Uji Multikolinearitas Uji Asumsi Klasik

“Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 31 Tabel 4.2 diatas menunjukkan hasil uji multikolinearitas untuk BOT dengan RER, FDI, RER, GDP_IND dan TAX_ACFTA dan Tabel 4.3 menunjukkan hasil multikolinearitas untuk BOT dengan GDP_CHN. Berdasarkan Tabel 4.2 dan 4.3 diatas dapat dilihat bahwa semua nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF semua variabel independen lebih kecil dari 10,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi gejala multikolinearitas.

4.1.3 Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi dari variabel independen RER, FDI, GDP_IND dan TAX_ACFTA terhadap dependen BOT didapatkan hasil nilai Durbin-Watson sebesar 1,815. Nilai tabel Durbin-Watson dengan alpha 5 untuk jumlah data n sebanyak 40 dan jumlah variabel independen k sebanyak 5 adalah dL 1,2305 dan dU 1,7859. Dengan demikian, maka d dU atau 1,815 1,7859 maka pada variabel-variabel independen tersebut tidak terdapat autokorelasi positif terhadap variabel dependen. Nilai 4 – d dU atau 4 – 1,815 1,7859 maka pada variabel- variabel independen tersebut tidak terdapat autokorelasi positif terhadap variabel dependen atau dengan kata lain, nilai Durbin-Watson dari model regresi yang terbentuk pada penelitian ini berada pada area bebas autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dari variabel independen GDP_CHN terhadap dependen BOT didapatkan hasil nilai Durbin-Watson sebesar 1,627. Nilai tabel Durbin-Watson dengan alpha 5 untuk jumlah data n sebanyak 40 dan jumlah variabel independen k sebanyak 5 adalah dL 1,2305 dan dU 1,7859. Dengan demikian, maka d dU atau 1,627 1,7859 maka pada variabel- variabel independen tersebut tidak terdapat autokorelasi positif terhadap variabel dependen. Nilai 4 – d dU atau 4 – 1,627 1,7859 maka pada variabel-variabel independen tersebut tidak terdapat autokorelasi positif terhadap variabel dependen atau dengan kata lain, nilai Durbin-Watson dari model regresi yang terbentuk pada penelitian ini berada pada area bebas autokorelasi.

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 32 Grafik 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot BOT dengan RER, FDI, GDP_IND dan TAX_ACFTA Grafik 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot BOT dengan GDP_CHN Pada grafik 4.3 dan 4.4 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar sepanjang sumbu Y positif dan sumbu Y negatif dan tidak membentuk pola tertentu. Sehingga berdasarkan gambar diatas dapat disimpulakn bahwa tidak terjadi adanya gejala homokedastisitas, artinya bahwa seluruh persamaan regresi yang dilakukan telah memenuhi asumsi heteroskedastisitas. 4.2 Analisis Regresi Berganda Tabel 4.3 Tabel Analisis Regresi Berganda Hipotesis B Beta T Sig. Keterangan H1 : RER dengan BOT 4559.814 .378 2.129 .035 Diterima H2 : FDI dengan BOT -74.743 -.110 -.691 .494 Ditolak H3 : TAX_ACFTA dengan BOT .342 .376 1.462 .152 Ditolak H4 : GDP_IND dengan BOT -8.564 -.365 -2.118 .041 Diterima H5 : GDP_CHN dengan BOT -1.225 -.663 -5.463 .000 Ditolak

4.2.1 Peningkatan

Real Exchange Rate akan meningkatkan Balance of Trade Indonesia Nilai tukar mata uang suatu negara dibedakan atas nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal merupakan harga relatif mata