Mengenal Tipe Gaya Belajar

penting bagi kaum remaja dan orang dewasa menginsafi bahwa ajaran Alkitab dapat dipraktekkan bagi keperluan hidup mereka. Anak akan belajar paling baik bila mereka sudah siap untuk belajar. Ini berarti bahwa sebelum pengajar menarik perhatian anak dan membangkitkan rasa ingin tahu mereka, mereka harus disiapkan untuk menerima kebenaran Alkitab. Juga, para murid siap untuk belajar bila mereka dapat melihat hubungan bagian-bagian pelajaran itu dengan keseluruhan pengajaran tersebut. Mungkin sebelumnya pengajar harus memberi uraian pendahuluan tentang seri pelajaran yang baru dan menghubungkan pelajaran-pelajaran yang dahulu dengan keseluruhannya melalui ulangan secara berkala. Suatu prinsip belajar lainnya yang terpaut di sini adalah bahwa para murid belajar hal-hal yang belum diketahuinya berdasarkan hal-hal yang sudah diketahuinya. Ini berarti pengajar harus mengetahui taraf pengertian murid-muridnya dalam hal-hal rohani. Kita harus mengetahui apa yang sudah diketahui para murid kita. Anak belajar dengan jalan meniru. Fakta ini sekali menunjukkan pentingnya kehidupan pengajar. Kita mengajar, baik dengan perbuatan dan sikap maupun dengan perkataan atau gagasan. Segala sesuatu mengenai diri kita mengajarkan sesuatu. Dalam arti yang sesungguhnya, kita ini adalah surat ... yang dapat dibaca oleh semua orang.

0892002: Mengenal Tipe Gaya Belajar

Setiap anak mempunyai dan bekerja dengan model atau gaya belajarnya sendiri. Menurut David Kolb Styles of Learning Inventory, 1981 ada empat jenis atau tipe gaya belajar. [Red. Empat jeniskuadran yang muncul dari dua sumbuparameter di bawah ini: Pengalaman KONGKRET Perasaan - Konseptualisasi ABSTRAK Pikiran Eksperimentasi AKTIF Berbuat - Pengamatan REFLEKTIF Observasi] a. Tipe converger Anak yang memiliki tipe ini belajar melalui proses Konseptualisasi Abstrak berpikir dan Eksperimentasi berbuat. Artinya, dengan kecenderungan ini gaya belajar peserta didik lebih didominasi oleh intelek pemikiran dan perbuatan mencoba- coba dengan pengalaman praktis. Dengan demikian peserta didik menghindari pengajaran yang semata-mata teoritis. Hal teoritis dan praktis harus berjalan seimbang. Gaya semacam ini umumnya mendominasi hidup teknokrat. b. Tipe diverger Pada tipe diverger, anak belajar melalui Pengalaman-pengalaman Kongkret perasaan dan Observasi Reflektif pengamatan. Dengan tipe ini peserta didik lebih didominasi oleh intuisi, perasaan, dan sensitivitas. Ia mengamati contoh yang didemonstrasikan oleh guru dan menyimak hal-hal yang erat kaitannya dengan emosi seperti keindahan gerak dan suasana. Banyak seniman memiliki kecenderungan belajar seperti ini. c. Tipe assimilator Anak bertipe assimilator ini belajar melalui Konseptualisasi Abstrak kuat dalam berpikir dengan Observasi Reflektif pengamatan. Peserta didik dengan gaya belajar ini cenderung bersifat teoritis, enggan berbuat. Ia berorientasi kepada buku- buku bacaan dan contoh-contoh. Dari situ ia membangun teori atau keyakinan gaya. Pada umumnya teorisi dan para filsuf pemikir berkembang dengan tipe belajar demikian. d. Tipe accomodator Pada tipe ini anak belajar melalui Pengalaman Kongkret perasaan dan Eksperimentasi Aktif berbuat. Peserta didik dengan kecenderungan belajar ini lebih didominasi oleh situasi dan hal-hal praktis. Intuisi dan tindakan praktis sangat diutamakan. Ia tak merasakan perlunya teori-teori yang berorientasi kepada buku sumber saja. Baginya pengalaman dan perbuatan aktif di lapangan adalah guru yang terbaik. [Red.: Untuk mendapatkan materi Gaya Belajar yang lengkap dengan ChartBagan dan deskripsinya, Anda dapat melihatnya di edisi e-BinaAnak no. 45, dari buku yang berbeda dengan pengarang yang sama. Jika ingin melihat arsipnya silakan akses situs SABDA.org atau PEPAK dengan alamat sebagai berikut: SABDA.org o http:www.sabda.orgpublikasie-binaanak045 PEPAK -- kami minta komentar Anda mengenai situs ini. Kirim ke: tim-pepaksabda.org o http:www.sabda.orgpepake-binaanak045 ]

0902002: Kesulitan Berkomunikasi