Beberapa Teknik Evaluasi Belajar

Misalnya, kehadiran di kelas besar mengalami penurunan yang sangat tajam selama beberapa bulan terakhir ini. Permasalahannya dibicarakan dengan guru, yang mulai mengajar di kelas itu selama satu tahun yang lalu. Menurutnya hal itu terjadi karena kurangnya perhatian anak dan meningkatnya masalah kedisiplinan kedua hal ini biasanya terjadi secara bersama-sama. Kemudian kita mewawancarai beberapa murid. Mereka menunjukkan kurangnya perhatian pada pelajaran, situasi ini diketahui dari laporan para guru. Kemudian salah satu murid mengatakan bahwa guru selalu membaca pelajaran itu, tidak ada diskusi kecil, dan penerapan pada pelajaran kurang, sehingga suasananya tidak hidup. Pengevaluasian dengan cara meminta tanggapan murid ini menolong kita untuk menunjukkan sumber permasalahannya. Setelah kita tahu bahwa permasalahannya terletak pada penyampaian pelajarannya, kita bisa memberikan beberapa saran yang bijaksana yang bisa dilakukan oleh guru, agar dalam menyampaikan pelajaran menjadi lebih menarik.

1522003: Beberapa Teknik Evaluasi Belajar

Sebelum membicarakan teknik-teknik evaluasi, berikut ini beberapa prinsip yang perlu diperhatikan guru dalam merencanakan evaluasi. 1. Objektivitas Guru harus merencanakan alat evaluasi secara objektif dalam arti benar-benar ingin mengetahui apa yang perlu diketahuinya. Dengan demikian alat evaluasi bentuk soal atau angket harus berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar mencakup: metode, bahan pengajaran, dll. Guru tidak boleh menyusun bahan evaluasi terhadap materi pengajaran yang belum pernah dipelajari oleh peserta didik. Hal demikian bersifat subjektif dan merugikan. Guru juga harus belajar mengesampingkan aspek emosinya sentimen dalam relasi dengan peserta didik kejengkelan atau keakrabannya. Kalau tidak, masalah sentimen ini dapat mempengaruhi proses evaluasi. 2. Kegunaan dan Relevansi Guru harus menetapkan alat evaluasi yang betul-betul absah valid untuk mengukur kemajuan belajar ataupun program pengajaran. Guru juga harus bersikap adil dalam memberikan jumlah soal atau pertanyaan yang akan dijawab peserta didik, sesuai dengan alokasi waktu. Pengerjaan soal ujian hendaknya tidak melampaui waktu yang dipakai dalam pengajaran. 3. Menyeluruh Sebaiknya evaluasi yang dilakukan guru jangan bersifat sepihak, dalam arti hanya mengukur kemajuan atau kegagalan peserta didik. Ia juga harus berusaha menilai segi- segi lain yang berkaitan dengan interaksi belajar mengajar. Misalnya saja masalah kehadiran dan keaktifan diskusi dalam semua pertemuan, serta munculnya kreativitas dan kebersamaan dalam kerja kelompok. Beberapa Teknik Kita dapat melaksanakan evaluasi belajar ataupun program melalui berbagai teknikpendekatan. Tentu saja setiap pendekatan memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri. Di bawah ini beberapa teknik evaluasi yang perlu kita singgung. 1. Evaluasi melalui tugas-tugas PR. Tugas yang diberikan dengan baik dan jelas dapat membantu peserta didik untuk menampilkan kemampuan belajarnya termasuk spiritualitas, pengetahuan dan pengertian, keterampilan serta orisinalitasnya. Oleh karena itu, guru juga harus memberitahukan prosedur penilaian terhadap tugas yang diberikannya, antara lain: o Segi kegunaan tugas harus jelas diketahui oleh peserta didik. o Kesesuaian dengan beban studi. o Prosedur penilaian dan kriterianya. o Prosedur atau teknik kerja. o Perundingan segi waktu pekerjaan berapa lama. o Kesiapan guru dalam memberikan bimbingan. 2. Evaluasi melalui bantuan rekan. Sering rekan pengajar lainnya dapat memberitahukan dengan baik sisi-sisi kekuatan dan kelemahan kita sendiri dalam banyak segi, seperti kerohanian, watak dan sikap, minat, pengetahuan dan keterampilan. Guru dapat merencanakan alat bagi keperluan ini, dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang dikemukakan di atas. Sepatutnyalah guru memandang peserta didiknya khususnya remaja, pemuda dan orang dewasa sebagai rekan sekerja yang dapat membantu dirinya sendiri dalam meningkatkan wawasan dan keterampilan keguruannya. 3. Evaluasi berdasarkan ujian. Alat yang sering dipakai dalam kesempatan semacam ini disebut tes. Ada dua jenis utamanya, yakni: a. Tes objektif meliputi pilihan berganda, benar-salah, isian menjodohkan. Sangat tepat untuk menilai segi-segi kognitif secara cepat dan menyeluruh. Tetapi jenis tes ini tidak dapat melihat segi kreativitas peserta didik dengan tepat. b. Tes esai tertutup disajikan dengan cara memberikan soal untuk dikaji atau dipikirkan berdasarkan bahan pengajaran yang diterima murid. Bentuk ujian semacam ini sangat baik dan mungkin tepat untuk menilai kemampuan belajar, kedalaman, dan ketajaman pengertian peserta didik. Namun, untuk menilainya diperlukan lebih banyak waktu. c. Tes esai terbuka. Yang sangat dipentingkan dalam hal ini adalah kemampuan memahami, aplikasif, analisis, sintesis serta evaluatif peserta didik, dengan menggunakan fakta tertulis ide, angka-angka, dll.. Evaluasi berdasarkan pengamatan. Hal ini penting dalam rangka mengukur keterampilan dan sikap yang dituntut berkembang dalam diri peserta didik. Karena itu, guru harus menetapkan segi-segi kualitas yang akan diukur items termasuk aspek pengetahuan, penguasaan materi, pengertian, kemampuan menggunakan alat, keterampilan kerja, komunikasi, dll. Evaluasi berdasarkan interview, termasuk ujian lisan komprehensif. Guru dapat mengukur kemajuan peserta didik dengan cara mengajaknya berbincang- bincang mengenai pokok tertentu. Kemudian guru memberitahu kemajuan dan kelemahan peserta didik berdasarkan hasil wawancara itu. Harus disadari bahwa bentuk semacam ini sering pula mengundang debat emosional dan pembicaraan yang tak tentu arahnya.

1532003: Hal yang Perlu Dievaluasi