Perpustakaan Sekolah Minggu Pertemuan Guru Sekolah Minggu

Beberapa guru yang ahli dalam profesi mereka, tidak pernah mengikuti pelatihan. Tetapi, ada juga guru yang harus mengikuti beberapa pelatihan dan gagal dalam setiap usaha mereka. Tentu saja, lebih penting melatih guru daripada pelatihan struktur kurikulum.

1. ObservasiPengamatan

Beberapa guru mengajar di kelas mereka dengan menggunakan metode yang hampir sama dengan para guru yang telah memberi pengaruh besar bagi mereka. Entah melalui observasi atau ingatan, guru yang baru akan meniru orang lain. Jadi untuk memulai pelatihan bagi guru, mulailah dengan observasipengamatan. Sediakan lembar pengamatan untuk menuntun para guru baru itu mengetahui faktor-faktor penting dalam mengajar. Pengamatan yang sembarangan akan memberikan nilai yang kecil meskipun mampu membangkitkan motivasi dan semangat. Amatilah pengajaran yang efisien maupun yang tidak efisien. Berhati-hatilah, guru yang tidak baik hanya memberikan instruksi tentang apa yang tidak boleh dilakukan. Pelajarilah hal-hal positif tentang seorang guru yang baik.

2. Masa belajar

Tim pengajar dan guru ahli membawa suatu gagasan dan keberhasilan baru dalam pelatihan. Para guru mempelajari peranan mereka dalam membantu proses mengajar di dalam kelas. Ada banyak orang Kristen yang mau menjadi pendamping di dalam kelas, namun tidak pernah memerhatikan keseluruhan tanggung jawab atas seluruh pelajaran. Pendamping ini memimpin kelompok diskusi, mendampingi saat aktivitas, menyampaikan sebagian pelajaran, atau mengerjakan tugas-tugas lainnya. Mereka belajar mengajar dengan melihat guru yang sudah ahli, kemudian melakukan praktik pengajaran yang sesungguhnya. Saat mereka berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan untuk membuat perencanaan, mereka akan menemukan kesulitan perihal prinsip dan teknik pendidikan.

3. Perpustakaan Sekolah Minggu

Beberapa orang menganggap perpustakaan sekolah minggu hanyalah suatu gudang atau kumpulan buku-buku untuk dibaca oleh orang Kristen. Beberapa gereja-gereja pada waktu dulu juga menjalankan hal tersebut. Kini, dengan adanya buku-buku Kristen yang bersampul tipis berharga murah dan meningkatnya kekayaan masyarakat, hampir semua orang Kristen membeli sendiri buku yang ingin mereka baca. Saat perpustakaan sekolah minggu tradisional berjuang untuk menarik anggota gereja sebanyak-banyaknya, suatu pelayanan baru muncul. Saat ini banyak yang merasakan kontribusi utama dari perpustakaan sekolah minggu adalah untuk guru sekolah minggu. Perpustakaan sekolah minggu menyediakan ensiklopedia Alkitab, kamus-kamus, buku-buku pendukung, dan buku-buku referensi lainnya. Perpustakaan sekolah minggu juga menyediakan alat peraga, misalnya gambar flanel, dokumentasi film, transparansi, film, dan rekaman-rekaman pelatihan guru sekolah minggu. Perpustakaan sekolah minggu juga harus memiliki kumpulan gambar, kliping, dan ilustrasi selain kaset-kaset audio. Perpustakaan sekolah minggu menjadi pusat pelatihan bagi guru-guru baru maupun yang sudah berpengalaman. Guru baru harus belajar bagaimana memanfaatkan perpustakaan sekolah minggu untuk memerkaya pengajarannya. Petugas perpustakaan adalah teman yang baik yang dapat membantu menemukan ilustrasi, bahan pelajaran, dan alat peraga.

4. Pertemuan Guru Sekolah Minggu

Pertemuan ini mengumpulkan para pelayan sekolah minggu secara rutin untuk belajar, bersekutu, mencari ide-ide, memecahkan masalah, dan membuat perencanaan. Pertemuan guru tersebut mencakup beberapa hal, di antaranya: a. masalah-masalah disampaikan dan dibicarakan; b. mencari solusi; c. membicarakan rencana-rencana baru; d. kegagalan dihadapi dan penyebabnya didiskusikan; e. meninjau ulang keberhasilan; f. program tindakan dirancang. Baik guru baru atau pun yang sudah berpengalaman bisa berkembang melalui pertemuan ini, jadi pertemuan ini menjadi bagian yang penting dalam pelatihan. Para guru bisa menjadi lebih cakap dalam beriman, usaha yang terus-menerus dilakukan bersama dengan pelayan-pelayan sepersekutuan dan dalam suasana yang memotivasi, memerluas visi, memerdalam tanggung jawab, dan memperkuat kesetiaan. Sedikit gereja yang masih mengajarkan pelajaran untuk minggu depan dalam pertemuan mingguan. Namun, kebanyakan mempersiapkan bahan bagi guru; karenanya, guru tidak diberikan informasi untuk menyampaikan pelajaran yang akan datang. Padahal pertemuan ini adalah saat yang tepat bagi para guru di kelas gabungan atau divisi guna mengkoordinasikan kegiatan mereka. Para guru mendapatkan visi atas seluruh tugas sekolah minggu dalam pertemuan tersebut. Mereka menyadari bahwa mereka tidak sendiri; mereka melihat apa yang mereka sampaikan akan berputar. Kurangnya kerja sama dengan salah satu anggota akan melemahkan seluruh anggota.

5. Jamuan untuk Para Pelayan