Mengajarkan Konsep Teologia Kepada Anak Anak adalah seorang individu.

1. Disiplin Doa Disiplin rohani dengan berdoa adalah cara yang Allah pakai untuk mengubah kita. Doa adalah nafas kehidupan kita. Doa yang dinaikkan sungguh-sungguh akan menciptakan dan mengubah hidup. Doa yang rahasia, yang sungguh-sungguh, dan penuh percaya adalah sumber semua kesalehan pribadi, tulis William Carey. Meditasi memperkenalkan kita pada kehidupan batiniah, berpuasa merupakan sarana yang menyertainya, tetapi disiplin doa itu sendiri yang membawa kita memasuki pekerjaan roh manusia yang tertinggi dan terdalam. 2. Disiplin Berpuasa Sebagai disiplin rohani, puasa harus berpusat pada Tuhan. Puasa hendaknya membantu kita untuk mengendalikan keinginan manusiawi kita. Puasa dapat mengungkapkan hal- hal yang menguasai, seperti sombong, marah, cemburu, dan takut. Sifat-sifat itu ada di dalam diri kita dan sifat-sifat itu akan muncul selama kita berpuasa. 3. Disiplin Bergereja Disiplin penting lainnya adalah disiplin bergereja. Ada tujuh alasan mengapa kita harus terlibat dan mendisiplinkan diri untuk bergereja. a. Bergereja adalah cara kita untuk membentuk kesatuan umat Allah yang baru. Sebagai orang Kristen, kita adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. b. Gereja menempatkan kita pada jalan yang benar. Saat kita beribadah bersama saudara-saudara kita dalam Kristus, kita menangkap suatu pandangan yang nyata dari sudut pandang Allah. Mungkin saat kita menghadapi hari-hari kita dominasi duniawi banyak mengusai kita dan sudut pandang Allah sedikit terkaburkan. Waktu kita bergereja hal itu disingkapkan dan kita menjadi tahu tentang sebuah prioritas yang akan memimpin kita. c. Keikutsertaan dalam tubuh Kristus merupakan sarana untuk bertumbuh dan melayani. Gereja adalah tempat untuk menggunakan berbagai karunia rohani kita. d. Allah sudah memerintahkan kita untuk menjadi bagian dari masyarakat Kristen. e. Bergereja adalah persembahan kita kepada Tuhan dan kepada orang lain. f. Melibatkan diri dalam kehidupan gereja akan menghilangkan sifat individualisme kita -- sering mementingkan diri sendiri. g. Dengan terlibat di dalam kehidupan masyarakat Kristen, kita ikut serta dalam tiga fungsi pokok ibadah: pengucapan syukur, pengajaran, dan pertobatan. Hendaknya disiplin rohani kita tidak hanya sebatas pada sebuah rutinitas saja dan bukan juga disiplin rohani yang kehilangan kuasanya untuk membawa kita bertatap muka dengan Allah. Bagaimana para pelayan Kristus? Bagaimana kehidupan rohani Anda sejauh ini? Apakah teladan kedisiplinan Kristus sudah menjadi bagian dari kehidupan Anda? Kiranya Roh Kudus terus menyalakan api semangat dalam pelayanan Anda sebagai rekan sekerja Allah -- dalam pelayanan kepada anak sekolah minggu. Dan teladan kedisiplinan yang telah tertanam dalam kehidupan Anda, dapat dibagikan juga kepada anak-anak layan Anda. Tuhan Yesus memberkati.

3332007: Mengajarkan Konsep Teologia Kepada Anak

Sering kali, orang tua dan guru mengaitkan proses belajar dengan pengetahuan dasar sebelumnya. Seorang anak dikatakan sudah mempelajari sesuatu apabila dia bisa mengulang sesuatu yang sudah dipelajarinya. Tetapi, hal itu tidak dapat memenuhi kebutuhan anak dalam kehidupan sehari-hari. Mengulang sesuatu yang dipelajari adalah awal dari proses belajar, tetapi tentu saja tidak cukup sampai di situ. Ada empat langkah yang perlu dilakukan untuk dapat mengajarkan teologia dengan efektif kepada anak. Pengetahuan dasar adalah hal pertama yang perlu ditanamkan. Mengetahui adalah langkah yang diperlukan karena seseorang harus melihat dengan jelas apa itu kebenaran dan apa yang dikatakan Alkitab, sebelum seseorang bisa memahaminya. Langkah kedua adalah memahami atau melihat dengan jelas apa arti kebenaran Alkitab itu. Seorang pelajar tidak mungkin melangkah ke tahap belajar berikutnya, sebelum dia memahami apa yang akan dia tanamkan dalam hidupnya. Langkah ketiga adalah menerapkan. Dalam menerapkan kebenaran Alkitab, pelajar tahu benar apa arti kebenaran baginya. Pelajar tidak hanya memahami apa arti kebenaran saja, tetapi memahami apa arti kebenaran itu dalam hubungannya dengan hidupnya. Langkah keempat adalah melakukannya. Ketika seorang anak telah mempelajari apakah kebenaran itu, apa artinya, dan apa arti semua itu baginya, maka tibalah saatnya untuk mempraktikkannya. Ketika seseorang ingin menjadikan kebenaran Alkitab sebagai sesuatu yang penting bagi seorang anak, amatlah penting untuk membantu anak tersebut agar menyatukan kebenaran itu dalam hidupnya. Dengan demikian, keempat langkah dalam pembelajaran yang baik ini dapat tercapai. Mengenali Anak Yang Akan Anda Bimbing

1. Anak adalah seorang individu.

Pemindai sidik jari, suara, dan alat pendeteksi lainnya menunjukkan apa yang telah kita ketahui sejak lama: tidak ada orang yang sama persis dengan anak Anda. Anak Anda adalah ciptaan yang unik. Tuhan menciptakan anak Anda berbeda dengan anak-anak yang lain, meskipun usianya sama. Oleh sebab itu, Anda perlu mengetahui karakteristik umum anak yang sebaya atau yang berada pada tingkat belajar yang sama dengan anak Anda. Sebab Anda tidak bisa memungkiri tanggung jawab Anda untuk mengenal anak Anda sebagai seorang individu. Berdiskusilah secara intim dengan mereka. Cobalah untuk memahami apa yang anak Anda pikirkan dan mengapa dia memikirkan hal tersebut. Anda akan mampu mengajarkan doktrin dengan lebih efektif kepada anak Anda, jika Anda memahami siapa dia dan bagaimana dia belajar.

2. Anak bukan orang dewasa yang masih kecil.