Anak Balita publikasi e-binaanak artikel e binaanak

Tetapi anak yang baru berusia dua atau tiga tahun bukanlah orang dewasa. Secara rasional, kita menyadari bahwa kita ingin mereka berperilaku sama seperti anak berusia dua atau tiga tahun bukan seperti orang dewasa. Beban untuk memahami terletak pada kita bukan pada mereka. Kita harus memahami seperti apa anak berusia dua atau tiga tahun itu, bagaimana mereka berperilaku, dan bagaimana mereka belajar tentang bagian-bagian tertentu sepanjang perjalanan hidup mereka. Dengan demikian, kita bisa dengan penuh antusias melaksanakan tugas untuk membimbing mereka. Pelajaran Spiritual Bagi Anak Yang Berusia Dua Atau Tiga Tahun Anak-anak berusia dua atau tiga tahun sudah siap untuk mempelajari kebenaran-kebenaran penting, misalnya: Tuhan mengasihi aku; Tuhan yang menciptakan dunia; Tuhan yang menciptakan aku; Tuhan yang menjaga aku; Tuhan ingin menolong aku; Tuhan selalu bersamaku; Yesus mengasihi aku; Yesus adalah sahabatku; Yesus menjagaku; Yesus adalah Juruselamat; Yesus adalah Putra Allah; Tuhan memberiku keluarga; Ayah dan ibu menyayangiku; Tuhan ingin aku menyayangi kakak dan adikku; Tuhan ingin aku membantu keluargaku; Pakaianku terbuat dari binatang dan tumbuhan yang diciptakan oleh Tuhan; Makananku terbuat dari tumbuhan dan binatang yang Tuhan ciptakan; Aku bisa berbicara dengan Tuhan; Aku bisa meminta bantuan kepada Tuhan; Aku bisa mendengarkan Firman Tuhan; atau Gerejaku adalah rumah Tuhan. Anak-anak berusia dua atau tiga tahun siap untuk mengekspresikan kasih mereka kepada Tuhan dan berbicara kepada-Nya. Mereka sudah siap untuk mendengarkan cerita-cerita Alkitab dan mempelajari fakta- fakta dan kebenaran-kebenaran Alkitab. Pada awalnya mungkin mereka akan sulit membedakan antara Allah dan Yesus. Mereka akan melihat banyak gambaran tentang kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari mereka di rumah. Jika di rumah mereka memiliki pengalaman buruk dengan ayah mereka, mungkin sulit bagi mereka untuk memahami Allah sebagai seorang Bapa yang penuh kasih. Anak-anak berusia dua atau tiga tahun senang menyanyikan lagu-lagu tentang Allah dan hal-hal yang berhubungan dengan Allah. Mereka senang ke Sekolah Minggu dan mengembangkan pikiran tentang rumah Tuhan, umat Tuhan, dan Alkitab. Tingkat usia dua atau tiga tahun ini sangatlah vital untuk meletakkan dasar kehidupan Kristen yang kuat.

1862004: Anak Balita

Mengamati Lingkungan Anak balita sedang dalam tahap mengamati lingkungan. Kita berharap melalui pengenalan semua yang ada di dalam lingkungannya, segala yang dilakukannya, dan perasaannya, ia dapat menjadi salah satu bagian dari lingkungan itu. Dalam tahap pengamatan itu, anak terus belajar hal-hal yang baru melalui pengalaman yang berbeda. Timbulnya Masalah Pada mulanya, perhatian orangtua tercurah pada masalah jasmani dan kesehatan anak. Namun, tatkala memasuki masa kanak-kanak, orangtua diperhadapkan dengan perilaku lain seperti: kekerasan, kenakalan, kemarahan, emosi, perlawanan, dan pemberontakannya, dan seringkali pernyataan mereka itu tidak sesuai dengan keinginan dan standar yang diharapkan orangtua. Secara Jasmani 1. Tubuh berkembang menjadi besar dan sehat serta dapat mengikuti lebih banyak aktivitas dan tidak mudah lelah. 2. Gigi susu mulai tanggal, lalu tumbuh gigi baru. Pertumbuhan ini sangat berarti dalam psikologi anak. Ini berarti, masa bayi si anak sudah berakhir dan sekarang ia bertumbuh menjadi besar. 3. Mudah terserang penyakit. 4. Peristiwa yang tak terduga sering terjadi, tangan dan kulit terluka, patah tulang, terkilir, dan sebagainya. Hal tersebut terjadi karena rasa ingin tahu yang besar dan hadirnya sifat ingin menerjang bahaya. Adakalanya seorang anak melakukan sesuatu yang dilarang, semata-mata untuk menyatakan perlawanannya dan penolakannya terhadap didikan orangtua yang keras. Secara Emosi 1. Marah Pada masa balita, anak sering emosi. Anak dengan cepat belajar marah karena marah adalah cara yang efektif untuk memenuhi keinginannya. Amarahnya karena pertengkaran dalam bermain, perilaku yang lucu dilarang, kemauannya tidak dipenuhi, bertengkar dengan anak-anak lain, atau orang lain merampas mainan kesayangannya. 2. Takut Kepandaiannya bertambah dan ia dapat menyadari bahaya yang dahulu belum diketahuinya. Pada umumnya, ditunjukkan dengan melarikan diri, menghindar, atau bersembunyi dari situasi yang menakutkan. 3. IriCemburu Ketika perhatian orangtua dialihkan kepada orang lain, misalnya; tamu atau adik yang baru lahir, anak mulai merasa kedudukannya sebagai anak kesayangan mulai terancam. Dan keadaan itu dinyatakan melalui perilaku: mengisap jari, menjadi nakal, atau menolak perhatian orang lain, misal: tidak mau makan, pura- pura sakit, dan takut. 4. Gembira Masa yang paling menyenangkan bagi anak balita ialah apabila mengalami keberhasilan. Hal itu dinyatakan dalam perilaku: tertawa, bertepuk tangan, bersorak-sorai, melompat- lompat, memeluk orang, atau barang yang membuatnya senang. 5. Rasa Ingin Tahu Anak ingin tahu segala hal, baik yang ada di rumah, maupun yang ada di pusat perbelanjaan, atau sesuatu yang ada pada diri orang lain; semua hal yang belum pernah dilihatnya dapat menarik perhatiannya, seperti hal-hal yang baru, yang aneh, yang khusus, dan yang misterius. Teguran dan hukuman dapat menghalangi rasa ingin tahu dan keinginan untuk menyelidiki. Hal tersebut dinyatakan dalam cara selalu bertanya mengenai setiap hal: Mengapa begini? Mengapa begitu? Darimana datangnya benda itu? Bagaimana dia? Jangan meremehkan pertanyaan-pertanyaan mereka begitu saja karena hal itu merupakan kesempatan yang baik bagi anak-anak untuk belajar hal-hal baru. 6. Rasa Ingin Menang Keinginan untuk selalu menang dari seorang anak sangat besar, dinyatakan melalui perilaku selalu ingin dipuji. Berilah kesempatan pada anak untuk menyanyi, menari, atau memperlihatkan kemampuannya untuk menumbuhkan rasa percaya diri dengan pujian orang dewasa, sehingga rasa ingin menang ini terpenuhi. Secara Sosial 1. Berteman Anak-anak senang bermain dengan teman-teman lain. Teman yang paling tepat adalah teman sebayanya karena memiliki perkembangan dan kesenangan yang sama. Hidup berkelompok dapat meningkatkan rasa sosialnya. 2. Kerja Sama Sifat anak-anak sangat egois, suka bertengkar, jarang mereka bisa bermain bersama, tetapi setelah berusia 3-4 tahun, bermain bersama dan aktivitas kelompok semakin sering. Melalui latihan, anak-anak dapat belajar bekerja sama dengan teman yang lain dan suasana bermain semakin hari semakin menyenangkan. 3. Bengkar Ketika bertengkar, anak biasanya merebut barang yang sedang dipegang temannya, atau merusak barangpekerjaan temannya. Berteriak dengan keras, menangis, menendang, marah, tetapi hanya sesaat, pertengkaran itu segera terlupakan dan si anak tidak menaruh dendam, bahkan sudah berdamai lagi. Pertengkaran anak memiliki nilai sosial karena anak dapat belajar segala sesuatu yang tidak dapat diterima oleh orang lain. 4. Baerting Paersda usia 4 tahun, anak selalu ingin menang. Ia akan berusaha memperlihatkan barang yang dimilikinya untuk menjadi bahan persaingan. Hal yang mendapat perhatian orang lain, segera ditonjolkan. Apabila orangtua pilih kasih, maka sikap iri hati dan keinginan bersaing tidak dapat dihindarkan. 5. Melawan Sikap melawan terhadap disiplin yang ditetapkan orangtua atau terhadap suatu tekanan, umumnya dinyatakan dalam perilaku: membantah, memberontak, atau membungkam, pura-pura tidak mendengar permintaan orang lain, atau pura-pura tidak mengerti. Sampai usia enam tahun, gerakan untuk melawan berkurang, namun lebih sering membantah. 6. Jenis Kelamin Sebelum usia empat tahun, baik anak laki-laki maupun anak perempuan dapat bermain dengan rukun dan berteman baik dengan anak yang sama atau berbeda jenis kelaminnya. Tetapi mulai usia 4-5 tahun, anak-anak dapat membedakan jenis kelamin mereka, sehingga lambat laun mereka hanya senang bermain dengan teman sejenis, bahkan menghina lawan jenisnya; apabila anak laki-laki bermain dengan anak perempuan, maka mereka akan merasa masih kanak-kanakan atau masih menyusu, dan tekanan ini begitu kuat. Banyak anak laki-laki berusaha ingin menjadi laki-laki jantan dengan menyerang anak perempuan. Secara Intelek Konsep yang dimiliki oleh anak-anak adalah: 1. Konsep tentang Mati dan Hidup Pandangan setiap anak adalah bahwa barang dan manusia itu sama, memiliki nyawahidup. Mereka suka memanusiakan barang-barang, menganggap mereka itu hidup, jadi sulitlah bagi mereka untuk mengerti tentang kematian. Semua barang yang hilang, lenyap, dan yang tidak berarti dianggap mati. Mereka pun tidak mengerti akhir dari hidup ini adalah kematian. 2. Konsep tentang Ruang Melalui bermain sepeda, mobil-mobilan, balok-balokan kayu, dan mainan lainnya, anak belajar mengenal mana yang jauh dan yang dekat, membedakan kanan dan kiri, serta mampu membedakan ukuran barang besar dan kecil. 3. Konsep tentang BobotBerat Anak perlu mengetahui terlebih dahulu bahwa berat benda itu berbeda-beda. Adakalanya, anak menganggap bahwa barang yang ukurannya sama memiliki berat yang sama, seperti bola plastik dan bola basket, sampai mereka menemukan bahwa kedua benda tersebut tidak sama beratnya. Melalui pengalaman itu, mereka baru mengerti bahwa untuk mengetahui berat suatu benda, mereka harus tahu bahan sesuatu benda agar dapat menentukan beratnya. 4. Konsep tentang Angka Bagi anak-anak, angka tidak mempunyai arti yang besar. Memang, umumnya anak-anak di Taman Kanak-kanak mengenal arti angka satu hingga sepuluh, tetapi masih kabur tentang konsep angka. Jika sebelum masuk sekolah anak sudah dididik tentang konsep angka, hal itu akan membantu mereka mengenal lebih banyak angka. 5. Konsep tentang Diri Perkembangan konsep anak tentang diri sendiri sangat cepat. Anak merasa tertarik pada dirinya sendiri dan dapat membedakan dirinya laki-laki atau perempuan, bahkan mengenal nama-nama organ tubuhnya. 6. Konsep tentang Waktu Anak kurang mengerti tentang konsep waktu, tentang panjang atau pendeknya waktu. Ia juga tidak tahu bagaimana mengatur waktu. Anak-anak usia 4-5 tahun sudah dapat mengetahui ini hari apa, tetapi pada usia 5 bahkan sampai 6 tahun, mereka masih belum dapat mengetahui sekarang jam berapa.

1872004: Bekerja Dengan Anak Pratama