Kegiatan Kreatif Untuk Anak-Anak

amarah yang tidak terkendali yang cenderung membuat anak itu kesakitan dan mengakibatkan ia berteriak, Bunuhlah aku. Lebih baik mati daripada disiksa begini Melainkan: Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu Amsa1 29:17 . Hasil akhir sebuah pendidikan adalah ketenteraman jiwa dan mendatangkan sukacita. Ada tanggung jawab luhur yang dipikul oleh orang tua yang melahirkan anak ke dunia ini. Tanggung jawab yang sejati, yang penuh dengan rasa syukur, rasa hormat yang timbal-balik, yakni memberi kesempatan kepada anak-anak untuk memperoleh pendidikan yang sepadan dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Akhirnya, Yesus Kristus berkata seperti berikut. Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku Markus 9:36,37. Memulihkan anak jalanan adalah sebuah usaha yang luhur karena sesungguhnya anak-anak itu harus diberi peluang untuk hidup sebagaimana diri mereka sendiri dan mereka pun adalah anak- anak calon penghuni kerajaan surga

3202007: Kegiatan Kreatif Untuk Anak-Anak

Kreativitas, kualitas ajaib penuh ilusi yang dianugerahkan Allah bagi sedikit orang dan sangat didambakan oleh yang lain. Dalam kenyataannya, potensi kreativitas terletak di dalam diri kita masing-masing Proses kreatif telah ditelusuri oleh seorang penulis melalui tiga tahapan, yaitu hasrat, penemuan, dan tindakan. Dimulai dengan suatu kebutuhan atau hasrat, kemudian berkembang ketika hasrat tersebut menghasilkan penemuan, yang secara luas ditentukan oleh sumber-sumber yang dimiliki seseorang kemampuan alami, kemampuan yang diperoleh dengan sengaja, dan sumber- sumber yang ada di luar orang tersebut. Penemuan diartikan sebagai tindakan yang mungkin melibatkan penelitian, percobaan, pembangunan teknik, dan kemampuan. Kreativitas tidak dipandang sebagai suatu kemampuan yang hanya dimiliki oleh para seniman. Proses yang sama yang menghasilkan patung atau gubahan musik atau suatu puisi secara terus-menerus bekerja dalam setiap individu yang tetap memberi respons pada kebutuhan hidup dan mau menggerakkan sumber-sumbernya baik dari dalam maupun dari luar supaya dapat memenuhi kebutuhan tersebut Rockness, Miriam H. A Time to Play. Grand Rapids: Zondervan, 1983, pp. 124-125.. Kreativitas adalah suatu sikap, suatu pendekatan, cara pandang. Yang pertama merekam tindakan Allah yang bersumber dari sifat ciptaan-Nya. Pikiran yang kreatif ada di dalam diri Allah karena Roh-Nya melayang-layang di atas bumi yang belum terbentuk Kej. 1:2. Kemudian Dia berfirman dan kekuatan kreatif-Nya bekerja, membentuk suatu dunia dan penghuninya yang menyenangkan. Allah itu kreatif. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia Yoh. 1:3, dan di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu Kol. 1:16. Manusia merupakan prestasi yang tertinggi dari ciptaan- Nya. Kate Douglas Wiggin menyatakan, Setiap anak yang dilahirkan di dunia ini merupakan suatu pemikiran baru Allah, suatu kemungkinan yang selalu segar dan bersinar. Setiap anak diberkati dengan suatu kepribadian individu dan kemampuan, dengan kebutuhan individu dan respons. Meskipun semua anak dilahirkan dengan kemampuan kreativitas mereka masing- masing, penelitian menyatakan bahwa bagian dari kreativitas mereka hilang ketika mereka berusia lima tahun Abraham, Willard. Living with Preschoolers. Phoenix, Ariz.: OSullivan Woodside, 1976, p. 35.. Tanggung jawab kemudian ada pada orang-orang dewasa di sekitar mereka, yaitu supaya mereka menjaga dan mengembangkan kreativitas itu sedini mungkin. Anak-anak perlu diajari menggunakan apa yang sudah mereka miliki. Ketika kita membawa murid-murid kita kepada usaha-usaha kreatif di kelas dan dalam kehidupan kita, kita mendorong mereka untuk mempertajam refleksi tentang Pencipta dalam diri mereka LeFever, Marlene D. Creative Teaching Methods. Elgin, Ill.: David C. Cook, 1985, p. 20.. Anak-Anak Dan Kreativitas Menurut Webster, menjadi kreatif berarti menjadi produktif. Dan suatu kegiatan dirancang sesuai dengan prosedur yang edukasional guna merangsang pembelajaran dengan mengalami secara langsung. Oleh sebab itu, suatu kegiatan yang kreatif adalah pengalaman yang produktif, langsung dialami, dan dapat dipelajari. Kegiatan-kegiatan yang kreatif memiliki tempat yang penting dalam suasana pembelajaran total, yang membawa suatu dimensi baru dalam pengalaman belajar. Kegiatan-kegiatan ini memungkinkan para murid untuk menambah kegiatan dengan melihat dan mendengar. Anak- anak dikelompokkan dari peran yang pasif hingga yang aktif di mana mereka dapat melibatkan diri sepenuhnya dalam pengalaman belajar. Keikutsertaan mereka memberi kesempatan untuk mengekspresikan diri mereka sendiri. Ketika terlibat, mereka belajar sambil melakukannya -- suatu pengalaman belajar langsung yang penting dan yang selalu mereka ingat. Kegiatan- kegiatan yang kreatif menolong anak untuk menemukan sendiri apakah mereka dapat melakukan hal-hal yang mereka anggap dapat dilakukan atau hal-hal yang ingin mereka lakukan. Kegiatan- kegiatan ini memberi kesempatan pada anak untuk menerapkan Alkitab dalam kehidupan mereka sehari-hari. Anak-anak menyukai kegiatan kreatif. Secara alami mereka senang menggunakan seluruh anggota tubuh yang mereka miliki untuk bergerak. Mereka senang bermain make believe percayalah untuk merasakan suara dan kata-kata yang dirangkai, menggunakan bahan-bahan keterampilan, merasakan tekstur yang berbeda -- tanah liat yang lembab, kulit kayu yang kasar. Dunia yang indah ini menjadi hidup karena mereka menggunakan semua indra untuk mencari dan menemukan keindahannya. Ketika anak-anak belajar tentang dunia dan orang-orang di dalamnya, ada pertumbuhan kesadaran terhadap Tuhan, ciptaan-Nya, dan dunia-Nya. Dengan dilibatkannya anak dalam berbagai pengalaman belajar yang dihubungkan dengan pengajaran ajaran Alkitab seperti menolong 2Kor. 1:11, berbagi Ibr. 13:16, memerhatikan orang lain Mat 7:12 , dan menjadi pelaku firman, mereka pun bukan hanya menjadi pendengar saja Yak. 1:22 . Tuhan membangun pola dasar pertumbuhan anak-anak, yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus sendiri ketika Dia menjadi manusia. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat- Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia Luk. 2:52. Yesus tumbuh menjadi seorang anak, bersekolah, bermain dengan anak-anak lainnya, tinggal bersama keluarga, mematuhi orang tua-Nya, beribadah, dan belajar tentang Tuhan. Fakta bahwa Dia hidup dan tumbuh seperti anak-anak lain adalah bukti bahwa dia mengalami produktivitas, pengalaman belajar secara langsung kegiatan-kegiatan kreatif. Tujuan Kegiatan-Kegiatan Kreatif Kegiatan kreatif merupakan suatu metode mengajar yang dapat digunakan dan yang dapat memberikan keuntungan dalam mengadakan kegiatan belajar. Kegiatan-kegiatan ini memberikan cara-cara yang menyenangkan bagi anak-anak untuk lebih dalam lagi menyatukan kepribadian, kesempatan untuk menunjukkan kasih dan hormat pada orang lain, dan motivasi untuk mengekspresikan hubungan mereka dengan Tuhan dan firman-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa tujuan dan nilai dalam mengunakan kegiatan-kegiatan kreatif adalah sebagai berikut. 1. Membuat proses belajar lebih menyenangkan, mudah diingat, dan berarti. 2. Memberi kesempatan untuk mengekspresikan diri dan membangun kreativitas. 3. Menanamkan kebanggaan dalam berprestasi dan membangun kepercayaan diri. 4. Memberikan kontribusi dalam pembangunan konsep diri yang benar. 5. Memberi kesempatan berpartisipasi dalam suasana kelompok dan bereaksi untuk membangun persetujuan kelompok dan tingkah laku. 6. Memperdalam kepekaan anak terhadap orang lain dan memberi kesempatan kepadanya untuk menunjukkan perhatian dalam bentuk kata-kata dan tindakan. 7. Merupakan terapi bagi kebutuhan anak untuk ekspresi individu. 8. Mengurangi kegelisahan fisik dengan kegiatan yang berarti dan mengoordinasikan pikiran dan otot. 9. Mengajarkan rasa hormat baik kepada orang dewasa maupun pemimpin yang sebaya. 10. Membangun kemampuan memimpin dan kepekaan untuk mengemban tanggung jawab. 11. Memberikan kesempatan untuk melakukan prinsip-prinsip kehidupan Kristen. 12. Membantu anak menghormati barang-barang milik orang lain. 13. Mengajarkan kerja sama, berbagi, dan bergantian. 14. Dapat menekankan konsep Alkitab atau mengilustrasikan kebenaran. 15. Memberi kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan hubungannya dengan Tuhan dan tanggung jawabnya terhadap ajaran Alkitab. Ingatlah terus tujuan dan nilai-nilai ini, guru dan pemimpin akan mendapat kesempatan untuk mengamati perkembangan konsep teologis anak dan respons mereka dalam bertingkah laku. Ini akan membantu menuntun para pemimpin dalam mengajar dan menjalin hubungan dengan anak- anak dan dalam pemilihan kegiatan-kegiatan kreatif yang dapat memberi pengaruh pengalaman belajar yang sukses. tRatri 3202007: Apakah Yang Dapat Membuat Anak-Anak Kreatif?