Saran HASIL DAN PEMBAHASAN

“Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 601 Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X , Makasar. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2011 Tanggal 3 Mei 2011 tentang Akuntan Publik Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 602 PENGARUH MEDIASI OPINI LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TENTANG PENGARUH AKUNTABILITAS, CREATIVE ACCOUNTING, KONSEP AUDIT, DAN PERAN AUDITOR TERHADAP AUDIT EXPECTATION GAP STUDI EMPIRIS PADA BPK RI, DPRD, BPKAD, DAN KAP PROVINSI DKI JAKARTA Islami Dian Pertiwi, Roni Budianto Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang Email: islamidianpgmail.com ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of Accountability, Creative Accounting, Auditing Concepts and Role of Auditors to Audit Expectation GAP between auditors and users of audit reports, mediated by Opinion Inspection Report. In this study, the analysis by using SEM analysis, and PLS as a software, approach Sobel test to measure the effect of mediation between variables. Samples in this study is user financial government is represented by DPRD commission C, BPKAD, KAP and BPK as an auditor government. Samples obtained in purposive sampling. The data obtained by questionnaire. The results of this research is, the higher level of Accountability, Creative Accounting, Auditing Concepts and Role of Auditors on a financial reports, then lead to the higher also Audit Expectation GAP will happen. Except if supported by the better opinion. Key Words: Accountability, Creative Accounting, Auditing Concepts, Role of Auditors, Audit Expectation GAP, Opinions on Inspection Reports. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Akuntabilitas, Creative Accounting, Konsep Audit, dan Peran Auditor terhadap Audit Expectation GAP antara auditor dengan pemakai laporan audit, dengan dimediasi oleh Opini Laporan Hasil Pemeriksaan. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis Structural Equation Modeling SEM dan menggunakan software Partial Least Squares PLS dengan pendekatan Uji Sobel untuk mengukur pengaruh mediasi antar variabel. Sampel dalam penelitian ini adalah pemakai laporan keuangan pemerintah yang diwakili oleh DPRD komisi C bagian keuangan, BPKAD, KAP dan auditor pemerintah yaitu BPK. Sampel diperoleh secara purposive sampling. Data yang diperoleh dengan menggunakan kuisioner. Hasil penelitian ini adalah bahwa semakin tinggi tingkat akuntabilitas, creative accounting, konsep audit, dan peran auditor pada suatu laporan keuangan maka mengakibatkan semakin tinggi pula tingkat audit expectation gap yang terjadi. Kecuali jika didukung dengan Opini Laporan Hasil Pemeriksaan yang lebih baik. Kata Kunci: Akuntabilitas, Creative Accounting, Konsep Audit, Peran Auditor, Opini Laporan Hasil Pemeriksaan, Audit Expectation GAP. “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 603

1. PENDAHULUAN

Audit Expectation Gap adalah perbedaan antar keinginan atau harapan masyarakat terhadap hasil kerja auditor dengan hasil kerja yang ditunjukkan auditor Chandler Edward, 1996. Auditor pemerintah mempunyai persepsi yang lebih tinggi terhadap peran dan tanggung jawabnya dibanding pemakai laporan keuangan pemerintah. Hal ini membuktikan adanya expectation gap antara pemakai laporan keuangan pemerintah dan auditor pemerintah mengenai peran dan tanggung jawab auditor pemerintah Yulianti et.al, 2007. Expectation gap tidak hanya terjadi dalam lingkungan audit sektor swasta. Namun dapat pula terjadi di lingkungan audit sektor publik mengingat sektor publik pun turut menggunakan laporan keuangan pemerintah. Badan Pemeriksa Keuangan BPK sebagai satu badan yang bebas dan mandiri berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23E ayat 1 akan memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara terhadap laporan keuangan yang disajikan Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Salah satu indikator dalam mewujudkan laporan keuangan yang berkualitas adalah dengan mendorong Kementrian Lembaga untuk memperoleh opini audit tanpa pengecualian WTP setiap tahunnya Djalil, 2014. Pada tahun 2010 KL yang memperoleh opini WTP sebesar 63, tahun 2011 sebesar 77, tahun 2012 sebesar 74 dan tahun 2013 sebesar 74 IHPS, 2013. Kriteria pemberian opini menurut UU No.15 tahun 2004 penjelasan pasal 16 ayat 1, opini merupakan pernyataan profesional pemeriksaan mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria i kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan; ii kecukupan pengungkapan; iii kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; dan iv efektifitas sistem pengendalian intern. Untuk itu laporan keuangan yang dipublikasi harus disajikan secara wajar terbebas dari salah saji yang material sehingga tidak menyesatkan pembaca dan pengguna laporan keuangan.Jika laporan keuangan yang dipublikasikan buruk, artinya laporan tersebut dihasilkan dari sistem akuntasi yang buruk sehingga di dalamnya mengandung kesalahan yang material dalam penyajian angka, tidak disusun dengan standar pelaporan, dan tidak tepat waktu dalam penyampaiannya. Laporan keuangan yang buruk menyebabkan pengguna laporan kauangan memperoleh informasi yang salah dan menyesatkan Mahmudi, 2007. Selain itu, peran auditor sangat penting dalam menghasilkan kualitas audit yang baik. Pendapat yang dinyatakan auditor akan sangat berguna bagi para pemakai laporan audit untuk menentukan keputusan ekonomi. Selain itu, peran auditor dibutuhkan untuk memverifikasi hasil auditan apakah telah handal dan akuntabel Setyorini, 2010. Penelitian mengenai keberadaan expectation gap di sektor swasta telah banyak dilakukan, namun penelitian mengenai keberadaan expectation gap di sektor publik khususnya di Indonesia masih jarang dilakukan, kecuali Nugroho 2004. Nugroho 2004 menunjukkan bahwa: 1 terdapat perbedaan persepsi antara auditor dengan pemakai laporan keuangan auditan pemerintah anggota DPRD, 2 ada perbedaan persepsi antara pemakai laporan keuangan sektor swasta dengan pemakai laporan keuangan pemerintah, dan 3 tidak ada perbedaan persepsi antara laporan keuangan pemerintah di sektor pemerintahan daerah satu dengan pemakai laporan keuangan pemerintah daerah lain. Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sentral mengenai apakah akuntabilitas, creative Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 604 accounting, konsep audit, dan peran auditor mempengaruhi audit expectation gap melalui opini laporan hasil pemeriksaan.

2. KERANGKA TEORI

2.1. Teori Keagenan

Jensen dan Meckling 1976 mendefenisikan bahwa hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak di mana satu lebih principal menyewa orang lain agent untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan mereka dengan mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Pada organisasi pemerintahan, model prinsipal-agen sangat mudah diamati, di mana keseluruhan hierarki dalam pemerintahan merupakan hubungan keagenan, mulai dari rakyat kepada legislatif, dan legislatif kepada eksekutif yang memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat Damayanti 2010. Maraknya skandal keuangan yang terjadi di lingkup pemerintahan telah memberikan dampak besar kepercayaan publik terhadap profesi auditor. Oleh karena itu, menjadi pertanyaan besar dalam masyarakat adalah mengapa semua kasus tersebut melibatkan profesi auditor, seharusnya mereka sebagai pihak ketiga yang independen dapat memberikan jaminan atas relevansi dan keandalan sebuah laporan keuangan.Hal inilah yang menimbulkan terjadinya expectation gap antara masyarakat dengan auditor.

2.2. Teori Ekspektasi

Teori ekspektasi teori harapan mengasumsikan bahwa individu berniat memilih tindakan, tingkat usaha, dan pekerjaan yang memaksimalkan kesenangan yang mereka harapkan dan meminimalkan harapan yang dapat menyakitkan mereka Donovan, 2001; Kanfer, 1990; Pinder, 1998 dalam Binberg et al., 2007:120. Model teori harapan individu merupakan kekuatan motivasi sebagai fungsi dari harapan mereka probabilitas subjektif bahwa usaha mereka akan memberikan hasil tingkat pertama seperti kinerja, perantaranya subjektif probabilitas bahwa kinerja akan menghasilkan tingkatan kedua hasil seperti uang, dan valensi yang afektif orientasi terhadap hasil tingkat kedua. Individu diasumsikan menggabungkan harapan, sarana, dan konsisten dengan yang diharapkan valensi perhitungan nilai untuk menentukan motivasi mereka terhadap setiap alternatif dan kemudian memilih alternatif dengan kekuatan motivasi tertinggi Binberg et al., 2007:120. 2.3 Gap Analysis Mengacu pada pendapat dari Bens, I. 2011, p160, Gap Analysis memiliki arti yaitu mengidentifikasi langkah- langkah yang hilang, yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Gap analysis adalah alat perencanaan yang menciptakan pandangan bersama tetang apa yang perlu dilakukan untuk menghilangkan kesenjangan antara keadaan sekarang dan masa depan yang diinginkan.

2.4 Audit Sektor Publik

Pelaksanaan audit dalam bidang pemerintahan dikenal dengan sebutan audit sektor publik. Tujuan pelaksanaan audit sektor publik adalah untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Secara teknis, audit pada sektor publik sama dengan audit pada sektor swasta. Menurut Jones Bates 1990 yang membedakan pelaksanaan audit dua sektor tersebut adalah pada kebutuhan yang mendasari untuk melaporkan pengaruh politik negara yang bersangkutan dan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, audit sektor publik memiliki cakupan tugas dan memiliki tanggung jawab yang