Kepemilikan Manajerial Teori Agensi

“Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berk elanjutan” 89 SM : Total saham yang dimiliki oleh manajemen SB : Jumlah saham yang perusahaan yang dikelola Hipotesis penelitian ini adalah: H4 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 2.2.5 Dewan Direksi Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance dalam Pedoman Umum good corporate governance 2006; 17 dewan direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola perusahaan. Masing-masing anggota direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Dalam penelitian Amyulianthy 2012, didapatkan hasil bahwa ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Peningkatan ukuran dewan direksi dapat meningkatkan network dengan pihak luar perusahaan dan menjamin ketersediaan sumberdaya. Rumus menghitung ukuran dewan direksi adalah: UDD = DD internal + DD eksternal Keterangan: UDD : Jumlah total anggota dewan direksi DD internal : Anggota dewan direksi internal DD eksternal : Anggota dewan direksi eksternal Hipotesis penelitian ini adalah: H5 : Ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.2.6 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor atas kondisi keuangan perusahaan. Nilai perusahaan terlihat dari maksimalisasi kekayaan pemegang saham yang tercermin dalam memaksimumkan harga saham perusahaan. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti perusahaan juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Michelle F.W dan Ch. Rusiti Bagi perusahaan yang go public, harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan Brealey Myers, 1991. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh investor Wahyudi, 2005. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya pada kinerja perusahaan dan prospek perusahaan di masa depan Sujoko dan Soebiantoro, 2007. Penelitian ini mencoba meneliti nilai perusahaan dengan pendekatan nilai perusahaan dengan menggunakan rasio Tobin’s Q. Walaupun sebenarnya ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan. Alasan memilih rasio Tobin’q dalam penelitian ini untuk mengukur nilai perusahaan adalah karena penghitungan rasio Tobin’s Q lebih rasional mengingat unsur-unsur kewajiban juga dimasukkan sebagai dasar penghitungan. Tobin’s Q memasukkan semua unsur utang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 90 yang diberikan oleh kreditur Sukamulja, Sukmawati, 2004.. Salah satu versi Tobin’s Q yang dimodifikasi dan disederhanakan oleh Smithers, A., and Wright, S, 2000 adalah sebagai berikut: = � � � � �� � � � � = �� � − ���� ��� � � = + + Keterangan: VALUEPER Tobin’s Q : Nilai perusahaan Value of the Firm MVE : Market Value of Equity Nilai pasar equitas BVE : Book Value of Equity Nilai buku dari total aktiva D Debt : Nilai buku dari total hutang Skor Interpretasi nilai Tobin’s Q Tobin’s, James, 1969: a. Tobi n’s q 1 : Menggambarkan bahwa saham dalam kondisi undervalued. Artinya manajemen telah gagal dalam mengelola aktiva perusahaan. Maka potensi pertumbuhan investasi rendah. b. Tobin’s q = 1 : Menggambarkan bahwa saham dalam kondisi average. Artinya manajemen stagnan dalam mengelola aktiva. Maka potensi pertumbuhan investasi tidak berkembang. c. Tobin’s q 1 : Menggambarkan bahwa saham dalam kondisi overvalued. Maka manajemen berhasil dalam mengelola aktiva perusahaan. Potensi pertumbuhan investasi tinggi. 2.3 Kerangka Pemikiran Model kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Alur Penelitian Keterangan: Variabel Dependen Y VALP Tobin’s Q :Value Perusahaan Nilai Perusahaan