Prinsip Dasar Untuk Membimbing Murid

perasaan itu keluar dari oknum dan menuju kepada oknum, dimana oknum yang kedua mempunyai perasaan yang secara pribadi dan secara eksistensial telah dipengaruhi oleh oknum yang lain, maka ia akan berubah. Ini adalah rahasia kesuksesan seseorang. Orang lain tidak memandang Saudara di dalam jabatan sebagai guru atau kepala sekolah, atau yang lain, tetapi memandang Saudara sebagai pribadi. Biarlah Saudara tampil sebagai pribadi yang dihormati dan dikagumi oleh murid-murid, dimana kehadiran Saudara diharapkan untuk memberikan berkat dan kebenaran kepada mereka. Timbulnya perasaan seperti ini akan mengakibatkan pendidikan menjadi suatu aktivitas yang hidup, bukan aktivitas yang staffs. Kehadiran Saudara diharapkan akan membuat murid-murid menjadi senang, dan merupakan suatu berkat bagi mereka, bukan sebagai hal yang mengikat dan menakutkan. Mengapa ada orang yang baru berbicara dua menit, sudah terasa begitu lama dan mengantuk, dan mengapa ada orang yang sudah berbicara lebih dari satu jam, tetapi orang merasa begitu singkat? Ini bukan teknik berbicara semata, tetapi ini merupakan masalah person to person interest; person to person influence; dan person to person communication. Hal ini penting sekali. Jika tidak ada kontak dari pribadi ke pribadi dalam penginjilan pribadi, maka ketika diinjili, orang yang diinjili selalu merasa ingin lari. Jadilah seorang pribadi yang mengontak pribadi yang lainnya. Ini akan menjadikan Anda sebagai guru yang sukses. Jika pada suatu saat saya harus ceramah, namun saya tidak hadir, hanya mengirimkan kaset ceramah itu kepada Anda, apakah itu dapat dianggap sama dengan kehadiran saya? Saya rasa tidak. Jelas berbeda karena pribadi saya tidak hadir. Sekalipun sudah memiliki banyak pengetahuan akan pendidikan, jangan harap Saudara sudah langsung dapat menjadi guru. Mark Twain mengatakan jika seorang mempunyai bakat di dalam, tetapi tidak dapat menyatakan keluar, itu berarti ia belum ada bakat. Bakat itu harus bisa dikomunikasikan dari pribadi ke pribadi. Kalau itu tidak ada, berarti belum sukses.

1832004: Prinsip Dasar Untuk Membimbing Murid

Memiliki Sikap Membimbing Yang Tepat Selain memiliki kewajiban untuk mengajar, guru SM juga harus memiliki kewajiban untuk menggembalakan dan membimbing murid-murid. Terlebih murid yang mengalami masalah dalam tingkah laku, yang menderita keresahan, dan yang mempunyai masalah dalam kehidupan rohani. Pekerjaan pembimbingan menghabiskan banyak waktu. Oleh sebab itu diperlukan kesabaran, kasih, ramah, jujur, rasa simpati, dan dapat mengerti perasaan orang lain. Bawalah mereka kepada Tuhan, dan bukan kepada kita. Menjalin Hubungan Yang Baik Dalam Membimbing Hubungan antara guru dan murid ada yang intim dan ada yang biasa- biasa saja. Yesus juga dengan ketiga murid-Nya lebih akrab dibandingkan dengan murid-murid yang lain. Namun, pada dasarnya seorang guru harus memiliki pengenalan dan pengertian terhadap setiap muridnya. Paling tidak, hal itu diperlukan dalam percakapan, pada waktu kunjungan, sebelum atau sesudah kebaktian. Kita perlu mengerti latar belakang keluarga murid, kehidupan di sekolah, kepribadiannya, hobi, dan hidup rohaninya. Membimbing adalah suatu proses memberikan pertolongan. Jadi segala proses pertolongan tentu bersangkut paut dengan pergaulan antara sesama. Baik buruknya hubungan antara pembimbing dan yang dibimbing merupakan unsur yang amat penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya bimbingan yang diberikan. Memperhatikan Gejala-Gejala Dari Setiap Masalah Telitilah dengan saksama tingkah laku dan tutur kata murid yang mempunyai masalah. Jangan hanya gejala yang menonjol saja yang diperhatikan, tetapi sedapat mungkin selidikilah gejala- gejala yang lain. Kalau murid mengalami keresahan, dengarkan dengan saksama curahan isi hatinya dan cobalah selami perasaannya. Catatlah semua gejala yang menjadi permasalahannya. Menyelidiki Unsur-Unsur Permasalahan Secara Bertahap 1. Apakah itu disebabkan oleh unsur keturunan? 2. Apakah itu disebabkan oleh unsur keretakan dalam rumah tangga? 3. Apakah itu disebabkan oleh unsur pendidikan yang salah dari orang tua? 4. Apakah itu disebabkan oleh unsur perlakuan tidak adil dari orang tua? 5. Apakah itu disebabkan oleh unsur pergaulan dan lingkungan? 6. Apakah itu disebabkan oleh unsur hambatan kecerdasan? 7. Apakah itu disebabkan oleh unsur hambatan jasmani: misalnya penyakit hambatan dari kelenjar ekskresi proses pengeluaran sisa metabolisme dari tubuh, atau ada penyakit pada sistem saraf dan lain-lain? 8. Apakah itu disebabkan oleh unsur kejiwaan yang berupa perasaan bersalah. Misalnya ia pernah melakukan suatu kesalahan, yang menyebabkannya merasa tersiksa oleh perasaan itu. Menguasai Teknik Dasar Pembimbingan 1. Mendengarkan dengan Penuh Konsentrasi Pada saat pembimbingan, guru mendengarkan dengan penuh konsentrasi, melalui cara- cara: a. Mendengarkan dengan aktif. Berarti guru bersedia menyelesaikan masalah, apa yang diutarakan oleh murid diingat sebagai data untuk dianalisis, sambil menyelami perasaan murid. b. Sikap yang tepat. Memandang dan mencurahkan seluruh perhatiannya pada diri si murid, seolah- olah di dalam dunia ini tak ada hal lain yang lebih penting daripada pembicaraan si murid. c. Memberi respon yang tepat. Pada saat yang tepat boleh menambahkan kata-kata untuk menyatakan persetujuan, perhatian dan pengertian, juga boleh mengajukan pertanyaan yang bersifat meminta keterangan, atau mengulang kembali hal-hal penting dari pembicaraan murid. d. Tidak disertai keraguan. Jangan memutarbalikkan pembicaraan si murid, tidak bersikap negatif dan mengkritik, menerima, dan menghormati kepribadiannya. e. Tidak menginterupsi dengan sembarangan. Memberikan tanggapan sebelum selesai mendengarkan pembicaraan orang merupakan perbuatan yang tidak tepat pada saat memberikan bimbingan; jangan hanya memikirkan pandangan dan pendapat diri sendiri, tanpa memberi perhatian pada pembicaraan orang lain. 2. Harus Dapat Menguasai Isi Pembicaraan dan Waktu Jangan membuang waktu dalam memberi bimbingan. Jikalau pembicaraan murid mulai menyimpang, kembalikan pada pokok pembicaraan, tetapi jangan memaksa atau menyusahkannya. 3. Membantu Murid Memahami Masalah Pribadinya Pikirkanlah suatu cara penyelesaian. Rangsanglah murid untuk mengambil keputusan yang tepat. 4. Tetapkan Suatu Rencana Sebelum pembicaraan selesai, sebaiknya tetapkan suatu rencana. Ajukan cara dan langkah yang kongkret secara bersama-sama. Sebagai langkah akhir, guru dengan bijaksana dapat menentukan apakah perlu mengadakan pertemuan sekali lagi. Memberikan Ajaran Yang Sesuai Dengan Prinsip Alkitab Guru harus jelas dengan prinsip ajaran Alkitab untuk membimbing murid. Jika perlu, doronglah murid untuk mengakui dosa, membimbing melalui terang Alkitab, menghibur dengan janji-janji Allah. Tetapi yang lebih penting ialah memimpin murid untuk menjadikan Allah sebagai satu- satunya sandaran hidup yang patut dipercaya. Berdoa Bersama Dan Mendoakan Murid Ada kalanya masalah yang dihadapi murid tidak dapat segera diselesaikan, apalagi banyak masalah yang di luar kemampuan dan kepandaian sang guru. Bila kasusnya demikian, guru perlu berdoa memohon supaya Roh Kudus bekerja untuk memperoleh penyelesaiannya. Itulah sebabnya, guru bukan saja mengajak murid berdoa bersama, tetapi mengajar supaya murid berdoa kepada Allah, selain terus- menerus mendoakannya.

1842004: Pelajaran Untuk Guru: Menggalang Hubungan Di Dalam Kelas