Anak Madya Akhir Masa Anak-Anak

Bagaimana sebaiknya kita mengajar anak-anak ini? Kita mengajar mereka melalui cara-cara di mana mereka bisa belajar dengan sebaik-baiknya. Kita menyampaikan cerita Alkitab karena mereka menyukai cerita dan mereka bisa dengan mudah mengikuti tindakanperbuatan dalam cerita itu. Kita minta mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan dan pemahaman mereka tentang bagaimana mereka menerapkan apa yang sudah mereka ketahui. Kita meminta mereka untuk mengekspresikan diri mereka sendiri melalui permainan alih peran role play, tugas-tugas, kegiatan seni, dan menulis, karena kesan impression -- dari pengajaran kita -- harus selalu diikuti dengan tindakan expression. Kegiatan-kegiatan pengekspresian diri membantu anak mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari. Melalui berbagai kegiatan ini, guru bisa mempelajari apa yang telah dipahami oleh seorang anak dan pengalaman apa yang diinginkan oleh anak ini. Berbagai jenis pengalaman adalah lebih penting daripada suatu jadwal yang kaku. Cerita, filmstrips, dan menyanyi bisa dilakukan dalam kelompok besar -- hingga lima puluh anak. Namun drama singkat atau drama-drama lainnya, kegiatan kreatif, misalnya menyusun lagu, menulis puisi, kerajinan tangan, atau diskusi, harus dilakukan dalam kelompok kecil antara lima sampai sepuluh anak. Ingatlah bahwa setiap anak memasuki pengalaman belajar sebagai pribadi yang seutuhnya. Beberapa kegiatan memerlukan penglihatan dan pendengarannya; tetapi kegiatan lain membutuhkan gerakan tubuh, berpikir kreatif, dan kontrol otot kecil. Anak-anak membutuhkan kegiatan yang berubah -- berbagai pengalaman belajar. Anak-anak jarang bisa menghabiskan waktu selama satu jam dengan satu kegiatan saja. Ukurlah minat anak-anak dan gantilah dengan kegiatan-kegiatan yang bisa memenuhi kebutuhan mereka. Kira-kira dua puluh menit sudah cukup lama bagi sebagian besar anak-anak dan kadang-kadang memang disarankan untuk melakukan kegiatan yang hanya membutuhkan waktu yang singkat. Beberapa anak akan lebih bisa belajar melalui alih peran role play, sedangkan anak-anak lainnya dengan melihat filmstrip. Buatlah metode pengajaran yang bervariasi supaya bisa menghasilkan berbagai gaya mengajar murid-murid Anda. Membaca buku tentang anak-anak tentu jauh lebih mudah daripada mengajar mereka. Namun, tinggal bersama anak laki-laki dan perempuan akan sangat membantu dan bermanfaat daripada hanya membaca. Jadikan bacaan Anda sebagai tuntunan dan sebagai alat untuk menyediakan informasi yang sebanyak mungkin. Tetapi ujian dalam mengajar adalah mengajar itu sendiri Sama seperti anak-anak yang belajar melalui apa yang dikerjakannya, demikian pula dengan Anda. tRatri

3552007: Anak Madya Akhir Masa Anak-Anak

Diringkas oleh: Davida Welni Dana Usia sepuluh tahun merupakan titik perubahan dalam kehidupan seorang anak; sebagai orang tua maupun pendidik, kita tidak boleh lagi menganggap mereka sebagai anak kecil. Sudah terlihat perbedaan yang nyata antara anak lelaki dan perempuan. Ciri-ciri umum untuk periode ini adalah kesehatannya rata-rata baik sekali; kegiatannya lebih banyak dan lebih beraneka ragam daripada sebelum maupun sesudah usia ini; tidak cepat lelah, pikirannya sangat tajam, lebih kebal terhadap udara dingin, bahaya, kecelakaan, maupun terhadap pencobaan. Sukar untuk menentukan dengan tepat kapan masa ini dimulai. Dr. Weigle menyatakan bahwa seorang anak yang normal dapat dikatakan memasuki akhir masa anak-anak apabila ia sudah mulai membaca dengan mudah. Bila seorang anak sudah dapat membaca buku-buku dan dapat mengerti isinya, maka kehidupannya memasuki lingkungan yang baru, lebih luas, dan menantang dia untuk melakukan penyelidikan dengan lebih giat. Perkembangan Jasmani Anak madya sudah mulai membedakan sikap di antara anak laki-laki dan perempuan. Perhatian dan kesenangan mereka berbeda. Mereka kurang merasa nyaman berteman dengan jenis kelamin yang berlainan. Fisik anak perempuan berkembang lebih cepat daripada anak laki-laki. Dalam masa ini, kesehatan mereka baik dan tenaga mereka tidak terbatas. Perkembangan Menurut Naluri 1. Secara naluri, anak madya cenderung merasa diri sudah mandiri. Mereka mulai menjauhkan diri dari pengawasan dan suka mengambil keputusan sendiri. Mereka biasanya sudah menentang penindasan dan paksaan terhadap diri mereka. Dalam usia ini, sangat penting bagi para pendidik untuk mulai memerhatikan dan memahami mereka lebih dalam lagi. Mendengarkan pendapat anak madya tanpa serta-merta menentangnya, merupakan hal yang bijaksana untuk dapat bekerja sama dengan mereka. Dengan cara ini pula, pendidik memperoleh kesempatan mengarahkan anak madya untuk bertindak mandiri dan mengambil keputusan yang tepat bagi diri mereka. 2. Anak madya juga suka dengan dunia luar. Mereka memiliki naluri seorang petualang. Kegiatan seperti berburu, memancing, lintas alam, dan sebagainya, akan sangat menarik bagi mereka. 3. Naluri untuk memiliki barang atau koleksi pribadi, dimiliki anak di usia ini. Mereka juga suka membandingkan benda-benda koleksinya dengan kepunyaan anak-anak lain. 4. Anak madya memiliki naluri untuk bersaing. Keinginan untuk berbuat sesuatu bagi dirinya sendiri membangkitkan semangat bersaing dalam diri anak tersebut. Ia ingin memperoleh kemenangan bagi dirinya sendiri maupun kelompoknya. Naluri untuk bersaing ini dapat digunakan oleh guru untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menyalurkan naluri tersebut dengan tepat dan bermanfaat. 5. Anak madya suka berkelompok. Hal ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk bergaul dan untuk memajukan kepentingan mereka sendiri maupun kepentingan anak-anak yang lain. 6. Keinginan untuk berkelahi juga dimiliki anak madya. Biasanya timbul untuk membela diri. Yang menimbulkan perkelahian biasanya adalah naluri untuk membela diri, semangat bersaing, kegiatan yang berlebih-lebihan, prinsip, berebutan, terpaksa berkelahi demi mendapatkan keinginannya. Dalam hal ini, guru madya memegang kewajiban untuk menolong anak-anak ini menyelesaikan perselisihan-perselisihan pribadi mereka secara Kristen dan agar kecakapan dalam hal berkelahi itu akan mereka gunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang lebih tepat. Perkembangan Mental 1. Anak-anak madya cenderung haus akan bacaan. Usia ini merupakan saat yang tepat untuk mengembangkan minat baca mereka dengan memberikan berbagai jenis buku yang baik kepada mereka. Jangan memaksa mereka untuk membaca buku yang isinya terlalu berat dan tidak menarik. Bisa jadi, minat baca mereka malah akan hilang. Doronglah mereka untuk membaca buku-buku yang sehat, yaitu bacaan yang akan memberikan semangat pada pikiran dan membakar angan-angan. Saat ini juga merupakan saat yang tepat untuk memberikan Alkitab pribadi kepada mereka. Jika mereka telah memilikinya, doronglah mereka untuk membacanya tiap hari. Di sekolah minggu, guru dapat menjelaskan lebih dalam mengenai Alkitab: tentang penggolongan buku-buku dalam Alkitab, perjuangan mereka yang menyusun dan mempertahankan Alkitab, dan lain-lain. Hal tersebut akan menambah penghargaan mereka terhadap Alkitab. 2. Anak-anak madya suka berkhayal. Hanya saja, daya khayalnya sekarang condong menjadi lebih realistis, bukan berupa fantasi belaka. Mereka ingin mendengar cerita- cerita yang sungguh-sungguh terjadi dan mendengarkan cerita-cerita baru. Periode di mana mereka ingin mendengar sebuah cerita berulang kali telah berlalu. Sebagai contoh, bila seorang guru berkata, Anak-anak, saya akan menceritakan penolakan Daniel terhadap santapan baginda kepadamu. Maka akan disambut dengan, Oh, kami sudah mengetahui cerita itu. Tentu saja sesungguhnya mereka tidak mengetahuinya sebab yang mereka maksudkan hanyalah bahwa mereka pernah mendengarnya. Sebaliknya, jika kita mulai bercerita dengan metode ini, Anak-anak, saya akan menceritakan sebuah cerita tentang seorang pemuda yang menemukan suatu rahasia penting yang dapat menyebabkan tubuh menjadi kuat dan sehat. Dengan cara itu, kita dapat menggerakkan rasa ingin tahu mereka sehingga akhirnya akan memperoleh perhatian mereka. 3. Ingatan terbaik anak ada dalam masa ini. Pekerjaan menghafal sangat cocok untuk mereka. Misalnya, menghafalkan nama kitab-kitab dalam Alkitab, ayat-ayat Alkitab, dan apa saja yang dapat dimasukkan di dalam pikiran, kata demi kata. Akan tetapi, guru harus mengingat bahwa murid-murid mungkin menghafal tanpa memahami pokok persoalannya sehingga hal itu dapat menipu guru ke dalam pemikiran bahwa anak-anak telah mengerti pelajaran yang diberikan itu. 4. Anak madya waspada sekali. Tak ada suatu pun yang luput dari perhatiannya, bahkan meskipun saat mereka terlihat tidak memerhatikan kata-kata kita. Inilah saatnya untuk mengajar melalui bahan-bahan yang kelihatan. Penilaiannya juga sedang berkembang. Mereka dapat membedakan hal-hal yang menarik atau tidak bagi mereka. Dengan cepat mereka dapat mengetahui kurangnya persiapan seorang guru dan bisa jadi mereka meragukan pelajaran yang diajarkan jika hal itu berlawanan dengan kelakuan guru tersebut. 5. Anak madya mulai berpikir untuk diri sendiri. Tentu saja pemikiran mereka belum matang. Untuk itu, mereka harus didorong untuk memikirkan dan mempertimbangkan segala sesuatu. Guru-guru anak madya harus menyempurnakan diri mereka dengan metode mengajar melalui tanya-jawab. Perkembangan Sosial 1. Pemisahan jenis kelamin Anak laki-laki pada usia ini memandang remeh anak perempuan. Anak perempuan menganggap laki-laki terlalu kasar dan sombong. Anak laki-laki pada usia ini senantiasa mengganggu saudara perempuan maupun teman-temannya. Hal ini tidak boleh diartikan sebagai suatu kekejaman, tetapi hanyalah sebagai suatu sifat dari anak laki-laki pada usia ini. 2. Kerja sama Anak madya laki-laki tertarik akan permainan-permainan yang memberikan kesempatan kepadanya untuk bersaing dan untuk memperlihatkan kecakapannya. Mereka lebih menyukai permainan-permainan yang memungkinan dia bertindak demi kesuksesan regunya. Saya digantikan oleh kami. 3. Perhatian untuk kelompok Naluri berkelompok membawa motif-motif baru dalam kehidupan seorang anak. Dia cenderung menaruh perhatian akan pendapat teman-temannya. Dia sangat menghargai pendapat kelompok. Pahlawan dari kelompoknya menjadi contoh baginya dan undang-undang kelompok itu menjadi undang-undangnya. Satu alasan mengapa seorang anak laki-laki tidak ingin menjadi pemuda yang patut dicontoh adalah karena keadaan itu akan menjadikan dia berbeda dengan teman-temannya. Perkembangan Watak 1. Anak madya mengembangkan rasa kesetiaan yang tajam dan kuat. Ia ingin berlaku jujur dan melakukan tugasnya. Kesetiaan ini menanamkan satu perasaan tentang apa yang mulia, adil, dan benar dalam hatinya. Tentu saja dalam beberapa hal, mungkin pengertiannya akan hal-hal tersebut belum sempurna, namun masih merupakan kebaikan juga. Dengan menghargai kesetiaannya dan memercayai dia, kita akan mendapat pintu masuk ke dalam hidupnya. 2. Usia anak madya merupakan masa memuja pahlawan. Sifat ini tidak terbatas hanya sampai pada periode ini. Kakak-kakaknya mungkin lebih cenderung lagi kepada memuja pahlawan daripada dia. Tetapi, seorang anak madya memang sedang membentuk pendirian dan cita-citanya. Kekagumannya akan kekuatan, keberanian, kejantanan, dan kebenaran tentu saja akan menyebabkan dia mengagumi figur yang memiliki sifat-sifat ini. Sifat memuja pahlawan pada anak madya dapat menjadi dasar yang baik untuk mengenalkan Yesus. Kristus yang lembut, rendah hati, dan yang menderita akan menarik perhatiannya setelah melewati masa ini. Pada usia madya, Yesus harus ditunjukkan sebagai Juru Selamat yang besar, dan sebagai Pembuat pekerjaan-pekerjaan yang ajaib. Apabila anak-anak menghormati Dia karena perbuatan-perbuatan-Nya, mereka akan belajar mengasihi Dia karena kebaikan-Nya. 3. Masa ini disebut masa pembentukan kebiasaan. Kebiasaan-kebiasaan lebih mudah dibentuk sekarang daripada dalam waktu-waktu lain di dalam kehidupannya. Dalam periode ini, perkembangan istimewa dari sel-sel otaknya menjadikan anak itu mudah berubah dan mudah dipengaruhi. Oleh karena itu, waktu ini adalah saatnya untuk mementingkan kebiasaan-kebiasaan rohani, seperti pembacaan Alkitab setiap hari, berdoa setiap hari, menghadiri gereja dengan tetap, atau memberikan persembahan. Perangai seorang anak digambarkan oleh jumlah seluruh kebiasaan-kebiasaannya. Seorang anak laki-laki yang baik adalah seorang yang memunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik. Seorang anak laki-laki yang buruk adalah seorang yang memunyai kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Perkembangan Rohani Dalam masa ini, seorang anak mudah berubah, sanggup memahami hal-hal yang serius dari kehidupan, dan mudah menerima Injil. Karena itu, masa ini adalah masa yang tepat untuk mempersiapkan anak menerima Kristus. Pengajaran apakah yang paling cocok untuk meningkatkan kemajuan rohani anak madya? Nona Addie Marie French menyarankan rancangan berikut ini. A. Mengajar dia tentang Allah sebagai: 1. Pencipta yang Mahakuasa, 2. Yang Mahabijaksana, 3. Bapa sekalian orang yang menerima Yesus sebagai Juruselamat, 4. Kasih, dan 5. Keadilan. B. Mengajar dia tentang Yesus sebagai: 1. Juru Selamat, 2. Sahabat, dan 3. Pahlawan terbesar yang pernah hidup. C. Mengajar dia tentang Roh Kudus sebagai: 1. Penolong yang diam di dalam kita dan menolong kita untuk berbuat benar; 2. Pemimpin yang menunjukkan apa yang kita harus kerjakan; dan 3. Yang menjalankan kehidupan Kristus di dalam kita. D. Membimbing dia untuk menghargai Alkitab sebagai: 1. firman Allah, 2. peraturan tingkah laku, dan 3. jawaban yang menentukan untuk setiap pertanyaan. E. Memimpin anak madya ke dalam pengalaman yang sungguh tentang Kristus sebagai Juru Selamat.

3562007: Mengambil Metode-Metode Yang Alkitabiah: Kehidupan Yang Berkomunikasi