Karena itu, anak juga berharga untuk dia. Guru akan paham bahwa apa yang dia lakukan untuk anak-anak layannya, dia perbuat juga bagi Tuhan Yesus.

3652008: Motivasi Yang Membangkitkan Pelayanan